Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat untuk melakukan transpor ilmu dari pendidik kepada
peserta didik, yaitu dengan cara belajar. Pendidikan di saat sekarang ini sangatlah
perlu, karena zaman sekaran telah berubah dari zaman sebelumnya.
Di dalam sekolah ini, terdapat sebuah kurikulum, yang mana kurikulum itu
digunakan agar pendidik ataupun peserta didik dapat lebih kreatif, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini agar kita semua mengetahui
apa-apa saja yang digunakan pada pendidikan pada zaman sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana dasar hukum pengelolaan pendidikan ?
b. Bagaimana wawasan dasar pengelolaan pendidikan ?
c. Bagaimana pengelolaan satuan pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui dasar hukum pengelolaan pendidikan
b. Mengetahui wawasan dasar pengelolaan pendidikan
c. Mengatahui pengelolaan pendidikan
BAB II
Dasar Hukum Pengelolaan Pendidikan
BAB III
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
A. Pengertian Pengelolaan Pendidikan
Menurut M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ
dan Jusuf Udaya (1995), manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan–tujuan
organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan
(planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling).
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan
adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses,
perbuatan dan cara mendidik).
Pengelolaan pendidikan adalah suatu proses perubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok dengan melakukan kegiatan planning, organizing, leading,
dan controlling.
B. Fungsi-fungsi Manajemen
a. Perencanaan ( planning )
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi
untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi.
Perencanaan merupakan awal dari segalanya, apabila tidak ada perancanaan
maka fungsi manajemen lainnya tidak akan terlaksana. Rencana ada dua yaitu
rencana formal dan informal. Rencana formal yaitu rencana yang tertulis dan
merupakan persetujuan dari organisasi atau kelompok, sedangkan rencana
informal yaitu rencana yag tidak tergabung dengan organisasi dan bahkan tidak
tertulis.
b. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian yaitu proses dimana kita melakukan suatu strategi dan cara
yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan yang kondusif, dan
dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
BAB IV
PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN
1. Kepemimpinan Sekolah
Pendapat Hersey dan Blanchard : “kepemimipinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu”.( proses unutk mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan tujuan).
Pendapat Overton : “leadership is ability to get work done with and through
others whilegaining tehir confidence and cooperation”. (kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dengan dan melalui orang
lain sementara mendapatkan kepercayaan diri dan kerja sama).
(2) kecerdasan,
(3) inisiatif,
(7) obyektif,
Dalam hal ini pimpinan sekolah dituntut dapat menguasai semua yang ada
disekolah, salah satunya yaitu mendorong guru untuk meningkatkan kualitas
akademik dan profesional sebagai guru. Pimpinan harus memiliki orientasi tugas dan
orientasi perilaku.
2. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas Kurikulum 2013 berbeda dengan pengelolaan kelas
kurikulum 2006. Pengelolaan kelas kurikulum 2006 berbasis teacher centred
learning, sedangkan Pengelolaan kelas kurikulum 2013 haruslah berbasis student
centred learning sesuai dengan kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa.
Pengelolaan kelas Kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa harus mampu menjaga
proses pembelajaran berpusat pada siswa yang dinamis dan variatif agar
tetap kondusif untuk proses belajar. Pengelolaan kelas yang sangat penting ini harus
direncanakan dengan baik.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan
karakteristik proses pembelajaran.
2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik.
3. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta
didik.
4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik.
5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran.
6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
8. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
9. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata
pelajaran; dan
10. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
Pengelolaan Kelas dan Aktifitas siswa pada pembelajaran berpusat pada siswa
seperti Pembelajaran Kurikulum 2013 SMK-SMA-SMP-SD dapat direncanakan
mengacu pada dua langkah utama perencanaan pengelolaan kelas yaitu (1)
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan (2) menerapkan teknik
pengelolaan kelas. Dua langkah utama perencanaan pengelolaan kelas tersebut adalah
teknik perencanaan pengelolaan kelas yang dikembangkan dalam pelatihan Master
Trainer Pedagogy Program.
Berdasar pada hasil dan materi pelatihan Master Trainer Pedagogy Program
pada modul pengelolaan kelas dan aktifitas siswa (classroom management plan) kita
perlu melakukan perencanaan yang baik (menterjemahkan) terhadap beberapa butir
pengelolaan kelas dalam standar proses yang belum bersifat operasional. Butir
pengelolaan kelas pada standar proses dan urgensi penjelasan dan strategi lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
1. Butir pengelolaan kelas no. 1 “Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta
didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.” memerlukan
perencanaan strategi pengelolaan kelas lanjutan
2. Butir pengelolaan kelas no. 2 “Volume dan intonasi suara guru dalam proses
pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.” cukup jelas/tidak
memerlukan perencanaan strategi pengelolaan kelas lanjutan
3. Butir pengelolaan kelas no. 3 “Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan
mudah dimengerti oleh peserta didik.” cukup jelas/tidak memerlukan perencanaan
strategi pengelolaan kelas lanjutan
4. Butir pengelolaan kelas no. 4 “Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan
dan kemampuan belajar peserta didik.” memerlukan perencanaan strategi pengelolaan
kelas lanjutan
5. Butir pengelolaan kelas no. 5 “Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.”
memerlukan perencanaan strategi pengelolaan kelas lanjutan
6. Butir pengelolaan kelas no. 6 “Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.” memerlukan perencanaan strategi pengelolaan kelas lanjutan
7. Butir pengelolaan kelas no. 7 “Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat.” memerlukan perencanaan strategi
pengelolaan kelas lanjutan
8. Butir pengelolaan kelas no. 8 “Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.” cukup
jelas/tidak memerlukan perencanaan strategi pengelolaan kelas lanjutan
9. Butir pengelolaan kelas no. 9 “Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada
peserta didik silabus mata pelajaran.” cukup jelas/tidak memerlukan perencanaan
strategi pengelolaan kelas lanjutan
10. Butir pengelolaan kelas no. 10 “Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran
sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.” cukup jelas/tidak memerlukan perencanaan
strategi pengelolaan kelas lanjutan.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b)
guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru
sebagai valuator.
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada
orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa
tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru.
Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang
dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator
dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga
hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam
melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan
psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan
proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga
media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember
belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa
kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai
dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang
harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan
mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali
macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi
interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang
turut menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan
intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk
menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan
terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.
Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan dalam arti
sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada
tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006).
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan siswa yang baru.
Sebelum kegiatan ini dimulai, pengelola lembaga terlebih dahulu membentuk panitia yang
terdiri dari :
Tugas dari panitia adalah mengadakan pendaftaran calon siswa, seleksi, pendaftaran
kembali siswa yang diterima dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan penerimaan
calon siswa baru kepada pengelola lembaga didik. Rekrutmen ini mencakup:
1. Iklan (open house), open house biasanya dilakukan untuk memperkenalkan sekolah
serta sistem pembelajaran disekolah juga meliputi sarana dan prasarana. Ketika open house
berlangsung biasanya sekolah juga menyediakan formulir pendaftaran.
b). Formulir data anak yang meliputi, data wali murid , kalau memungkinkan data
orang –orang yang tinggal serumah dengan anak baik itu keluarga maupun pengasuh
c). Riwayat kesehatan anak, imunisasi, riwayat alergi makanan atau obat, dan lain-
lain.
4. Seleksi (placement test), hal ini biasanya dilakukan ketika daya tampung kelas terbatas.
5. Pengumuman/ daftar ulang, ini dilakukan untuk mengumumkan hasil placement test
serta daftar ulang digunakan untuk kepastian siswa yang masuk, biasanya
dengan membayar uang sarana dan prasarana sekolah.
6. Masa Orientasi Siswa(MOS), sebelum peserta didik mengikuti pelajaran pada sekolah
yang baru diadakan masa orientasi. Adapun tujuan diadakannya orientasi bagi calon peserta
didik antara lain adalah :
c. Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
e. Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang lama
harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap membantu apabila
diperlukan.
1. Menentukan panitia.
2. Menentukan syarat-syarat penerimaan.
3. Mengadakan pengumuman, menyiapkan soal-soal tesuntuk seleksi dan menyiapkan
tempatnya.
4. Melaksanakan penyarinagan melalui tes tertulis maupun lisan.
5. Mengadakan pengumuman penerimaan.
6. Mendaftar kembali calon siswa yang diterima.
7. Melaporkan hasil pekerjaaan kepada kepala sekolah.
Dasar Penempatan
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bgi peserta didik baru tentang
kelas dan tata tertib sekolah
3) Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki
potensi positif yang dapat dikembangkan.
Disiplin kelas (dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:10) adalah keadaan
tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata
tertib yang telah ditetapkan.
Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan
tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan
harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau
memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah.
Satu keuntungan lain dari adanya disiplin adalah siswa belajar hidup dengan
pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan
siswa akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada
siswa dalam batas-batas kemampuannya.
4. Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan tenaga
pendidikan dan sumberdaya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Kurikulum itu sendiri hal yang sangat menetutukan kebehasilan kegiatan
belajar mengajar secara maksimal, sehingga perlu adanya pengelolaan yang meliputi:
1. kegiatan perencaan;
2. kegiatan pelaksanaan dan;
3. kegiatan penilaian.
Pengertian administrasi secara luas menurut Syaiful Sagala adalah:
“Rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis untuk
menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasi agar dapat terlaksana dengan suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Wayong yang dikutip The Liang Gie (1992:15) mengemukakan bahwa
administrasi adalah “kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan suatu usaha.
Kegiatan itu bersifat merencanakan, mengorganisir dan memimpin”.
Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP), dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak
mewarnai teori – teori dan praktik pendidikan ( Saylor Alexander & Lewis, 1981).
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien
demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pasal 1 butir 19 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum nasional yang bersifat minimal pada dasarnya dapat
dimodifikasi untuk melayani kebutuhan siswa yang memiliki kecerdasan dan
kemampuan luar biasa.
Namun, pada kenyataannya masih terdapat dua kendala yaitu :
1) Sekolah menjalankan kurikulum nasional yang bersifat minimal tanpa mengolah
dan memodifikasi kurikulum guna melayani kebutuhan peserta didik tertentu yang
berhak memperoleh pendidikan khusus.
2) ketentuan yang ada belum mengakomodir kebutuhan peserta didik yang berhak
memperoleh pendidikan khusus.
Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah
dikembangkan yang kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan
dengan menyesuaikan terhadap situasi dilapangan.
Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum:
a. Perolehan kesempatan yang sama
b. Berpusat pada anak
c. Pendekatan dan kemitraan
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Perbaikan kurikulum
Inti dari Perbaikan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada
efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat
pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat
diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan
rumusan tujuan pengelolaan kurikulum.
2) Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar
dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
3) Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal,
maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.
4) Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan
dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat
memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
5) Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.
Prasarana penddikan adalah tempat atau barang yang digunakan secara tidak
langsung untuk proses pembelajaran.
Ukuran : 100 cc
Tabel 3.1.
Beberapa teknis yang berkenaan dengan bagaimana menata sarana prasarana pendidikan:
1. Dalam penataan ruang dan bangunan sekolah, ruang yang dibangun bagi suatu
lembaga pendidikan atau sekolah, hendaknya dipertimbangkan hubungan antara
satu ruang dengan ruang yang lainnya. Hubungan antara ruang-ruang yang
dibutuhkan dengan pengaturan letaknya tergantung kepada kurikulum yang
berlaku dan hal ini akan memberikan pengaruh terhadap penyusunan jadwal
pelajaran.
2. Penataan perabot sekolah mencakup pengaturan barang-barang yang
dipergunakan oleh sekolah, sehingga menimbulkan kesan kontribusi yang baik
pada kegiatan pendidikan. Dalam mengatur perabot sekolah hendaknya
diperhatikan macam dan bentuk perabot itu sendiri. Apakah perabot tunggal atau
ganda, individual atau klasikal, hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan
perabot sekolah antara lain:
1. Perbandingan antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai
dalam ruangan tersebut
2. Kelonggaran jarak dan dinding kiri-kanan
3. Jarak satu perabot dengan perabot lainnya
4. Jarak deret perabot (meja-kursi) terdepan dengan papan tulis
5. Jarak deret perabot (meja-kursi) paling belakang dengan tembok batas
6. Arah menghadapnya perabot
7. Kesesuaian dan keseimbangan
8. Penataan perlengkapan Sekolah
PENGHAPUSAN BARANG
Beberapa syarat barang-barang dapat dihapus atau diganti dari daftar inventaris, yaitu:
1. Dalam keadaan rusak berat yang dipastikan sudah tidak dapat diperbaiki dan
dipergunakan lagi.
