Anda di halaman 1dari 14

Perundungan

presentasi masalah dalam sekolah dan


hubungannya dengan filsafat

JUSRI
HADIRMAN
Perundungan/Bullying adalah perilaku
tidak menyenangkan baik secara verbal,

APA ITU fisik, ataupun sosial di dunia nyata


maupun dunia maya yang membuat
seseorang merasa tidak nyaman, sakit
PERUNDUNGAN? hati dan tertekan baik dilakukan oleh
perorangan ataupun kelompok
Mengapa bisa terjadi
Perundungan di sekolah?
SECARA ONTOLOGI
Perundungan bisa terjadi kapan dan dimana saja, tanpa mengenal
tempat dan situasi. Pelaku pun tidak pandang bulu siapa korbannya
dalam melancarkan aksinya.

JUSRI
HADIRMAN
Mengapa bisa terjadi Perundungan di sekolah?

SECARA ONTOLOGI

Perundungan bisa terjadi secara ontologi karena ada


beberapa dinamika yang melibatkan interaksi antara
individu, identitas, dan pemahaman tentang eksistensi.
Secara ontologi, perundungan dapat dipahami sebagai
manifestasi dari bagaimana individu memahami dan
mempersepsikan diri mereka sendiri dan orang lain dalam
konteks hubungan sosial.

JUSRI
HADIRMAN
Mengapa bisa terjadi Perundungan di sekolah?
SECARA ONTOLOGI

Beberapa alasan mengapa perundungan bisa terjadi secara ontologi meliputi:


• Konstruksi Identitas: Ontologi melibatkan konstruksi identitas individu. Ketika individu
dianggap berbeda dari norma atau ekspektasi sosial, mereka bisa menjadi target
perundungan. Hal ini bisa berkaitan dengan perbedaan dalam agama, budaya, orientasi
seksual, atau hal lain yang membuat individu tampak "berbeda."
• Hierarki Sosial: Ontologi juga mempertimbangkan hierarki sosial. Dalam situasi di mana
ada perbedaan status atau kekuatan antara individu atau kelompok, perundungan bisa
muncul sebagai cara untuk mempertahankan atau memperkuat hierarki tersebut.
• Ketidakpahaman atau Ketidaktahuan: Terkadang, perundungan bisa muncul karena
kurangnya pemahaman atau ketidaktahuan tentang orang atau kelompok tertentu.
Kurangnya pengetahuan bisa menyebabkan stereotip atau prasangka yang kemudian
berujung pada perlakuan yang merendahkan.
• Dinamika Kelompok: Ontologi mempertimbangkan bagaimana individu terhubung dengan
kelompok sosial. Dalam konteks ini, tekanan kelompok atau dorongan untuk
mempertahankan norma-norma tertentu dapat memicu perundungan terhadap individu
yang dianggap berbeda.
Melalui lensa ontologi, perundungan tidak hanya dilihat sebagai
serangkaian tindakan fisik atau verbal semata, tetapi juga sebagai
refleksi dari konstruksi identitas, hierarki sosial, dinamika
kelompok, dan pola pemahaman yang mendasari hubungan
sosial di antara individu dan kelompok.

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA EPISTEMOLOGIS

Secara epistemologi, perundungan bisa terjadi karena adanya


pemahaman yang terbatas atau salah tentang orang lain atau kelompok
tertentu. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
Secara epistemologis, perundungan sering kali muncul dari
kekurangan pengetahuan yang akurat atau pemahaman yang benar
tentang individu atau kelompok tertentu. Pemahaman yang salah atau
terbatas dapat mengarah pada prasangka, stereotip, dan perilaku
perundungan. Oleh karena itu, memperluas pengetahuan, memeriksa
stereotip, dan menggali informasi yang lebih akurat dapat menjadi
langkah-langkah penting dalam mengatasi perundungan secara
epistemologis.

