Anda di halaman 1dari 17

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN

R. M. Hikam Usman Ma’mun


radenhikam27@gmail.com
Agit Setiawan

Abstrak (12 pt Bold)


Abstrak dibuat dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Abstrak memuat
secara singkat tentang latar belakang, tujuan, metode penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan
penelitian. Abstrak berisi maksimum 250 kata, spasi tunggal ditulis dengan huruf miring (Italic)
bagi abstrak Bahasa Inggris. Di bawah abstrak dicantumkan kata kunci yang terdiri atas
maksimum enam kata, dimana kata pertama adalah yang terpenting. Abstrak dalam bahasa
Indonesia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris. (justified, 12 pt, Times New Roman).

Kata kunci: antara 3 s.d. 5 kata kunci (italic)

Abstract (12pt Bold)


Abstracts are made in two languages, English and Bahasa Indonesia. Abstract more about
background, purpose, up to, the results of research, and manai research. Abstract contains up to
250 words, single write spaces with italics (Italics) for English abstracts. Below the abstract are
listed keywords consisting of six words, where the first word is again the forward. Abstract in
Indonesian can be a translation of an English translation. Tiff editor for abstract syncing for
reasons of abstract content.

Keywords: At least 3 words and a maximum of 6 words, (first word; second word; third word)

Pendahuluan (bold 12 pt)


