Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN

BERPIKIR

OLEH

KELOMPOK V
1. ANTONIUS UTAY
2. VERONIKA TENAWAHANG
3. MARIA SEIGI
4. ADOLVINA NAWANITA
5. YOHANA MABUR

PROGRAM PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK


SEKOLAH TINGGI KATOLIK SANTO YAKOBUS MERAUKE
2023
PENDAHULUAN

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi


pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
selain itu dengan menggunakan strategi pembelajaran ini siswa akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran karena Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat
SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan
penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Telaah yang dimaksud dalam SPPKB
adalah kemampuan dalam mengingat kembali pengalaman yang sudah dilalui oleh siswa dan
dijadikan suatu bahan dalam pemecahan masalah yang mereka hadapi dalam proses belajar.
Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan
para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa. Dimana
dalam setiap proses pembelajaran para guru lebih banyak mendorong agar siswa dapat
menguasai sejumlah materi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang diharapkan seharusnya
dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berfikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian diatas yaitu :

1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir,
artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai
sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan
dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan kepada asumsi
bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berfikir.

2. Telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan
berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak
dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil
pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan
sehari-hari.

3. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial
sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir berdasarkan
pengalaman siswa itu sendiri dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan yang dapat memacu anak
tersebut untuk berpikir sehingga dapat menemukan konsep sendiri. (Wina Sanjaya, 2006)
A. PRINSIP DASAR ATAU KARAKTERISTIK DARI SPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan pada proses mental siswa secara maksimal.
SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan
mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Hal ini sesuai dengan latar
belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalah peristiwa mental
bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik. Artinya setiap kegiatan belajar
itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respons saja, tetapi juga disebabkan
karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.
Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jika belajar bergantung pada bagaimana informasi diproses secara mantal, maka proses
kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama para guru. Artinya para guru harus menyadari
bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi
bagaimana cara mereka mempelajarinya.
b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan
topic yang harus dipelajari serta metode apa yang skan digunakan.
c. Siswa harus mengordinasi yang mmereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar
siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.
d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat
mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
e. Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari. Merespons dalam konteks ini
adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.
2. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan Tanya jawab secara terus menerus. Proses
pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat
membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.
3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya,
yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau
penguasaan materi pembelajaran baru.
Perbedaan SPPKB Dengan Pembelajaran Konvensional
Ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan
guru. Perbedaan tersebut adalah :
1. SPPKB menempatkan pesreta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan
aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar
yang berperan yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2. Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian


penglaman sitiap siswa; sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat
teoritis dan abstrak.

3. Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri; sedangkan dalam proses pembelajaran
konvensional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.

4. Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman; sedangkan dalam


pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.

5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui
proses menghubungkan antara penglaman dan kenyataan; sedangkan dalam proses pembelajaran
konvensional tujuan akhir adalah penguasaaan materi pembelajaran.

6. Dalam SPPKB tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri; sedangkan dalam
proses pembelajan konvensional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar
dirinya.

7. Dalam SPPKB, pengtahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan
penglaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam
memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional, hal ini
tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final, oleh karena
pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

8. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berfikir untuk
memperoleh pengetahuan, maka kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan hasil belajar;
sedangkan dalam prosses pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya
diukur dari tes.
Beberapa perbedaan diatas menggambarkan bahwa SPPKB memang memiliki perbedaan baik
dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan dan pengelolaan.
Tahapan-Tahapan Pebelajaran SPPKB

SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai
dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk
mendengarkan penjelasan guru keudian mencatat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan
saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga
dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (Menurut George W. Maxim, 1987
dalam buku Wina Sanjaya 2006).
Ada 6 tahap dalam SPPKB. Setiap tahap akan dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran.
Tahap orientasi ini dilakukan dengan,
a. Penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi
pelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran
atau kemampuan berfikir yang harus dimilki siswa.
b. Penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelassan tentang apa
yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
2. Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan
dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Pada tahap ini guru
bisa melakukan dialog tanya jawab pada siswa dengan pertanyaan yang dianggap relevan dengan
tema yang akan diajarkan. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan
bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3. Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan
tingkat kemampuan dan pemahaman siswa. Untuk merangsang tingkat peningkatan kemampuan
siswa pada tahap ini guru memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan
jawaban atau jalan keluar.
4. Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahap ini siswa harus berfikir yang
sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya memecahkan persoalan melalui berbagai
teknik.
5. Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan.
Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau
tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat
menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang
dipermasalahkan. Tahap ini bisa juga dikatan sebagai tahapan pemantapan hasil belajar, sebab
pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang dianggap
penting dalam roses pembelajaran.
6. Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang
disajikan. Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan
berpikir setiap siswa, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru
memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.
Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan, maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan agar Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir dapat berhasil dengan sempurna
khususnya bagi guru sebagai pengelola pembelajaran.

Ketika sesuatu permasalahan disajikan dalam pembelajaran teori, tugas guru adalah
membimbing pemikiran siswa sedemikian rupa sehingga mereka mau menghubungkan masalah
teoritis tersebut dengan pengalaman siswa di sekitarnya.
Salah satu strategi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa adalah strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB). Namun strategi ini pasti masih ada
kelebihan dan ada kekurangan.
Adapun kelebihan (SPPKB) :
1. Melatih kemampuan berpikir siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan.
2. Siswa siap menghadapi setiap permasalahan yang dihadirkan guru.
3. Prioritasnya adalah agar siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
4. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya dengan
menggunakan berbagai media telah yang ada
Sedangkan kekurangan (SPPKB) :
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga jika waktu pembelajaran singkat maka tidak
akan berjalan lancar.
2. Karena siswa terus-menerus diminta untuk memecahkan masalah yang diberikan, sehingga
siswa dengan kemampuan berpikir yang rendah mengalami kesulitan mengikuti kelas.
3. Jika guru atau siswa tidak siap menghadapi sppkb maka proses pembelajaran tidak dapat
terlaksana dengan baik dan tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
4. Sppkb hanya dapat berhasil dilaksanakan di sekolah yang memenuhi karakteristik sppkb itu
sendiri.
penerapan
Bagaimana caranya meningkatkan perhatian siswa agar SPPKB sukses? Guru cukup memilah
dan memilih pendekatan pembelajaran yang pas untuk mendukung strategi pembelajaran.
Baiknya, kita langsung lihat simulasi belajar atau contoh penerapan Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir dalam PAK:
Guru : “selamat pagi anak-anak”
Siswa : “selamat pagi pak”
Guru : “dapat kah kalian membantu bapak untuk menghapus papan tulis di depan ini?”
Siswa : “saya, pak”
Guru : “baik anak-anak, pagi hari ini kita akan melanjutkan mata pelajaran yang kemarin tentang
Yesus adalah cinta dan kasih. Sebelum kita melanjut ke pembahan yang berikut, apakah? Ada
yang masih ingat tentang pelajaran kemarin?
Siswa : “saya, pak”

berikut contoh penerapan SPPKB :


 Pembelajaran Kooperatif
Merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kerja sama antara
pendidik dan peserta didik.
 Pembelajaran Berbasis Masalah
merupakan suatu pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang
bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai landasan penyelidikan
 Pembelajaran Aktif
Pembelajaran yang mencoba membangun keaktifan peserta didik selama proses
pembelajaran dimana menekankan keterlibatan seluruh indra
 Pembelajaran Terbalik (Flipped Classroom)
Pembelajaran yang membangun hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik
Dimana sebelum belajar dikelas terlebih dahulu siswa telah belajar di rumah sesuai
dengan tugas yang diberikan
 Pembelajaran Berbasis Proyek
Merupakan pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media dari hasil
yang mereka akan belajar
 Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran yang menggunakan bentuk kelompok yang masalahnya di berikan oleh
pendidik kepada peserta didik agar dapat dipecahkan bersama-sama dalam belajar.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai