rsud.balikpapan.go.id (0542)-792022
A. Pendahuluan.
Health Care associated Infektion (HAIs) adalah infeksi yang didapat atau timbul
pada waktu pasien di rawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit merupakan
persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung
menjadikan penyebab kematian pasien. HAIs akan meningkatkan angka kesakitan dan
angka kematian, disamping itu, akan menyebabkan bertambah lamanya penderita
dirawat di Rumah Sakit, penggunaan obat yang lebih banyak serta diperlukan tindakan-
tindakan khusus, baik untuk terapi atau diagnosanya akibatnya beban biaya yang
ditanggung penderita akan bertambah besar.
RSUD Balikpapan dalam pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi masih
mengalami kesulitan dimana masih terjadi adanya kejadian infeksi yang pastinya
mungkin dapat dicegah lewat program-program yang ada dalam pengendalian infeksi
rumah sakit.
Untuk kendala yang dimaksud di atas maka tim pengendalian infeksi Rumah Sakit
mengadakan survey guna mengendalikan hal tersebut, salah satunya dalam bentuk
pelaporan yang pada tujuannya dapat membantu menurunkan kejadian infeksi di rumah
sakit.
B. Tujuan
1. Memberikan laporan hasil pemantauan kejadian infeksi rumah sakit di rumah
sakit pada bulan Januari – September 2023 yang sudah disertai analisa masalah
dan saran yang harus ditindak lanjuti.
2. Memperoleh gambaran perkembangan infeksi rumah sakit yang terjadi dan atau
pergeseran infeksi rumah sakit yang mungkin muncul sehingga bisa segera
memberikan intervensi dengan cepat dan tepat agar terhindar dari kejadian
wabah yang tidak diiginkan.
C. Hasil
Hasil dari kinerja selama kurun waktu Januari – September 2023 adalah sebegai
berikut :
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan 6 Langkah
82.00
80.00
78.00
76.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kepatuhan 86.02 81.05 86.22 87.25 87.53 87.66 88.50 87.50 87.69
Standart 85 85 85 85 85 85 85 85 85
94.00
92.00
90.00
88.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kepatuhan 100.00 93.29 93.16 98.17 98.18 100.00 98.42 98.92 98.82
Standart 100 100 100 100 100 100 100 100 100
60.0
40.0
20.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kepatuhan 87.2 84.6 87.2 89.7 82.1 89.7 84.6 92.3 92.3
Standart 100 100 100 100 100 100 100 100 100
4.0
2.0
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 8.4 4.9 4.0 4.3 3.1 4.5 4.8 4.4 4.8
Standart 5 5 5 5 5 5 5 5 5
b. Angka Kejadian ILO
Plan Do Study Action
Capaian angka Meningkatkan Angka capaian Komite PPI memerlukan
Kejadian phlebitis kepatuhan kejadian phlebitis di review tentang SPO
pada triwulan III Pelaksanaan atas standar (2%) pelaksanaan bundless HAIs
diatas standar pencegahan dikarenakan factor
capaian rumah phlebitis dari internal pasien Komite PPI melakukan
sakit yaitu 2%. dengan contohnya pasien resosialisasi kepada semua
Tetapi masih bundless HAIs gelisah dan pasien staf dalam pencegahan
dalam standar oleh petugas anak. Maupun factor kejadian phlebitis dengan
yang telah agar dapat eksternal contohnya Bundles HAIs
ditentukan pada mencapai pemakaian terapi
risk resiko target standar multidose, Melakukan monitoring dan
yang telah penggunaan terapi evaluasi pelaksanaan
ditetapkan di elektrolit pekat dan Bundless HAIs
triwulan 4 perlunya sosialisasi
tahun 2023 penerapan bundless
HAIs.
Angka Kejadian ILO RSUD Beriman Balikpapan
Trimester III Tahun 2023
1.2
1.0
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 0.0
Standart 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.0
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Standart 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.0
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Standart 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.0
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Standart 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.0
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Standart 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.0
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Survilans 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Standart 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D. Analisis
1. Kepatuhan kebersihan tangan 6 (enam) langkah bagi semua civitas hospitalia
RSUD Beriman Balikpapan belum sesuai standar (100%). Pelaksanaan hand
hygine dengan 6 langkah belum sepenuhnya dilakukan oleh civitas hospitalia.
Dengan strategi 6 langkah hand hygine, mikroba transient bisa dilemahkan
sehingga potensi penyebaran mikroba bisa diputus. Dukungan manajemen
sangat penting serta monitoring dan evaluasi untuk menjamin kepatuhan
pelaksanaan.
2. Kepatuhan pemakaian APD (alat pelindung diri) bagi petugas belum mencapai
standar (100%) dikarenakan masih adanya dampak pandemi yang membuat
petugas masih menggunakan APD yang tidak sesuai.
a) APD difungsikan untuk memutus mata rantai penyebaran mikroorganisme
sesuai dengan transmisi spesifiknya (udara, droplet, kontak langsung,
darah). Sehingga APD mutlak dipakai petugas ketika berhadapan dengan
risiko tersebut.
b) Pemakaian APD yang tidak tepat (handscoond) yang paling sering justru
mengakibatkan kerugian secara finansialbagi rumah sakit.
c) Pengetahuan APD yang tepat serta kesadaran pemakaian APD yang tepat
perlu dipastikan dengan monitoring dan evaluasi.
