Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN KE 3
HOMEOSTASIS

Dosen Pengampu:
apt. I Made Agus Sunadi Putra, S.Si., M. Biomed.

NAMA KELOMPOK II:


Ni Komang Triya Wijani (2309482010052)
Putu Dinda Budipratiwi (2309482010053)
I Putu Arya Damar Wicaksana Putra (2309482010055)
Komang Diska Avrilianza Aisuarya (2309482010056)
I Gusti Ayu Sri Candramukhi Devi Dasi (2309482010057)
Kadek Dwipayanti (2309482010058)
Ni Luh Sintia Dewi (2309482010059)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
PERCOBAAN 3: HOMEOSTASIS
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Menjelaskan mekanisme thermoregulasi manusia

II. DASAR TEORI


Suhu tubuh didefinisikan sebagai salah satu tanda vital yang menggambarkan status
kesehatan seseorang. Dibandingkan dengan primata lainnya, manusia mempunyai
kemampuan yang lebih besar untuk mentolerer suhu tinggi oleh karena banyaknya kelenjar
keringat, dan kulitnya hanya ditumbuhi oleh rambut halus. Di dalam tubuh energi panas
dihasilkan oleh jaringan aktif terutama dalam otot, kemudian juga dalam alat keringat,
lemak, tulang, jaringan ikat, serta saraf. Energi panas yang dihasilkan didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak merata.
Kenaikan atau penurunan suhu atas pendistribusian energi panas ke seluruh tubuh ini
mencerminkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan homeostasis.
Homeostasis berasal dari bahasa Yunani; homeo berarti "sama" stasis
"mempertahankan keadaan", sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah
ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang
hampir selalu konstan di lingkungan. Homeostasis merupakan proses pengaturan
lingkungan kesetimbangan yang dinamis dalam (badan organisme) yang konstan. Contoh
homeostasis yang biasa kita alami yaitu apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon
dengan mengeluar keringat melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah
suhu darah meningkat, pembuluh darah akan mengembag untuk mengeluarkan panas ke
sekitarnya, hal ini jug menyebabkan kulit berwarna merah.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh
dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem
saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam
frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan
dan elektrolit, sekresi hormon, dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk
memberi kontribusi bagi homeostasis.
• Definisi Thermoregulasi
Termoregulasi merupakan salah satu hal penting dalam homeostatis.Termoregulasi
adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatik yang mempertahankan suhu tubuh
dalam kisaran normalyang dicapai dengan mempertahankan keseimbangan antara panas
yang dihasilkan dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan (Brooker, 2008).Manusia
biasanya berada pada lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada suhu tubuh
mereka.Oleh karena itu manusia harus terus-menerus menghasilkan panas secara internal
untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
• Anatomi system Thermoregulasi
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01 °C.
Tingkat responss hipotalamus terhadap penyimapangan suhu tubuh disesuaikan dengan
cara yang sangat cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat sesuai
dengan kebutuhan untuk memulihkan suhu ke normal (Sloane2003).

Pusat termoregulasi menerima masukan dari termoreseptor di hipotalamus itu sendiri


yang berfungsi menjaga temperatur ketika darah melewati otak (temperatur inti) dan
reseptor di kulit yang menjaga temperatur eksternal. Keduanya diperlukan oleh tubuh
untuk melakukan penyesuaian. Dalam individu yang sehat, suhu inti tubuh diatur oleh
mekanisme kontrol umpan balik yang menjaga hampir konstan sekita 98,6°F (37°C)
sepanjang hari, minggubulan atau tahun (Sherwood2001). Dalam hipotalamus terdapat
dua pusat pengaturan suhu, yaitu (Sherwood2011)
➢ Regio posterior yang diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-
refleks yang memperantarai produksi panas dan konveksi panas.
➢ Regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu refleks-refleks yang
memperantarai pengurangan panas
Sensor dalam sistem termoregulasi adalah hipotalamus dan reseptor kulit (reseptor
perifer).Sedangkan efektor adalah kelenjar keringat, dan kapiler kulit.Efektor ini memiliki
tiga mekanisme yang terlibat dalam termoregulasi.Pertama, sistem vasomotor, yang
terdiri dari saraf yang bekerja pada otot polos pembuluh darah untuk mengontrol diameter
pembuluh darah.Kedua, efektor metabolik, yaitu substansi yang diproduksi oleh tubuh
untuk meningkatkan aktivitasnya.Ketiga, kelenjar keringat Sistem vasomotor
bertanggung jawab untuk dua respon fisiologis yang disebut dengan vasodilatasi dan
vasokonstriksi.

