Anda di halaman 1dari 70

L A P OR A N

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
SISWA KELAS VIIA SMPN 4 TAMIANG LAYANG

Disusun oleh :

ERWIN, S.Pd
NIP 19711006 199903 1 011
GURU SMPN 4 TAMIANG LAYANG

Jl. A. Yani Jaar Kecamatan Dusun Timur Kode Pos 73611


KABUPATEN BARITO TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
2014

1
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

Judul

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
SISWA KELAS VIIA SMPN 4 TAMIANG LAYANG

Disusun oleh :

ERWIN, S.Pd
NIP 19711006 199903 1 011
GURU SMPN 4 TAMIANG LAYANG

Disahkan oleh :

Mengetahui: Tamiang Layang, 20 November 2014


Kepala SMPN 4 Tamiang Layang, Pembimbing,

Drs. HARDI P. AYAR JUMAKIR, S.Pd.,MM


NIP 19571028 198503 1 015 NIP. 19670930 199001 1 002

2
BERITA ACARA SEMINAR

Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Bulan Oktober Tahun Dua Ribu
Empat Belas, bertempat di SMPN 4 Tamiang Layang, yang dihadiri oleh 16
(Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa
Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang”.

Disusun oleh:

ERWIN, S.Pd
NIP 19711006 199903 1 011
GURU SMPN 4 TAMIANG LAYANG

Pembahas :

1. DETIANA, S.Pd (......................................)

2. TEAH PUSSY, S.Pd (......................................)

Moderator, Notulis,

SELISANAWATI, S.Pd PARIANI, S.Th


NIP.19780328 200903 2 001 NIP.19790824 200903 2 002

Mengetahui:
Kepala SMPN 4 Tamiang Layang Narasumber,

Drs. HARDI P. AYAR JUMAKIR, S.Pd.,MM


NIP.19570228 198503 1 015 NIP. 19670930 199001 1 002

3
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : YOSNI, S.Pd


NIP : 19670619 198812 2 010
Jabatan : Kepala Perpustakaan SMPN 4 Tamiang Layang.

Dengan ini menerangkan bahwa kami menerima sebuah Laporan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menentukan


Luas dan Volume Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang.
Penulis : ERWIN, S.Pd
NIP : 19711006 199903 1 011
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SMPN 4 Tamiang Layang.

Telah disimpan di Perpustakaan SMPN 4 Tamiang Layang. Kecamatan Dusun


Timur Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Publikasi
Ilmiah dan sebagai bahan Referensi.

Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Mengetahui: Jaar, 20 November 2014


Kepala SMPN 4 Tamiang Layang, Kepala Perpustakaan,

Drs. HARDI P. AYAR YOSNI, S.Pd


NIP. 19571028 198503 1 015 NIP. 19670619 198812 2 010

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,
(2) Drs. Hardi P. Ayar selaku Kepala SMPN 4 Tamiang Layang
(3) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(4) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga
laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Jaar, November 2014

Penyusun

5
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Klasifikasi


Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas VIIA
SMPN 4 Tamiang Layang”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas VIIA
SMPN 4 Tamiang Layang.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action
Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas
VIIA SMPN 4 Tamiang Layang.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan
kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk
meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka
dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang lebih
menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, TGT

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR...........................................................................................iii
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI…………………………………………..…….iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................v
ABSTRAK.........................................................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 5


2.1 Kajian Teori.................................................................................... 5
2.1.1 Hasil Belajar……………….......................................................... 5
2.1.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT……………………………. 7
2.1.3 Klasifikasi Makhluk Hidup …………………………………… 16

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 32


3.1 Setting Penelitian........................................................................... 32
3.2 Subjek Penelitian............................................................................ 32
3.3 Prosedur Penelitian........................................................................ 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 34
3.5 Teknik Analisa Data....................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 36


4.1 Hasil Penelitian............................................................................... 36
4.1.1 Deskripsi kondisi awal.................................................................. 36
4.1.2 Deskripsi Hasil siklus I................................................................. 40
4.1.3 Deskripsi Hasil Siklus II.............................................................. 48
4.2 Pembahasan................................................................................... 54

BAB V PENUTUP........................................................................................... 58
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 58
5.2 Saran............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................... 60

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga

menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling

efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai

suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIA SMPN 4

Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil

belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup siswa rendah di bawah standar

ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep

Pendidikan IPA masih rendah,

8
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan

membosankan,

c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan IPA hanya sebagai

hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep IPA yang

telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan

yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih

kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran.

Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif

bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan

indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran Materi Klasifikasi Makhluk Hidup adalah

Pembelajaran Aktif Tipe TGT karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki

peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Aktif Tipe TGT merupakan suatu metode mengajar dengan

membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif

jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara

penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting

melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya

9
meningkatkan hasil belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup siswa dilakukan

penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang“.

1.2 Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan

permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Aktif Tipe TGT dapat

meningkatkan hasil belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup siswa Kelas VIIA

SMPN 4 Tamiang Layang?”

1.3 Tujuan Penelitian

Meningkatkan hasil belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang

Layang.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu

untuk meningkatkan hasil belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup,

memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan

menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup.

2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Klasifikasi

Makhluk Hidup sehingga pelajaran Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

menjadi lebih sederhana.

10
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah

hasil belajar yaitu :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu

penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan

bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan

dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang

fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama

yaitu:

a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

12
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.


b.
Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar

mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan

lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari

aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan

mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),

yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah

afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan IPAnya

maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

13
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai

dengan ciri-ciri tersebut di atas.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama di dalam

kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.

Posamentter (1999: 12) secara sederhana menyebutkan cooperative learning

atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam

kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.

Muhammad Nur (2005: 1) mengatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi

sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab. Model pembelajaran

kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari

keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pendapat ini

sejalan dengan Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih

asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan

mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa

benar-benar memahami konsep dan keterampilan yang dipelajarinya, Guru

dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu

14
benar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif dan

dapat mengorganisasikan kelas, sehingga siswa saling berinteiraksi satu dan

yang lain, saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu

sama lain

Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan suatu pekerjaan

yang mudah. Untuk menciptakan suasana belajar tersebut diperlukan

pemahaman filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi

serta latihan yang cukup pula.

Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran

bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab

terhadap akfivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka

sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang menganut paham konstruktivisme.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menggunakanpembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang

berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelorpok

kecil. Menurut teori konstruktivis, tugas guru (pendidik). adalah

memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada diri

sendiri tiap-tiap siswa terjadi secara optimal.

Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail (2003: 21)

menyebutkan (enam) langkah dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu sesuai

tabel berikut ini.

15
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajarran Kooperatif

Fase
Indikator Tingkah Laku Guru
ke-
1 Menyampaikan Gurumenyampaikan semua tujuan pelajaran
tujuan dan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebutdan
memotivasisiswa memotivasi siswa belajar.
2 Menyampaikan Guru menyampaikan informasi kepada siswa
informasi dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat
bahan bacaan.
3 Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa ke dalam caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompok- membantu setiap kelompok agar melakukan
kelompok transisi secara efisien.
belajar
4 Membimbing Guru membimbing kelompok-kelompok
kelompok bekerja belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
dan belajar
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
6 Memberikan Guru mencari cara untuk menghargai upaya
penghargaan atau hasil belajar individu maupun kelompok.

Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda

Dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran

kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

(1) merumuskan tujuan pembelajaran,

(2) menentukan jumlah kelompok dalam kelompok belajar,

16
(3) menentukan tempat duduk siswa,

(4) merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif,

(5) menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan positif,

(6) menjelaskan tugas akademik,

(7) menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,

(8) menyusun akuntabilitas individual,

(9) menyusun kerja sama antar kelompok,

(10) menjelaskan kriteria keberhasilan,

(11) menjetaskan perilaku siswa yang diharapkan,

(12) memantau perilaku siswa,

(13) memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas,

(14) melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama,

(15) menutup pelajaran,

(16) Menilai kerja sama antar anggota kelompok.

Meskipun kerja sama merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan

sehari-hari, untuk mengaktualisasikan kansep tersebut ke dalam suatu bentuk

perencanaan perbelajaran atau program satuan pelajaran bukanlah suatu pekerjaan

yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan

suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerjasama atau gotong royong.

Tiga model pembelajaran kooperatif umum yang cocok untuk hampir

seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas. Students Teems Achievement Division

(STAD), Teams-Games-Tournament (TGT), dan Jigsaw

Teams-Games-Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran

17
kooperatif yang menempatkan siswa dalam 5 kelompok belajar yang

beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin

dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja

dalam kelompok mereka masing–masing.

Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.

Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya.

Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang

diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk

memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan

tersebut kepada guru.

Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah

menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik.

Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen,

dimana setiap meja turnamen terdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan wakil

dari kelompoknya masing-masing.

Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal

dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen

secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya datam satu meja

turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat

ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pratindakan.

Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada

lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor–skor

yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota

18
kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan

tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah

tahapan yaitu tahap penyajian ketas (class precentation), belajar dalam kelompok

(teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan perhargaan

kelompok team recognition).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran

kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Siswa Bekerja dalam Kelompok-kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4

sampai 5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang

berbeda.

Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat

memotivasi siswa untuk saling membantu antar Siswa yang berkemampuan lebih

dengan Siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal

ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar

secara kooperatif sangat menyenangkan.

2) Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari

kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan

dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 4 sampai 5

orangpeserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok

yang lama.

19
Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan

ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan

dimulai dengan membacakan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci

ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).

Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai

berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca

coaldan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang

menangundian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan

kepada pembaca soal.

Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian

yangdiambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh

pemaindan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.

Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan

hasilpekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah

itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan

kepadapemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali

memberikan jawaban benar.

Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan

dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,

dimana postisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam

satumeja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.

Di sini Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta

harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan

20
pembaca soal.

Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan

membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban

pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu

meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang

diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan

melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan

poin yang diperoleh kepada ketua kelompok.

Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya

pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan

yang diterima oleh kelompoknya.

3) Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah

menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan

dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota

kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan

didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oieh kelompok tersebut.

Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota

kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

21
Poin Bila Jumlah Kartu yang
Pemain dengan
Diperoleh
Top Scorer 40
High Middle Scorer 30
Low Middle Scorer 20
Low Scorer 10

Taber 2.3 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

Poin Bila Jumlah Kartu yang


Pemain dengan
Diperoleh
Top Scorer 60
Middle Scorer 40
Low Scorer 20
(Sumber : Slavin, 1995:90)

Dengan keterangan sebagai berikut :

Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer

(skor rendah), Low Scorer (skor terendah).

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa

tahapan yang perlu ditempuh, yaitu:

a. Mengajar (teach)

Mempersentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau

kegtiatan yang harues dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

b. Belajar Kelompok (team study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan

kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru

22
menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi

dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk

memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi

jika ada anggota kelompok yang salah dalam mer jawab.

c. Permainan (game tournament)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok darti masing-masing kelompok yang

berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua

anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam

kegiatan kelompok.

d. Penghargaan kelompok (team recognition)

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh

oleh kelompokdari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas

HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi

kategorti rerata poin sebagai berikut.

Tabel 2.4 Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria
Predikat
(Rerata Kelompok)
30 sampai 39 Tim Kurang Baik
40 sampai 44 Tim Baik
45 sampai 49 Tim Baik Sekali
50 ke atas Tim Istimewa
(Sumber: Slavin, 1995)

2.1.3 Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

23
Apersepsi

Di bumi, makhluk hidup sangat beraneka ragam dan semakin lama bertambah

banyak, tentu saja keanekaragaman juga tertambah. Dengan adanya makhluk

hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan mempelajarinya?

Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut, manusia berusaha menyederhanakan

makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan ciri-

ciri yang dimiliki.

Di dalam kelompok yang mempunyai ciriciri yang sama tersebut pastilah

ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok

yang lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga akan

diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang sama., Ilmu yang

mempelajari pengelompokan makhluk hidup dengan suatu sistem tertentu disebut

klasifikasi atau taksonomi.

Bagaimanakah sistem pengklasifikasian makhluk hidup tersebut? Apa dasar

dari pengklasifikasian tersebut dan siapa tokoh yang memulai sistem

pengklasifikasian tersebut? Untuk mengetahuinya, pelajarilah materi berikut

dengan sungguh-sungguh!

 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

24
Klasifikasi adalah kegiatan penggolongan dan pernberian nama terhadap makhluk

hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya. Cabang biologi yang

mempelajari tentang klasifikasi adalah taksonotmi. Pada klasifikasi, makhluk

hidup yang beraneka ragam dicari persamaan ciri-cirinya. Makhluk hidup yang

mempunyai persamaan ciri-ciri tertentu dimasukkan ke dalam satu kelompok.