3. Kepatuhan penanganan sampah infeksius dan non infeksius oleh petugas belum
sesuai dengan sandar.
a) Kurangnya kesadaran civitas hospitalia untuk menempatkan sampah
infeksius dan non infeksius dalam wadah secara tepat belum maksimal
sehingga seharusnya masuk kantong non infeksius tetapi justru dimasukkan
ke dalam wadah infeksius, begitu sebaliknya.
b) Semakin banyak volume sampah infeksius dimasukkan kedalam wadah
sampah infeksius berpotensi kerugian secara financial karena biaya
pengelolaan sampah infeksius mahal.
4. Pelaksanaan pengendalian lingkungan meliputi : pemeriksaan kultur udara,
pemeriksaan permukaan, pemeriksaan dinding perawatan telah dilaksanakan di
triwulan ketiga yaitu pada bulan Agustus 2023.
5. Urveilance Infeksi
a. Phlebitis
Triwulan III tahun 2023 angka kejadian phlebitis rata-rata sebesar 4,8 ‰
di atas standar yang telah ditetapkan RS. Untuk standar yang sesuai
pada risk resiko yaitu 5% angka kejadian phlebitis dibawah dari nilai
standar. Penerapan SPO pemasangan infus, dan SPO pencegahan
infeksi dengan bundles HAIs sangat berperan penting. Dalam rangka
kepatuhan dalam menjalankan SPO perlu adanya supervise berkala.
Kekentalan cairan infus atau osmolaritas cairan infus menyokong
terjadinya phlebitis kimiawi sehingga pemeliharaan vena besar dengan
kualitas yang bagus menjadi pilihan utama saat insersi pembuluh darah
vena.
Pemberian tanggal pada pemasangan infus yang belum dilaksanakan
secara rutin membuat petugas tidak memperhatikan pemakaian infus
yang terlalu lama (melebihi 3 hari) yang menyebabkan resiko terjadi
phlebitis.
b. ILO
Triwulan III tahun 2023 terjadi kejadian ILO sebesar 0,6 %.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi luka operasi
yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi
yaitu asupan makanan tinggi protein dan hygine pasien. Perlu
diberikannya edukasi saat pasien pulang, tata cara dalam menangani
luka saat dirumah
c. ISK
Angka ISK pada triwulan ketiga tahun 2022 tidak terjadi kasus
Komite PPI RSUD Kelet menetapkan untuk surveillance ISK diambil
sampel ISK symtomatik, beberpa kondisi yang menyebabkan terjadinya
isk antara lain pada saat pemasangan cateter menetap, perawatan
cateter menetap, kateterisasi memanjang, imunitas yang menurun, dan
pada usia lanjut.
d. VAP
Populasi VAP selama periode surveillance belum ada. Penerapan bundless
HAIs dikerjakan dengan baik. Walaupun masih ada kendala dalam
pelaksanaan oral hygine setiap 2 jam sehingga oral hygine dilakukan
sebanyak 2 kali perhari.
e. HAP
Populasi HAP selama periode surveillance belum ada. Penerapan bundless
HAIs dikerjakan dengan baik.
f. IADP
Populasi IADP selama periode surveilance belum ada kasus, pemasangan
vena central sudah di lakukan pada pasien yang mendapatkan banyak terapi
obat dan pasien yang dirawat diruang intensive care unit.
g. Dekubitus
Populasi Dekubitus selama periode surveillance belum ada. Penerapan
bundless HAIs dikerjakan dengan baik. Walaupun pelaksanaannya ada
beberapa kendala yaitu kurang tercukupinya matras decubitus untuk
mengcover semua pasien yang membutuhkan.
E. Rekomendasi
1. Dukungan penuh dari manajemen.
2. Menberikan sarana prasarana yang mendukung untuk kepatuhan hand hygine.
Yaitu dengan menyediakan hadrub di bed pasien.
3. Penerapan sytem supervise yang ketat.
4. Edukasi berjenjang serta refres PPI kepada anggota komite PPI dan seluruh
pegawai RSUD Beriman Balikpapan.
5. Menyadarkan semua pegawai untuk konsentrasi penuh dalam bekerja dari awal
sampai akhir jam kerja.
F. Penutup
Laporan PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) ini kami buat sebagai
gambaran implementasi program PPI di rumah sakit serta agar dapat digunakan
sebagai acuan unit keperawatan dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring
dan evaluasi program peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di
RSUD Beriman Balikpapan
Namun Demikian upaya-upaya ini akan lenih berhasil secara maksimal
apabila didukung oleh pimpinan Rumah Sakit dan kerjasama yang baik dari seluruh
unit keja pelayanan.