• Fungsi system Termoregulasi


Sistem termoregulasi berfungsi untuk menjaga keseimbangan energi panas yang
masuk dan energi panas yang terbuang sehingga mencapai temperatur yang mendekati
konstan. Fungsi utama sistem termoregulasi yaitu berperan penting dalam homeostasis,
dimana homeostasis merupakan upaya penyesuaiasn neuroendokrin dalam
mempertahankan kestabilan fisiologi (Sabiston1995).
• Mekanisme Termoregulasi
Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh. Jika sel saraf di hipotalamus
anterior menjadi panas di luar batas titik pengaturan (set point) maka impus dikirimkan
untuk menurunkan suhu tubuh Mekanisme kehilangan panas adalah dengan berkeringat
vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi panas. Tubuh akan
mendistribusikan darah ke pembuluh darah permukaan untuk menghilangkan panas.
Semakin banyak darah dari bagian tengah tubuh yang mencapai kulit, semakin dekat suhu
kulit dengan suhu inti Pembuluh darah kulit melenyapkan efektivitas kulit sebagai isolator
dengan mengangkut panas ke permukaantempat panas tersebut dapat dikeluarkan dari
tubuh melalui radiasi, konduksi dan konveksi. Dengan demikian vasodilatasi pembuluh
darah kulit, yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke kulit, meningkatkan
pengurangan panas atau, apabila suhu lingkungan lebih tinggi daripada suhu inti,
mengurangi pertambahan panas.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Termometer
b. Stopwatch
c. Alat tulis

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Setiap anggota kelompok menjadi orang coba
2. Mengukur suhu awal dari orang coba
3. Mengukur frekuensi nadi per menit sebagai frekuensi nadi awal
4. Mengukur frekuensi respirasi (inspirasi atau ekspirasi) per menit
5. Mengamati ada tidaknya keringat pada orang coba (tidak ada, sedikit, sedang,
banyak)
6. Orang coba melakukan aktivitas ringan (jalan santai) selama 5 menit, kemudian
ukur kembali suhu, frekuensi nadi, frekuensi respirasi dan ada tidaknya keringat
7. Mengulangi langkah 6, tetapi aktivitas yang lebih berat (lari atau naik turun tangga)
8. Membuat tabulasi data dan mengorganisasikan data sehingga tampak perbandingan
antar kelompok
V. HASIL
Data hasil observasi
➢ Pada percobaan terkait aktivitas – aktivitas yang dapat mempegaruhi subu tubuh,
denyut nadi, dan respirasi selama 1 menit. Untuk suhu ruangan saat melakukan
percobaan yaitu 25 derajat Celcius

Kegiatan 1: jalan santai

No Orang Coba Keadaan Suhu Denyut Nadi Respirasi Keringat


Tubuh (per menit) (per menit)
(ºC)

1 Ni Komang Triya Sebelum 36ºC 68 29 +


Wijani
Sesudah 36,1ºC 77 33 +
2 Putu Dinda Sebelum 35,7 ºC 86 15 -
Budipratiwi Sesudah 35,9 ºC 89 18 -
3 I Putu Arya Damar Sebelum 36,8 ºC 80 17 -
Wicaksana Putra

Sesudah 36,7 ºC 87 21 -
4 Komang Diska Sebelum 37,1 ºC 78 20 -
Avrilianza Aisuarya

Sesudah 36,7 ºC 77 20 -

5 I Gusti Ayu Sri Sebelum 36,7 ºC 68 23 -


Candramukhi Devi
Dasi
Sesudah 36,7 ºC 81 27 -

6 Kadek Dwipayanti Sebelum 35,9 ºC 68 23 -

Sesudah 35,6 ºC 89 30 -
7 Ni Luh Sintia Dewi Sebelum 36,6 ºC 69 15 -
Sesudah 35,9 ºC 91 25 -
Kegiatan 2: Naik turun tangga

No Orang Coba Keadaan Suhu Denyut Respirasi Keringat


Tubuh Nadi (per (per menit)
(ºC) menit)

1 Ni Komang Sebelum 36,1ºC 77 33 +


Triya Wijani Sesudah 36,4 ºC 82 47 ++
2 Putu Dinda Sebelum 35,9 ºC 89 18 -
Budipratiwi Sesudah 36,2 ºC 89 22 +
3 I Putu Arya Sebelum 36,7 ºC 87 21 -
Damar
Wicaksana
Putra
Sesudah 36,8 ºC 85 26 ++

4 Komang Sebelum 36,7 ºC 77 20 -


Diska
Avrilianza
Aisuarya
Sesudah 36,9 ºC 80 21 +

5 I Gusti Ayu Sebelum 36,7 ºC 81 27 -


Sri
Candramukhi
Devi Dasi
Sesudah 36,8 ºC 95 30 +

6 Kadek Sebelum 35,6 ºC 89 30 -


Dwipayanti Sesudah 35,8 ºC 98 43 ++
7 Ni Luh Sintia Sebelum 35,9 ºC 91 25 -
Dewi
Sesudah 35,9 ºC 74 32 +

