Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Administrasi memiliki peranan yang penting terhadap berlangsungnya suatu Negara, dimana
administrasi disini diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh aparatur
Negara/ aparatur pemerintahan dalam mencapai suatu tujuan Negara secara efisien. Disini
dijelaskan bahwa maskud daripada administrasi Negara meliputi kebijkan public, tujuan Negara
dan mengatur tentang penyelenggaraan Negara.
Disini dijelaskan pula mengenai pengertian administasi Negara menurut ahli yaitu menurut
handayaningrat “ administrasi Negara adalah kegiatan Negara dalam melaksanakan kekuasaan
atau kewenangan berpolitiknya”.
Sedangkan menurut nigro dan nigro menyebutkan bahwa
“ Administrasi publik adalah usaha kerjasama kelompok dalam suatu lingkungan publik, yang
mencakup ketiga cabang yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif; mempunyai suatu peranan
penting dalam memformulasikan kebijakan publik, sehingga menjadi bagian dari proses politik;
yang sangan membedakan dengan cara-cara yang ditempuh oleh administrasi swasta dan berkait
erat dengan beberapa kelompok swasta dan individu dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat. Definisi ini lebih menekankan proses institusional yaitu bagaiman usaha kerjasama
kelompok sebagai kegiatan publik yang benar-benar berbeda dari kegiatan swasta”.

1.2 Rumusan penulisan


a. Bagaimana administrasi negara di negara Indonesia ?
b. Bagaimana administrasi negara di negara Singapura ?
c. Bagaimana perbandingan antara administrasi negara di negara Indonesia dan Singapura ?
1.3 Tujuan penulisan
a. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah perbandingan administrasi negara
b. Memahami administrasi negara yang ada di negara Indonesia
c. Memahami administrasi negara yang ada di negara Singapura
d. Memahami perbandingan administrasi negara antara Indonesia dan Singapura

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 sistem administrasi negara dan birokrasi di Negara Indonesia
Sebelum menguraikan bagaimana adminitrasi negara dijalankan di Indonesia atau
diimplementasikan di negeri ini, perlu dipahami sebelumnya bahwa administrasi merupakan
sebuah proses sivilisasi yang berkesinambungan secara kontinu, artinya apa yang terjadi dalam
pelaksanaan system adminitrasi di Indonesia sekarang ini tidak dapat terlepas dari apa yang
pernah terjadi terjadi di masa lalu.
a. Sejarah administrasi negara di Indonesia
 Sebelum tahun 1945
administrasi yang dianut oleh Indonesia adalah system adminitrasi pemerintahan kerajaan
Belanda, karena pada masa itu Indonesia belum merdeka akibat penjajahan Belanda. Pengaruh
konsep continental sangat kuat pada saat itu. Ini dapat dilihat daimana pendidikan hokum
dianggap sebagai persiapan utama dan bahkan satu-satunya syarat untuk membentuk dan
mempesiapkan seorang administrator yang akan bertugas. Akibatnya, corak administrasi negara
saat itu bersifat terlampau legislative-formal dann normative, yang pada akhirnya menjadikan
birokrasi sebagai lembaga yang steril.
 Selepas Indonesia merdeka
Indonesia barulah berkuasa scara penuh dan otono ntuk melaksanakan system administrasinya
sesuai dengan suasana dan keadaan lingkungan saat itu dan sesuai dengan apa yang menjadi
kebutuhan saat itu. Ditambah dengan semangat utnuk lepas diwariskan oelh colonial dan uforia
kemerdekaan bergelora di masyarakat, maka berusahalah menciptakan pembaruan tatanan
administrasi negara lebih jelasnya pada dasarnya berjalin secara incremental dan tidak bisa
dilepaskan dari pengaruh masa lalu, maka dapat ditebak penyelenggaraan administrasi negara
pada masa pasca kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan praktik yang telah ada sebelumnya
karena asih kuatnya pengaruh administrasi negara pemerintahan Belanda. Dengan system yang
tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena para administrator dan pejabat negara pada
waktu menempati posisi-posisi administrasi tanpa pernah mengecap pendidikan administrasi
negara sebelumnya, dan juga tanpa pernah mengecap kesempatan bekerja dibawah pengawasan
administrasi berpengalaman dan kompeten. Menyadari akan kekurangan dan kelemahan dalam
penyelenggaraan system administrasi negara soekarno pada saat itu sebagai presiden pertama

2
Indonesia mencanangkan reformasi administrasi. Pada tahun 1945, soekarno bersama perdana
Menteri H.Djuanda mengundang guru besar ilmu adminitrasi public dari Cornel dan Pitsburgh,
Edward H. Litchfield dan Alan C. Ranlin untuk mengadakan penelitian mengenai administrasi
kepegawaian di Indonesia. Karena telihat pemerintah pada waktu itu terpukau dengan system
administrasi negara di negara Amerika Serikat (AS) yang berkembang melalui pendekatan yang
modern, praktis, dan efisien.
Sebagai hasilnya, penelitian mereka dirumuskan dalam suatu saran program aksi kepada
pemerintah yang mereka beri judul training administrasi di Indonesia. Beberapa saran yang
diberikan oleh perutusan ini pada pemerintah anatara lain perlu didirikannya lembaga
pendididkan administrasi yang nantinya dapat dipergunakan mendidik para pegawai dan
administrator pemerintah, ditatanannya sussunan kementrian yang efektif didirikannya fakultas
dan universitas yang memngajarkan ilu administrasi negara seperti yang dikembangkan oleh AS,
dan dibangunnya badan perancangan nasional. Sebagai tindak lanjut atas rekomendasi tersebut,
pemerintahpun mendirikan lembaga administrasi negara (LAN) di jakarta, Fakultas Sosial dan
Politik di Universitas Gajah Mada (UGM) dengan jurusan Ilmu Usaha Negara (yang kemudian
menjadi jurusan ilmu adminitrasi negara).
Kecenderungan untuk terpukau dan berusaha untuk meniru system adminitrasi di luar neeri
terutama AS, ini merupakan menjadi semacam pola pengembangan administrasi Indonesia pada
masa sesudahnya, ketika konsepsi-konsepsi baru penyelenggaraan administrasi public di AS
seperti reinventing government, good governance, new public management dengan segera
pemerintah Indonesia berusaha untuk mewacanakan dan mengadposinya kemudian dibentuklah
suatu badan dengan nama Badan Administrasi Kepegawaian Negara dan sekarang berubah
menjadi badan kepegawaian negara, dimana badan ini diharapkan akan mampu menjadikan
system administrasi Indnesai dapat meninggalkan coraknya yang legalistis seperti di Eropa
menjadi system lebih modern, praktis, pragmatis, efisien, dan efektif seperti yang banyak juga
dikembangkan di negara AS.

