Anda di halaman 1dari 2

Barang milik daerah merupakan semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD

atau dari berasal perolehan lainnya yang sah, Perencanaan kebutuhan barang
milik daerah disusun dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi
SKPD dan ketersediaan barang milik daerah yang ada (Permendagri no.28 tahun 2016 perihal Barang
Milik daerah).

Sejalan dengan upaya perwujudan otonomi daerah dan Good Governance, maka harus
memperhatikan akuntabilitas dalam pengelolaan aset daerah, Akuntabilitas adalah bentuk
pertanggungawaban pemerintah yang berhasil maupun yang mengalami kegagalan dalam
menjalankan tugasnya, dalam konteks birokrasi pemerintah, akuntabilitas adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintahan buat mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi instansi bersangkutan, Manajemen suatu organisasi apapun dikatakan akuntabel
bila dalam pelaksanaan kegiatannya sudah memilih tujuan (Goal) yang sempurna, mengembangkan
standar yg diharapkan buat mencapai tujuan, menerapkan pemakaian standar, mengembangkan
standar organisasi, operasi searah efektif dan efisien (Darise, 2009).

Pengelolaan aset daerah yakni keseluruhan kegiatan yang dimulai dari perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian. Salah satu kegiatan dalam pengelolaan aset daerah yakni penghapusan yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
yang telah direvisi menjadi Peraturan Menteri Keuangan No.83/PMK.06/2016 tentang Skema
Pelaksanaan Pemusnahan serta Penghapusan Barang Milik Negara dengan tujuan pelaksanan
penghapusan pengelolaan Aset / Barang Milik Negara atau Daerah lebih tertib, akuntabel, dan
transparan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 Tahun 2016 perihal Pedoman Pengelolaan Barang
Milik Daerah. Pengelolaan Barang Milik Daerah memiliki peranan yang sangat penting sebab di
dalamnya dibutuhkan perencanaan yang baik melalui rencana pengadaan, pemanfaatan, hingga
proses penghapusan. Penghapusan harus dilakukan untuk mencegah ataupun membatasi kerugian
dan pemborosan biaya pemeliharaan aset/barang milik daerah yang memiliki kondisi buruk, rusak,
sudah tidak dapat digunakan lagi. Hal ini dilakukan dengan cara mengeluarkan atau menghilangkan
aset tersebut dari daftar kartu inventaris barang untuk memperingan beban kerja dari pelaksanaan
inventaris. Akibatnya apabila tidak segera dilakukan penghapusan aset/barang yang tidak dapat
digunakan semakin banyak dan menghabiskan tempat penyimpanan serta biaya pemeliharaan yang
dikeluarkan akan meningkat.

Penghapusan dilakukan jika barang ini rusak berat, tidak layak dipakai, tidak dapat
dipindahtangankan baik melalui penjualan, hibah, tukar menukar barang, dimusnahkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Khususnya untuk barang milik daerah yang
mengalami penyusutan, berdampak pada efisiensi biaya pemeliharaan sehingga anggaran
pendapatan dan belanja daerah juga dapat ditekan dan dialihkan kepada hal-hal yang lebih
mendesak dalam kebutuhan. Alasan dari penghapusan untuk barang milik daerah yaitu menghemat
anggaran kegiatan pemerintahan, mengurangi tempat atau gedung penyimpanan barang yang tidak
digunakan lagi. Dalam menggunakan barang milik daerah memerlukan pembiayaan dan
pemeliharaan yang setiap tahunnya akan dicatat sebagai beban yang diambil atau dicatat dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah. Barang milik daerah yang sebagai inventaris akan berubah
kondisinya dengan sejalannya waktu, oleh sebab itu dilakukannya penghapusan.
Masalah mengenai penghapusan barang-barang milik daerah termasuk masalah yang tidak dapat
dianggap ringan, sebab apabila terdapat barang yang berada didalam kepengurusan serta
penguasaannya pada suatu instansi pemerintah tidak memperhatikan masalah penghapusan barang
milik daerah tersebut, maka sangat dimungkinkan muncul kondisi yang dimana barang yang belum
dihapus tidak memberikan kontribusi terhadap kegiatan operasional dalam bekerjanya
pemerintahan, sehingga secara tidak langsung akan membebani biaya pemeliharaan karena
terhadap pengadaan barang-barang milik Negara dan terhadap pengelolaannya tetap diajukan
anggaran biaya pemeliharaan.

Dalam kondisi lain, justru sebaliknya, dimana terdapat barang milik daerah yang telah
terdaftar untuk dilakukan suatu tindakan penghapusan namun dalam kondisi fisik dari barang
tersebut tidak Nampak, baik karena rusak berat maupun karena sebab lain.

Anda mungkin juga menyukai