Kegiatan pendidikan dan pelatihan atau dapat disingkat Diklat merupakan suatu
bentuk usaha yang dilakukan oleh organisasi/institusi dalam rangka peningkatan dan
pengembangan kompetensi sumber dayamanusia organisasi tersebut. Diklat yang
diselenggarakan oleh organisasi/institusi harus berdasarkan adanya kebutuhan oleh
karyawa untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan institusi yang diharapkan. Dalam suatu
penyelenggaran diklat, institusi tersebut menjalankan tahapan penyelenggaraan yang
dimulai dari adanya perencanaan diklat, pelaksanaan diklat, dan evaluasi diklat
yang telah diselenggarakan. Penyelenggaraan diklat yang baik dan efektif yaitu ketika
seluruh tahapan yang penyelenggaran telah berjalan lancar tetapi hasil dari diklat dapat
diimplementasikan dengan baik oleh karyawan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kinerjanya.
Ketika suatu perencanaan diklat telah dibuat, tahapan melaksanakaan diklat
menjadi konsen penting untuk bagaimana diklatmampu berjalan sesuai apa yang
direncanakan. Oleh karena itu, kegiatanpelatihan dalam persiapan penyelenggaraan
harus dirancangsedemikian rupa agar benar-benar memberikan manfaat sesuai dengantujuan
pelaksanaannya. Pemenuhan keadministrasian, menentukan materi,mengelolah peserta, dan
membuat skenario pembelajaran merupakanbagian kegiatan yang harus dipenuhi untuk
pelaksanaan diklat
Pembahasan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan
adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan
sebagainya). Anisah (1995:44) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Wiestra, dkk (2014:12), pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha
yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.
Tjokroadmudjoyo (2014:7) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan yang berawal dari suatu
kebijakan guna mencapai suatu tujuan, lalu kebijakan tersebut
diimplementasikan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan
pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara berencana, teratur, dan terarah guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010:6)
mengemukakan bahwa pelatihan adalah usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku yang
berdampak pada peningkatan kerja. Menurut Sugiyono (1998:1),
pelatihan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi.
Pendidikan dan pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015)
merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam
mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan
adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan
sebagainya). Anisah (1995:44) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Wiestra, dkk (2014:12), pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha
yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.
Tjokroadmudjoyo (2014:7) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan yang berawal dari suatu
kebijakan guna mencapai suatu tujuan, lalu kebijakan tersebut
diimplementasikan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan
pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara berencana, teratur, dan terarah guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010:6)
mengemukakan bahwa pelatihan adalah usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku yang
berdampak pada peningkatan kerja. Menurut Sugiyono (1998:1),
pelatihan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi.
Pendidikan dan pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015)
merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam
mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Pelaksanaan Diklat (Pelatihan)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan
adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan
sebagainya). Anisah (1995:44) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Wiestra, dkk (2014:12), pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha
yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.
Tjokroadmudjoyo (2014:7) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan yang berawal dari suatu
kebijakan guna mencapai suatu tujuan, lalu kebijakan tersebut
diimplementasikan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan
pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara berencana, teratur, dan terarah guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010:6)
mengemukakan bahwa pelatihan adalah usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku yang
berdampak pada peningkatan kerja. Menurut Sugiyono (1998:1),
pelatihan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi.
Pendidikan dan pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015)
merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam
mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Pelaksanaan Diklat (Pelatihan)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan
adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan
sebagainya). Anisah (1995:44) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Wiestra, dkk (2014:12), pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha
yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.
Tjokroadmudjoyo (2014:7) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan yang berawal dari suatu
kebijakan guna mencapai suatu tujuan, lalu kebijakan tersebut
diimplementasikan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan
pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara berencana, teratur, dan terarah guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010:6)
mengemukakan bahwa pelatihan adalah usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku yang
berdampak pada peningkatan kerja. Menurut Sugiyono (1998:1),
pelatihan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi.
Pendidikan dan pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015)
merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam
mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Pelaksanaan Diklat (Pelatihan)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan
adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan
sebagainya). Anisah (1995:44) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Wiestra, dkk (2014:12), pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha
yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.
Tjokroadmudjoyo (2014:7) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan yang berawal dari suatu
kebijakan guna mencapai suatu tujuan, lalu kebijakan tersebut
diimplementasikan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan
pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara berencana, teratur, dan terarah guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010:6)
mengemukakan bahwa pelatihan adalah usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku yang
berdampak pada peningkatan kerja. Menurut Sugiyono (1998:1),
pelatihan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi.
Pendidikan dan pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015)
merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam
mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
1. Pelaksanaan Diklat (Pelatihan)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaksanaan adalah proses, cara,
perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dansebagainya). Anisah (1995:44)
mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi
tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien. Menurut Wiestra, dkk (2014:12), pelaksanaan adalah sebagai usaha-usahayang
dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segal kebutuhan alat-alat yang
diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan
kapan waktu dimulainya. Tjokroadmudjoyo (2014:7) mengemukakan bahwa
pelaksanaan adalah proses dalam bentuk rangkaian kegiatan yang berawal dari
suatu kebijakan guna mencapai suatu tujuan, lalu kebijakan tersebut
diimplementasikan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan pendapat para
ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berencana, teratur, dan terarah
guna mencapai tujuanyang diharapkan.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010:6) mengemukakan bahwa
pelatihan adalah usaha sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep,
ataupun cara berperilaku yang berdampak pada peningkatan kerja. Menurut
Sugiyono (1998:1), pelatihan adalah semua kegiatan yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi.
Pendidikan dan pelatihan menurut Basri, Hasan & Rusdiana (2015) merupakan
upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam mengembangkan aspek
kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Pengelolaan pelatihan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasinya. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu bentuk bantuan dalam proses pembelajaran
yang diselenggarakan oleh organisasi yang terorganisir dan sistematis dengan jangka
waktu yang relatif singkat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
pelatihan guna memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan
demikian, pelaksanaan pelatihan/diklat merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas SDM (pengetahuan, keterampilan dan sikap) agar dapat
melaksanakan tugas pekerjaan dengan maksimal. Untuk mencapai keberhasilan
penyelenggaraan diklat, seorang pengendali diklat mempunyai peran, fungsi, dan tugas
dalam diklat yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Dalam
persiapan diklat, pengendali diklat memiliki peran sebagai penyusun/pengkaji
kurikulum, perancang skenario proses pembelajaran, pengkaji jadwal, dan kriteria
pelatih/fasilitator/instruktur, serta penyusun soal/instrumen evaluasi/ujian.
B. Administrasi Diklat (Pelatihan)
Tahapan persiapan diklat terbagi menjadi dua yaitu persiapan administrasi dan
persiapan edukatif. Kegiatan administrasi meliputi segala bentuk pengadministrasian yang
dimaksudkan untuk kelancaran, dokumentasi dan pertanggung jawaban pelaksanaan
kegiatan pelatihan. Pada persiapan administrasi diklat, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun proposal dan desain diklat.
2. Mempersiapkan surat keputusan penyelenggaraan/kepanitiaan.
3. Mempersiapkan tugas dan fungsi anggota panitia termasuk jadwal piket dan tata tertib
penyelenggaraan, baik tata tertib panitia maupun peserta pelatihan
4. Mempersiapkan waktu dan tempat penyelenggaraan serta syarat atau apa saja yang
harus disiapkan dan dilakukan oleh peserta.
5. Membuat pemberitahuan sekaligus pemanggilan secara tertulis kepada Peserta
Diklat, Pembicara/Fasilitator sesuai jadwal masing-masing. Dalam surat
pemberitahuan/pemanggilan tersebut disertakan lembaran Curriculum Vitae (CV)
mereka masing masing serta surat kesediaan mengikuti pelatihan yang harus
dikirim secepatnya sebelum diklat dimulai.
6. Menyiapkan formulir:
