Anda di halaman 1dari 10

SOSIOKULTURAL DALAM KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA

Dosen pembimbing : Ns. Helena Patricia M.Kep

Kelompok 5:
Muttia Sari
Syafiah Marzuki
Fadillah Khairani
Vonni Rahma Dulva
Sindi Permata Putri
Konsep Sosiokultural

Menurut konsep social seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau


penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social atau factor
lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang.
Sumber penyebab utama perilaku abnormal ini adalah keadaan objektif
di masyarakat yang bersifat merugikan seperti : kemiskinan, diskriminasi,
prasangka ras serta kekejaman atau kekerasan.
Faktor Sosial Budaya Pada Pasien Gangguan Jiwa

1. Kestabilan keluarga
2. Pola asuh
3. Tingkat ekonomi
4. Pendidikan
5. Umur
6. Jenis kelamin
7. suku
Stressor Sosiokultural

Keadaan yang merugikan yaitu kekurangan sumber


sosioekonomi yang merupakan dasar untuk adaptasi
Biopsikososial.

Stereotipe merupakan konsepsi depersonalisasi dari


individu di dalam sebuah kelompok.

Intoleransi merupakan ketidaksediaan untuk


menerima perbedaan pendapat orang lainnyang
berasal dari latar belakang yang berbeda
Stigma merupakan suatu sifat yang melekat pada
lingkungan social individu sebagai sesuatu yang
berbeda dan rendah.

Prasangka merupakan keyakinan yang tidak


menyenangkan tentang individu atau kelompok
dengan tidak memperlihatkan pengetahuan, pikiran
atau ulasan
Diskriminasi merupakan perlakuan yang
berbeda dari individu atau kelompok yang tidak
berdasarkan kebaikan yang sebenarnya.

Rasisme merupakan keyakinan tentang


perbedaan atas ras yang menentukan
pencapaian individu, bahwa ras yang satu lebih
tinggi dari pada ras yang lainnya.
ASKEP KEP JIWA
Pengkajian faktor resiko sosiokulturan dan stresor pasien sangat
mempengaruhi kemampuan perawat untuk membina kerjasama terapeutik,
identifikasi masalah masalah pasien dan menyurun rencana tindakan
keperawatan yang tepat dan relavan.

Menyajikan pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh perawat tentang faktor


resiko yang teridentifikasi. Dan terdapat kesadaran bahwa proses pengobatan
psikoterapi dipengaruhi oleh konteks etik dan kultural pasien maupun pemberi
layanan kesehatan itu sendiri

Perawat dan pasien harus bersama sama sepakat tentang sifat dari respon
koping pasien, cara penyelesaian masalah dan hasil pengobatan yang di
harapkan.
Legal Etik Dalam Askep Jiwa

Aspek Legal Untuk Kesehatan Mental Psikiatri menurut Townsend (2005), meliputi:
1. confidentiality and right to privacy (kerahasiaan dan hak atas privacy)
2. informed consent
3. restrain and seclusion.
Menurut Hamid (2005) prinsip etik dalam kesehatan jiwa terkait dengan hak klien adalah:
1. Self determination; menolak tritmen, mencari saran/pendapat, memilih bentuk tritmen lain
2. Informed concent
3. Leastrestrictive environment/pengekangan seminimal mungkin
4. Tidak bersalah karena gangguan jiwa
5. Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa
6. Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien
Perawat bertindak sebagai advocat bagi klien untuk memastikan bahwa ada tiga
elemen utama yang harus ada dalam informed concent, yaitu:

1. Pengetahuan bahwa klien memiliki penerimaan informasi yang adekuat dengan dasar
keputusan dari klien sendiri

2. Kompetensi bahwa kognitif klien tidaklah terganggu secara menyeluruh yang bertentangan
dengan pengambilan keputusan atau jika demikian, bahwa individu memiliki hak secara legal

3. Kemauan bebas bahwa individu diberikan persetujuan secara sukarela tanpa adanya tekanan
atau paksaan dari orang lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai