Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEPUTAR SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA

OLEH

Ulfa Aulia 20110007

Indriani Saputri 20110004

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan inayah-
Nya serta ditambah dengan semangat dan kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “SEPUTAR SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
INDONESIA”.

Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Manajemen Dan
Inovasi Pelayanan Publik. Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik
dan saran yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini.

Baubau, 12 Juni 2022

Ulfa Aulia
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Negara Republik Indonesia yang dituangkan dalam UUD 1945 adalah
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem
administrasi negara yang mampu mengatur berjalanya suatu negara. Dalam
mengungkap perasalahan adminsitrasi dalam negara kita wajib telaten dalam melihat
permasalahan negara dari sudut pandang manapun dan menganalisis permasalahan
yang berhubungan dengan urusan kenegaraan. Kurang tepat dalam menganalisis suatu
permasalahan dalam negara dapat menyebabkan kita memunculkan permasalahan
yang baru.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia seiring dengan


berjalanya waktu kini telah mengalami perubahan. Hal ini ditandai dengan peristiwa
reformasi disegala bidang yeng telah mengalami transisi menuju demokrasi pada
bulan mei tahun 1998, yang telah mengubah kehidupan perpolitkan dan sistem
kenegaraan di Indonesia. Hal uatama yang melatar belakangi terjadinya transisi
menuju demokrasi ini adalah kegagalan sisitem administrasi dalam memenuhi
demokrasi serta kurangnya kemampuan dalam mengelolah konflik yang ada. Oleh
sebab itu penulis terdorong mengangkat judul makalah ini demi mengetahui
bagaimana implementasi sistem administrasi negara diindonesia sebagai bahan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik dari Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia?
BAB 2 PEMBAHASAN
*(Sinaga, 2007)

A. Ilmu Administrasi

Ilmu Administrasi adalah cabang atau kesatuan atau disiplin ilmu sosial yang
secara khas mempelajari administrasi sebagai salah satu fenomenon masyarakat
modern. Jika kita berbicara tentang ilmu administrasi, maka kita juga akan berbicara
tentang administrasi itu sendiri. Administrasi adalah sesuatu yang terdapat di dalam
sesuatu organisasi modern dan dapat memberikan hayat kepada organisasi tersebut,
sehingga organisasi itu dapat tumbuh, berkembang dan bergerak.

Semenjak zaman penjajahan Belanda masyarakat Indonesia yang terpelajar,


pada umumnya telah mengenal istilah administrasi. Dalam perkembangannya saat ini,
masyarakat yang hanya dapat baca tulis pun, sering mendengar kata administrasi
apabila berurusan dengan suatu organisasi/instansi pemerintah. Ilmu Administrasi
mempunyai batasan yang sangat luas. Kita bahkan tidak menyadari jika kita sendiri
sedang melakukan kegiatan administrasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh sebab
batasan yang begitu luas, maka definisi Ilmu Administrasi merupakan definisi
pengantar saja dalam memahami administrasi secara luas atau werkdefinite. Ilmu
Administrasi sendiri, merupakan cabang ilmu yang paling muda dalam ilmu sosial,
lahir dari akhir abad ke19 melalui karya Henri Fayol (1841-1925), seorang sarjana
Perancis yang pertama melihat adanya prinsip-prinsip universal yang berlaku bagi
administrasi.

B. Administrasi Negara
Pada awal kelahirannya sebagai suatu disiplin tersendiri, administrasi negara
hanya diartikan sebagai bekerjanya lembaga eksekutif (Pemerintah) saja. Dalam
konteks itu administrasi negara hanya dipandang sebagai pelaksanaan dari kebijakan-
kebijakan negara/publik dalam rangka mewujudkan tujuan negara yang dilaksanakan
oleh lembaga eksekutif, khususnya birokrasi pemerintahan, semata. Batasan ini
didasarkan atas pemisahan antara politik dan administrasi negara pada waktu itu .
Politik diartikan bersangkutan dengan penentuan kebijakan publik, sedangkan
administrasi negara hanya bersangkutan dengan pelaksanaan kebijakan publik. Oleh
karenanya, pada masa tersebut terbentuk pemahaman bahwa proses administrasi
negara dimulai setelah selesainya proses politik.

Dalam perkembangannya dipertengahan abad XX, sebagaimana diungkap


pada Buku I dan Buku II SANKRI Jilid I, administrasi negara diartikan secara meluas
yang mencakup "aktivitas seluruh lembaga negara, baik lembaga legislatif, eksekutif,
yudikatif, dan sebagainya".Pandangan ini dapat dipahami, berdasarkan dua alasan:

1. Dikotomi antara politik dan administrasi negara ternyata tidak terbuktikan.


Keterlibatan birokrasi sebagai penyelenggara pemerintahan ternyata tidak
hanya dalam pelaksanaan kebijakan negara/publik, tetapi juga dalam proses
pembuatan kebijakan tersebut;
2. Pelaksanaan kebijakan negara/publik dengan sendirinya mencakup
pelaksanaan kebijakan negara/publik yang paling mendasar sebagaimana
sirumuskan dalam konstitusi. Pelaksanaan kebijakan dasar tersebut,
melibatkan seluruh lembaga negara dalam pembuatan berbagai peraturan
perundang undangan sebagai format hukum dari kebijakan negara/publik, dan
melibatkan lembaga yudikatif, eksekutif serta lembaga negara lainnya
berkaitan dengan evaluasi implementasi peraturan tersebut.

Dengan demikian, cakupan makna administrasi negara, di satu sisi


administrasi negara bersangkutan dengan aktivitas lembaga eksekutif saja, dan
sebagai sistem disebut Sist em penyelenggaraan Pemerintahan Negara; di sisi lain
mencakup aktivitas seluruh lembaga negara dalam mencapai tujuan negara, dan
sebagai sistem di sebut sistem Negara.