Contoh:

Berdasarkan jumlah keping lembaga biji, tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu

tumbuhan dikotil dan monokotil. Tumbuhan dikotil adalah kelompok tumbuhan

yang bijinya mempunyai dua keping lembaga, misalnya kacang tanah, mangga,

apel, dan durian. Adapun tumbuhan monokotil adalah kelompok tumbuhan yang

bijinya mempunyai satu keping lembaga, misalnya jagung, kelapa, dan padi.

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.

1. Mengelompokkan objek sehingga mempermudah dalam mempelajari dan

mengenal berbagai jenis makhluk hidup.

2. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.

3. Mengetahui manfaat makhluk hidup untuk kepentingan manusia.

4. Mengetahui adanya ketergantungan antara makhluk hidup.

Pada abad ke-18, Carolus Linnaeus memperkenalkan klasifikasi makhluk

hidup berdasarkan persamaan struktur tubuhnya. Sistem klasifikasi menurut

Linnaeus merupakan sistem klasifikasi buatan dengan dua kingdom.

Pada sistem klasifikasi Linnaeus, makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh

yang sama ditempatkan dalam satu kelompok. Bila dalam satu kelompok

ditemukan perbedaan-perbedaan, maka dipisahkan dalam satu kelompok yang

25
lebih kecil lagi, begitu seterusnya. Hal ini menghasilkan setiap kelompok kecil

mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada di

permukaan bumi ini dibedakan menjadi dua kelompok dunia kehidupan besar,

yaitu dunia hewan atau kingdom Animalia dan dunia tumbuhan atau kingdom

Plantae. Selanjutnya setiap dunia akan dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih

kecil yang disebut dengan takson-takson.

Berikut tingkatan klasifikasi (takson) dalam dunia tumbuhan dan hewan dari

tingkatan tertinggi hingga terendah.

Tumbuhan Hewan

Kerajaan (kingdom) Kerajaan (kingdom)

Divisi (division) Filum (phylum)

Kelas (Classis) Kelas (Classis)

Bangsa (ordo) Bangsa (ordo)

Suku (familia) Suku (familia)

Marga (genus) Marga (genus)

Jenis (species) Jenis (species)

 Tata Cara Penamaan Ilmiah

Untuk menghiadari, kekeliruan atau kesalahpahaman mengenai suatu organisme

yang dimaksud diperlukan suatu pedoman. Pedoman penamaan makhluk hidup

yang berlaku di dunia saat ini adalah nama ilmiah. Nama ilmiah adalah nama

makhluk hidup yang telah disepakati para ahli dalam suatu persetujuan

internasional. Kata-kata yang digunakan berasal dari bahasa Latin atau kata-kata

26
yang dianggap bahasa Latin.

Glosarium

- Binomial nomenclature : tata nama ganda

- Seluosa : polisakarida yang dihasilkan oleh sitoplasma sel tanaman yang

membentuk dinding sel.

- Spora : alat perbanyakan yang terdiri atas satu atau beberapa sel yang

dihasilkan dengan berbagai cara pada tumbuhan rendah.

Beberapa alasan mengapa dalam penamaan ilmiah menggunakan bahasa Latin

adalah sebagai berikut.

1. Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk hidup karena tidak

ada nama makhluk hidup yang sama persis.

2. Nama ilmiah jarang berubah.

3. Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh dunia.

Berikut penulisan nama ilmiah menurut persetujuan internasional yang disebut

dengan tata nama ganda atau binomial nomenclature (dipelopori oleh Carolus

Linnaeus).

1. Setiap spesies diberi nama dengan dua kata dalam bahasa Latin.

2. Kata pertama menunjukkan nama marga (genus) dan kata kedua merupakan

petunjuk jenis (species). Kata pertama dimulai dengan huruf kapital (huruf

besar) dan kata kedua dimulai dengan huruf kecil.

3. Kata ditulis menggunakan bahasa Latin dan dicetak dengan huruf yang berbeda

dengan huruf lain (italic jika diketik dengan komputer) atau dapat pula dengan

27
diberi garis bawah pads setiap kata, jika ditulis dengan tangan.

Contoh:

1. Nama ilmiah padi adalah Oryza sativa, Oryza adalah nama marganya,

sedangkan sativa merupakan penunjuk jenisnya.

2. Nama ilmiah pisang adalah Musa paradisiaca L., nama genus pisang adalah

Musa, penunjuk jenisnya paradisiaca, pengidentifikasi pertama dilakukan

oleh Linnaeus (disingkat L.).

 Klasifikasi Astern Lima Kingdom

Pada tahun 1969, R. H. Whittaker membagi sistem klasifikasi menjadi lima

kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Klasifikasi ini

didasarkan ada tidaknya membran inti, cara membuat makanan, dan cara

bergeraknya.

1. Monera

Monera berasal dari kata monares yang artinya tunggal. Monera memiliki

ciri-ciri sebagai berikut.

a. Tubuh terdiri dari satu sel.

b. Inti sel tidak bermembran (prokariota).

c. Dapat membuat makanan sendiri (autotrofik) atau mendapatkan makanan

dari luar (heterotrofik).

d. Karbohidrat disimpan sebagai cadangan makanan dalam bentuk glikogen,

sedangkan lipid disimpan dalam bentuk minyak.

28
Organisme yang termasuk dalam kingdom Monera adalah macam-macam

bakteri dan ganggang biru.

a. Bakteri

Bakteri umumnya tidak memiliki klorofil dan bersifaf heterotrof. Tempat

hidupnya di mana-mana. Berdasarkan bentuk tubuhnya, bakteri dibedakan

menjadi tiga macam sebagai berikut.

1) Bacillus, bakteri berbentuk batang atau basil.

2) Coccus, bakteri yang berbentuk bola.

3) Spirillum, bakteri yang berbentuk-spiral.

Bakteri ada yang bersifat menguntungkan, ada pula yang bersifat

merugikan bagi kehidupan manusia.

1) Contoh bakteri yang menguntungkan

a) Clostridium pasteurianum dan Azotobacter chroococcum,

mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanah.

b) Rhizobium radicicola, terdapat dalam bintil akar kacang dapat

menyuburkan tanah.

2) Contoh bakteri yang merugikan

a) Salmonella typhosa, penyebab penyakit tipus.

b) Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC.

c) Clostridium tetani, penyebab penyakit tetanus

d) Shigella dysentriae, penyebab penyakit disentri.

b. Ganggang biru

Ganggang biru atau yang dikenal Cyanobacteria merupakan ganggang

29
bersel satu, berbentuk koloni atau multiseluler. Ganggang biru merupakan

organisme fotosintetik. Berikut contoh ganggang biru.

1) Spirulina, dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang

mengandung protein.

2) Anabaena azollae, dapat digunakan sebagai pupuk.

2. Protista

Protista memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Inti sel bermembran (eukariota).

b. Tubuh terdiri atas satu sel atau banyak sel, membentuk rantai, dan memiliki

bagian yang istimewa yang mengalami diferensiasi (misal, berbulu

cambuk).

c. Beberapa organisme dapat berfotosintesis dan heterotrofik.

d. Makanan cadangan berupa lipid dan disimpan dalam bentuk minyak.

e. Berkembang biak dengan cara seksual dengan konjugasi dan aseksual

dengan membelah diri.

Kingdom Protista dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut.

a. Protista mirip tumbuhan, dibedakan menjadi beberapa filum, di antaranya

sebagai berikut.

1) Chrysophyta (ganggang keemasan), contohnya ganggang kersik

(diatom).

2) Chlorophyta (ganggang hijau), contohnya Chlamydomonas sp.,

Volvox sp., Spirogyra sp.

3) Phaeophyta (ganggang cokelat), contohnya Sargassum, Neocystis,

30
Laminaria, Fucus.

4) Rhodophyta (ganggang merah), contohnya Eucheuma spinosum,

Gracilaria, dan Gelidium.

b. Protista mirip hewan (Protozoa), berdasarkan cars geraknya

dikelompokkan ke dalam empat filum sebagai berikut.

1) Rhizopoda, bergerak dan menangkap mangsanya menggunakan kaki

semu. Contohnya Amoeba sp., Foraminifers, dan Radiolaria.

2) Ciliate, bergerak dan mengambil makanannya menggunakan bulu

getar (silia). Contohnya Paramecium.

3) Flagellate, bergerak dengan menggunakan bulu cambuk (flagella).

Contohnya Trypanosome dart Euglena.

4) Sporozoa, tidak memiliki alat gerak. Contohnya Plasmodium.

c. Protista mirip jamur, dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1) Myxomycota (jamur lendir), berbentuk menyerupai lendir, umumnya

ditemukan di sampah, kayu lapuk, atau serasah daun di hutan.

2) 2) Oomycota (Jamur air), hidup di air, ditemukan pads tubuh serangga

yang tergenang air.

3. Fungi (jamur)
31
Fungi atau yang jugs disebut dengan nama cendawan memiliki ciri-ciri

sebagai berikut.

a. Memiliki membran inti (prokariota).

b. Memiliki spora.

c. Tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof.

d. Dinding sel dari selulosa atau kitin atau dari keduanya.

e. Hidup di sampah, kayu lapuk, atau makanan basi dengan kelembapan yang

cukup.

Berdasarkan cara reproduksi seksualnya, jamur dikelompokkan menjadi empat

subdivisi sebagai berikut.

a. Zygomycota, contohnya Rhizopus (jamur tempe).

b. Ascomycota, contohnya Saccharomyces cerevisiae (bahan pembuat

minuman beralkohol), Penicillium notatum (penghasil zat antibiotik), dan

Penicillium camemberti (bahan pembuat keju).

c. Basidiomycota, contohnya Auricularia polytricha (jamur kuping) dan

Volvariella volvaceae (jamur merang).

d. Deuteromycota, merupakan kelompok jamur yang belum diketahui jelas

perkembangbiakan secara seksualnya. Contohnya Solanum sp. (penyebab

penyakit pads kentang), Aspergillus flavus (menghasilkan racun

aflatoksin), dan Malassezia furfur (jamur panu).

4. Plantae

Berdasarkan pembuluh angkutnya, kingdom Plantae dibedakan menjadi dua

sebagai berikut.

32
a. Tumbuhan tidak berpembuluh angkut, yaitu Bryophyte (tumbuhan lumut).

Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun.

2) Ukuran tubuh relatif kecil.

3) Hidup di tempat yang lembap atau basah.

4) Dalam daur hidupnya, mengalami pergiliran keturunan antara fase

seksual dengan membentuk sel-sel gamet dan fase aseksual dengan

membentuk spora.

Tumbuhan lumut dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu:

1) Hepaticae (lumut hati), contohnya Marchantia polymorpha dan

Marchantia germinata.

2) Antocerophyta (lumut tanduk), contohnya Anthoceros.

3) Musci (lumut daun), contohnya Polytricum dan Sphagnum fimbriatum

(lumut gambut).

b. Tumbuhan berpembuluh angkut (memiliki xilem dan floem), yaitu:

1) Pteridophyta (tumbuhan paku) ,

Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a) Termasuk dalam tumbuhan berkormus.

b) Memiliki klorofli.

c) Berkembang biak secara vegetatif dan generatif.

d) Umumnya hidup di darat.

Tumbuhan paku dibagi menjadi empat divisi sebagai berikut.

a) Psilophyta, contohnya Psilotum.

33
b) Lycophyta, contohnya Lycopodium dan Selaginella.

c) Sphenophyta, contohnya Equisetum (paku ekor kuda).

d) Pterophyta, contohnya suplir, pakis, dan paku tiang.

2) Spermatophyte (tumbuhan berbiji)

Tumbuhan biji dikelompokkan menjadi dua subdivisi, yaitu:

a) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)

Tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan yang bijinya tidak

tertutup daun buah sehingga terlihat dari luar. Tumbuhan biji

terbuka dibagi menjadi beberapa ordo, di antaranya sebagai

berikut.

- Cycadales, contohnya Cycas rumphii (pakis haji)

- Gnetales, contohnya Gnetum gnemon (melinjo).

- Coniferales, contohnya Pinus merkusii (pinus atau tusam)

dan damar.

b) Angiospdrmae (tumbuhan biji tertutup).

Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang mempunyai biji

yang terbungkus oleh daun buah. Tumbuhan biji tertutup dibagi

menjadi dua kelas sebagai berikut.

 Monocotyledonae (tumbuhan berkeping satu), contohnya Oryza

sativa (suku Graminea), Cocos nucifera (suku. Palmas), Musa

paradisiaca (suku Musaceae), Venda tricolor (suku

Orchidaceae), Curcuma domestics '(suku Zingiberaceae).

 Dicotyledonae (tumbuhan berkeping dua), contohnya Manihot

34
utilissima (suku Euphorbiaceae), Pterocarpus indicus (suku

Papillonaceae), Solanum meloi7gena (suku Solanaceae),

Eugenia aromatics (suku Myrtaceae), Coesalpinia pulcherrima

(suku Caesalpiniaceae).

Tumbuhan dikotil dan monokotil umumnya memiliki perbedaan

ciri-ciri sebagai berikut.

No. Perbedaan Monokotil Dikotil

1. Biji Berkeping satu Berkeping dua

2. Akar Berakar serabut Berakar tunggang

3. Bagian Bunga 3 atau 4, 5, atau kelipatannya

kelipatannya

4. Kambium Tidak terdapat Terdapat pada akar dan

batang

5. Animalia

Berdasarkan ada tidaknya tulang punggung, dunia hewan dikelompokkan

menjadi dua kelompok sebagai berikut.

a. Avertebrata, yaitu kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang

belakang.. Hewan tak bertulang belakang dibagi menjadi delapan filum

sebagai berikut.

1) Porifera (hewan berpori), contohnya Schyra (kelas Calcarea),

Aspergillum (kelas Hexactinellidae), dan Spongia viridis (kelas

Demospongiae).

35
2) Coelenterate (hewan berongga), contohnya Hydra, Aurelia aunts

(ubur-ubur), dan anemon laut.

3) Platyhelminthes (cacing pipih), contohnya Planaria (kelas

Turbellaria), Fasciola hepatica (kelas Trematoda), dan Taenia

saginata (kelas Cestoda).

4) Nemathelminthes (cacing gilig), contohnya Ascaris lumbricoides

(cacing perut), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), dan Oxyuris

vermicularis (cacing kremi).

5) Annelids (cacing gelang), contohnya cacing palolo dan cacing wawo

(kelas Polychaeta)N~ Tubifex dan Lumbricus terestris (kelas

Oligochaeta), dan Hirudo medicinalis (kelas Hirudinae).

6) Arthropods (hewan berbuku-buku), contohnya kupu-kupu dan belalang

(kelas Hexapods/ Insects), udang dan kepiting (kelas Crustacea), laba-

laba dan kalajengking (kelas Arachnoidea), kelabang dan kaki seribu

(kelas Myriapoda).

7) Molluscs (hewan lunak), contohnya tiram dan kerang (kelas

Pelecypoda), cumi-cumi (kelas Cephalopods), dan bekicot (kelas

Gastropods).

8) Echinodermata (hewan berkulit duri), contohnya bintang laut dan

landak laut (kelas Echinodermata).

b. Vertebrate, yaitu kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Hewan

bertulang belakang dikelompokkan menjadi lima kelas sebagai berikut.

1) Pisces (ikan), contohnya ikan pari dan ikan hiu (subkelas

36
Chondrichthyes), ikan gurami dan ikan bandeng (subkelas

Osteichthyes).

2) Amphibia (amfibi), contohnya salamander (ordo Urodela), katak (ordo

Anura), dan Ichthyosis glutinous (ordo Apoda).

3) Reptilia (hewan melata), contohnya ular piton dan komodo (super-ordo

Squamata), penyu (ordo Chelonia), buaya (ordo Crocodilia).

4) Aves (burung), contohnya burung merpati dan burung dara.

5) Mammalia (hewan menyusui), contohnya Platypus (ordo

Monotremata), kanguru (mamalia berkantung), trenggiling (mamalia

tidak bergigi), lumba-lumba (mamalia air), singa (karnivora), dan

monyet (primata).

LaTing

1. Makhluk hidup disekitar beragam, untuk mempermudah mempelajari makhluk

hidup yang beraneka ragam diperlukan pengelompokan atau klasifikasi.

2. Klasifikasi adalah kegiatan penggolongan dan pemberian nama terhadap

makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya.

3. Setiap makhluk hidup diberi nama ilmiah. Tatan nama ilmiah yang berlaku

secara internasional adalah tata nama ganda atau sistem binomial

nomenclature yang dipelopori oleh Carolus Linnaeus.

4. Tingkatan dalam klasifikasi disebut takson yang terdiri dari filum (divisi untuk

tumbuhan), kelas (classis), bangsa (ordo), suku (familia), marga (genus), dan

jenis ((species).

37
5. Klasifikasi yang berkembang saat ini mengelompokkan makhluk hidup dalam

lima kingdom (kerajaan), yaitu Monera, Protista, Jamur (Fungi), Tumbuhan

(Plantae), dan Hewan (Animalia).

38
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 4 Tamiang Layang

Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota

sekitar 9 km dari kota Kabupaten. SMPN 4 Tamiang Layang Kabupaten Barito

Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap

dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA,

Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 25 orang

Guru PNS dan PHL terdiri dari 9 guru laki-laki dan 16 guru perempuan serta 5

Tenaga Kependidikan.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang,

Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 26,

yang terdiri dari 10 siswa laki – laki dan 16 siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu

pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi

Materi Klasifikasi Makhluk Hidup diajarkan. Penelitian ini direncanakan

sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini

menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

1. Siklus I

Pada siklus ini membahas Materi Klasifikasi Makhluk Hidup.