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan mengenai regulasi dan homeostasis dilakukan tanggal 03 Oktober 2023
terhadap objek percobaan yaitu anggota kelompok kami yang berjumah 7 orang diantaranya,
Tia, Dwik, Damar, Dinda, Diska, Candra, dan Sintya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengtahui bagaimana tubuh melakukan koordinasi gas bekerja keras dan bagaimana tubuh
melakukan termoregulasi. Sebelumnya kami sudah mempersiapkan anggota kelompok kami
yang berjumlah 7orang. Sementara indicator yang diukur adalah suhu tubuh, denyut dadi, dan
respirasi selama 1 menit. Pengukuran masing – masing indicator secara rata -rata menunjukan
hasil yang berbeda pada ketiga kondisi tersebut.
➢ Pada percobaan pertama dilakukan dengan keadaan normal dengan suhu ruang 25 derajat
Celcius. Suhu tubuh masing2 anggota rata-rata normal antara 35-36 derajat Celcius, denyut
nadi antara 68- 86/ menit, dan respirasi antara 19-29/menit dengan 1 orang yang
mengeluarkan keringat yaitu Tia.
➢ Percobaan kedua, dilakukan dengan aktivitas berjalan santai selama 5 menit. Hasilnya
pada tiap2 anggota suhu tubuh cenderung meningkat, denyut nadi meningkat,
respirasi/menit meningkat. Tetapi ada beberapa orang setelah melakukan aktivitas indicator
pengukurannya menurun dari percobaan pertama. Diantaranya yaitu Tia dan Dwik
mengalami penurunan suhu sekaligus menjadi yang hanya berkeringat dari 7 orang objek
percobaan.
➢ Percobaan terakhir, dengan aktivitas naik turun tangga selama 5 menit. Nah setelah selesai
melakukan aktivitas indicator pengukuran pada semua objek meningkat, baik itu suhu
tubuh, denyut, dan respirasi tiap 1 menit. Akibatnya semua anggota mengeluarkan keringat
pada percobaan terakhir.
Nah dari perbedaan indicator pengukuran pada setiap orang, Mekanisme tubuh ketika suhu
tubuh meningkat yaitu: a. Vasodilatasi Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan
pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat
pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga
delapan kali lipat lebih banyak. b. Berkeringat c. Penurunan pembentukan panas. Selain itu
adanya penurunan suhu tubuh yang terjadi pada Tia dan Dwik setelah aktivitas, itu mungkin in
dapat disebabkan karena beberapa factor yang mempengaruhi subu tubuh antara lain Kecepatan
metabolisme basal Rangsangan saraf simpatis, Hormon, Demam (peradangan), Status gizi, dan
Aktivitas.

VII KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

• Terdapat koordinasi antara sistem pernafasan dengansistem sirkulasi di dalam tubuh


terutama saat bekerja keras
• Gejala perkeringatan timbul karena suhu tubuh yangmeningkat setelah tubuh
melakukan aktivitas yangbertujuan untuk mendinginkan suhu tubuh kembalinormal.
• Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) Mekanisme
tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadapkehilangan panas yang
terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuhlebih besar daripada laju hilangnya
panas, timbul panas dalam tubuh dansuhu tubuh meningkat begitu pula sebaliknya.
Melalui praktikum yang dilakukan pada tanggal 03 Oktober 2023 kemarin, kami dapat
mengetahui bahwa ada beberapa faktor – factor eksternal yang yang dapat mempengaruhi
perubahan suhu tubu, denyut nadi dan respirasi seperti pada kegiatan atau aktivitas-
aktivitas yang kita lakukan. Pada setiap orang dapat mengalami perubahan suhu, denyut
dan respirasi dalam 1 menit dengan hasil yang berbeda-beda. Ada beberapa yang
termoregulasinya turun setelah beraktivitas ada juga yang naik secara drastis setelah
melakukan aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus. 2007.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis
Available at: https//www.academiaedu Struktur-fungsi-tubuh-manusia-untuk-
paramedis//k450.pdf. (accessed at: 5 oktober 2023)
Agus Melvian. 2019. Sistem terminology. Available at:

https://www.slideshare.net/agusmelvian/ltm-sistem-termoregulasi..(Accessed at: 6 okt


2023)

Irianto, Fakulta MIPA UNY.2020. Termoregulasi.

Available at: https://www.mandandi.com/2021/09/mekanisme-pengaturan-suhu-


tubuh-manusia.html. (Accesed at 6 okt 2023)

Anda mungkin juga menyukai