Umrah
Bab VIII
Pengertian Haji dan Umrah
Secara etimologi haji berasal dari bahasa Arab al-hajj yang berarti mengunjungi atau
mendatangi. Dalam terminology fiqh, haji didefinisikan sebagai perjalanan
mengunjungi Ka‟bah untuk melakukan ibadah tertentu. Atau berpergian ke Ka‟bah
pada bulan-bulan tertentu untuk melakukan ibadah tawaf, sa‟i, wukuf, dan manasik-
manasik lain untuk memenuhi panggilan Allah Swt serta mengharapkan keredaan-Nya.
Adapun umrah secara bahasa berarti berkunjung atau ziarah. Sedang secara terminologi
diartikan dengan “sengaja berkunjung ke Ka‟bah untuk melakukan ibadah tawaf dan
sa‟i”.Meskipun dalam pelaksaaan umrah telah mencakup haji, namun dengan
melaksanakan ibadah umrah tidak berarti ibadah haji telah terpenuhi. Hukum umrah
menurut ahli fiqh dari mazhab Syafi‟i dan Hanabilah, adalah wajib sebagaimana halnya
haji, karena kedua ibadah itu sama-sama diperintahkan Allah Swt untuk disempurnakan.
Macam-Macam Haji dan Cara Melaksanakannya
a. Haji Ifrad
Ifrad dalam bahasa Arab berarti menyendirikan. Disebut haji ifrad karena seseorang melakukan haji dan
umrah secara sendiri-sendiri atau satu persatu, tidak melakukan keduanya sekaligus. Haji ifrad dapat
dilakukan dengan cara menyendirikan haji dan umrah, dan dalam hal ini yang didahulukan adalah
melakukan ibadah haji.
b. Haji Tamattu’
Secara bahasa tamattu‟ berarti bersenang-senang. Dalam konteks haji tamattu‟ diartikan sebagai salah
satu bentuk pelaksanaan haji, yaitu yang dimulai dengan melakukan umrah dibulan-bulan haji dan
setelah itu melakukan ibadah haji ditahun ketika ia melakukan umrah tersebut. Dinamakan haji tamattu‟
karena melakukan dua ibadah (haji dan umrah) di bulan-bulan haji dalam tahun yang sama tanpa
kembali ke negeri asalnya lebih dahulu
c. Haji Qiran
Qiran dalam bahasa Arab diartikan dengan menyertakan atau menggabungkan. Dalam konteks haji,
qiran diartikan sebagai haji dan umrah yang niatnya digabungkan ketika ihram dengan lafal labbaika bi
hajj wa umrah (Aku datang memenuhi panggilan-Mu dengan niat haji dan umrah). Sejak ihram dari
miqat ia tetap dalam keadaan berpakaian ihram sampai seluruh kewajiban haji dan umrah selesai
ditunaikan atau sampai tahallul dengan mencukur dan memotong rambut kepala setelah melontar jumrah
„aqabah.
Hikmah Haji
Mendorong seseorang
Menghapus dosa- dosa kecil untuk menegaskan kembali
01 dan mensucikan jiwa orang
yang melakukannya
02 pengakuannya atas keesaan
Allah Swt serta penolakan
terhadap segala macam
bentuk kemusyrikan
Mendorong seseorang
03 04
memperkuat keyakinan Mengantar seseorang
tentang adanya neraca menjadi hamba yang selalu
keadilan Tuhan dalam mensyukuri nikmat-nikmat
kehidupan di dunia ini Allah
Hikmah Haji Dari Segi Sosial
1 2
Ibadah haji dapat membawa orang-
Ketika memulai ibadah haji dengan
orang yang berbeda suku, bangsa,
ihram di miqat, pakaian biasa
dan warna kulit menjadi saling
ditanggalkan dan
mengenal antara satu sama lain.
mengenakanpakaian seragam
Ketika itu terjadilah pertukaran
ihram. Pakaian yang berfungsi
pemikiran yang bermanfaat bagi
sebagai lambang pembedaan
pengembangan negara masing-
tersebut harus dihilangkan,
masing baik yang berhubungan
sehingga semua menjadi satu dalam
dengan pendidikan, ekonomi,
kesatuan dan persamaan.
maupun kebudayaan.
Hikmah Haji Dari Segi Sosial
3 4 5
Mendorong seseorang untuk Ibadah haji merupakan
Mempererat tali ukhwah ibadah badaniyah yang
lebih giat dan bersemangat
islamiyah antar umat Islam
berusaha untuk mencari memerlukan ketangguhan
dari berbagai
bekal yang dapat fisik dan ketahanan mental.
penjuru dunia. Hal ini menunjukkan bahwa
mengantarnya ke Mekah
untuk haji. Semangat bekerja ibadah haji dapat
tersebut dapat pula memperkuat kesabaran dan
memperbaiki keadaan ketahanan fisik seseorang
ekonominya yang pada
gilirannya bermanfaat untuk
fakir dan miskin.
