Anda di halaman 1dari 11

KEGIATAN ADMINISTRASI NEGARA

DOSEN Dr.Hj.Sri Haryaningsih,M.Si

DISUSUN OLEH:

TIMOTHY GERO SERANG

NIM: E1012181070

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2018
KEGIATAN – KEGIATAN ADMINISTRASI NEGARA

PENGERTIAN DASAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Pada dasarnya dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan
kepantingan bersama. Kepentingan individu didasarkan bahwa manusia sebagai makhluk individu
karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan
manusia sebagai makhluk sosial (kelompok) yang ingin memenuhi kebutuhan bersama. Dalam hidup
bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial memerlukan adanya aturanaturan/ketentuan-ketentuan
yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak menimbulkan benturan
kepentingan antar sesama manusia. Dengan semakin berkembanganya tarap kehidupan manusia maka
kebutuhan manusiapun semakin meningkat oleh karena itu diperlukan adanya sarana yang dapat
mengatur ataupun mengendalikan agar tercipta kesedapan hidup bersama. Dalam menghadapi
kehidupan yang semakin komplek manusia tidak dapat hidup mandiri, mengasingkan diri dari
lingkungan hidupnya, manusia perlu berkomunikasi, berhubungan dengan pihak lain. Hidup manusia
akan saling tergantung dengan manusia lainya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya
saling ketergantungan tesebut maka diperlukan adanya kerjasama dalam menghadapi segala persoalan
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bekerja sama, orang perlu memiliki kemampuan
untuk bekerja sama dan itu akan berlangsung terus menerus sepanjang jaman selama masih ada
masyarakat.

Ilmu administrasi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses dinamika kerjasama manusia. Kerja
sama merupakan gejala yang sifatnya universal dan sudah ada dan berlangsung sejak jaman primitif
sampai jaman modern. Administrasi dalam arti luas merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih dalam kerangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah 2 ditentukan.
Administrasi merupakan sesuatu yang bersipat universal jadi ia ada dan berkembang seiring dengan
perkembangan peradaban manusia itu sendiri, hal itu disebabkan karena administrasi dapat dijumpai
pada setiap aspek kehidupan (ekonomi, sosial, politik dsb). Karena begitu luasnya bidang administrasi
sampaisampai ‘Robert Prethus’ mengatakan bahwa tidak ada ilmu sosial yang lebih luas cakupanya
dibandingkan dengan ilmu administrasi. Administrasi merupakan salah satu sarana untuk melayani
kebutuhan manusia. Administrasi yang baik adalah administrasi yang didasarkan asas-asas yang
berlaku secara umum, sehingga dapat diterima semua pihak baik dari dalam organisasi itusendiri
maupun dari luar organisasi tersebut. Dengan administrasi manusia dapat lebih mudah mencapai
tujuan hidupnya yang lebih baik, karena ilmu administrasi adalah ilmu yang mempelajari proses
kegiatan manusia yang dilakukan secara kerja sama. Kalau kita amati apa yang kita pakai sekarang
atau segala benda yang ada dirumah kita hampir semuanya hasil dari pembelian, karena kita tidak
membuatnya sendiri. Ini membuktikan bahwa banyak kebutuhan hidup manisia diperoleh melalui
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan orang lain.dengan kata lain manusia memerlukan kerja sama
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Istilah

Administrasi dalam bahasa Inggris adalah: ”administration” yang terdiri dari dua suku kata yakni
“administ” dan “ration” yang artinya mengurus (dalam arti sempit) namun tidak jelas maknanya
apakah mengurus orang atau benda. Selain dalam bahasa inggris ada juga dalam bahasa Belanda yaitu
“Administratie” yang artinya catat-mencatat, inipun masih sangat sederhana karena berkaitan dengan
masalah surat-menyurat saja. Sedangkan di Indonesia sering diistilahkan dengan Tata Usaha yaitu
pekerjaan yang berkaitan dengan tulis-menulis, surat menyurat ataupun pekerjaan yang bersifat “
clerical work”, hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah kolonial yang tidak memberikan jabatan
pada orang pribumi untuk menduduki jabatan administratif. Dalam bahasa latin administrasi terdiri
dari dua suku kata yaitu “ad” yang artinya intensif dan “ministrare” yang artinya to serve (melayani)
yang secara etimologi berarti melayani secara intensif yang kalau di Indonesia dikenal dengan istilah
tata usaha yaitu pekerjaan yang bertalian dengan tulis-menulis (adminstasi dalam arti sempit). Dalam
makna administrasi berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia dan kamus Inggris Indonesia dari
John Echols dan Hassan Shadily, sebagai “tata Usaha”, karena yang dituntut adalah bagaimana
organisasi pemerintahan hadir tidak sekedar untuk mengikuti tugas-tugas rutin, namun bagaimana ia
mengkreasikan nilai bagi masyarakat atau bangsa (sebenarnya terdapat perbedaan antara
“masyarakat” dan “bangsa” di mana masyarakat adalah kumpulan manusia yang lebih bermakna
“sosial” sementara bangsa lebih bermakna “politik” dan “cultural”. Namun untuk mempermudah,
keduanya dipergunakan bersama dan dipertukarkan satu sama lain dengan alasan negara melayani
baik kumpulan manusia dalam konteks sosial, politik, maupun cultural).