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA EPISTEMOLOGIS

Secara epistemologi, perundungan bisa terjadi karena adanya


pemahaman yang terbatas atau salah tentang orang lain atau kelompok
tertentu. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
Secara epistemologis, perundungan sering kali muncul dari
kekurangan pengetahuan yang akurat atau pemahaman yang benar
tentang individu atau kelompok tertentu. Pemahaman yang salah atau
terbatas dapat mengarah pada prasangka, stereotip, dan perilaku
perundungan. Oleh karena itu, memperluas pengetahuan, memeriksa
stereotip, dan menggali informasi yang lebih akurat dapat menjadi
langkah-langkah penting dalam mengatasi perundungan secara
epistemologis.

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA AKSIOLOGIS

Secara aksiologis, perundungan dapat terjadi karena adanya penilaian


nilai yang salah atau terdistorsi terhadap individu atau kelompok
tertentu. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perundungan
secara aksiologis meliputi:

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA EPISTEMOLOGIS

3. Pengaruh Media dan Budaya Populer: Media dan budaya populer


memiliki peran penting dalam membentuk persepsi kita tentang orang
lain. Representasi yang bias atau stereotip dalam media dapat
menghasilkan pemahaman yang tidak akurat dan mempengaruhi cara
kita memandang individu atau kelompok tertentu.
4. Pembentukan Opini Kelompok: Epistemologi juga
mempertimbangkan bagaimana opini dan pengetahuan terbentuk
dalam kelompok. Jika anggota kelompok mendukung atau
memperkuat pandangan negatif terhadap individu atau kelompok
tertentu, hal ini dapat menyebabkan perundungan sebagai hasil dari
pengetahuan yang terdistorsi atau tidak lengkap.

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA AKSIOLOGIS

Secara aksiologis, perundungan dapat terjadi karena adanya penilaian


nilai yang salah atau terdistorsi terhadap individu atau kelompok
tertentu. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perundungan
secara aksiologis meliputi:
Dalam konteks aksiologi, perundungan sering kali merupakan hasil dari
penilaian nilai yang terdistorsi atau tidak benar terhadap individu atau
kelompok tertentu. Hal ini bisa berasal dari persepsi superioritas, norma sosial
yang terdistorsi, atau penggunaan nilai-nilai untuk mempertahankan
kekuasaan. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai yang
seharusnya merangkul keberagaman dan kesetaraan, kita dapat mengurangi
atau mencegah perundungan secara aksiologis.

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA AKSIOLOGIS

• Penilaian Nilai yang Tidak Benar: Aksiologi berkaitan dengan studi


tentang nilai dan penilaian. Dalam konteks perundungan, individu atau
kelompok sering kali dinilai secara negatif atau dianggap memiliki nilai
yang rendah karena perbedaan mereka dalam hal agama, etnisitas,
orientasi seksual, atau faktor lainnya. Penilaian yang tidak benar ini
dapat menjadi pemicu perilaku perundungan.
• Persepsi Superioritas: Terkadang, individu atau kelompok yang
melakukan perundungan merasa memiliki nilai atau norma yang lebih
tinggi daripada individu atau kelompok yang menjadi sasaran. Hal ini
bisa menyebabkan pandangan yang merendahkan terhadap mereka yang
dianggap "berbeda" dan membenarkan perilaku perundungan sebagai
upaya untuk menegakkan nilai-nilai yang dipercayai sebagai superior.

JUSRI
HADIRMAN
PERUNDUNGAN DARI KACAMATA AKSIOLOGIS

3. Norma Sosial yang Terdistorsi: Norma sosial yang ada dalam suatu
masyarakat dapat mempengaruhi penilaian nilai dan moral. Jika norma
tersebut menyokong atau membenarkan perilaku perundungan terhadap
individu atau kelompok tertentu, hal ini dapat memicu dan mempertahankan
sikap merendahkan mereka.
4. Kekuatan dan Kontrol: Aksiologi juga mempertimbangkan bagaimana
nilai-nilai dapat digunakan untuk mengontrol atau menindas orang lain.
Perundungan dapat menjadi alat untuk menegakkan kekuatan dan kontrol, di
mana individu atau kelompok yang dianggap memiliki nilai yang lebih
rendah diperlakukan dengan tidak adil atau disingkirkan dari norma-norma
yang ada

JUSRI
HADIRMAN

Anda mungkin juga menyukai