Anda di halaman 1dari 3

Bab III

MEMGENAL DAN MEMILIH FILM

Film adalah media untuk merekam gambar, yang terdiri dari sebuah emulsi peka di atas dasar yang
fleksibel dan transparan. Emulsi terdiri dari perak halida, yaitu senyawa peka cahaya yang menjadi
gelap jika terkena cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup, sebuah gambar
tersembunyi akan terbentuk. Bentuk gambar yang tersembunyi dapat terlihat jika film yang telah
digulung ke dalam selongsongya dicuci berdasarkan teknik-teknik khusus.

Pada prinsipnya, teknik pencucian film diawali dengan tahap memunculkan gambar sementara
menggunakan larutan pengembang. Selanjutnya film menjadi gelap karena peka terhadap cahaya.
Kerja larutan pengembang akan dihentikan oleh larutan stop bath. Setelah itu dilakukan tahap
penetapan untuk meng hilangkan perak halida yang tidak terkena ca haya. Setelah proses pencucian,
film dapat dili hat di tempat terang karena cahaya sudah tidak berpengaruh lagi. Tahap akhir, film
harus dicuci untuk menghilangkan residu kimia dari emulsi, kemudian film dikeringkan.

A. Jenis-jenis film

Ada dua jenis film yang beredar di pasaran, yaitu film negatif dan positif (slide). Film negatif terdiri
dari dua jenis, yaitu film untuk cetakan foto berwarna dan hitam putih. Film positif ditampilkan
dengan cara dipro yeksikan pada layar menggunakan proyektor.

Selain itu, film positif pun dapat dicetak untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan sampul buku
dan katalog. Untuk memperoleh hasil foto yang lebih baik, biasanya fotografer menggunakan film
slide. Film slide dapat menampilkan warna gambar hampir sama dengan objek aslinya. Sebaliknya,
film negatif belum tentu dapat menampilkan warna gambar sesuai dengan objek aslinya.

Berdasarkan formatnya, film dikelompokkan menjadi beberapa ukuran (Tabel 3.1). Dengan adanya
berbagai ukuran film ini, akan mempermudah fotografer untuk menentukan kualitas hasil
pembesaran yang diinginkan.

TABEL 3.1 BEBERAPA UKURAN FILM BERDASARKAN FORMATNYA

Format film 35 mm

6 x 4,5 cm

6 x 6 cm

6 x 7 cm

6 x 8 cm

6 x 9 cm

6 x 17 cm

Ukuran/ Dimensi (mm)

24 x 36

56 x 42

56 x 56

56 x 70
56 x 76

56 x 84

56 x 170

B. Kecepatan film

Kecepatan film berarti kepekaan film terhadap cahaya. Kecepatan im dinyatakan dengan ISO atau
ASA. ISO (ernational Standar Organization) adalah sebuah badan yang berwenang memberikan
standar untuk kategori film-film yang digunakan di dunia fotografi. Bilangan ISO mengindikasikan
seberapa besar pekaan film terhadap cahaya. Makin kecil angka ISO, makin rendah kepekaannya
terhadap cahaya. Sebaliknya, semakin tinggi angka ISO makin peka film terhadap cahaya.

Selain JSQ istilah lain dari kecepatan film adalah ASA (american standor association). Umumnya,
istilah ini dipakai di wilayah Amerika Kecepatan film diukur secara aritmatik. Untuk wilayah Eropa,
kecepatan fim dinyatakan dengan DIN (Deutsche industrian nomen). Kecepatan film diukur secara
logaritmik

Secara garis besar, ada 4 kelompok kecepatan film. Kecepatan film tersebut dipilih bukan hanya
untuk menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan, tetapi juga untuk mencapai efek visual tertentu.
Hal ini sergantung dari maksud dan tujuan dilakukannya pemotretan.

1) Film dengan kecepatan lambat/ slow films (25-64 ISO)

Kelompok ini memberikan detil gambar yang sangat tajam dengan butiran (grain) yang sangat halus,
kontras rendah, serta saturasi warna yang luar biasa. Film ini ideal untuk pemotretan arsitektur dan
still life (pemotretan objek-objek benda mati). Walaupun pencahayaan sangat terang, seorang
fotografer tetap membutuhkan kaki tiga (tripod) jika menggunakan kecepatan rana yang lambat.
Dengan kualitas negatif yang sangat baik, cetakan foto dari film dapat diperbesar sampai 50 x 60 cm
tanpa terlihat adanya butiran.

