PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobe merupakan makhluk hidup mikro yang tidak dapat dilihat secara kasat
mata. Untuk mngetahui segala bentuk kehidupannya diperlukan sebuah alat dan
teknik. Mikroba mempunyai sifat yang bervariasi, karena masing-masing mikroba
mempunyai kemampuan beradptasi terhadap pengaruh lingkungannya. Contohnya
bakteri yang mempunyai populasi yang berkembang cepat, dan bervariasi. Variasi ini
dapat terbentuk karena adanya mutasi. Mutasi ini terjadi akibat adanya perubahan
genetik. Semakin berkembangnya zaman, teknik serta alat untuk mengetahui adanya
perubahan genetik pada microbe semakin berkembang. Maka dari itu dalam makalah
ini dijelaskan proses genetik serta factor apa saja yang mempengaruhi proses
genetika tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan genetika mikrobe?
2. Bagaimana ciri dan variasinya?
3. Bagaimana proses genetika pada mikrobe?
4. Apakah yang di maksud mutase?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi genetika mikrobe?
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami genetika pada
microbe, apasaja proses yang dialami oleh microbe dalam genitika mikrobe, untuk
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri khas semua bentuk kehidupan dari segi pandangan genetika adalah
kemantapan umum atau kesamaan ciri-ciri keturunan dan tetuanya. Dengan mudah
kita amati pada beberapa yang mempunyai rambut htam, mata coklat, dan bentuk
dagu tertentu , sedangkan orang lain mempunyai rambut pirang , mata biru dan
struktur muka yang berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi
spesies mikrobe, bahkan galur-galur mikrobe yang menunjukkan bahwa mikrobe
tersebut mampu meneruskan informasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya
dengan tepat.
3) Mutasi netral, yaitu triplet gen berubah menghasilkan suatu kodon mRNA
yang menetapkan asam amino yang sama karena kodon yang dihasilkan dari
mutasi merupakan sinonim dari kodon aslinya.
D. Rekombinasi Gen
Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan
mengirimkan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Pertukaran gen
antar bakteri dapat terjadi karena bakteri pada umumnya hidup berkoloni bahkan
bercampur dengan banyak bakteri jenis lain. Pertukaran gen akan menghasilkan
rekombinan baru. Pertukaran gen atau materi genetik secara garis besar dilakukan
melalui cara transfer gen dan transposisi.
Transfer gen merupakan perpindahan materi genetik termasuk plasmid dari sel
donor ke sel resipien. Sedangkan transposisi merupakan pemindahan rantai DNA
pendek (hanya beberapa urutan saja) antara satu plasmid ke plasmid lain, atau dari
kromosom ke plasmid dalam sel tersebut. Transfer gen terjadi melalui beberapa cara
yaitu, transformasi, transduksi, dan konjugasi (Snustad, 2012).
a. Transformasi
Kali pertama diamati oleh Frederick Griffith (1928) Fragmen DNA bebas
dapat melewati dinding sel dan kemudian bersatu dalam genom sel tersebut sehingga
mengubah genotipnya. Hal ini biasanya dikerjakan di laboratorium dalam penelitian
rekayasa genetika, tapi dapat pula terjadi secara spontan meskipun dalam frekuensi
yang kecil.
Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang
mengandung sejumlah terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.DNA
tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis secara alamiah atau dengan cara
ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel resipien makaterjadilah rekombinasi.
Gejala transformasi ini ditemukan kali pertama pada Streptococcus pneumonia oleh
F. Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya menunjukkan bahwa ada dua macam
tipe koloni bakteri tersebut, yaitu koloni halus (tipe S atau smooth) yang bersifat
patogen dan koloni kasar (tipe R atau rough) yang non patogen. Dalam percobaannya
ditemukan jika campuran bakteri tipe S yang telah dimatikan dengan pemanasan dan
sel tipe R hidup disuntikkan pada tikus maka tikus akan mati dan dari bangkai tikus
dapat diisolasi bakteri tipe S yang hidup. Griffith mengatakan bahwa ada substansi
yang berasal dari bakteri tipe S (mati) diambil oleh bakteri tipe R (hidup) sehingga
tipe R ini berubah menjadi tipe S yang patogen. Perubahan dari tipe R ke tipe S ini
disebut transformasi. Pada tahun 1944, Oswald Avery, Macleod, McCarty
mengisolasi substansi tersebut dan berhasil mengidentifikasinya sebagai
DNA.Percobaan Avery dan kawan-kawan inilah yang mendemontrasikan untuk
pertama kali bahwa bahan genetik adalah DNA (Gardner, 2000).