a. Daftar hadir peserta.
b. Daftar hadir tenaga pelatih/instruktur.
c. Tata tertib pelatihan.
d. Sertifikat pelatihan.
e. Formulir-formulir penilaian peserta.
7. Mempersiapkan dan mengirimkan surat permohonan untuk:
a. Membuka dan menutup pelatihan kepada ketua pelaksana.
b. Narasumber dan Fasilitator.
c. Penggunaan tempat, penginapan peserta, ruang belajar dan tempat praktek lapangan.
d. Sarana lain yang diperlukan.
8. Menyediakan perlengkapan diklat, antara lain:
a. ATK.
b. Perlengkapan peserta (materi/modul).
c. Sarana penunjang pembelajaran, seperti OHP, Video, LCD, WhiteBoard, Sound
System dan lain-lain.
d. Spanduk.
e. Lokasi dan tempat, akomodasi dan konsumsi, ruang belajar,praktek
lapangan, olahraga, out bound, perpustakaan/ruang bacadan sekretariat.
f. Sarana dokumentasi.
9. Menyusun dan menyediakan biaya pelaksanaan pelatihan yang terdiridari biaya
administrasi dan biaya edukatif.
C. Materi Diklat (Pelatihan)
Dalam persiapan diklat, pengendali pelatihan/diklat memiliki tugas dalam
menyusun/mengkaji kurikulum, yang salah satunya meliputi materidan alokasi waktu yang
tercantum dalam struktur program. Materi dikla tadalah keseluruhan topik yang dibahas
dalam diklat yang akan berlangsung. Materi pelatihan merupakan kumpulan pokok
bahasan yang mengacu pada bidang-bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
dirancang untuk memberikan bekal kemampuan bagi peserta. Materi yangdibahas harus
berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila tujuannya adalah
peningkatan keterampilan, mestinya materi yang diberikan akan lebih banyak
bersifat praktik. Bukan hanya berdasarkan tujuan saja, pilihan materi yang diambil
bergantung pula pada isi pelatihan, desain instruksional dan alat bantu pelatihan. Selain itu,
rumusan materi harus tersusun sesuai struktur materi dimana memenuhi kebutuhan
peserta akan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Hamalik (2000:46-47)
menyatakan bahwa “Dalam menyusunmateri atau kurikulum harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu: (1) Jeniskemampuan yang hendak dikembangkan; (2) Jenis program pelatihan;
(3)Tingkat perkembangan peserta didik; dan (4) Jenis mata pelatihan yangdiberikan.
Kaidah terpenting dalam penyusunan bahan ajar adalah kesesuaian dengan kurikulum
pelatihan yang sudah dirancang. Oleh karena itu,penyusun bahan ajar harus
menelaah secara cermat kurikulum diklat. Secara prosedural penyusunan bahan ajar
diklat harus melalui kegiatan:
1. Mengkaji kurikulum,
2. Merumuskan satuan pembelajaran,
3. Merumuskan materi pembelajaran, dan
4. Membuat master bahan belajar.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan bahan ajar dilihat dari substansi
dan bahasanya adalah sebagai berikut.
1. Tema bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum
2. Topiknya harus relevan dengan kebutuhan peserta pelatihan.
3. Apabila bahan ajar tersebut bersifat teknis maka bahan belajar tersebut harus
divalidasi oleh ahlinya.
4. Menggunakan istilah secara bertahap dari yang mudah ke yang sulit.
5. Menggunakan bahasa sederhana atau sesuai dengan kemampuan peserta pelatihan.
Dalam mengembangkan bahan ajar perlu dipatuhi prinsip-prinsipberikut:
1. Prinsip Koherensi
Artinya materi bahan ajar harus dikembangkan secara koheren (lengkap,
tidak terpisah-pisah antara satu bagian dengan bagian lainnya). Dengan
demikian, bahan ajar harus mencakup setiap topik yang akan dilatihkan dalam
diklat dan dirumuskan secara mengalir, tidak melompat-lompat dari satu topik
ke topik lainnya tanpa kesinambungan logika berpikir yang jelas. Prinsip
koherensidiperlukan agar tidak terjadi kontradiksi antara materi yang
satudengan yang lain. Ringkasnya dalam prinsip koherensi ini dituntut
adanya runtutan materi yang sistematis, memiliki cakupan yang komplit dari
awal hingga akhir dan tidak terjadi kontradiksi internal dalam bahan ajar tersebut.
2. Prinsip Komprehensif
Materi pelatihan harus disusun secara komprehensif mencakup pengetahuan
dasar yang paling sederhana hingga pengetahuan keterampilan dan sikap yang
lebih kompleks. Dalam hal ini penyusun materi diklat harus bisa menata isi materi
dalam struktur yang sesuai dengan mekanisme proses berpikir, bersikap dan
berperilaku. Sekuen runtutan materi harus dibuat sedemikian rupa agar warga
belajar mudah mencerna materi ajar dan mampu mengimplementasikan dalam
perubahan sikap dan perilaku.
3. Prinsip Kelekatan Budaya
Setiap individu memiliki latar budaya yang unik, materi pelatihan akan lebih mudah
diserap jika dikaitkan dengan setting budaya peserta diklat. Semakin asing
secara budaya, maka akan semakin sulit seseorang menangkap dan menyerap
materi yang dipelajari. Tentu saja dalam hal ini perlu memperhatikan karakteristik dan
tingkat kesulitan materi yang diajarkan dengan karakteristik peserta pelatihan.
D. Peserta Diklat (Pelatihan)
Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok
orang. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang
diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan
peningkatan atau keterampilan pegawai yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas
tertentu. Dalam suatu pelatihan, orientasi atau penekanannya padatugas yang harus
dilaksanakan (job orientation), sedangkan pendidikan lebih pada pengembangan
kemampuan umum. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta
sikap-sikap kerja yang kondusif bagi kinerja pegawai, maka diselenggarakan diklat