2) Film dengan kecepatan sedang/ medium films (100-200 ISO)

Kecepatan film medium merupakan kelompok film yang paling populer. Hasil cetakan tajam dengan
butiran yang halus serta saturasi warna yang sangat jenuh. Film ini sangat ideal digunakan saat cuaca
terang. Keseimbangan warna merupakan selera pribadi. Seorang fotografer dianjurkan untuk
melakukan eksperimen beberapa merk film sampai menemukan film yang sesuai dengan selera.

3) Film dengan kecepatan cepat/ fast films (400 ISO)

Walaupun kualitas film ini memiliki butiran yang tidak begitu halus atau tidak setajam film medium
dan slow, film 400 ISO telah mengalami banyak perbaikan selama beberapa tahun terakhir.
Kecepatan film yang lebih tinggi memungkinkan kamera menggunakan kecepatan rana (shutter)
yang lebih tinggi pula. Kecepatan tinggi pada film dan shutter mampu mengabadikan obyek bergerak
lebih tajam. Selain itu, memungkinkan lensa diatur dengan bukaan diafragma lebih besar sehingga
ruang tajam (depth of field) menjadi lebih lebar. Film ISO 400 memberikan kesempatan untuk
memotret dalam kondisi pencahayaan kurang tanpa lampu kilat. Umumnya, foto-foto yang diambil
dalam cahaya alam (natural light) memberikan hasil yang lebih halus dan menarik.

4) Film dengan kecepatan sangat cepat/ ultra fast films (di atas 800 ISO)
Film ini dirancang untuk pencahayaan rendah dengan cahaya pemotretan seadanya. Gambar yang
dihasilkan memiliki butiran yang kasar. Dalam beberapa tahun terakhir, film jenis inipun mengalami
banyak perbaikan. Film ini tidak hanya digunakan untuk pemotretan pada pencahayaan rendah,
tetapi juga merupakan sebuah pilihan yang cukup kreatif. Warna-warna lembut dengan butiran
kasar menampilkan kesan khusus sehingga dapat digunakan pada beberapa objek pe motretan.

C. Kode DX (DX Coding)

Kode DX adalah metoda yang memungkinkan kamera elektronik membaca ISO film yang dimasukkan
ke dalam kamera. Tanda dalam tabung film akan dibaca oleh kamera sehingga kamera dapat
mengetahui tipe film yang digunakan.

Kode DX memberikan kemudahan kepada fotografer sehingga pengaturan kecepatan film pada
kamera secara manual tidak perlu dilakukan lagi. Penggunaan kode DX akan memperkecil kesalahan
pada pengaturan ISO film yang dipakai, juga mempercepat proses penggantian film Jika fotografer
sering mengganti film dengan ISO yang berbeda beda atau terburu-buru sehingga lupa mengatur ISO
secara manual kehadiran kode DX akan sangat membantu.

D Memilih Kepekaan/ ISO film

Biasanya, fotografer harus memilih film dengan kecepatan (ISO) yang sesuai dengan kondisi
penerangan. Gunakan film cepat (ISO 400 ke atas) pada penerangan yang kurang dan film kecepatan
menengah atau lambat pada penerangan yang terang.

Untuk pemotretan umum, film kecepatan menengah (ISO 100 dan 200) paling fleksibel. Cukup cepat
untuk digunakan di luar ruangan atau hari berawan dan cukup lambat untuk memperoleh pilihan
kecepatan rana dan diafragma pada hari cerah. Jika mempunyai rencana untuk mencetak foto lebih
besar dari 28 X 35 cm, gunakan film lambat, seperti ISO 25. Cara ini akan mencegah munculnya
kekasaran butiran foto. Kekasaran butiran foto adalah corak berpasir yang akan tampak jika film
negatif atau slide diperbesar beberapa kali lipat. Kekasaran akan bertambah dengan bertambahnya
kecepatan film. Jadi, pilihlah ISO film yang cocok untuk tujuan pe motretan.

Anda mungkin juga menyukai