Administrasi dalam arti tata usaha sangat populer di Indonesia, yang oleh pemerintah Hindia Belanda
pada masa penjajahannya. Hal ini dikarenakan orangorang pribumi (inlander) hanya bekerja atau
diberi pekerjaan dalam bidang tata usaha.

Akan tetapi pengertian yang sebenarnya tidaklah demikian karena pengertian yang terkandung dalam
kata administrasi jauh lebih luas daripada kata tata usaha . Administrasi disini dikatakan sebagai
segala kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

SEJARAH PERKEMBANGAN ADMINISTRASI NEGARA

Bahwa perkembangan administrasi negara dalam kehidupan masyarakat dewasa ini tidak terlepas dari
factor kesejarahan. Sebab apa yang dicapai admininstrasi negara sekarang ini merupakan hasil dari
rangkaian perjalanan sejarah yang panjang dari administrasi negara sebagai gejala sosial. Sebagai
suatu fenomena sosial yang bersifat universal, administrasi negara hadir ditengahtengah masyarakat
seiring dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Seperti kita ketahui bahwa sejarah tidak
mungkin akan terulang kembali, namun dengan mempelajari sejarah kita akan dapat melacak segala
kejadian atau peristiwa yang parnah terjadi dimasa silam. Dengan bukti-bukti yang ditemukan akan
diketahui apa dan bagaimana sesuatu itu pernah terjadi ataupun berlangsung ditengah-tengah
kehidupan masyarakat, dalam hal ini terutama yang berkaitan dengan administrasi negara.

PERKEMBANGAN ADMINISTRASI DI INDONESIA

Perkembangan administrasi di Indonesia belum banyak penulis yang mengemukakannya. Salah satu
diantaranya adalah tulisan yang ditulis oleh Bintoro Tjokroamidjojo dalam bukunya Research di
Indonesia 1945-1965, menggambarkan perkembangan administrasi tersebut. Sebelum tahun 1945
ketika iondonesia masih dijajah maka disaat itu administrasi negaranya adalah administrasi dari
negara yang menjajahnya. Dimana bangsa Indonesia tidak diberi kesempatan untuk ikut terlibat dalam
praktek administrasi, sehingga tidak ada pengalaman sama sekali mengenai praktek ilmu administrasi
negara. Disamping itu sifat administrasi negara ketika itu sama dengan sifat ilmu yang mendapat
pengaruh dari daratan Eropa., sehingga konsep kontinentalnya sangat kental yang memberikan
pengaruh yang cukup besar sehingga mengganggap pendidikan hukum sebagai persiapan utama dan
malah satu-satunya syarat untukmembentuk seseorang administrator, sehingga corak administasi
negara saat itu sangat legalistic dan normative yang pada gilirannya menumbuhkan suatu birokrasi
yang steril. Baru setelah Indonesia merdeka, sistem administrasi negara ditangan bangsa sendiri.
Kesempatan ini terbuka luas bagi bangsa Indonesia untuk mengisi 15 kekosongan jabatan-jabatan
negara. Namun karena bangsa Indonesia tidak mempunyai pengalaman tentang administrasi negara
ditambah dengan situasi perang karena Belanda ingin kembali ke Indonesia, sehingga
penyelenggaraan administrasi negara masih kurang efisien, karena paa administrator yang menempati
posisi-posisi administrasi tanpa dibekali pengetahuan yang cukup mengenai administrasi negara. Pada
waktu itu dirasakan perlunya memperkenalkan pendidikan administrasi negara kepada para
administrator yang sangan kurang akan pengalaman tersebut. Lembaga pendidikan yang pertama
mengembangkan ilmu pemerintahan adalah Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Pada Fakultas
Hukum dan Sosial politik saat itu dalam kurikulumnya dikembangkan mata kuliah Ilmu
Pemerintahan. Dan untuk perkembangan selanjutnya telah banyak terdapat lembaga pendidikan yang
secara khusus mengenai administrasi negara seperti APDN, IIP dsb. Pada tahun 1954 pemerintah
mendatangkan perutusan dari Amerika Serikat untuk mengadakan penelitian mengenai administrasi
kepegawaian, yang diketuai oleh Edward H. Litchfield dengan dibantu oleh Alan .C Rankin. Setelah
mengadakan penelitian keseluruh Indonesia, akhirnya merumuskan suatu saran kepada pemerintah
Indonesia yang diberi judul “Training Administration on Indonesia”, banyak saran yang diberikan,
salah satunya adalah perlunya didirikan lembaga pendidikan administrasi yang nantinya dapat
dipergunakan mendidk pegawai-pegawai serta para administrator pemerintah. Selanjutnya pada tahun
1956, diadakan kerja sama dengan tim dari Universitas Indianna (USA). Maka setelah itu pada tahun
1957 didirikannya Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta yang dipmpin oleh Prof. Dr.
Prajudi Atmosudirdjo. Dengan berdirinya lembaga Administrasi Negara ini Administrasi mulai
dikembangakan pada belbagai bidang lapangan studi. Disamping itu banyak pula tenaga ahli yang
dikirim ke Amerika serikat untuk mendalami Administrasi, baik dalam bidang administrasi negara
maupun dalam bidang administrasi niaga. Maka saat itu perkembangan administrasi negara telah
terencana dan terarah. Dan untuk selanjutnya tidak lagi dikembangkan sifat legalistiknya 16
melainkan lebih bersifat modern yang banyak dikembangkan di AS, yakni bersifat praktis dan
pragmatis. Yang mana aspek administrasinya tidak lagi terbatas pada pengetahuan hukum saja,
melainkan berwawasan agak luas yang meliputi berbagai pengaruh dari ilmu sosial maupun non
sosial.