3
b. Landasan administrasi negara di Indonesia
 Landasan Idiil : Pancasila
Landasan idiil bagi penyelengaraan administrasi negara indonesia adalah identik dengan
landasan idiil Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara merupakan sumber dari segala sumber hukum. Dengan demikian Pancasila merupakan :
1. Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tujuan yang akan dicapai.
5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia.
Sesuai dengan UU no.5 Tahun 1985 Pancasila merupakan satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat.
 Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
Landasan konstitusional ini perwujudan dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Yang
terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat Aturan Tambahan. Memuat secara
garis besar tentang sistem pemerintahan negara, hubungan antar warga negara dengan negara,
kesejahtraan sosial,dll.
 Landasan Operasional : Garis-Garis Besar Haluan Negara
GBHN merupakan :
1. Haluan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat yang ditetapkan oleh
MPR.
2. Pola umum Pembangunan Nasional.
Maksud ditetapkannya GBHN adalah memberikan arah bagi perjuangan negara dan rakyat
Indonesia yang sedang membangun agar dapat diwujudkan keadaan yang diinginkan dala kurun
waktu 5 tahun mendatang.
c. Sistem Adminsitrasi Negara Republik Indonesia
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti Sistem
Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti
sempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ Nasional
serta kebijakan-kebijakan lainnya. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara
simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.

4
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan
fungsi-fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah
ditetapkan dalam UUD 1945 dengan amandemennya.

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem


Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945
merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Agar pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan


dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan,
diserasikan dan diselaraskan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, pembentukan,
kesimpangsiuran dan atau kekacauan, oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur
pemerintah harus dilakukan mulai dari proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan
sampai kepada pengawasan, dan pengendaliannya.

Sistem administrasi negara pada dasarnya mengandung unsur-unsur tertentu seperti


lazimnya suatu sistem, yaitu: Pertama, Nilai, yang mencakup landasan, falsafah, cita-cita dan
tujuan negara; Kedua, Struktur, yang menggambarkan keberhasilan lembaga-lembaga negara dan
lembaga-lembaga pemerintah dengan kewenangan masing-masing. Ketiga, Proses, yang berupa
kegiatan dan saling hubungan antara lembaga – lembaga yang ada dalam negara dalam
mewujudkan tujuan berbangsa yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan organisasi dan
tuntutan seluruh rakyat sebagai pemilik keseluruhan negara.

Sistem Administrasi Negara di Indonesia banyak dipengaruhi oleh Sistem Administrasi


Negara Perancis melalui Belanda. SANRI berpangkal pada UUD 1945, dimana dalam UUD tsb
tidak dinyatakan dengan istilah Sistem Administrasi Negara, tetapi dinyatakan dengan Sistem
Pemerintahan Negara. Tertuang dalam 7 (tujuh) kunci pokok Sistem Pemerintahan Negara,
yaitu :

Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat). Para penyelenggara
pemerintah dalam melakukan tugasnya harus berdasarkan hukum/peraturan, dan harus dapat
dipertanggungjawabkan secra hukum.

Dalam melaksanakan tugasnya, penyelenggara/pelaksana Administrasi Negara tidak


diperkenankan melakukan tugas hanya atas dasar kekuasan yang dimilikinya; sehingga atas dasar

5
ketentuan tersebut para penyelenggara Adminitrasi Negara dalam menjalankan tugas tidak
bertindak semena-mena.

Sistem Konstitusional. Sistem Administrasi Negara yang dilaksanakan harus berdasarkan


konstitusi/hukum dasar, dan tidak berdasar pada sifat absolut/kekuasaan yang tidak terbatas. Hal
ini dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 sbb: “maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
itu dalam suatu UUD Negara Indonesia”. Pasal 4 ayat 1: Presiden RI memegang kekuasan
menurut UUD. Pasal 9 : tentang sumpah Presiden/Wakil Presiden disebutkan antara lain :..
memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
serta berbakti pada nusa dan bangsa. Dengan demikian penyelengaraan Sistem Administrasi
Negara di Indonesia itu dibatasi oleh UUD 1945. Dengan berdasar pada Sistem Negara Hukum
dan Sistem Konstitusional, maka akan diciptakan mekanisme hubungan, tugas/pekerjaan dan
hubungan hukum antara para penyelenggara Administrasi Negara, sehinga dapat menjamin
terlaksanakannya sistem itu sendiri, menjamin dan memperlancar pelaksanaan pencapaian tujuan
negara.

Kekuasan Negara yang tertingi ditangan MPR. Disini MPR menunjuk Presiden sebagai
mandataris MPR untuk menjalankan tugas MPR. Namun masih ada tugas-tugas dan kewajiban-
kewajiban dari MPR yang tidak boleh diserahkan pelaksanaannya kepada Presiden; karena hal
itu harus dilakukan sendiri oleh MPR. Tugas itu adalah: membuat UUD dan GBHN; mengangkat
Presiden dan wakilnya; dan mengubah UUD. Untuk tugas-tugas bidang lain, selain 3 tugas
tersebut, apabila MPR tidak dapat melaksanakan sendiri dapat diserahkan pada Presiden selaku
mandataris MPR. Contoh, pada pelaksanaan GBHN, dan pelaksanan Pembangunan Nasional.

Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi dibawah MPR. Pernyataan ini erat
kaitannya dengan pernyataan “kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR” diatas.
Dijelaskan bahwa di bawah MPR, Presiden adalah penyelengara pemerintahan negara,
kekuasaan dan tanggung jawab adalah di tangan Presiden.

Presiden tidak bertanggung jawab pada DPR. Presiden harus mendapat mendapat
persetujuan DPR untuk membentuk UU dan menetapkan APBN. Dengan demikian Prersiden
harus bekerjasama dengan DPR; tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR; artinya
kedudukan Presiden tidak tergantung DPR. Presiden tidak dapt membubarkan DPR dan

6
sebaliknya DPR tidak bisa menjatuhkan Presiden. (Lihat juga ketentuan pada pasal 5 ayat ; 20
ayat 1; yang menunjukkan keharusan adanya kerjasama Presiden dengan DPR).

Menteri Negara ialah pembantu Presiden. Menteri negara tidak bertanggunga jawab kepada
DPR, pada pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa di dalam menjalankan tugas sehari-hari, presiden
sebagai kepala pemerintahan dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri negara bukan
pegawai tinggi biasa, karena dengan pimpinan Presiden, dalam kenyatannya menteri-menteri
tersebut menjalankan kekuasan pemerintah di bidangnya masing-masing (Kabinet Presidensiil).

Kekuasaan negara tidak tak terbatas. Kepala negara walaupun tidak bertanggung jawab pada
DPR, ia bukan diktator. Dengan adanya suatu pengawasan, maka ada suatu mekanisme/sarana
sebagai pencegahan preventif agar pelaksanaan konstitusi tidak menjurus ke absolutisme.
Sebagai realisasi dari pengawasan DPR, maka DPR memiliki beberapa hak, yaitu : Hak bertanya
pada pemerintah; Hak meminta keterangan atau interpelasi; Hak untuk mengadakan penyelidikan
atau angket; Hak untuk mengubah UU atau amandemen; Hak inisiatif; dan Hak menampung
keluhan masyarakat.

d. Sistem Pemerintahan Indonesia


Menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia tidak menganut
sistem pemisahan kekuasaan atau separation of power( Trias Politica ) murni bagaimana yang
diajarkan Montesquieu, akan tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan (distribution of
power). Dikatakan demikian karena UUD 1945 :

1. Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan itu harus dilakukan oleh suatu
organisasi/badan tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.
2. Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian saja dan juga tidak membatasi kekuasaan
dilakukan oleh 3 organ saja.
3. Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan MPR, pasal 1 ayat 2, kapada lembaga-
lembaga negara lainnya
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah :

a) Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas


b) Bentuk pemerintahan adalah republik
c) Pemegang kekuasaan eksekutif adalah presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.

7
d) Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada presiden.
e) Parlemen pemegang kekuasaan legislatif yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan DPD yang
merupakan sekaligus anggota MPR. Anggota DPR dipilih rakyat melalui pemilu dengan sitem
proporsional terbuka, DPD dipilih rakyat secara langsung melalui pemilu yang berasal dari
masing-masing provinsi sejumlah 4 orang setiap provinsi dengan sistem pemilihan distrik
perwakilan banyak.
f) Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya.

d. Lembaga Negara di Indonesia beserta fungsi dan tugasnya


a. MPR adalah penyelenggara Negara yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Tugas dari MPR
adalah Membentuk undang-undang ( Pasal 3 Ayat 1) dan menyelenggarakan pemeriksaan atas
tanggungjawab keuangan dan kekayaan Negara yang digunakan oleh pemerintah. Fungsinya
adalah Mengawasi pelaksanaan tugas pemerintah.
b. DPR adalah lembaga Negara yang mempunyai kekuasaan legislatif. Tugasnya adalah
Memberikan persetujuan dalam pembentukan undang-undang ( Pasal 20 ) dan melakukan
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang (Pasal 20A). fungsinya adalahMengawasi
pelaksanaan tugas pemerintah
c. DPD adalah perangkat kenegaraan yang menyeimbangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan
rakyat. Tugasnya adalahMemberikan nasehat dan pertimbangan kepada Presiden dan fungsinya
adalah Membantu Presiden dalam menjalankan pemerintahan.
d. Presiden adalah seorang yang mempunyai kekuasaan eksekutif yang mempunyai wewenang
menjalankan roda pemerintahan. Tugasnya adalah Membentuk UU dengan persetujuan
DPR( Pasal 20 ayat 4 Amandemen I ), melaksanakan undang-undang yang dibuat MPR/DPD,
dan menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang ( Pasal 5 ayat 2 ).
Fungsinya adalah Menjalankan pemerintahan sebagaimana yang diamanahkan dalam UUD 1945.
e. Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga yudikatif yang independen. Tugasnya adalah
Menguji Undang-Undang terhadap Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dan
memutuskan pembubaran partai politik. Fungsinya adalah Menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan peradilan.
f. Mahkamah Agung adalah lembaga peradilan yang tertinggi. Tugasnya adalah Memeriksa dan
memutuskan permohonan kasasi, memeriksa dan memeutuskan permohonan peninjauan kembali

8
(PK). Fungsinya adalah Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelanggaraan peradilan,
tingkah laku, dan perbuatan hakim, dan mengatur kelancaran penyelenggaraan Peradilan jika ada
hal yang belum cukup diatur dalam UU No.4/1985 .
g. Badan Pemeriksa Keunangan adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk
memeriksa semua keuangan negara. Tugasnya adalah Memeriksa tanggungjawab pemerintah
tentang keuangan dan kekayaan Negara dan memeriksa tanggungjawab semua APBN, APBD,
anggaran BUMN dan anggaran BUMD berdasarkan atas ketentuan UU. Fungsinya adalah
elaksanakan pengawasan atas tanaggungjawab keuangan Negara sesuai wewenangnya dalam
UUD’45 dan memberikan pertimbangan kepada pemerintah tentang penguasaan, pengurusan,
dan pertanggungjawaban keuangan Negara.
h. Komisi Yudisial adalah lembaga independen yang mempunyai wewenang mengangkat dan
mengurus citra para hakim. Tugasnya adalah Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim. Fungsinya adalah Mengusulkan pengangkatan hakim agung.