(pelatihan)pegawai.
Pada umumnya setelah melakukan dan menentukan rumus ananalisa kebutuhan
pelatihan awal, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah menentukan dan
menetapkan peserta yang harus mengikuti pelatihan. Peserta pelatihan adalah orang
yang datang keprogram pendidikan dan pelatihan (Diklat) dengan tujuan untuk
mendapatkan nilai tambah berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan atau
kompetensi. Peserta pelatihan adalah pegawai yangsecara internal dilatih dan
dibimbing oleh pegawai lain yang berkemampuan tinggi dan mempunyai
kewenangan melatih (Wilson,dkk,1983; Sloane dan Witney,1988). Berdasarkan penjelasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta diklat merupakan orang atau pegawai yang menjadi
sumber daya manusia dalam sebuah instansi atau lembaga yang membutuhkan sebuah
bimbingan pendidikan dan pelatihan, baik itu perorangan dan sekelompok orang yang
mana tujuannya untuk kemajuandan perkembangan kompetensinya supaya bisa berguna
untuk lembaga tempatnya bekerja. Pelatihan bisa diikuti oleh satu orang, sekelompok
orang, atau bahkan diikuti oleh seluruh pekerja. Manajer sumber daya manusiabiasanya
akan menentukan syarat keikutsertaan pelatihan dengan memetakan kebutuhan
pelatihan. Manajer sumber daya manusia jugaakan menentukan siapa saja yang dianggap
memenuhi syarat dan layakuntuk mengikuti pelatihan.
1. Tahapan - Tahapan Registrasi Peserta Diklata.
a. Institusi penyelenggara diklat menetapkan peserta yang akan mengikuti
diklat yang diadakan oleh institusib.
b. Peserta yang telah ditetapkan oleh institusi penyelenggara melakukan
pendaftaranc.
c. Pendaftaran dan penerimaan peserta pelatihan sesuaikriteria/syarat yang
telah ditentukand.
d. Pendaftaran dilakukan secara langsung atau online bila adae.
e. Institusi penyelenggara diklat melakukan verifikasi pendaftaran peserta
f. Peserta yang telah terdaftar melakukan registrasi ulang dihari pertama
pelaksanaan
g. Mengisi daftar hadir
E. Skenario Pembelajaran Diklat (Pelatihan)
Skenario pembelajaran diklat merupakan urutan kegiatan yang disusun agar suatu
kegiatan pembelajaran terselenggara sesuai denganyang diinginkan. Dalam persiapan
diklat, pengendali pelatihan/diklat memiliki tugas untuk merancang skenario proses
pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini:
1. Tujuan diklat, meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
2. Sekuen atau urutan materi yang harus disampaikan sehingga prosespembelajaran dapat
berjalan secara runtut dan sistematis.
3. Kompetensi fasilitator
4. Metode dan alat bantu.
Berikut adalah urutan kegiatan dalam skenario pembelajaran:
1. Membuat Konsep Jadwal Pelatihan
Jadwal pelatihan disusun oleh bagian penyelenggaraan pelatihan disetiap lembaga
pelatihan dan dikoordinasikan dengan tenagapelatih/instruktur. Jadwal dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga pelatih/instruktur, penyelenggara, dan peserta
pelatihan. Jadwal biasanya disusun secara rinci sampai ke tahap jam mengajar
dan instrukturnya. Jadw al yang sudah dibuat disahkan oleh lembaga atau kepala
adminstrasi penyelenggaraan pelatihan.
2. Membuat Rancangan Jadwal Pelatihan Berdasarkan Pola Pelatihan
Berikut adalah contoh rancangan jadwal pelatihan berdasarkan jenis-jenis pola pelatihan:
a. Pelatihan Pola 4 jam (4x45 menit)Model pelatihan 4 jam merupakan pelatihan
bagi pengambilkebijakan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan pihak- pihak
lain yang perlu mengetahui kebijakan tentang Pendidikan Karakter.
b. Pelatihan Pola 8 jam (480 menit)
Model pelatihan 8 jam merupakan pelatihan yang dilaksanakan pengambil kebijakan
di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta pihak-pihak lain yang perlu
mengetahui tentang kebijakan Pendidikan Karekter.
c. Pelatihan Pola 16 jam ( 16x45 menit )
Pelatihan pola 16 jam merupakan pelatihan bagi pengambil kebijakan di tingkat
provinsi, dan kabupaten/kota serta pihak lain di provinsi dan kabupaten/kota yang
perlu mengetahu lebih rinci tentang Pendidikan Karakter
d. Pelatihan Pola 24 jam (24x24 menit)
Kebijakan pola 24 jam merupakan pelatihan bagi pengambil kebijakan di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota serta pihak lain diprovinsi dan kabupaten/kota yang perlu
mengetahui lebih rinci tentang Pendidikan Karakter
e. Pelatihan Pola 32 jam (32x24 menit)
Pelatihan pola 32 jam merupakan pelatihan bagi pelaksana kebijakan di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota serta pihak lain di provinsi dan kabupaten/kota yang
perlu mengetahui lebih rinci tentang Pendidikan Karakter
f. Pelatihan Pola 40 jam (40x24 menit)
Pelatihan 5 hari merupakan pelatihan bagi pelaksana kebijakan dan pembina
keterlaksanaan kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta pihak lain di
provinsi dan kabupaten kota yang perlu mengatahui lebih rinci tentang Pendidikan
Karakter.
F. Contoh Kasus Pelaksanaan Diklat (Pelatihan)
Berikut contoh implementasi pelaksanaan diklat (pelatihan) Peningkatan Mutu Lembaga dan
Guru Inspiratif, Inovatif, dan Kreatif Melalui Blog dan Website Jenjang Pendidikan Dasar
(SD dan SMP) yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
RENCANA PELAKSANAAN
1. Pengorganisasian
Secara teknis kegiatan Pelatihan Peningkatan Mutu Lembaga dan Guru Guru Inspiratif,
Inovatif, dan Kreatif Melalui Blog dan Website Jenjang Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.................