PENTINGNYA ADMINISTRASI

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Administrasi Negara adalah segenap proses penyelenggaraan
yang dilakukan oleh aparatur pemerintah suatu Negara, untuk mengatur dan menjalankan kekuasaan
Negara, guna menyelenggarakan kepentingan umum. Jadi administrasi Negara adalah kunci dari suatu
Negara. Bila proses Administrasi Negara Dalam proses pemerintahan suatu Negara itu baik, maka
bisa dipastikan kinerja aparatur Negara baik dan tujuan Negara bisa tercapai dengan baik. Begitu pula
sebaliknya.

Charles A.Beard pernah membuat pernyataan yang menggegerkan. Beliau mengatakan bahwa ”Tak
ada subyek lain yang lebih penting daripada aministrasi”.Beliau juga mengatakan bahwa masa depan
masyarakat beradab bahkan peradaban itu sendiri tergantung pada kemampuan untuk
memperkembangkan ilmu dan filosofi serta praktek administrasi yang kompeten untuk membawa
fungsi-fungsi public. Untuk itu, ilmu dan teknologi yang diadaptasi oleh administrasi Negara
dimaksudkan semata-mata untuk memberikan kemudahan hidup dan untuk meningkatkan kualitas
hidup. Dengan kata lain, administrasi Negara merupakan penyelenggaraan dalam cita-cita suatu
masyarakat modern. Eksistensi Administrasi Negara dalam kehidupan masyarakat modern terlihat
dalam dua hal, yaitu :
1. Dalam masyarakat modern setiap orang selalu dipengaruhi oleh keputusan dalam
Administrasi negara.
2. Tersedianya berbagai macam kontrol social terhadap penampilan Administasi Negara.
Jadi sudah jelaslah Administrasi Negara itu penting dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan yang telah ada.

Pokok- pokok Pikiran Administarsi

1.    Administrasi merupakan rangkaian kegiatan penataan


Kegiatan penataan ini merupan kegiatan menyusaun atau mengarsipakan surat-surat untuk dapat di
jadikan sebagai sumber informasi, merencanakan kegiatan-kegiatan yang perlu di kerjakan, menyusun
dan membagi kerja dalam urusan logis.

2.    Rangkaian kegiatan penataan itu oleh sekelompok orang


Kesluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia  atau lebih atau banyak orang yang di
dasarkan atas rasionalitas tertentu. Administrasi sebagai proses kerjasama oleh sekelompok orang.

3.    Administrasi merupakan usaha kerjasama  dari sekelompok orang tersebut


Suatu proses yang umum ada pada setiap usaha kelompok-kelompok baik pemerintah maupun swasta,
sipil, maupun militer, dalam ukuran yang besar maupun kecil. Rangkaian perbuatan  yang di lakukan
secara bersama-sama secara teratur oleh dua orang atau sekelompok orang yang menimbulkan akibat
yang sebenarnya tidak akan terjadi apabila di lakukan oleh masing- masing seorang diri.

4.    Usaha kerjasama itu mempunyai tujuan tertentu yang ingin di capai.


Segala kegiatan dan tidakan yang di lakukan untuk mencapai tujuan (termasuk juga di dalamnya
tindakan untuk menentukan tujuan itu sendiri, atau dengan kata lain bersifat melihat ke depan artinya
kepada pencapaian tujuan pada masa yang akan datang). Rangkaian perbuatan manusia yang
mengandung maksud tertentu yang memang di kehendaki oleh orag yang melakukan perbuatan itu. Di
sini pula segenap aktifitas yang terjadi sebagai akibat perbuatan tersebut.