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri yaitu merupakan
sarana penting dalam rekayasa genetika. Selain itu banyak penelitian yang telah
menggunakan hasil transformasi untuk memetakan kromosom bakteri dan sangat
bermanfaat untuk penelitian genetika dalam laboratorium.
Gambar 4. Transformasi
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/27513349/Mekanisme-Mutasi-Pada-
Bakteri. Diakses tanggal 2 Januari 2017. 08.33 WIB)
b. Konjugasi
Transfer unilateral materi genetik antara bakteri sejenis maupun dengan jenis
lain dapat terjadi melalui proses konjugasi (mating). Hal ini dimungkinkan karena
adanya faktor F yang menentukan adanya pili seks pada virus bakterial tertentu.
Kuman yang mempunyai pili seks disebut kuman F+, dan melalui pilinya materi
genetik dari sel donor (F+) termasuk plasmid DNAnya dapat berpindah ke dalam sel
resipien. Jadi gen-gen tertentu yang membawa sifat resistensi pada obat dapat
berpindah dari populasi kuman yang resisten ke dalam kuman yang sensitif. Dengan
cara inilah sebagian besar dari sifat resisten obat tersebar dalam populasi kuman dan
menimbulkan apa yang disebut multidrug resistance.
Konjugasi merupakan pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri yang
bertindak sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Pada
proses konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke dalam sel
resipien melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke
dalam sel resipien, enzim-enzim yang bekerja pada DNA resipien menggunting dan
mengeksisi suatu fragmen DNA resipien. Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam
kromosom resipien di tempat DNA yang tereksisi. Pemindahan ini dikode oleh
plasmid. Plasmid adalah unsur genetis ekstra kromosomal (diluar kromosom) dan
dapat melangsungkan replikasi didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah
potongan bundar DNA yang merupakan gen tambahan. Bila unsur ekstra kromosomal
dapat bereplikasi dan terpadu ke dalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini
membedakan episom dari plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam kromosom.
Pada bakteri gram negatif misalnya E.coli, konyugasi terjadi dengan cara perlekatan
antara sel donor dengan sel resipien melalui piliseks atau faktor F (faktor kesuburan
atau fertility factor). Pada bakteri gram positif misalnya Streptococcus faecalis,
perlekatan antara sel donor dan resipien tidak melaui pili. Proses konyugasi secara
artificial dapat digunakan untuk memetakan gen pada bakteri (Ristiati, 2000).
Gambar5. Konjugasi
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/27513349/Mekanisme-Mutasi-Pada-
Bakteri. Diakses tanggal 2 Januari 2017. 08.33 WIB)
c. Transduksi
Proses transfer gen bakteri melalui perantara virus dinamakan transduksi.
Virus yang menyerang bakteri disebut bakteriofage, atau disebut juga fage. Fenomena
ini pertama ditemukan oleh Lederberg dan Zinder. Fage terdiri dari dua jenis yang
memiliki siklus hidup berbeda, yaitu fage virulen dan fage temperate. Kedua fase ini
berkaitan dengan cara virus mentransduksi bakteri. Fage virulen adalah fage yang
dengan segera lisis dan mematikan inangnya. Sedangkan fage temperate hidup di
dalam inangnya dalam waktu tertentu tanpa mematikannya. Profage adalah fage yang
DNA nya terintegrasi (bergabung) dengan kromosom inang. Fage yang dapat
melakukan transduksi sehingga menyebabkan rekombinasi adalah fage temperate.
Hal tersebut dikarenakan fage temperate dapat membuat bakteri tetap hidup sebagai
bakteri lisogenik atau sebagai profage. Fage virulen tidak dapat menjadi profage
karena selalu litik.