e. pelaksanaan birokrasi dan pelayanan public di Negara Indonesia

Faktor yang mempengaruhi tidak berjalannya pelayanan publik dengan baik yaitu : pertama,
masalah struktural birokrasi yang menyangkut penganggaran untuk pelayanan publik. Kedua
yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik adalah adanya kendala kultural di dalam
birokrasi. Selain itu ada pula faktor dari perilaku aparat yang tidak mencerminkan perilaku
melayani, dan sebaliknya cenderung menunjukkan perilaku ingin dilayani.
Selain itu, dalam Seminar Pelayanan Publik Dalam Era Desentralisasi indonesia yang
diselenggarakan oleh Bappenas, pada tanggal 18 Desember 2003, di Kantor Bappenas, Jakarta
Pusat, ada beberapa permasalah yang ada dalam pelayanan publik yaitu: kurang responsif,
kurang informatif, kurang accessible, kurang koordinasi, birokratis, kurang mau mendengar
keluhan/saran/aspirasi masyarakat, dan efisien.

Baik Kuantitas (Akses), maupun Kualitas pelayanan publik di Indonesia masih buruk (belum
memadai) baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun dari standard yang ada (jika sudah
ditetapkan). Banyak permasalahan dalam pelayanan public di Indonesia, Antaranya:

9
1. Rendahnya Kualitas Pelayanan Publik

Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang diarahkan kepada
birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perbaikan pelayanan
publik di era reformasi merupakan harapan seluruh masyarakat, namun dalam perjalanan
reformasi yang memasuki tahun ke enam, ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Berbagai tanggapan masyarakat justru cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan
publik mengalami kemunduran yang utamanya ditandai dengan banyaknya penyimpangan dalam
layanan publik tersebut. Sistem dan prosedur pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya
manusia yang lamban dalam memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta
berbudaya bukan melayani melainkan dilayani juga merupakan aspek layanan publik yang
banyak disoroti. Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh sebagian aparatur
pemerintahan atau administrasi negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kondisi ini
karena di dalam kerangka hukum administrasi positif Indonesia saat ini telah diatur tentang
standar minimum kualitas pelayanan, namun kepatuhan terhadap standar minimum pelayanan
publik tersebut masih belum termanifestasikan dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah.

2. Tingginya Tingkat Penyalahgunaan Kewenangan dalam Bentuk KKN

Upaya pemberantasan KKN merupakan salah satu tuntutan penting pada awal reformasi. Namun
prevalensi KKN semakin meningkat dan menjadi permasalahan di seluruh lini pemerintahan dari
pusat hingga daerah. Tuntutan akan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia aparatur
negara yang berdaya guna, produktif dan bebas KKN serta sistem yang transparan, akuntabel dan
partisipatif masih memerlukan solusi tersendiri. Ini berkaitan dengan semakin buruknya citra dan
kinerja birokrasi dan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan. KKN telah menjadi extraordinary state of affairs di Indonesia Laporan terakhir di
penghujung tahun 2003 mengukuhkan Indonesia di urutan ke-6 negara terkorup didunia.
Berdasarkan hasil survei Transparency International (TI) dari 133 negara, Indonesia berada
diurutan ke 122 dari 133 negara terkorup.

10
3. Birokrasi yang panjang dan adanya tumpang tindih tugas dan kewenangan.

Ini menyebabkan penyelenggaraan pelayanan publik menjadi panjang dan melalui proses yang
berbelit-belit, sehingga besar kemungkinan timbul ekonomi biaya tinggi, terjadinya
penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, dan nepotisme, perlakuan diskriminatif, dan lain-
lain.

4. Rendahnya pengawasan external dari masyarakat

Rendahnya pengawasan external dari masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik,


merupakan sebagai akibat dari ketidakjelasan standar dan prosedur pelayanan, serta prosedur
peyampaian keluhan pengguna jasa pelayanan publik. Karena itu tidak cukup dirasakan adanya
tekanan sosial yang memaksa penyelenggara pelayanan publik harus memperbaiki kinerja
mereka.

5. Belum Berjalannya Desentralisasi Kewenangan Secara Efektif

Indonesia saat ini dihadapkan oleh berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat dari
perkembangan global, regional, nasional dan lokal pada hampir seluruh aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dari sisi manajemen pemerintahan, penerapan desentralisasi dan
otonomi daerah merupakan intrumen utama untuk mencapai suatu negara yang mampu
menghadapi tantangan-tatangan tersebut. Di samping itu, penerapan desentralisasi kewenangan
dan otonomi daerah juga merupakan prasyarat dalam rangka mewujudkan demokrasi dan
pemerintahan yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.

6. Sistem pelayanan publik yang belum diatur secara jelas dan tegas.

Unsur terpenting dari sebuah sistem pelayanan publik yang belum diatur secara lebih jelas dan
tegas di dalam sistem pelayanan publik di Indonesia dewasa ini adalah Kode Perilaku Petugas
Pelaksana Pelayanan Publik (Code of Conduct for Public Servants). Hal ini menjadi salah satu

11
faktor penentu keberhasilan sistem pelayanan publik, terutama bila disadari bahwa sebagian
besar dari permasalahan dan keluhan mengenai pelayanan publik di Indonesia dapat
dikembalikan pada unsur manusia pengemban fungsi pelayanan publiknya (ekses-ekses KKN,
conflict of interest, dsb). Kehadiran sebuah Code of Conduct yang selengkapnya mungkin akan
lebih mengkokohkan struktur dasar dari Sistem Pelayanan Publik Indonesia.
.R Nugroho Dwijowiyoto menyatakan kondisi sesungguhnya birokrasi Indonesia saat ini,
digambarkan sebagai berikut :

1. Secara generik, ukuran keberhasilan birokrasi sendiri sudah tidak sesuai dengan tuntutan
organisasional yang baru. Di Indonesia, birokrasi di departemen atau pemerintahan paling
rendah, yang diutamakan adalah masukan dan proses, bukan hasil. Karenanya, yang selalu
diperhatikan oleh para pelaku birokrasi adalah jangan sampai ada sisa pada akhir tahun buku.

