Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMUNGUTAN PAJAK ATAS HOTEL


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Pajak
Dosen Pengampu : Dr. Holyness N. Singadimedja, S.H., M.H

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Aryawuni Alfatoni Wijayanti 2110631010068
Chantika Pebrianti 2110631010007
Puspa Nur Elisa 2110631010131
Rizki Noor Banuaji 2110631010140
Tati Nurhayati 2110631010206
S1 Ilmu Hukum

Universitas Singaperbangsa Karawang


Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta hidayah-
Nya. Makalah tentang PEMUNGUTAN PAJAK ATAS HOTEL ini dapat terselesaikan
dengan baik dan sesuai dengan yang kami harapkan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta pengikutnya sampai
akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Dosen pengajar mata kuliah Hukum
Pajak yaitu Ibu Dr. Holyness N. Singadimedja, SH., M.H. Alhamdulillah Dalam penyusunan
tugas makalah ini, kami menyelesaikannya dengan baik dan lancar.

Akhirnya kami banyak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga segala kebaikan
tersebut mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Kami hanyalah manusia biasa
yang tidak pernah luput dari kesalahan. Oleh karnanya, apabila daiam penyusunan makalah
ini terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca umumnya dan
khususnya kami sebagai penyusun makalah ini. Amin Amin Ya Robbal Alamin.

Karawang, 27 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAJAK HOTEL
B. DASAR HUKUM
C. OBJEK, SUBJEK, DAN WAJIB PAJK HOTEL
D. DASAR PENGENAAN DAN WAJIB PAJAK HOTEL
E. SISTEM PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN PAJAK HOTEL

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan.
Pembangunan daerah didasarkan atas otonomi daerah dengan mengacu pada kondisi
dimana suatu daerah mampu menggali sumber keuangannya sendiri dan seminimal
mungkin tergantung pada bantuan pemerintah, sehingga pendapatan asli daerah harus
menjadi bagian keuangan terbesar yang didukung untuk kebijakan perimbangan keuangan
pusat dan daerah (UU Nomor 32, 2004).
Salah satu komponen pendapatan asli daerah yang mempunyai kontribusi adalah
pajak daerah. Pajak daerah terdiri dari berbagai jenis pajak yang terkait dengan sendi
kehidupan masyarakat. Salah satu jenis pajak daerah yang mempengaruhi PAD adalah
Pajak Hotel. Saat ini banyak sekali pengusaha-pengusaha yang berbisnis dibidang jasa
penginapan, walaupun dengan modal yang tidak sedikit, karena memang bisnis dibidang
ini memerlukan dana yang cukup besar.
Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Pengenaan pajak hotel tidak mutlak
ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan
dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten atau kota untuk
mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten/kota. Oleh karena itu,
untuk dapat dipungut pada suatu daerah atau kota, pemerintah daerah harus terlebih
dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Hotel (PP Nomor 65, 2001).
Pajak hotel dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 34 tahun 2000; Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang
Pajak Daerah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan kami
bahas adalah :
1. Apa pengertian dari pajak hotel? Dan siapa objek, subjek, dan wajib pajak hotel?
2. Bagaimana dasar pengenaan dan tarif pajak hotel?
3. Bagaimana sistem pemungutan dan Pembayaran pajak hotel?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian pajak hotel dan subjek, objek, serta wajib pajak hotel
2. Untuk mengetahui dasar pengenaan dan tarif dari pajak hotel
3. Untuk mengetahui sistem pemungutan dari pajak hotel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pajak Hotel
Sesuai dengan Pasal 1 angka 20 dan 21 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), pajak hotel adalah pajak atas
pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan yang dimaksud hotel adala fasilitas
penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut
bayaran yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar
lebih dari sepuluh. Sementara menurut Mugodim, pajak hotel adalah pajak atas pelayanan
hotel. Dan hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang-orang untuk
menginap/isitrahat memperoleh pelayanan, dan fasilitas lainnya dengan dipungut biaya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001, pasal 1 angka 8,
tentang Pajak Daerah menyatakan bahwa hotel adalah bangunan yang khusus disediakan
bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan/atau fasilitas
lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan
dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang fasilitas jasa
penginapan. Bon penjualan (Bill) adalah bukti pembayaran yang sekaligus sebagai bukti
pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan pembayaran atau
jasa pemakaian kamar atau tempat penginapan beserta fasilitas penunjang lainnya kepada
subjek pajak/tamu hotel. Setiap pengusaha hotel harus menggunakan bon penjualan atau
nota pesan (Bill), termasuk penggunaan mesin cash register sebagai bukti pembayaran.
Bon penjualan baru dapat digunakan setelah dilegalisasi (berupa perporasi atau stempel
pemerintah) oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Dalam bon penjualan sekurang-
kurangnya harus mencantumkan nama dan alamat usaha, dicetak dengan nomor sen, dan
digunakan sesuai dengan nomor urut.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Distribusi Daerah.
2. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-
undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Distribusi Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang jenis pajak daerah yang
dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak.
5. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Hotel.

C. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Hotel


Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PDRD secara tegas
disebutkan tentang objek, subjek, dan wajib pajak hotel. Ketentuan objek, subjek, dan
wajib pajak hotel diatur dalam Pasal 32 dan Pasal 33.
Pada Pasal 32-33 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 dijelaskan bahwa :
1) Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang sediakan oleh hotel dengan
pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya
memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan.
2) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas telepon,
Faxsimile, teleks, internet, fotocopy, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan
fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.
3) Tidak termasuk objek hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a) Jasa tempat tinggal asrama yang diseleneggarakan oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah;
b) Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;
c) Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;
d) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan,
dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan
e) Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel
yang dimanfaatkan oleh umum.
Sementara pada pasal 33 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, dijelaskan
bahwa:
1) Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran
kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.
2) Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.
Pada Pajak Hotel yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan
yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel. Secara sederhana yang menjadi
subjek adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan
oleh pengusaha hotel. Sementara yang menjadi wajib pajak adalah pengusaha hotel
yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan
perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha dibidang penginapan.
Menurut Mugodim, bahwa pengunjung merupakan subjek pajak yang
melakukan pembayaran atas pelayanan hotel. Keterkaitan yang erat antara sektor hotel
dengan pengunjung/ wisatawan baik mancanegara maupun domestik membuat
perkembangan produksi perhotelan sangat dipengaruhi oleh pengunjung/wisatawan.
Dengan demikian subjek pajak dan wajib pajak pada Pajak Hotel tidak sama.
Konsumen yang menikmati pelayanan hotel merupakan subjek pajak yang membayar
(menanggung) pajak sedangkan pengusaha hotel bertindak sebagai wajib pajak yang
diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak) dan
melaksanakan kewajiban perpajakan lainnya.
D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel
Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepda hotel. Sedangkan tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen) dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan. Perhitungan besaran pokok pajak hotel yang terutang adalah dengan cara
mengalikan tarif pajak hotel dengan dasar pengenaan pajak.

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran atau yang seharusnya


Dibayar Kepada Hotel

Sebagai contoh pembayaran misalnya seseorang menginap di hotel “X” dan


melakukan pembayaran atas :
Jasa sewa kamar Rp 2.500.000,00
Jasa binatu Rp 200.000,00
Jasa telepon Rp 100.000,00
Jumlah Rp 2.800.000,00
Service Charge 10% Rp 280.000,00
Jumlah Pembayaran Rp 3.080.000,00

Pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran sebelum dikenakan pajak hotel,


yaitu sebesar Rp. 3.080.000,00. Jumlah ini yang digunakan sebagai dasar pengenaan
pajak.
E. Sistem Pemungutan dan Pembayaran Pajak Hotel
Menurut Suandy, pemungutan pajak hotel menggunakan sistem self assessment
yaitu sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan jumlah
besaran disesuiakan dengan omzet bulanan yang terjual. Jadi, setiap pengusaha hotel
(yang menjadi wajib pajak) wajib menghitung, mempertimbangkan, membayar, dan
melaporkan sendiri pajak hotel yang terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD). Pajak Hotel terutang dilunasi dalam jangka waktu yang
ditentukan dalam peraturan daerah, misalnya selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan
berikutnya dari masa pajak yang terutang setelah berakhirnya masa pajak. Apabila Pajak
Hotel yang terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo pembayaran, bupati/walikota atau
pejabat yang ditunjuk akan melakkukan tindakan penagihan pajak yaitu dengan
mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)
Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No.170 Tahun 1997 dan Keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999, Tentang Sistem Dan Prosedur Administrasi
Pajak Daerah. Bupati/walikota dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD),
jika Pajak Hotel dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, hasil penelitian SPTPD
terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis atau salah hitung, dan wajib
pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
Wajib pajak diwajibkan melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), dengan melampirkan bon nota/tanda
pembayaran yang telah dilegalisasi. Apabila wajib pajak yang tidak memenuhi
kewajibannya setelah dilakukan pemeriksaan, kepadanya dapat diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil
(SKPDN).
Atas permohonan wajib pajak atau karena jabatannya, bupati/walikota dapat
membetulkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, atau STPD, SKPDN atau SKPDLByang
dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis atau kekeliruan penerapan ketentuan
tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
Adapun kelengkapan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak, antara lain :
1. Wajib pajak harus mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah da ditandatangani oleh
WP atau yang diberi kuasa:
2. Menyiapkan Bon nota/tanda pembayaran untuk diperporasi/legalisasi oleh Dinas;
3. Bilamana tidak, maka Dinas menyiapkan bon nota dengan permohonan WP;
4. Menyiapkan laporan keuangan untuk pemeriksaan rutin maupun berkala dari dinas
dengan melaporkan jumlah bon nota/tanda pembayaran yang sah yang terjual untuk
ditetapkan besaran pajaknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Pengenaan Pajak Hotel tidak mutlak
ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Dasar hukum
pemungutan Pajak Hotel pada suatu kebupaten atau kota adalah UU No.34 Tahun 2000, PP
No. 65 Tahun 2001, Perda kab/kota yang mengatur tentang Pajak Hotel, Keputusan
bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak Hotel.
Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran,
termasuk pelayanan, seperti fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek,
pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan, fasilitas olahraga dan hiburan
untuk tamu hotel, dan jasa persewaan ruangan untuk kegiatan atau acara pertemuan.
Subjek pajak pada pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang menikmati dan
membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel sedangkan wajib pajaknya adalah
pengusaha hotel, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam
lingkungan perushaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang jasa penginapan.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan
Republik Indonesia, 2000. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Distribusi Daerah.

Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah.

Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Distribusi Daerah.

Buku
Mugodim. 1999. Perpajakan. Yogyakarta: U-I Press.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Makalah
Dariyansah, Firman. Dkk. Makalah Pajak Hotel. Universitas Syiah Kuala: Program Magister
Akuntansi. Diakses pada 27 November 2023. Tersedia [daring] :
https://id.scribd.com/document/373077363/Makalah-Pajak-Hotel

Anda mungkin juga menyukai