Kel.14 Istitha'ah
Kel.14 Istitha'ah
Desy (2221609037)
Arini Riska Nafahdin (2221609095
UNIVERSITAS
FRADEL & SPIES
SEMINAR PROPOSAL 02
Pandangan
4 Madzhab
Imam syafi’I berkata barangsiapa Tidak dibenarkan seseorang pergi haji, tetapi meninggalkan
tidak mempunyai harta yang cukup keluarganya dalam keadaan kelaparan dan melarat. Hingga
untuk berangkat haji, maka ia tidak dikemudian hari menjadi beban hidup baginya dan keluarganya.
boleh berutang untuk membiayai
Kewajiban berhaji berlaku bagi orang yang sanggup membayar
perjalanan haji, dan orang seperti ini
Ongkos Naik Haji (ONH), maka seseorang yang memaksakan dirinya
termasuk yang tidak mampu
untuk menunaikan ibadah haji, padahal ia tidak mampu, misalnya
mengarungi perjalanan (tidak wajib
menunaikan haji). dengan cara berutang maka hukumya minimal makruh bahkan bisa
menjadi haram . karena ongkos hajinya itu berasal dari uang yang
dipinjamkan dari orang lain
05
Jika seseorang ingin berhaji dengan cara berhutang dan hutang
tersebut belum dilunasi sampai ia pergi haji dan keluarga yang
ditinggalkan dalam keadaan melarat maka jelas hukumnya tidak
boleh bahkan bisa dikatakan haram menurut pendapat sebagian
ulama, karena ia masih meninggalkan hutang, karena hutang wajib
dibayar, dan dengan adanya hutang maka gugurlah kewajiban
seseorang untuk melaksanakan hajinya.
06
Menurut Imam Malik, Jika seseorang memiliki bekal dan
kendaraan maka ibadah haji menjadi wajib bagi dirinya
sendiri. Jika tidak ada bekal dan kendaraan atau salah satu
dari keduanya maka gugurlah kewajiban menunaikan ibadah
haji. Dia tidak diwajibkan menunaikan ibadah haji meski
mampu berjalan dan mendapatkan bekal, atau mampu
memperoleh bekal di perjalanan dengan melakukan
kerajinan atau yang lainnya. Bahkan haji dengan berjalan
kaki bagi orang yang kemampuannya hanya berjalan kaki
hukumnya mubah bukan wajib. Adapun jika memperoleh
bekal dengan cara meminta-minta kepada orang lain selama
perjalanan maka makruh baginya menunaikan ibadah haji.
kesimpulan
Kewajiban melaksanakan ibadah haji adalah sekali
seumur hidup baik muslim lakilaki maupun perempuan
yang mempunyai kemampuan dari segi mental, financial
dan fisik. Artinya, setiap muslim yang telah dapat
dibebani tanggung jawab (telahdewasa/mukalaf), dengan
kekayaan yang cukup sehingga mampu mengadakan
perjalanan pulang pergi kemakkah, yang mana fisiknya
pun kuat, maka diwajibkan untuk melaksanakan rukun
Islam ke lima itu sekali selama hidupnya
Terima Kasih