Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN APD DAN

PENGEMBANGAN BUDAYA K3 PADA


PEKERJAAN KONSTRUKSI
>

AGUS WIRA ADI KUSUMA


002310162021
Dalam penerapan K3 di proyek
konstruksi, salah satu yang sangat
mudah kita amati adalah APD (alat
pelindung diri). Keberadaan APD sendiri
memang tidak menjamin pekerja akan
T selalu selamat, namun dapat mengurangi
risiko bahaya. APD dapat berupa
< pelindung kepala, muka, mata, >
pendengaran, tangan, tubuh, kaki dan
lainnya. Selain itu juga yang dapat
terlihat secara kasat mata adalah
penggunaan rambu-rambu keselamatan
hingga spanduk K3 di proyek.
APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
T sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) di proyek- Proyek
< memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap kecelakaan kerja khususnya pada proyek >
gedung. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah banyak sekali peraturan-peraturan
terkait dengan Keselamatan dan kesehatan kerja. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri.
CARA MEMILIH APD YANG BENAR

 Melakukan penilaian bahaya (hazard assessment)


 Mengidentifikasi bahaya
T  Memilih jenis APD yang sesuai dengan bahaya yang telah diidentifikasi
 Desain dan konstruksi APD harus aman
<  Pastikan APD dipelihara dengan baik dan fungsinya masih optimal >
 Pastikan APD pas dan nyaman digunakan oleh pekerja
 Pastikan tipe APD kompatibel jika dipakai bersamaan dengan APD lain
 Harus memenuhi standar yang ditetapkan, misalnya Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau American National Standard Institute (ANSI).
Jenis- jenis APD

< >
BEBERAPA DIANTARANYA

- Alat Pelindung Kepala, topi Keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di tempat berisiko karena benda
jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan ikatan ke dagu untuk menghalangi terlepasnya helmet dari
kepala akibat menunduk atau kena benda jatuh.
- Alat Pelindung Muka dan Mata, Kaca Mata Pelindung (Protective Goggles) untuk melindungi mata dari
percikan logam cair, percikan bahan kimia, serta kacamata pelindung untuk pekerjaan menggerinda dan
T pekerjaan berdebu. Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of Lens) yang
disesuaikan dengan diameter batang las (Welding Rod).
- Alat Pelindung Tangan, untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau terluka pada tangan
< >
seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan las, membawa barang-barang berbahaya
dan korosif seperti asam dan alkali.
- Alat Pekindung Kaki, Sepatu Keselamatan (Safety Boots) untuk menghindari kecelakaan yang
diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat atau
mencegah luka bakar pada waktu mengelas
- Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya
udara di tempat kerja. Masker Gas dan Masker Debu adalah alat perlindungan untuk melindungi
pernafasan dari gas beracun dan debu.
- Alat pelindung tubuh berupa pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan pekerja harus sesuai dengan
lingkup pekerjaannya.
Penerapan K3 dalam konstruksi bukan hanya aturan
semata yang dibuat untuk formalitas. Lebih dari itu, K3
merupakan suatu standar untuk memastikan bahwa
T keselamatan dan kesehatan para pekerja tetap
terpelihara. Nyatanya, K3 bahkan merupakan standar
< yang juga diimplementasikan dalam skala >
internasional.  K3 harus menjadi budaya kerja yang
dilaksanakan dengan disiplin, karena sektor ini memiliki
risiko tinggi terkait keselamatan dan kesehatan baik
bagi para pekerja maupun masyarakat.

Mengenal Budaya K3
PRINSIP BUDAYA K3

<
01 02 >

Pencegahan terhadap Pencegahan terhadap


kecelakan kerja penyakit akibat kerja
MENELISIK BUDAYA K3
 Filosofi : yakni upaya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani
maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

T  Hukum : kurang lebih ada 50 acuan perundang-undangan yang bisa ditelaah mengenai K3,
diantaranya seperti UU no.1 tahun 1970, UU no.13 tahun 2013, PP no.50 tahun 2012 dan masih
< banyak lainnya. >

 Kemanusiaan : kecelakaan dapat menimbulkan penderitaan bagi korban maupun keluarga. K3


diharapkan melindungi pekerja dan masyarakat. K3 merupakan bagian dari HAM.

 Ekonomi : K3 dilakukan agar mencegah kerugian materil serta untuk meningkatkan


produktivitas.

 Keilmuan : K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah


kecelakaan, kebakaran, pencemaran maupun penyakit akibat kerja.
THANKS
T Do you have any questions?

<

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai