Anda di halaman 1dari 3

Negara Prancis

a. Hak Asasi Manusia di Negara Prancis


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip-prinsip dan norma-
norma yang melindungi dan menjamin hak-hak dasar setiap
individu tanpa diskriminasi. Di Prancis, HAM memiliki sejarah
yang panjang dan penting.

Prancis adalah negara yang memiliki peran penting dalam


perkembangan konsep HAM. Pada tahun 1789, Prancis
mengadopsi Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara,
yang merupakan dokumen penting dalam sejarah HAM.
Deklarasi ini menegaskan hak-hak dasar seperti kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, kesetaraan di hadapan
hukum, dan hak atas kehidupan, kebebasan, dan kepemilikan.

Selama sejarahnya, Prancis telah mengambil langkah-langkah


untuk melindungi dan mempromosikan HAM. Prancis adalah
salah satu negara pendiri Dewan Eropa dan merupakan anggota
Uni Eropa, yang memiliki kerangka kerja hukum yang kuat untuk
melindungi HAM. Prancis juga telah meratifikasi berbagai
instrumen internasional yang mengatur HAM, termasuk
Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.

Namun, seperti negara lainnya, Prancis juga menghadapi


tantangan dalam melindungi HAM. Beberapa isu yang menjadi
perhatian adalah diskriminasi, kebebasan berekspresi,
perlindungan terhadap minoritas, dan perlindungan hak-hak
migran dan pengungsi. Isu-isu ini terus menjadi fokus
perdebatan dan upaya untuk memperbaiki perlindungan HAM
di Prancis.
Pemerintah Prancis memiliki lembaga dan mekanisme untuk
memastikan perlindungan HAM, termasuk Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (CNCDH) yang bertugas memantau dan
memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Selain itu,
sistem peradilan Prancis juga memiliki peran penting dalam
menegakkan HAM melalui pengadilan dan putusan hukum.

Secara keseluruhan, Prancis memiliki kerangka hukum yang


kuat untuk melindungi HAM dan telah mengambil langkah-
langkah untuk mempromosikan dan memperbaiki perlindungan
HAM. Namun, tantangan dan perdebatan terus ada, dan upaya
terus dilakukan untuk memastikan bahwa hak-hak dasar setiap
individu dihormati dan dilindungi di negara ini.

b. Keuangan Saat Revolusi di Negara Prancis


Selama Revolusi Prancis yang berlangsung dari tahun 1789
hingga 1799, situasi keuangan Prancis mengalami banyak
perubahan dan tantangan. Pada saat itu, Prancis menghadapi
masalah keuangan yang serius, yang menjadi salah satu faktor
pendorong terjadinya revolusi.

Pada awalnya, Prancis mengalami defisit anggaran yang besar


akibat pengeluaran negara yang tinggi, termasuk biaya perang
dan pengeluaran kerajaan yang mewah. Pemerintah Prancis
mencoba untuk mengatasi defisit ini dengan meningkatkan
pajak, tetapi hal ini hanya memperburuk ketidakpuasan rakyat
terhadap pemerintah.

Pada tahun 1789, pemerintah Prancis menghadapi


kebangkrutan yang nyata dan tidak mampu membayar hutang
negara. Hal ini memicu terjadinya Revolusi Prancis, di mana
rakyat Prancis memberontak terhadap kerajaan dan sistem
monarki yang ada.
Selama revolusi, pemerintah Prancis mencoba untuk mengatasi
masalah keuangan dengan mengadopsi berbagai kebijakan
baru. Salah satu langkah yang diambil adalah penghapusan hak
istimewa dan keistimewaan pajak yang dimiliki oleh kaum
bangsawan dan gereja. Pemerintah juga mengeluarkan mata
uang baru, yang dikenal sebagai assignat, sebagai upaya untuk
mengatasi masalah keuangan.

Namun, upaya-upaya ini tidak sepenuhnya berhasil mengatasi


masalah keuangan Prancis. Inflasi meningkat pesat, harga-harga
melonjak, dan nilai assignat jatuh. Pada akhirnya, pemerintah
Prancis terpaksa mengandalkan pendapatan dari perang dan
konfiskasi properti gereja untuk membiayai pengeluaran
negara.

Secara keseluruhan, keuangan Prancis selama Revolusi Prancis


sangat tidak stabil dan penuh tantangan. Masalah keuangan
menjadi salah satu faktor utama yang memicu revolusi dan
terus menjadi perhatian utama selama periode tersebut.

Anda mungkin juga menyukai