UNSUR UNSUR ADMINISTRASI

1.    Organisasi
Adalah rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyusunan suatu  kerangka yang menjadi wadah
bagi segenap kegiatan kerjasama dengan cara mengelompokkan pekerjaan – pekerjaan yang harus
dilakukan, membagi tugas diantara para pejabat yang harus melaksanakan, menetapkan wewenang
dan tanggung jawab masing – masing, serta menyusun jalinan hubungan diantara para pejabatnya.
Adalah sistem usaha kerjasama sekelompok orang yang terikat secara formal untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
2. Manajemen
 Adalah rangkaian kegiatan penataan yang berupa penggerakkan orang –orang dan pengarahan
fasilitas kerja agar tujuan kerjasama benar – benar tercapai. Adalah kemampuan manajer untuk
menggerakkan orang dan mengerahkan segenap fasilitas yang ada dalam organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Komunikasi
            Adalah rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyampaian warta dari seseorang kapada
pihak lain dalam kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Adalah proses penyampaian informasi
atau berita dari satu pihak kepada pihak lain melalui media sehingga timbul adanya timbal balik dan
saling pengertian.
4. Kepegawaian
 Adalah rangkaian kegiatan penataan yang berupa penghimpunan, pencatatan, pengolahan,
penggandaan, pengiriman, penyimpanan, pemeliharaan, penyusutan, dan pemusnahaan informasi.
Adalah suatu prsoses untuk merencanakan, mengembangkan dan memelihara potensi yang ada pada
manusia untuk mencapai tujuan.
5.      Perbekalan
Perbekalan adalah salah satu unsur administrasi ysng merupakan aktifitas yang menyangkut paut
tentang peralatan yang dibutuhkan dalam suatu usaha karja sama atau organisasi, yang meliputi proses
pengadaan, penyimpanan, sampai kepada penyingkiran barang-barang yang sudah tidak dipergunakan
lagi.
6. Keuangan
keuangan merupakan unsur administrasi yang menyangkut paut tentang masalah pembiayaan dalam
suatu usaha kerjasama, yaitu yang berkenaan dengan penataan pengelolaan segi-segi pembiayaan,
yang meliputi penentuan sumber-sumber biaya, cara memperoleh serta
mempertanggungjawabkannya. Kesemuanya itu merupakan fungsi keuangan. Masalah keuangan
adalah masalah yang sangat penting bagii   setiap usaha kerja sama, setiap usaha kerja sama atau
organisasii selalu memerlukan pembiayaan.
7. Ketatausahaan
      Tata usaha sebaga salah satu unsur dari   administrasi merupakan kegiatan pelayanan terhadap
penyelenggaraan usaha kerjasama, yang meliputi kegiatan pencatatan, pengiriman dan penyimpanan
bahan keterangan.
Wujud dari pada keterangan-keterangan yang merupakan sasaran pokok dari kegiatan tata usaha dapat
berupa surat-surat, formulir, kartu-kartu, daftar-daftar, gambar foto-foto dan benda lainnya yang dapat
memberi keterangan.
8. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyrakat yang diistilahkan pula dengan “ Public Relation “ merupakan kegiatan usaha
kerja sama untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat atau pihak lain di sekitarnya agar
mendapatkan dukungan secara sadar dan suka rela.

KEGIATAN ADMINISTRASI NEGARA

Sebagaimana diketahui bahwa campur tangan pemerintah kepada masyarakat semakin luas. Yang
paling banyak menimbulkan permasalahan adalah tindak-tanduk adan kegiatan administrasi Negara.
Terdapat dua permasalahan dalam campur tangan pemerintah kepada mayarakat yang pertama adalah
masyarakat semakin lama semakin sangat tergantung kepada keputusan-keputusan para pejabat
administrasi Negara, oleh karenanya semakin lama semakin banyak urusan-urusan yang diikat kepada
suatu izin atau persetujuan pemerintah, kedua bagaimana administrasi Negara berfungsi secara sehat
dan selalu memenuhi syarat-syarat sebagai suatu aparatur Negara yang baik. Terdapat syarat penuaian
tugas, fungsi, dan kewajiban yang harus dipenuhi negara adalah efektifitas (kegiatannya harus
mengenai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan, legitimitas (kegiatan
administrasi Negara jangan sampai menimbulkan heboh oleh karena tidak dapat diterima oleh
masyarakat setempat atau lingkungan yang bersangkutan, asas yuridikitas adalah syarat yang
menyatakan bahwa perbuatan para administrasi negar tidak boleh melawan atau melanggar hukum
dalam arti luas, legalitas (merupakan syarat yang menyatakan bahwa  tidak satupun perbuatan atau
keputusan administrai negar yang boleh dilakukan tanpa dasar atau pangkal suatu ketentuan undang-
undang (tertulis)), moralitas, efisiensi, dan teknik dan teknologi. Bentuk-bentuk daya upaya untuk
membuat administrasi Negara dapat memnuhi syarat-syarat tersebut adalah pengawasan, pembinaan
sistematis, pembinaan personil, dan pengembangan hukum administrasi.
PENGEMBANGAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Pengembangan daripada Hukum Administrasi Negara Indonesia yang up to date yang sesuai dengan
bobot, tugas, fungsi, dan kewajiban administrasi negara Indonesia merupakan sesuatu yang mutlak.
Pengembangan tersebut harus dilakukan secara sistematis. Untuk mengembangkan terhadap
pemerintah terlebih dahulu mengetahui apa yang menjadi kegiatan dari administrasi negara.
Salah satu konsekeunsi dari negara hukum adalah setiap perbuatan hukum dalam bentuk apapun harus
didasari aturan-aturan administrasi negara (administratieveregels) yang harus membenarkan kegiatan
tersebut (juridische rechtaardiging). Kegiatan administrasi negara dapat dibedakan menjadi dua yakni
perbuatan yang bersifat yuridis dan yang bersifat non yuridis. Terdapat empat macam perbuatan
hukum (rechtshandelingen) administrasi negara yakni penetapan (beschikking), rencana (plan), norma
jabaran (concrete normgeving), legislasi semu (pseudo-wetgeving). Keempat macam perbuatan
hukum daripada administrasi negara tersebut dalam kehidupan sehari-hari terkenal dengan sebutan
keputusan pemerintah, oleh karena itu orang awam memang tidak dapat mengenal berbagai perbedaan
dan pembedaan administrasi teknis dan yuridis teknis. Yang paling banyak menimbulkan persoalan
bagi warga masyarakat adalah keputusan-keputusan para pejabat administrasi  yang dikalangan
masyarakat terkenal dengan sebutan keputusan pemerintah. Sebenarnya keputusan pemerintah sebagai
Pemerintah tidak dirasakan efeknya oleh warga masyarakat secara langsung oleh Karena suatu
keputusan pemerintah (regeringsbesluit) selalu bersifat umum, prinsipil, abstrak, dan impersonal
artinya sama sekali tidak mengenai seorang individu tertentu pada kasus tertentu. Yang mempunyai
effek langsung adalah keputusan pemerintah sebagai administrator, oleh karena keputusan
administrasi (administrative beschikking) selalu bersifat individual, kausal, konkrit, dan khas.
Namun, didalam praktik sukar bagi para warga negara untuk dapat membedakan oleh karena didalam
keputusan kedua macam keputusan pemerintah mengambila keputusan sebagai penguasa (overhead,
public authority). Jadi penguasa itu bida pemerintah sebagai pemerintah atau administrator negara.
Dalam kedua hal tersebut Pemerintah mengambil keputusan dengan wewenang yang sama yakni
wewenang kenegaraan atau wewenang public, akan tetapi sebagai Pemerintah mengambil keputusan
pemerintahan dan sebagai administrator mengambil keputusan administrative. Keputusan
pemerintahan merupakan keputusan pelaksanaan atau eksekutif (politieke daad) artinya penegakan
undang-undang dan wibawa negara. Keputusan administrative merupakan keputusan penyelenggaraan
atau realisasi (materiele daad).

Penggunaan daripada wewenang public harus wajib mengikuti aturan-aturan Hukum Administrasi
Negara agar supaya tidak terjadi penyalahgunaan, oleh karena wewenang public tersebut terdiri atas
dua kekuasaan yang luar biasa artinya tidak bias dilawan dengan jalan yang biasa yakni wewenang
prealabel (merupakan wewenang melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil tanpa meminta
persetujuan terlebih dahulu dari instansi atau seseorang perorangan yang manapun) dan wewenang ex
officio (semua keputusan yang diambil karena jabatan tidak dapat dilawan oleh siapapun yang berani
melawan deikanakan sanksi pidana missal pasal 160, 161, 211, 212, dan 216 KUHP).

Semua keputusan yang diambil pada asasnya harus atas permintaan tertulis, baik dari instansi atau
seorang perorangan. Keputusan tanpa adanya suatu (surat) permintaan adalah batal karena hukum.
Keputusan-keputusan yang diambil atas permintaan terikat pada tiga asas hukum yakni asas
yuridikitas, asas legalitas, dan asas diskresi. Asas yuridikitas menjelaskan bahwa keputusan
pemerintah maupun administrative tidak boleh melanggar hukum. Asas legalitas dijelaskan bahwa
keputusan harus diambil berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Asas dikresi
dijelaskan bahwa pejabat atau penguasa tidak boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan
tidak ada peraturannya. Dan oleh karena itu diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan
menurut pendapatnya sendiri asalakan tidak melanggar asas yuridikitas dan asas legalitas. Terdapat
dua macam diskresi yakni diskresi bebas dan diskresi terikat. Dikresi bebas terkait dengan keputusan
administrasi atau pejabat negara berdasarkan batasan yang ada di dalam undang-undang. Sedangkan
diskresi terikat bilaman undang-undang menetapkan beberapa alternative untuk dipilih salah satu yang
oleh pejabat administrasi dianggap yang paling dekat.
ASAS-ASAS PEMERINTAHAN ATAU ADMINISTRASI YANG BAIK

Untuk mencegah penyalahgunaan jabatan dan wewenang, atau lebih tepatnya untuk mencapai dan
memelihara adanya pemerintahan dan administrasi yang baik, yang bersih maka terdapat beberapa
asas kebonafitan pemerintahan/administrasi negara, yang dapat dibagi menjadi dua golongan atau
katagori sebagai berikut:
1.        Asas-asas yang mengenai prosedur dan atau proses pengambilan keputusan, bilamana
dilanggar secara otomatis membuat keputusan yang bersangkutan batal demi hukum.
Asas ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a.        Asas yang menyatakan bahwa orang-orang yang ikut menentukan atau mempengaruhi terjadinya
keputusan tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi (vested interest) didalam keputusan tersebut,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
b.        Asas yang menyatakan bahwa keputusan-keputusan yang merugikan atau mengurangi hak-hak
warga negara tidak boleh diambil sebelum member kesempatan kepada warga negara untuk membela
kepentingannya.
c.        Asas yang menyatakan bahwa konsideran (pertimbangan) daripada keputusan wajib cocok dengan
atau dapat membenarkan dictum (penetapan) daripada keputusan tersebut dan bahwa konsiderans
tersebut mempergunakan fakta-fakta yang benar.
2.        Asas-asas yang mengenai kebenaran daripada fakta-faktanya yang dipakai sebagai dasar
dalam pembuatan keputusannya.
Aasas ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a.        Asas larangan kesewenang-wenangan, Perbuatan atau keputusan sewenang-wenang (Willekeur,
arbitrary act)adalah suatu perbuatan atau keputsan administrasi negara yang tidak
mempertimbangkan semua factor yang relevant dengan kasus yang bersangkutan secara lengkap dan
wajar, sehingga tampak atau terasa oleh orang-orang yang berfikir sehat (normal) adanya
ketimpangan. Sikap sewenang-wenang akan terjadi bilamana pejabat administrasi negara yang
bersangkutan menolak untuk meninjau kembali keputusan yang oleh masyarakat bersangkutan
dianggap tidak adil.
b.        Asas larangan penyalahgunaan jabatan atau wewenang (detournement de pouvoir), yang dimaksud
dengan penyalahgunaan wewenang adalah bilaman suatu wewenang yang diperoleh suatu pejabat
yang bersangkutan dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan atau menyimpang daripada
apa yang dimaksud atau dituju oleh wewenang sebagaimana ditetapkan atau ditentukan oleh undang-
undang yang bersangkutan.
c.        Asas kepastian hukum berarti bahwa sikap atau pejabat administrasi negara yang manapun tidak
boleh menimbulkan kegoncangan hukum atau status hukum. Asas kepastian hukum mewajibkan
kepada Pemerintah administrasi negara untuk menetapkan peraturan atau perubahan status hukum
sesuatu dengan suatu masa peradilan. Batal karena hukum (van rechtswege) adalah setiap keputusan
administrasi negara yang membuat sesuatu yang sebelumnya adalah legal (sah) secara mendadak
(tanpa adanya masa peralihan) menjadi tidak legal, sehingga masyarakat yang bersangkutan
dirugikan.
d.        Asas larangan melaksanakan diskriminasi hukum artinya bahwa para pejabat Administrasi Negara
harus mampu berfikir, mempertimbangkan segala sesuatu dan melakuka evaluasai sedemikian rupa
sehingga benar-benar mempunyai kemantapan jiwa untuk memperlakukan kasus-kasus yang sama
dengan cara dan kesudahan yang sama, tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tetap pada
pendirian.
e.        Asas batal karena kecerobohan pejabat yang bersangkutan berarti bahwa bilamana seorang pejabat
administrasi negara telah mengambil keputusan dengan ceroboh, kurang teliti dalam
mempertimbangkan factor-faktor yang bersangkutan yang dikemukakan oleh seorang warga
masyarakat yang menguntungkan baginya, sehingga warga masyarakat yang bersangkutan dirugikan,
maka keputusan tersebut otomatis menjadi batal. Hal tersebut berarti bahwa segera setelah
kecerobohan, memperbaiki keputusan dengan keputusan yang baru.
PERBUATAN DAN KEPUTUSAN ADMINISTRASI NEGARA

Perbuatan-perbuatan hukum (rectshandelingen) serta keputusan-keputusan (baslissingen) daripada


administrasi negara terbagi menjadi empat yakni penetapan (beschikking), rencan (plan), norma
jabaran (concrete normgeving) dan legislasi semu (pseudo-wetgeving). Perbuatan-perbuatan hukum
daripada Administrasi Negara tersebut diatas pada umumnya menciptakan hubungan hukum
(rectsbetrekkingen). Hubungan hukum administrasi negara adalah hubungan hukum yang merupakan
suatu hubungan (relationship) tertentu antara penguasa dan warga masyarakat yang diatur dalam
hukum perdata. Adapun isi daripada hubungan hukum administrasi negara berupa: suatu kewajiban
untuk melakukan atau tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, suatu hak untuk menagih atau
meminta, suatu izin atau persetujuan atas sesuatu yang pada umumnya dilarang, dan suatu pemberian
status kepada seseorang atau sesuatu sehingga timbulah seperangkat (set) hubungan-hubungan hukum
tertentu.