Syarat-Syarat Haji
1 2 3
Islam Baligh Berakal
4 5 Istittah’ah
Memiliki quwwah al-badn,
Merdeka Kemampuan wujud al-zad dan
(Istittah’ah) tawafur al-sabil.
Persyaratan Istitta’ah
1 2
Ketiga macam syarat istita‟ah tersebut Jika calon jamaah haji itu seorang
harus terpenuhi pada saat musim haji wanita, disyaratkan adanya orang
telah tiba. Tentunya bagi calon haji yang yang mendampingi dari mahram
daerahnya jauh (89 km) dari Mekah. Bagi atau suaminya atau wanita yang
jamaah yang dekat ke kota Mekah tidak dapat dipercaya. Syarat lain yang
disyaratkan adanya transportasi, karena harus dipenuhi seorang wanita agar
dapat ditempuh dengan jalan kaki. Jika ia disebut istita’ah ialah suci dari
pada sebelum musim haji seseorang telah iddah, baik iddah talak ataupun
terpenuhi ketiga syarat di atas, dan setelah iddah wafat, karena Allah Swt
tiba musimnya, syaratsyarat tersebut tidak melarang wanita yang sedang iddah
lagi terpenuhi, maka ia tidak dapat disebut keluar meninggalkan rumahnya
Istitta’ah
Istitta’ah Don't
...
f orget
a. Sa‟i dilakukan setelah selesai melaksanakan tawaf yang sah menurut syariat Islam,
sehingga antara pelaksanaan tawaf dan sa‟i berkesinambungan, tidak diselingi dengan
wakuf di Arafah.
b. Sa‟i dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwah.
c. Sa‟i dilakukan sebanyak tujuh kali, dimulai dari Shafa ke Marwah dan diakhiri di
Marwah. Artinya empat kali di Shafa dan empat kali pula di Marwah.
d. Seluruh perjalanan sa‟i dilakukan secara sempurna, tidak boleh
e. ada yang kurang meskipun hanya selangkah.
Sunat-Sunat Sa’i
1 2 3 4 5
Bercukur atau
Bermalam di
Tawaf wada‟ bergunting
Muzdalifah
rambut
a. Menyentuh Hajar Aswad dengan telapak tangan jika memungkinkan, jika tidak mungkin, bisa dengan
mengisyaratkan tangan ke arahnya. Jika mungkin, melakukannya setiap putaran ke tujuh.
b. Berjalan kaki jika mampu, jika tidak mampu disebabkan ada uzur, boleh dengan kendaraan.
c. Al-idtiba‟, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah ketiak tangan kanan. Dan kedua
ujungnya diletakkan di atas bahu kiri.
d. Meniatkan tawaf jika yang dilakukan itu tawaf qudum, wada‟, dan tatawwu‟ (sunat), karena tawaf itu
memerlukan niat.
e. Pada tiga putaran pertama dilakukan dengan berjalan cepat, dan pada putaran berikutnya berjalan
secara biasa.
Yang Membatalkan Haji
Pada prinsipnya yang membatalkan haji itu adalah apabila rukun-rukun haji
yang ditetapkan itu ditinggalkan, termasuk semua perbuatan yang dapat
merusak kesahihan rukun-rukun dimaksud. Apabila melanggar salah satu
rukun haji maka hajinya batal. Ia diwajibkan ber-tahallul dan membayar dam
yaitu menyembelih seekor kambing dan wajib mengulangi hajinya pada tahun
berikutnya.
Selain meninggalkan rukun, haji
menjadi batal karena suami isteri
melanggar larangan bersetubuh. Bagi
suami isteri ini diwajibkan membayar Don't
f orget
kafarat sebagai berikut:
...
1. Menyembelih seekor unta
et atau sapi.
Don't forg
2. Menyelesaikan haji yang
...
batal itu.
3. Mengulangi haji pada tahun
berikutnya.
Apabila seseorang yang telah ber-ihram haji
atau umrah, lalu pelaksanaan hajinya tidak
dapat disempurnakan karena sakit atau hal-
hal yang diluar kemampuannya, maka haji
atau umrahnya menjadi batal. Ia wajib
membayar dam di tempat terjadinya hal yang
menghalanginya untuk menyempurnakan
hajinya berupa menyembelih seekor
kambing dan kemudian ber-tahallul. Pada
tahun depan ia diwajibkan mengulangi
hajinya.
Terima
Kasih