2. Birokrasi kita tidak pernah menyadari bahwa ada perubahan besar di dunia. Di mana semua
hal harus mengacu kepada pasar, bisnis harus mengacu kepada permintaan pasar, dan kalau mau
berhasil dalam kompetisi ia harus mampu melayani pasar. Pasar birokrasi adalah seluruh
masyarakat, yang dilayani oleh birokrasi bukannya pejabat pemerintahan atau pimpinan birokrasi
itu sendiri, tetapi rakyat.

2.2 sistem administrasi negara dan birokrasi di Negara Singapura


a. system administrasi negara Singapura

Singapura adalah sebuah negara kecil yang lokasinya berdekatan dengan Indonesia .
Bentuk pemerintahan Singapura adalah Republik dimana kekuasaan pemerintahan dijalankan
kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Pemilihan Umum di Singapura dilaksanakan setiap
5 tahun sekali. Letak negara Singapura yang sangat strategis membuat Singapura termasuk salah
satu negara termakmur di wilayah Asia. Hal ini juga yang membuat tingkat kesejahteraan
masyarakatnya jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara tetangga termasuk
Indonesia.

12
Singapura menganut sistem pemerintahan parlementer dimana perdana menteri bersama para
menteri baik secara bersama - sama ataupun sendiri - sendiri bertanggung jawab kepada
parlemen. Selama ini yang terjadi di Singapura, kabinet dibentuk berdasarkan pada kekuatan
yang ada di dalam parlemen. Sehingga para anggota kabinet secara keseluruhan mencerminkan
kekuatan yang ada di dalam parlemen.

Parlemen di Sigapura bisa menjatuhkan kabinet setiap saat, demikian juga sebaliknya, atas
presiden Singapura juga bisa membubarkan parlemen dan memerintahkan untuk diadakan
pemilihan umum. Presiden melakukan itu atas dasar saran dari perdana menteri. Karena kabinet
merupakan cerimnan dari ekkuatan parlemen, maka masa jabatan kabinet tidak bisa ditentukan
dengan pasti. Selian itu, kedudukan kepala negara di Singapura tidak dapat diganggu gugat
namun kepala negara tetap diminta pertanggungjawabannya atas pelaksanaan jalannya
pemerintahan.
Singapura menjadi negara merdeka pada tanggal 9 agustus 1965 setelah adanya pemisahan dari
fedrasi Malaysia. Sistem Pemerintahan pemerintahan singpura adalah Parlementer Unikameral.
Perintah memisahkan kekuasaan yang biasanya disebut trichotomy:eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Konstitusi mengandung ketentuan-ketentuan yang secara tegas menentukan wewenang
dan fungsi berbagai organ negara, termasuk badan legislatif, badan eksekutif dan badan
yudikatif.

Meskipun tidak ada ketentuan konstitusi yang menyatakan,namun laporan komisi konstitusi
1996, menegaskan bahwa singapura adalah negara demokratis, sekuler. Meskipun begitu tetapi
pemerintahan singapura tidak anti-agama dan tidak menetang agama-agama. Dan idak ada
pemisahan yang ketat antara agama dan negara di singapura sebagai model negara-agamamalah
lebih tepatnya menggambarkan hubungan kerjasama bukan pemisahan . Singapura memberikan
kebebasan beragama, meskipun kelompok agama harus tunduk pada pengawasan pemerintah.

Presiden Singapura, secara historis merupakan jabatan seremonial. Kini Presiden yang selaku
pemimpin badan eksekutif harus terlebih dahulu melalui proses pemilihan. Kualifikasi atau
persyaratan untuk jabatan kepresidenan sangatlah ketat. Di samping integritas, karakter baik dan
syarat-syarat lainnya, calon presiden diharuskan telah menduduki jabatan tinggi selama tidak

13
kurang dari 3 tahun di posisi yang ditentukan secara konstitusional, dewan resmi negara,
perusahaan besar atau jabatan setingkat lainnya dalam organisasi atau departemen yang
mempunyai ukuran besar dan kompleksitas yang setara baik dari sektor publik maupun swasta.
Presiden Terpilih mengemban tugas menjaga cadangan devisa luar negeri negara dan
mempertahankan hak veto atas pengangkatan para pegawai negeri yang memegang posisi kunci.
Jika Presiden akan melepaskan tugas-tugas konstitusional ini,
maka Presiden diharuskan berkonsultasi dengan Dewan Penasehat Presiden.
Kabinet, yang berada di bawah wewenang Perdana Menteri, bertanggung jawab secara kolektif
kepada Parlemen. Perdana Menteri adalah seseorang yang dipilih oleh Presiden.dan atas
penilaian Presiden Terpilih dianggap akan dapat mendapat dukungan dari mayoritas Anggota
Parlemen.
Presiden juga memiliki kekuasaan untuk menjaga kebebasan-kebebasan yang fundamental.
Karena meman konstitusi juga menjelaskan bahwa salah satu peran presiden adalah melindungi
hak asasii manusia baik kebebasan individu dan kebebasan agama juga hak asasi yang lain.selain
itu presiden juga memiliki kekuasaan untuk mencegah praktek korupsi.
Tidak ada pemisahan wewenang secara tegas antara Badan Eksekutif dengan Badan Legislatif.
Dari segi komposisi, para anggota Kabinet dipilih dari Anggota Parlemen. Para Sekretaris
Parlemen selanjutnya dipilih dari para Anggota Parlemen untuk membantu kerja para Menteri.
Selanjutnya, para Menteri dan badan-badan pemerintah yang terkait bertanggung jawab
membuat peraturan-peraturan di tingkat yang lebih rendah sebagai pelaksanaan dari peraturan
induk yang telah diundangkan oleh Parlemen.