PENETAPAN (BESCHIKKING)

Dapat dirumuskan sebagai perbuatan hukum sepihak yang bersifat administrasi negara yang dilakukan
oleh pejabat atau instansi penguasa yang berwenang dan berwajib untuk itu. Syarat utama bagi suatu
penetapan adalah bahwa tindak hukum atau perbuatan hukum (rechtshandeling) tersebut harus
sepihak (eenzijdig) dan harus bersifat administrasi negara, artinya realisasi daripada suatu kehendak
atau ketentuan undang-undang secara nyata, kasual, dan individual. Petetapan terbagi menjadi dua
yakni penetapan hukum positif dan penetapan hukum negative. Penetapan atau Keputusan
Administrasi negara dimuat dalam suatu keputusan dan pada umumnya keputusan dibuat dalam
bentuk tertulis dalam bentuk Surat Keputusan (SK), Surat Biasa, Surat Edaran, ataupun berupa
disposisi. Penetapan atau Keputusan Administrasi negera dinaman positif apabila terdapat persetujuan
terhadap permasalahan yang diputuskan, sebaliknya dikatakan negative apabila terdapat penolakan
terhadap permohonan daripada warga masyarakat bersangkutan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa suatu penetapan negative berlaku satu kali artinya begitu
diterbitkan dan disampaikan kepada yang bersangkutan begitupula daya lakunnya (validitasnya)
berakhir sehingga terbuka bagi warga masyarakat yang bersangkutan untuk mengulangi
permohonannya. Dengan sendirinya pengulangan daripada permohonan tersebut harus diajukan
mengemukakan tambahan hal-hal, argumentasi, data. Yang diharapkan oleh warga masyarakat atas
pemohon yang bersangkutan adalah keputusan yang bersifat positif (pengabulan daripada
permohonan seluruh atau sebagian). Penetapan-penetapan posiitif sehari-hari dapat diklasifikasikan
sebagai berikut Penetapan yang menciptakan keadaan hukum baru, Penetapan yang
menciptakan keadaan hukum baru hanya terhadap suatu obyek tertentu saja, Penetapan yang
membentuk/mencipta atau membubarkan suatu badan hukum, penetapan yang member
beban(kewajiban) kepada suatu badan atau perorangan, dan penetapan administrasi yang
memberikan keuntungan kepada suatu instansi, badan, perusahaan, atau perorangan.

RENCANA (PLAN) 

Merupakan salah satu bentuk baru daripada perbuatan hukum administrasi negara yang menciptakan
hubungan hukum (yang mengikat) antara penguasa dan para warga masyarakat. Dari aspek hukum
administrasi negara rencana didefinisikan sebagai seperangkat tindakan-tindakan yang terpadu,
dengan tujuan agar supaya terciptalah suatu keadaan yang tertib bilamana tindakan-tindakan tersebut
telah direalisasikan. Perangkat tindakan tersebut dituangkan kedalam satu keputusan Administrasi
Negara yang bersifat perbuatan huku, (rechtshandeling) sehingga terciptalah akibat-akibat hukum
administrasi negara yang mengikat para warga masyarakat yang bersangkutan kepada pihak
penguasa, satu sama lain memastikan agar supaya tertib keadaan dan merencanakannya apa yang akan
atau harus dilakukan. Rencana adalah perbuatan hukum sepihak (eenzijdige rechtshandeling) di
bidang hukum administrasi negara yang dilakukan oleh organ yang berwenang serta berwajib untuk
itu.
Setiap rencana menyinggung atau mencakup berbagai macam kepentingan daripada pihak-pihak
dalam masyarakat dan kepentinga-kepentingan tersebut selalau berkaitan atau kait mengkait satu
dengan lainnya. Jadi penting sekali bagi setiap pihak yang berkepentingan selalau diberi tahu oleh
penguasa dan mengetahui sampai mana mereka terkena oleh rencana sedang dibuat atau akan dibuat
dan sampau dimana hak-hak mereka atas obyek-obyek pemilikan mereka telah atau mengalami
perubahan.