Ada dua macam transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus.
Pada transduksi umum, fage dapat membawa bagian kromosom manapun dari
bakteri, sedangkan pada transduksi khusus hanya bagian tertentu saja yang dapat
dibawa oleh fage.
Gambar 6. Transduksi
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/27513349/Mekanisme-Mutasi-Pada-
Bakteri. Diakses tanggal 2 Januari 2017. 08.35 WIB)
a. Transduksi Umum
Fage transduksi dimulai dengan adanya sel inang yang diinjeksi fage.
Partikel-partikel fage yang baru terbentuk di dalam sel inang dan kromosom
inang hancur. Salah satu partikel fage yang terbentuk membawa fragmen DNA
bakteri secara random dan disimpan di dalam kepala fage tersebut. Hal tersebut
terjadi karena enzim endonuklease yang berperan dalam pengemasan DNA fage
tanpa sengaja mengemas DNA inang.
Ketika sel inang mengalami lisis, partikel transduksi dilepaskan bersama-
sama dengan fage normal. Partikel transduksi tidak dapat mereplikasi diri, tetapi
dapat mempengaruhi sel lain jika menginjeksi sel inang baru. Kromosom sel
inang dapat mengalami rekombinasi dengan DNA yang dibawa partikel
transduksi. Rekombinasi terjadi karena adanya allel sifat yang sama baik dari
DNA inang maupun DNA yang dibawa oleh fage. Bakteri yang dapat mengalami
transduksi umum contohnya Salmonella thypimurium.
Gambar 7. Transduksi Umum
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/27513349/Mekanisme-Mutasi-Pada-
Bakteri. Diakses tanggal 2 Januari 2017. 09.00 WIB)
b. Transduksi Khusus
Transduksi khusus biasanya terjadi pada daerah spesifik pada
kromosom inang yang terintegrasi langsung dengan genom fage. Hanya gen
bakteri yang dekat dengan titik penempelan saja yang bisa terintegrasi dengan
genom fage. Hal ini terjadi pada fage temperate tertentu.
Fage transduksi khusus ini terbentuk karena adanya kesalahan saat
rekombinasi eksisi dari profage. Karena DNA profage terikat dengan DNA
inang, maka proses replikasi dikendalikan oleh inang. Kebanyakan DNA fage
diekspresikan pada saat fage berada dalam fase profage.
Pada induksi profage, genom fage terpisah dari DNA inang. Proses ini
disebut eksisi. Eksisi akan membentuk fage, prosesnya mirip dengan
pembentukan plasmid. Pada eksisi yang biasa terjadi, yang akan lepas dari
DNA inang hanyalah DNA fage itu sendiri. Tetapi pada beberapa fenomena,
fage yang terbentuk yang membawa gen-gen inang yang berada di
sebelahnya. Contohnya adalah profage ʎ yang terintegrasi diantara gen gal
dan bio pada kromosom E. coli dapat membawa gen gal dan bio bersama
DNA fage saat proses eksisi. Setelah fage terpisah dari DNA inang, fage
berreplikasi hingga sel induk lisis. Fage yang membawa gen inang merupaka
fage defektif yang dapat mengakibatkan rekombinasi pada sel yang dijadikan
inang baru.
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/27513349/Mekanisme-Mutasi-Pada-
Bakteri. Diakses tanggal 2 Januari 2017. 08.58 WIB)
Plasmid adalah unsur genetis ekstra kromosomal (diluar kromosom) dan dapat
melangsungkan replikasi didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah potongan
bundar DNA yang merupakan gen tambahan. Bila unsur ekstra kromosomal dapat
bereplikasi dan terpadu ke dalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini
membedakan episom dari plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam kromosom.
Pada bakteri gram negatif misalnya E.coli, konyugasi terjadi dengan cara perlekatan
antara sel donor dengan sel resipien melalui piliseks atau faktor F (faktor kesuburan
atau fertility factor). Pada bakteri gram positif misalnya Streptococcus faecalis,
perlekatan antara sel donor dan resipien tidak melaui pili. Proses konyugasi secara
artificial dapat digunakan untuk memetakan gen pada bakteri (Ristiati, 2000).