Anda di halaman 1dari 1

Kabupaten Lebong dahulunya bernama “Pinang Belapis.

Dimana pada saat itu, ada empat orang pemimpin yang diberi nama Ajai (Manusia yang lebih
cerdik dibanding yang lain dan mempunyai kemampuan supranatural) yang dipercayai untuk
memimpin sekelompok manusia. Keempat Ajai itu antara lain Ajai Siang, Ajai Malang, Ajai Bitang dan
Ajai Keteko.

Hingga pada suatu masa, datanglah seorang selir yang diasingkan dari kerajaan Majapahit
yang bernama Selir Nyik Unggut. Dari sang selir inilah asal muasal Suku Rejang yang berarti
(Menerjang ke daerah yang tak bertuan)

Berakhirlah zaman Ajai kemudian timbul zaman Bikau (Biku atau Biksu). Hampir sama
dengan zaman Ajai, ada empat orang Bikau yang dipercaya untuk memimpin pada saat itu, yakni
Bikau Sepanjang Jiwo (Petulai Tubei), Bikau Bermano (Petulai Bermani atau Manai), Petulai Bembo
(Petulai Jekalang), dan Bikau Bejenggo (Petulai Selupuak Jang).

Pada zaman Bikau ini, terdapat suatu malapetaka yang melanda, penyakit tersebut seperti
kusta. Sehingga membuat keempat bikau ini mencari solusi atas terjadinya malapetaka. Hingga di
suatu tempat, tepatnya di pohon Benuang yang bertengger beruk putih bertemulah keempat orang
bikau. Kemudian salah seorang bikau berkata Pio Udi Telebong, yang berarti disini kalian berkumpul.
Itulah asal mula nama Lebong.

Beralihlah zaman Bikau ke zaman rajo-rajo Lebong yang sifatnya turun temurun. Rajo Lebong
yang pertama adalah Rajo Megat yag berkedudukan di Tebo Lai (Semelako saat ini). Raja Megat
mempunyai anak bernama Meduni (Rajo Mawang) yang dikenal masyarakat Lebong sebagai
Keramat Tebo Sam (Bukit Resam).

Kemudian Rajo Mawang memiliki Tujuh Keturunan, yaitu Ki Tago, Ki Geto, Ki ‘Ain, Ki Jenain,
Ki Nio, Ki Karang Nio dan Serindang Bulan. Diantara ketujuh orang anaknya, hanya dua orang yang
memiliki kekuatan supranatural yaitu Ki Karang Nio dan Serindang Bulan.

Dengan Perjalanan yang panjang akhirnya Ki Karang Nio terpilih menjadi raja menggantikan
Rajo Mawang, dan Putri Serindang Bulan yang konon menikah dengan Raja dari kerajaan Sumatera
Barat. Sementara 5 saudaranya pergi hijrah ke tempat lain.

Kelima saudara Ki Karang Nio inilah yang kemudian lima marga. Kelima marga inilah
sekarang yang ada di tanah rejang yang ada di Bengkulu. Jika ada yang pindah ketempat lain mereka
akan tetap berdasarkan lima marga tersebut. Walaupun mungkin banyak orang-orang rejang yang
ada di Bengkulu sudah tidak tahu lagi mereka masuk ke dalam marga apa.

Anda mungkin juga menyukai