NORMA JABARAN ATAU PENORMAAN JABATAN

Norma jabaran adalah suatu perbuatan hukum (rechtshandeling) daripada Penguasa Administrasi
Negara untuk membuat agar supaya suatu ketentuan undang-undang mempunyai isi yang konkrit dan
praktis dan dapat diterapkan menurut keadaan waktu dan tempat. Setiap undang-undang dan apda
umumnya juga pepraturan pemerintah hanya memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat prinsip atau
umum, abstrak, dan impersonal sedangkan dalam praktek kehidupan masyarakat selalau bersifat
konkrit dan kasual (menurut kasus tertentu) dan personal. Oleh karena itu, maka setiap ketentuan
undang-undang (dalam arti luas) yang bersifat umum perlu dijabarkan lebih lanjut oleh administrasi
negara. Penormaan jabaran bukan penetapan (beschikking)melainkan suatu sarana belaka untuk
membuat ketentuan umum peraundang-undangan dapat diterapkan kedalam praktek. Norma jabar
bukan peraturan yang berlaku umum, bukan undang-undang dalam arti luas. Namun demikian, norma
jabaran wajib diumumkan secara luas agar supaya setiap warga masyarakan atau pihak yang
bersangkutan mengetahui. Contoh dari norma jabaran adalah surat edaran atau surat instruksi dinas.
Jadi jelaslah bahwa norma jabaran bukan merupakan delegated legislation oleh karena bukan
ketentuan umum perundang-undangan, bukan undang-undang dalam arti luas. Namun demikian,
norma jabaran merupakan perbuatan hukum (rechtshandeling) daripada Administrasi Negara jadi
suatu perbuatan yang ditujukan kepada atau dimaksudkan untuk mempunyai akibat-akibat hukum
serta mengikat pada pihak yang bersangkutan kepada Pengusa Administrasi Negara. Dengan kata lain,
ketidaktaatan kepada atau pelanggaran daripada norma jabaran dikenakan sanksi hukum.

LEGISLASI SEMU (PSEUDO-WETGEVING)

Legislasi semu (Pseudo-wetgeving) adalah penciptaan daripada aturan-aturan hukum oleh pajabat
administrasi negara yang berwenang yang sebenarnya dimaksudkan sebagai garis pedoman
(richtlijnen) pelaksanaan policy (kebijakan) untuk menjalankan suatu ketentuan undang-undang, akan
tetapi dipublikasikan secara luas. Dengan demikian, maka timbulah semacam hukum bayangan
(spiegelrecht) yang membayangi undang-undang atau hukum yang bersangkutan. Legislasi semu
merupakan garis-garis kebijakan intern pejabat administrasi negara.

Kewenangan Pemerintah sebagai administrator, atau dengan perkataan lain kewenangan administrasi
negara untuk membuat peraturan-peraturan (rule making power) memang dimana-mana merupakan
salah satu masalah yang besar. Salah satu masalah pokoknya adalah bagaimana membuat
Administrasi Negara tidak membuat peraturan-peraturan yang mempunyai akibat politik atau
konstitusional yang luas. Kewenangan administrasi Negara untuk membuat peraturan menjadi tiga
macam yakni penjabaran secara normative daripada ketentuan-ketentuan undang-undang/perundang-
undangan menjadi peraturan-peraturan (administrative), interpretasi dari pada pasal-pasal undang-
undang yang dijadikan peraturan-peratuan atau instruksi dinas, dan penentuan atau penciptaan
daripada kondisi-kondisi nyata untuk membuat ketentuan-ketentuan undang-undang dapat
direalisasikan.  Di negara aglo saxon pembuatan peraturan-peratuan oleh administrasi negara tersebut
disebutadministrative legislation atau delegated legislation atau ordinance making.
Guna mencegah penyalahgunaan kekuasaan administrasi negara dan untuk mencegah pelanggaran
konstitusional maka perlu ada beberapa ketegasan mengenai pelimpahan membuat peraturan tersebut
diatas sebagai berikut:
1.     Undang-undang harus menetapkan asas-asas dan premis-ppremis (prakondisi) mana yang tidak
boleh dijabarkan atau diintrepretasikan lebih lanjut.
2.     Pendelegasian dibatasi dengan tegas yakni dengan menetapkan dalam pasal yang bersangkutan butir
atau hal pa yang didelegasikan, menetapkan dalam pasal undang-undang yang bersangkutan semacam
pedoman (policy guidance) berupa standar atau kriterium untuk pejabat administrasi negara yang
bersangkutan.
3.     Mensyaratkan dengan undang-undang (dalam salah satu pasalnya) agar supaya sebelumnya
diadakan studi atau penelitian yang secukupnya.
4.     Undang-undang menetapkan jenis dan beratnya sanksi hukum bagi pelanggaran daripada peraturan
Administrasi Negara tersebut;
5.     Pelimpahan hanya dilakukan oleh Pejabat Pemerintah atau Administrasi Negara.
6.     Undang-undang menetapkan diadakannya badan atau instansi untuk menampung keluhan,
pengaduan atau gugutan.

Anda mungkin juga menyukai