2. Kalau dapat diperbaiki, biaya yang dikeluarkan sangat besar atau hampir
menyerupai membeli barang baru yang menyebabkan pemborosan uang negara.
3. Penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang misalnya biaya bahan kimia.
4. Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini, misalnya OHP dihanti dengan
LCD/Projector.
5. Barang-barang yang jika disimpan lama akan rusak dan tidak dapat dipakai lagi.
6. Ada penurunan efektivitas kerja, misalnya dengan mesin tulis yang baru sebuah
konsep dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari, sementara dengan mesin tulis yang
lama dan hampir rusak sebuah konsep harus diselesaikan dalam waktu 10 hari.
7. Dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain sebagainya.
Begitu pula sarana prasarana yang tidak berhubungan langsung dengan proses
pembelajaran, yang berasal dari negara juga idak serta-merta dapat dihapus begitu
saja melainkan ada tata cara tertentu dalam melakukan penghapusan barang. Tahap-
tahap penghapusan/penyingkiran barang tersebut sebagai berikut:
1. Prosedur anggaran;
2. Prosedur akuntansi keuangan;
3. Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;
4. Prosedur investasi;
5. Prosedur pemeriksaan.
1. Transparasi
Adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu
keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengetahuinya.
2. Akuntabilitas
Kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya
dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung
jawabnya
3. Efektivitas
Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya
efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil
yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by
qualitative outcomes”.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga,
pikiran, waktu, biaya.
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
3. Lain-lain
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga wajib mengetahui dengan jelas
berapa gaji bersih yang diterima oleh anak buahnya, usaha pembinaan kesejahteraan
pegawai kiranya perlu diperhatikan data tersebut. Karena adanya koperasi yang ada di
sekolah dan lain sebagainya.
Maka penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
SUMBER KEUANGAN :
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggung jawaban
Menurut Lipham (1985), ada empat fase penyusunan anggaran antara lain:
1. Merencanakan anggaran
2. Mempersiapkan anggaran
3. Mengelola pelaksanaan anggaran
4. Menilai pelaksanaan anggaran
1. Penerimaan
2. Penggunaan
3. Pertanggungjawaban
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
1. Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkan
pada tahun pelajaran yang bersangkutan.
2. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana
penunjang.
3. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan
tersedianya dana pendukung yang dapat dihimpun.
4. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang
bersangkutan.
5. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing
kegiatan (Depdiknas, 2000 : 178 – 179)
6. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang telah
disepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah.
7. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi yang berwenang.
8. Pengelolaan Humas
Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat dalam pendidikan antara lain:
a) Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid
b) Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada.
c) Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-
lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah.
a. Teknik tertulis, : Buku kecil pada permulaan tahun ajaran, pamflet, berita
kegiatan murid, Catatan berita gembira, Buku kecil tentang cara membimbing
anak.
b. Teknik lisan, : Kunjungan rumah, Panggilan orang tua, pertemuan.
c. Teknik peragaan, : Seperti seminar
d. Teknik elektronik.
9. Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut pandang etimologi supervisi berasal dari kata super dan
vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara
etimologis,supervisi adalah penglihatan dari atas.
Fungsi supervisi
a. Secara umum fungsi supervisi pendidikan adalah salah satu mekanisme untuk
meningkatkan kemampuan provesional dalam upaya mewujudkan proses belajar
peserta didik yang lebih baik melalui mengajar yang lebih baik pula.
Ø Fungsi utama ialah membantu sekolah sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu perkembangan individu para siswa.