Dari segi susunan, Parlemen Singapura terdiri dari para anggota yang dipilih dan para anggota
yang tidak dipilih. Anggota Parlemen yang dipilih berasal para calon angggota yang memenangi
pemilihan umum. Pada saat ini, Parlemen didominasi oleh partai PAP yang sedang memimpin
dan yang lain adalah sedikit perwakilan dari beberapa partai politik oposisi. Anggota dari partai
politik oposisi berasal dari campuran antara daerah-daerah pemilihan beranggota tunggal dengan
Daerah Pemilihan dengan Perwakilan Kelompok (GRC). GRC yang didirikan pada tahun 1988,
saat ini terdiri dari 4 sampai 6 anggota, yang paling sedikit satu di antaranya harus merupakan
perwakilan yang dipilih dari golongan minoritas.

14
Tujuan utama GRC adalah untuk menjalankan multirasialisme dalam dunia politik Singapura.
Di lain pihak, Anggota Parlemen yang tidak dipilih tidak mempunyai hak suara dalam
pengambilan suara untuk perubahan-perubahan konstitusional, RUU keuangan dan mosi tidak
percaya pada Pemerintah.
Anggota Parlemen yang tidak dipilih ini terdiri dari dua kategori yang berbeda, yaitu: Anggota
Parlemen Bukan Dari Daerah Pemilihan (NCMP) dan Anggota Parlemen Yang Dicalonkan
(NMP). Untuk menyalurkan suara politik yang berbeda di Parlemen, anggota NCMP dipilih dari
para calon anggota yang telah mengumpulkan persentase suara tertinggi di antara yang kalah
dalam pemilihan umum. Sebaliknya, anggota NMP adalah para tokoh masyarakat non-politikus
yang dicalonkan agar memberikan variasi yang lebih besar pada pandangan-pandangan non-
partisan di Parlemen.
Prosedur untuk Mengajukan Permohonan Judicial Review
Landasan aturan yang mengatur aturan peradilan di Singapura adalah Order 53 yang
dimaksudkan di mana seseorang baik yang berlatar belakang publik atau swasta tidak dapat
mencari solusi hukum. O53 Singapura didasarkan pada O53 Inggris pada jaman dahulu. Pada
tahun 1978, aturan yang berlaku di Inggris diliberalisasi dan aturan pengadilan yang baru yaitu
O53 memperkenalkan rezim baru yang dinamakan prosedural permohonan Judicial Review di
mana solusi hukum yang berasal baik dari publik maupun swasta dapat dicari. Sebelumnya,
solusi hukum hanya bisa dicari melalui prosedur tertulis biasa dan hanya melayani masalah
hukum swasta. Tindakan hukum swasta tidak tunduk pada pengamanan seperti persyaratan yang
dibutuhkan untuk mencari solusi hukum publik. Perubahan yang terjadi pada tahun 1978
dirancang untuk menghilangkan hambatan procedural yang dianggap menantang tindakan
administratif.
Tujuan utama dari O53 yang baru adalah untuk menghilangkan perbedaan prosedural dan untuk
menggantikan prosedur tunggal yang disederhanakan guna mendapatkan segalaa bentuk bantuan.

Kekuasaan penuh peradilan di Singapura dilaksanakan di Mahkamah Agung serta pengadilan


bawahan oleh Konstitusi Singapura. Mahkamah Agung terdiri dari pengadilan banding dan
pengadilan tinggi. Pengadilan Banding latihan banding kriminal dan sipil yurisdiksi, sementara
pengadilan tinggi latihan asli dan banding yurisdiksi pidana dan perdata. Hakim Ketua, hakim
banding, Komisaris yudisial dan hakim pengadilan tinggi ditunjuk oleh Presiden dari kandidat

15
yang direkomendasikan oleh Perdana Menteri. Perdana Menteri harus berkonsultasi dengan
Ketua sebelum merekomendasikan hakim.
Common Law adalah sehelai benang penting dari lembar kain politik-hukum Singapura.
Singapura telah mewarisi tradisi common law Inggris dan karenanya telah menikmati manfaat-
manfaat kestabilan, kepastian dan internasionalisasi yang inheren dalam sistem Inggris
(khususnya dalam bidang komersial/perdagangan). Singapura memiliki akar common law
Inggris yang sama dengan yang dimiliki negara-negara tetangganya (seperti India, Malaysia,
Brunei dan Myanmar), walaupun detil penerapan dan pelaksanaan dari masing-masing negara
berbeda karena telah disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan kebijakan setiap negara.

b. pelaksanaaan birokrasi di Negara Singapura


Sedikit gambaran mengenai birokrasi di Singapura yaitu pemerintah di Singapura berperan aktif
di masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan ekonomi, kemudian pegawai negeri
memiliki prestise yang tinggi di Singapura, lalu pelayanan publik di Singapura hampir
seluruhnya bebas dari korupsi. Hal ini dipengaruhi oleh nilai-nilai (integritas, pelayanan, dan
keunggulan) yang kuat yang menekankan pada kejujuran dan dedikasi kepada nilai-nilai nasional
dan tujuan pembangunan bersama.Kejujuran pekerjaan tersebut juga dipicu oleh gaji yang relatif
tinggi. Kemudian keunggulan lainnya yaitu dalam pola rekruitmen pegawai negeri sipil,
Singapura menganut system Tradisi Konfusian Cina dan Administrasi Pelayanan Sipil dari
Inggris, jadi pegawai-pegawai negeri yang direkrut merupakan lulusan dari universitas elite
seperti sekolah pelayanan publik Singapura.