C. Pengertian Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia


Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) adalah
administrasi negara sebagai sistem yang dipraktekkan untuk mendukung
penyelenggaraan NKRI agar upaya Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita
dan tujuan bernegara dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna. Di
samping berlandaskan idiil Pancasila dan konstitusional UUD 1945, serta landasan
operasional pengembangannya SPPN beserta peraturan pelaksanaannya, SANKRI
harus selaras juga dengan situasi dan perkembangan lingkungan stratejik, termasuk
perkembangan paradigma ilmu administrasi negara.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) tersebut


merupakan suatu keseluruhan sistem penyelenggaraan kehidupan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dalam segala aspeknya, serta keseluruhan administrasi
negara Indonesia yang berlandaskan pada Idiil-Pancasila, konstitusional-UUD 1945,
operasional, dan kebijakan lain baik itu secara tertulis maupun tidak tertulis. Dimana
dari keseluruhan sistem tersebut antara Aparatur Negara (Aparatur Pemerintah,
Aparatur Kenegaraan) beserta seluruh rakyat saling bekerjasama dalam mewujudkan
segala tujuan seperti: melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia; memajukan
kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban
dunia;, serta cita-cita bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegaranya yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

D. Unsur Pokok Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia


SANKRI sebagai sistem Penyelenggaraan negara dan/atau sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara , sebagaimana halnya suatu sistem terdiri dari
subsistem-subsistem a unsur unsurnya. Administrasi negara sebagai sistem, pada
pokoknya terdiri dari unsur nilai, struktur dan proses. Perbedaan SANKRI sebagai
sistem penyelenggaraan negara dan SANKRI sebagai sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara adalah dalam hal unsur struktur dan prosesnya, sedangkan unsur
nilainya sama.
1. Unsur Nilai, dapat pula disebut sistem nilai, meliputi landasan atau dasar negara
yaitu Pancasila, cita-cita negara (nasional) dan tujuan negara (nasional),
kesemuanya telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yang tetap tidak
berubah walaupun UUD 1945 telah diadakan perubahan. Berbagai unsur nilai
dimaksud di antaranya adalah:
a. Pancasila sebagai landasan atau dasar negaramengandung lima prinsip:
Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan beradap
persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan; dan Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia (alinea keempat). Pancasila juga
merupakan falsafah atau pandangan hidup yang mempersatukan bangs
a , dan membe ri petunjuk dalam upaya mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir batin bagi masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam;
b. Cita-cita negara (nasional), yaitu Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur (alinea ketiga). Cita-cita
negara/nasional ini disebut juga sebagai visi ideal Indonesia;
c. Tujuan negara (nasional), yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
(alinea keempat). Jika cita-cita nasional merupakan visi ideal, maka
tujuan negara/nasional dapat juga disebut sebagai misi ideal.
2. Unsur Struktur Unsur Struktur merupakan satuan kelembagaan yang diperlukan
dalam kehidupan Negara Republik Indonesia yang demokratis dan
konstitusional berupa tatanan kelembagaan penyelenggaraan negara dan
pemerintahan negara dalam rangka mengemban misi dan mewujudkan visi
bangsa, yang merefleksikan peran dan posisi aturan hukum, kewajiban,
kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Sesuai dengan pengertian
sistem penyelenggaraan negara dan sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara sebagaimana telah disebutkan terdahulu, maka unsur atau subsistem
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Struktur penyelenggaraan negara, meliputi seluruh Aparatur Negara, baik
Aparatur Kenegaraan maupun aparatur Pemerintahan, beserta seluruh
organisasi politik, lembaga kemasyarakatan, dan dunia usaha, yang
berkembang sesuai dengan kehidupan dan kemajuan bangsa;
b. Struktur penyelenggaraan pemerintahan negara , mencakup Presiden beserta
keseluruhan aparatur Pemerintahan, baik di tingkat Pusat maupun Daerah.
Dalam penyelenggaraan negara terdapat hubungan antara Aparatur
Kenegaraan di luar lembaga eksekutif, yang turut menjamin terlaksanannya
penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan prinsipprinsip good
governance. Mengacu pada UUD 1945, Aparatur Kenegaraan dimaksud
adalah:
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( M P R ) yang wewenang utamanya
adalah melaksanakan fungsi konstitutif;
b. Dewan Perwakilan Rakyat ( D P R ) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) dalam pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan;
c. Mahkamah Agung (MA) dan Mahkama Konstitusi (MK) dalam
pelaksanaan fungsi yudisial;
d. Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka) dalam pelaksanaan fungsi audit;
e. Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral selaku pemegang otoritas
moneter.
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu, Indonesia telah memasuki barisan negara-negara
demokrasi dengan sistem administrasi yang mulai berkembang. Pola pikir dalam
menyusun sebuah sistem yang utuh sebagai satu kesatuan tidak bisa lagi dipandang secara
parsial namun secara holistik. Hal ini berarti tugas dalam membangun negara, bukan
hanya tugas para pemimpin namun juga seluruh elemen negara. Indonesia dari segi
penerapan sistem administrasi kelembagaan telah banyak mengalami perubahan. Hal ini
dapat berdampak buruk dan baik. Tulisan ini mendeskripsi-kan betapa penting sebuah
negara mempunyai suatu sistem administrasi yang berciri khas negara tersebut. SANKRI
atau Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia dipandang dapat
mentransformasikan peranan lembaga Negara Indonesia menjadi lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
sankri. (n.d.).
Sinaga, H. O. (2007). Implementasi Sistem Administrasi Negara Indonesia dan Peranan
Lembaga Negara dalam Membangun NKRI. Administratur, 1(3), 46–75.

Anda mungkin juga menyukai