Stuktur kepanitiaan Pelatihan Peningkatan Mutu Lembaga dan Guru Guru Inspiratif,
Inovatif, dan Kreatif Melalui Blog dan Website Jenjang Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
terperinci adalah sebagai berikut:
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Seksi Acara :
Seki Publikasi :
Seksi Dana :
Seksi Konsumsi :
Seksi Humas :
Seksi Perlengkapan :
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Gedung PGRI kabupaten Bandung selama 4 minggu,
mulai tanggal 2 sampai 30 juli 2023 dengan agenda pelaksanaan IN-ON-IN.
Rencana pelaksanaan pelatihan tersebut terbagi sebagaimana berikut:
Hari ke-1 (IN) : Senin, 2 Juli 2023
: 08.00 – 17.00 WIB
Hari ke-2 (IN, Choacing Clicic – ON) : Selasa, 3 Juli 2023
: 07.00 – 17.00 WIB
Hari ke-3 (IN) : Rabu, 30 Juli 2023
: 07.00 -17.00 WIB
3. Jadwal Susunan Acara
SUSUNAN ACARA
Pelatihan Peningkatan Mutu Lembaga dan Guru Guru Inspiratif, Inovatif, dan Kreatif
Melalui Blog dan Website Jenjang Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
WAKTU ACARA PENGISI ACARA
Senin, 2 Juli 2023
Pembukaan
Sambutan – sambutan
08.00 – 10.00 1. Ketua Panitia
2. Kepala Dinas
Pendidikan
3. Kepala Bidang
10.00 – 11.30 Do’a
Penutup
Sekolah melalui Media Narasumber/fasilitator
Internet
11.30 – 13.00 COFFE BREAK PANITIA
1. Pentingnya Website
bagi Sekolah
13.00 – 15.00 sebagai sarana Narasumber/fasilitator
Penunjang
2. Pembiayaan Internet
melalui Dana BOS
15.00 – 16.00 COFFE BREAK PANITIA
16.00 – 17.00 Manfaat Wabsite Sekolah Narasumber/fasilitator
Selasa, 3 Juli 2023
1. Membangun
07.00 – 09.00 Wabsite atau Blog
2. Mengetahui Narasumber/fasilitator
perbedaan Wabsite
atau Blog
09.00 – 11.30 1. Memilih CMS gratis
untuk sebuah
Wabsite Narasumber/fasilitator
2. Cara membuat web
blog
11.30 – 13.00 COFFE BREAK PANITIA
1. Cara mengganti
Template Web Blog Narasumber/fasilitator
13.00 – 15.00 2. Cara Menulis
Artikel Web Blog
15.00 – 16.00 COFFE BREAK PANITIA
16.00 – 17.00 1. Penjelasan tentang
domain
2. Penguatan Penulisan
Artikel pada Web
Blog
3. Kegiatan ON Narasumber/fasilitator
(coaching clicinic)
dengan menulis
artikel stsu konten
pada web/blog
masing-masing
admin atau peserta
minimal sebanyak
20 artikel.
Rabu, 30 Juli 2023
1. Promosi Website
07.00 – 09.00 Sekolah Narasumber/fasilitator
2. Pemantapan materi
09.00 – 11.30 Penutupan Kegiatan serta PANITIA
pemberian sertifikat dan
penghargaan Piala Kepala
Dinas Pendidikan untuk
Web Blog terbaik bagi
Admin Sekolah dan Peserta
Tahun 2003

4. Narasumber/Fasilitator dan Kualifikasi Fasilitatora.


a. Narasumber / Fasilitator
1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
2) Kepala Bidang Pendidikan
3) Deni Demian Renovtri (Duta Rumah Belajar Kemendikbud 2019)
4) Em Syuhada’
b. Kualifikasi Narasumber/fasilitator yang diharapkan memandupelaksanaan
pendidikan dan pelatihan yaitu:
1) Memiliki pemahaman mengenai dunia pendidikan danpengembangan dalam
memajukan lembaga
2) Memiliki pemahaman dan konsep yang matang mengenai IT.
3) Memiliki kemampuan untukmenggali dan meningkatkanmotivasi kerja bagi para
peserta pelatihan (guru).
4) Memiliki kompetensi yang memadai mengenai blog danwebsite sebagai sarana
pengembangan dan informasi lembaga.
5. Peserta Pelatihan dan FasilitasSasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah :
a. Satuan Pendidikan Dasar (SD dan SMP) serta Guru di KabupatenLamongan.
b. Peserta pelatihan adalah admin sekolah dan guru pada satuanpendidikan
dasar (SD dan SMP) yang ditunjuk oleh sekolah, baik yang berstatus negeri maupun
swasta.
c. Keikutsertaan peserta dari masing-masing lembaga dapat di ikuti oleh:
1) Tenaga Admin (Operator)
2) Gurud.
d. Rencana jumlah peserta kegiatan pelatihan ini adalah 300 pesertadengan pembatasan
quota. Adapun fasilitas yang diperoleh pesertayaitu:
1) Snack
2) Makan Siang
3) Buku
4) Sertifikat (yang diterbitkan oleh Kepala Dinas PendidikanKabupaten/Kota)
6. Materi Pelatihan
Secara rinci materi pelatihan peningkatan mutu lembaga dan guru inspiratif,
inovatif, dan kreatif melalui blog dan website jenjang pendidikan dasar (SD dan
SMP) dilaksanakan selama 4 minggu, dari tanggal 2 sampai dengan 30 September 2019.
7. Anggaran KegiatanAgar kegiatan ini dapat berjalan dengan maksimal, maka
diperlukandana sebesar Enam Puluh Juta Rupiah yang bersumber dari :
a. Kontribusi peserta
b. Donatur yang tidak mengikat.
c. Adapun rencana anggaran secara terperinci ada pada lampiran.
8. Strategi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program pelatihan peningkatan mutu lembaga danguru inspiratif,
inovatif, dan kreatif melalui blog dan website jenjangpendidikan dasar (SD dan SMP),
kegiatan ini diproyeksikan selama 3kali pertemuan dengan pelaksanaan IN – ON - IN.
Bentuk utama daripembahasan ini adalah pembahasan materi serta kegiatan yang
bersifataplikatif berkaitan dengan materi yang disampaikan.
Kesimpulan
Kegiatan pelaksanaan diklat merupakan tahapan mengimplementasikan dari
perencanaan diklat kepada peserta diklat untuk dimanfaatkan sebagai wadah meng-
upgrade kompetensi diri. Tahapan pelaksanaan diklat diimplementasikan secara matang
sesuai tujuan yangingin dicapai. Penyiapan dari dokumen ke-administrasian,
menentukan materi yang sesuai, target dan sasaran peserta, dan skenario pembelajaran
menjadi bagian penentu keberhasilan diklat. Dalam kegiatan administrasi diklat yaitu
dokumen-dokumen utama maupun penunjang yang perlu dipersiapkan seperti proposal,
surat undangan, data absensi peserta sangat diperlukan. Materi yang ditentukan sesuai
tujuan dan kurikulum diklat diperhatikan secara menyeluruh tanpa
mengurangi nilai materi

Daftar Pustaka

Basri, Hasan dan Rusdiana. 2015. Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan.Bandung:


CV Pustaka Setia.
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PTBumi
Aksara.
Hemalik, Oemar. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT BumiAksara.
Melayu, H. Hasibuan S.p. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:PT Bumi Aksara
Samto. (2007). Perencanaan Diklat Bagi PTK PNF. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF, 2(1).
Tjiptoherijanto, Prijono dan Nagib, Laila. 2008. Pengembangan Sumber DayaManusia:
Diantara Peluang dan Tantangan. Jakarta: LIPI Press

Anda mungkin juga menyukai