Sebenarnya ada sesuatu yang sedikit unik di Singapura, yaitu dalam sektor privat
domestik relatif lemah sehingga pemerintah dan birokrasinya-lah yang akhirnya menjadi
pendorong laju ekonomi, penyedia lapangan pekerjaan, infrastruktur, hingga berbagai pelayanan.
Bukti nyatanya, Government-Linked Company (GLC), semacam BUMN jika di Indonesia,
mampu menyumbang 10 persen dari total output Singapura dan 25 % dari pasar modal lokal.
Berbeda dengan birokrasi di Indonesia, pengelolaan sumber daya di Singapura lebih efisien,
mengutamakan kepuasan pelanggan, hingga inovasi kebijakan yang tiada henti.Lalu, iklim
kompetisi yang ketat antar perusahaan dan antar pegawai sehingga membuat setiap orang
berusaha untuk menghadirkan kinerja dan produktivitas terbaiknya demi hasil yang terbaik pula.

16
Belum lagi, daya tarik dari perusahaan yang membuat banyak lulusan terbaik antre untuk bekerja
di sana. Dengan kata lain, menjadi birokrat di Singapura sama dengan menjadi pegawai swasta di
Indonesia. Jika di Indonesia, menjadi birokrat adalah pekerjaan ‘aman dan nyaman’ karena gaji
tetap dan terjamin, meski harus mencari banyak ‘srimpilan’ jika ingin mencukupi kebutuhan,
sedangkan di Singapura, birokrat adalah pekerjaan ‘menantang’ yang menjanjikan kenaikan gaji
dan berbagai bonus jika kinerja mereka membanggakan. Inilah buah dari penerapan prinsip
entrepreneur dalam birokrasi.

Perlu diketahui bahwa gaji seorang Perdana Menteri di Singapura mancapai 3,04 juta
dolar Singapura (sekitar Rp 20,9 miliar), tertinggi di dunia. Skema gaji para menteri setahun
berkisar 1,75 juta dollar Singapura (Rp 12 M). Sementara seorang menteri yunior mendapat gaji
1 juta dollar Singapura (Rp 6,8 miliar) per tahun. Gaji PNS Singapura yang baru masuk terendah
mencapai $ingapore 2.350 atau sekitar Rp 16,4 Juta.

Gaji pejabat dan PNS di Singapura tidak terlepas dari kebijakan pemerintahnya yang
menetapkan bahwa gaji pejabat di Singapura diukur 2/3 dari gaji tetinggi di enam sektor swasta
yaitu akuntansi, perbankan, konstruksi, hukum, perusahaan manufaktur dan perusahaan
multinasional. Sama seperti PNS di Indonesia, tiap akhir tahun PNS di Singapura juga menerima
gaji ke-13 PNS. Selain itu ada tambahan “bonus pertumbuhan” setiap tahunnya jika
pertumbuhan ekonomi dinilai baik.Sebagai gambaran tahun 2010 bonus yang diterima sebesar
0.5 kali gaji + 300 dollar Singapura.

Gaji setinggi itu merupakan bagian dari reformasi birokrasi yang berkelanjutan, konsisten
dan berkonsep desain yang jelas yang telah berlangsung lama di Singapura, sejak tahun 1980-an.
Hasilnya, sampai sekarang PNS di Singapura dikenal sebagai salah satu birokrasi yang paling

efisien dan paling sedikit korupsinya di dunia.

2.3 perbedaan Indonesia dan singapura


No. Aspek Indonesia Singapura
1. Bentuk pemerintahan Repubik presdensial Republic parlementer
2. Mata uang Rupiah Dollar singapura
3. Ekonomi Berkembang Maju

17
4. Pendidikan 20% dari APBN dan 28% dari Anggaran
APBD Negara
5. Budaya 300 etnis Britania, melayu, cina,
india
6. Agama islam, Kristen, budha, Budha, Kristen, atheis,
hindu, khung hu chu. islam, taoisme, hindu
7. Pariwisata Pantai, situs budaya, dsb Pantai, pariwisata
kesehatan
8. Bahasa Indonesia, 721 bahasa Inggris, mandarin,
daerah melayu

2.4 hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura


Adapun hubungan yang terjalin antara negara Indonesia dan negara Singapura yaitu ada dalam
bidang-bidang sebagai berikut :
a. Perdagangan dan ekonomi
Terletak di jalur perdagangan bahari tersibuk di Selat Malaka, menjabat sebagai salah satu pusat
utama perdagangan dunia, perdagangan dengan dan melalui Singapura menjadi penting bagi
Indonesia untuk menyediakan jalur perdagangan ke seluruh dunia. Begitu juga sebaliknya,
pengusaha Indonesia juga penting bagi Singapura. Perdagangan adalah motivasi umum utama
kedua negara hubungan luar negeri, masing-masing mitra adalah mitra dagang utama satu sama
lain.
Di bidang kerja sama ekonomi, Presiden SBY dan PM Lee Hsien Loong menyambut
perkembangan positif pembahasan di bawah 6 kelompok kerja yang membidangi:
Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (BBK); Investasi;
Agribisnis; Pariwisata; Perhubungan Udara dan Tenaga Kerja.
Untuk meningkatkan potensi BBK, kedua pemimpin bersepakat memperkuat kegiatan promosi
bersama, pengembangan infrastruktur dan peningkatan kapasitas.
Di bidang investasi, Indonesia menyambut baik ketertarikan Singapura untuk berinvestasi pada
proyek-proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).