Ø Fungsi tambahan ialah membantu sekolah dalam membina guru-guru agar dapat
bekerja dengan baik dan dalam mengadakan kontak dengan masyarakat dalam rangka
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta mempelopori kemajuan
masyarakat.
b. Secara khusus berfungsi pula untuk mengoordinasi semua usaha sekolah, memperluas
pengalaman guru, mendorong usaha-usaha pembelajaran kreatif, memberikan
penilaian secara terus menerus, dan memberikan pengetahuan serta keterampilan
kapada guru.
Menurut Soewadji Lazaruth (1988: 33), hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi
sebagai berikut:
SISTEM INFORMASI
Sanders (1973) mengemukakan tiga elemen dasar kegiatan kemanusiaan,
yakni : informasi, energy, dan material. Informasi adalah juga substansi dari seluruh
aktivitas intelektual manusia. Maka berkaitan dengan itu pula informasi bukan hanya
dibutuhkan bagi penyelenggara pendidikan tetapi sebagai bagian esensial dari
pendidikan itu sendiri.
Ada lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan pengembangan
informasi bagi organisasi-organisasi social seperti halnya organisasi kependidikan.
(sanders. 1973)
1. Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis.
2. Permintaan ketepatan waktu.
3. Permintaan kualitas.
4. Tekanan dari perubahan lingkungan luar.
5. Biaya.
a. Mempunyai tujuan;
b. Berdasarkan kepada perencanaan yang matang;
c. Berorientasi pada kepentingan managemen;
d. Menganut sistem terbuka;
e. Mengutamakan kualitas informasi;
f. Menganut prinsip-prinsip dan sentralisasi dan desentralisasi
TATA USAHA
Istilah Tata Usaha sebagai maksud dari administrasi yang berasal dari bahasa
Belanda, “administratie” (Liang Gie, 1977), Paul Mahieu dalam bukunya “De
Administratie Organisatie der Onderneming”, merumuskan dalam administrative
sebagai pendidikan catatan keterangn-keterangan secara tertulis agar kelak dapat
dipergunakan. (Priata dkk, 1977).
1. Menerima gaji sebagai pegawai negeri sipil sesuai dengan pangkat dan
golongannya,
2. Memperoleh tunjangan fungsional sesuai dengan jabatan pengawas yang
dimilikinya,
3. Memperoleh biaya operasional/rutin untuk melaksanakan tugas-tugas
kepengawasan seperti; transportasi, akomodasi dan biaya untuk kegiatan
kepengawasan.
4. Memperoleh tunjangan profesi pengawas setelah memiliki sertifikasi pengawas.
5. Menerima subsidi dan insentif untuk menunjang pelaksanaan tugas dan
pengembangan profesi pengawas.
6. Memperoleh tunjangan khusus bagi pengawas yang bertugas di daerah terpencil,
rawan kerusuhan dan atau daerah bencana alam.
http://study-elearning.blogspot.com/2011/12/manajemen-tenaga-
personalkependidikan.html
http://mutiaralumpur.blogspot.com/2009/12/pengertian-dan-fungsi-manajemen.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/22/pengelolaan-peserta-didik/
http://aridlowi.blogspot.com/2009/12/pengelolaan-kurikulum.html
http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/makalah-pengelolaan-kelas.html
http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/kepemimpinan-sekolah.html
https://zukhrufarisma.wordpress.com/2012/05/18/kepemimpinan-sekolah-efektif/
https://vickyindiarto.wordpress.com/2010/10/10/fungsi-fungsi-manajemen
http://info-pendidikan-terbaru.blogspot.com/2013/07/pengertian-fungsi-tujuan-dan-prinsip.html
http://irwandi12131012.blogspot.com/2014/06/sistem-informasi-manajemen.html
http://derintaiyooaijoo.blogspot.com/2011/06/pengelolaan-sarana-dan-
prasarana.html
http://dikda.sulteng.go.id/v2/index.php/2013-04-17-21-46-38/artikel-pendidikan/24-pengawas-
sekolah-satuan-pendidikan
https://belajarmanagement1.wordpress.com/penerapan-fungsi-manajemen-dalam-kegiatan-
sekolah-di-bidang-osis/
http://mooza-alkaz.blogspot.com/2013/01/makalah-manajemen-keuangan-pendidikan.html
http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/manajemen-humas.html