18
Volume perdagangan Indonesia-Singapura mencapai $36 miliar AS ($29,32 miliar AS).
Singapura merupakan investor luar negeri teratas bagi Indonesia, dengan total kumulatif dari US
$ 1,14 miliar pada 142 proyek. Perdagangan antara kedua negara juga mencapai sekitar $68
miliar AS pada tahun 2010. Pada saat yang sama, ekspor non-migas Indonesia ke Singapura
adalah yang tertinggi di kawasan asia.
Selain itu, dilihat apabila melihat dari bidang investasi, Indonesia menempati urutan keempat
tujuan investasi Singapura, sedangkan bagi Indonesia, Singapura merupakan investor utama.
Nilai investasi kedua negara dalam dua tahun terakhir masing-masing mencapai 5,1 milyar dollar
yang tercatat dalam 537 proyek (2010) dan 743 proyek (2011).
b. Pariwisata
Singapura adalah sumber wisatawan asing terbesar bagi Indonesia, dengan sejumlah 1.373.126
wisatawan Singapura mengunjungi Indonesia pada tahun2010. Sebaliknya, Indonesia juga
menjadi sumber wisatawan terbesar bagi Singapura, menjapai jumlah 2.592.222 wisatawan
Indonesia yang mengunjungi Singapura pada 2011. Selain tujuan bisnis, wisatawan Indonesia
tertarik ke Singapura sebagian besar untuk wisata belanja, wisata kota, dan pulau resor dengan
taman tema, kebun binatang, museum dan kebun. Sementara Singapura tertarik ke Indonesia
sebagian besar untuk alam dan budaya, Bali dan pulau tetangga Batam sangat populer di
kalangan wisatawan Singapura. Selain itu, Indonesia dan Singapura mendorong intensifikasi
kerja sama melalui kegiatan promosi bersama, peningkatan kapasitas dan pengembangan produk
pariwisata seperti pariwisata kapal pesiar.
Kerja sama pariwisata kedua negara telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu tujuan
wisata bagi masyarakat Singapura. Tercatat 1,2 juta (2010) dan 1,24 juta (2011) wisatawan dari
Singapura datang ke Indonesia.
c. Pertanian (agribisnis)
Di bidang agribisnis, Presiden SBY menyambut baik peningkatan ekspor sayur dan buah
Indonesia ke Singapura.
d. Ketenagakerjaan
adanya peningkatan kerja sama melalui pertukaran pengalaman dan kebijakan di bidang
hubungan industri; pengawasan, pelatihan, dan produktifitas buruh; serta implementasi konvensi
ILO. Terlebih Indonesia ingin menarik manfaat dari peluang kerja di Singapura bagi tenaga kerja

19
semi formal dari Indonesia, utamanya di sektor jasa perhotelan, kesehatan dan teknologi
informasi.
Terlebih juga terdapat sekurang-kurangnya 197 ribu masyarakat Indonesia bekerja di Singapura.
Dari jumlah itu, sekitar 117 ribu adalah TKI, 16 ribu ABK, 14 ribu tenaga professional dan 24,5
ribu mahasiswa.
e. Pertahanan dan keamanan
Kerjasama di bidang Hankam antara Indonesia dan Singapura dirintis sejak berakhirnya
komprontasi, dan mulai berjalan tahun 1974 dalam suatu latihan bersama Angkatan Laut kedua
negara. Perkembangan kerjasama tersebut, ditandai dengan diselenggaranya Sidang tahunan JTC
(Joint Training Committee) antara TNI dan RSAF (Royal Singapura Air Force). Latma tahunan
“SAFKAR INDOPURA” dan JATWG (Joint Army Training Working Group) antara AD kedua
negara. Latma tahunan “EAGLE” dan JNTWG (Joint Navy Training Working Group) antara AL
kedua negara. Latma tahunan “ ELANG INDOPURA” kemudian diganti “CAMAR
INDOPURA” dan JAFTWG (Joint Air Force Training Working Group) antara AU kedua negara.
Selain itu sejak Pada tanggal 3 Oktober 2005 Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, hanya dua hari setelah Bom Bali. Mereka sepakat
untuk memperkuat kerjasama melawan terorisme.
f. Pendidikan
KBRI Singapura juga bertugas mengelola dan membina Sekolah Indonesia Singapura (SIS) yang
jumlah muridnya lebih kurang 140 orang siswa, dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan
tingkat Lanjutan Atas. Kepala Sekolah dan sebagian para guru adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Dep. Pendidikan Nasional namun sebagian guru adalah non-PNS. Pembinaan yang
dilakukan, tidak hanya terhadap Kepala Sekolah dan para guru tetapi juga terhadap murid agar
kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana secara baik dan benar. Disamping itu, pembinaan
tersebut dimaksudkan juga agar SIS dapat bersaing dan menjalin kerjasama dengan sekolah-
sekolah lokal sehingga perlu peningkatan kualitas pendidikan serta pengajaran. KBRI Singapura
juga telah mengesahkan pembentukan Komite Sekolah yang bertugas sebagai forum para orang
tua untuk memantau dan sekaligus memberikan masukan bagi peningkatan kegiatan SIS. Pada
tahun pertengahan 2006, beberapa guru PNS telah selesai masa tugasnya dan pengganti mereka
telah tiba.

20
g. Seni dan budaya
dilakukan koordinasi sosial budaya dan kesenian untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia
di Singapura dalam bentuk misi kesenian dan studi banding dari Indonesia. Kegiatan ini
dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga pariwisata, organisasi
masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya, baik yang ada di Indonesia maupun di Singapura.
Dengan memfasilitasi pembentukan Indonesia Singapore Friendship Association (ISFA), KBRI
Singapura telah membantu upaya peningkatkan kerjasama people-to-people contact di bidang
sosial dan kebudayaan antara kedua negara.

21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Administrasi negara merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh aparatur Negara
atau aparatur pemerintahan dalam mencapai suatu tujuan Negara secara efisien. Dalam
pelaksanaannya antara satu negara dengan negara lain memiliki ciri khas dan perbedaan apabila
dibandingkan salah satu perbandingannya dilakukan pada negara Indonesia dan negara
Singapura dimana administrasi negara yang terdapat di negara Indonesia masih terlampau jauh
lebik baik apabila dibandingkan dengan administrasi negara yang terdapat di negara Singapura.

22

Anda mungkin juga menyukai