39
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan

perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar

observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi

berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan :

1) Guru menjelaskan materi Materi Klasifikasi Makhluk Hidup secara klasikal.

2) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–

masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa

diminta untuk mempelajari LKS.

3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai

dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok,

diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok

siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab

terhadap kelompoknya.

c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek

yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran

menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.

Sedangkan Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil

belajar siswa.

d. Tahap Refleksi

40
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I

dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini

belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70.

2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

2. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan

dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan

kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap

siklus I.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK

ini yaitu :

a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini

terdiri dari:

1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.

41
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh Guru.

3.5 Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif,

seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi

Materi Klasifikasi Makhluk Hidup dengan menggunakan pembelajaran

Kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu

mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini

jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing

di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:

𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁

Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas

42
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup. Disamping itu guru juga membuat Lembar

Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan

siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan

tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar

observasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa 9 september

2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan

pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan

inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan


43
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan ceramah. Guru menjelaskan terlebih

dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa

tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru

berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali

mengomentari hasil kerja siswa.

Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama

siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok

yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari

guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal

dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan

strategi ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran

yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan

belajar dengan bertepuk tangan gembira.

c. Observasi

Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang ada Upaya

Meningkatkan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah

dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan cdramah. Hal ini

44
dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul

pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya

masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat

merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan

harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam

kegiatan belajar mengajar IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada

kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan

Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah 25 terdapat 15 siswa atau 60%

yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 10 Siswa atau 40% yang tidak tuntas,

dengan nilai rata-rata sebesar 66,4. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah

ini.

Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alta Triani 70 Tuntas
2 Aman Danu 70 Tuntas
3 Anggri Galih 50 Tidak Tuntas
4 Anggi Veronicha 80 Tuntas
5 Aprilidiyani 60 Tidak Tuntas
6 Ari Hewu 70 Tuntas
7 Arissano 80 Tuntas
8 Devri Anugrahnu 50 Tidak Tuntas
9 Diah Puspita 80 Tuntas
10 Dwi okta Anuggrahnu 60 Tidak Tuntas
11 Ella Susana 70 Tuntas
12 Fajar Aprianto 50 Tidak Tuntas
13 Jesen 70 Tuntas
14 Mely Hawini 50 Tidak Tuntas
15 Mula wahyuni 70 Tuntas
16 Nanda Wulandari 60 Tidak Tuntas

45
17 Nia Febrianti 70 Tuntas
18 Pepinsky Aditya 60 Tidak Tuntas
19 Rito Francisco 70 Tuntas
20 Selli Talia Sari 70 Tuntas
21 Susi 70 Tuntas
22 Tania Meilanti 80 Tuntas
23 Tinto Megri 70 Tuntas
24 Robby Hanan 70 Tuntas
25 Norliani 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1660
Rata-rata 66,4
Ketuntasan Klasikal 60%

d. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya

Meningkatkan hasil belajar pada materi Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

dengan menerapkan ceramah ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata

sebesar 66,4 dan secara klasikal sebesar 60%. Hal ini masih jauh dari

harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada

Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Materi Klasifikasi

Makhluk Hidup.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada

materi bahan Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Menurut pengamat, ada

beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus

pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak

terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar

konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.

Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan

baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

46
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa

lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa

yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,

peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau

tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk

masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup. Disamping itu guru juga membuat Lembar

Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan

siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan

tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar

observasi.

e. Pelaksanaan

47
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin 22

September 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Aktif Tipe TGT,

pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap

kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

48
kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, (2) siswa melakukan kilas

balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru

merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

f. Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang ada

Upaya Meningkatkan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1

setelah dilakukan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Hal ini

dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang

muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan

adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama

pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki

pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan

hasil belajarnya.

49
Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam

kegiatan belajar mengajar Pendidikan IPA. Hal ini terlihat dari hasil

belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan

penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif

Tipe TGT dengan jumlah siswa 25 orang, terdapat 20 siswa atau 80%

yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 20% yang tidak

tuntas dan nilai rata-rata 73. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah

ini.

Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alta Triani 75 Tuntas
2 Aman Danu 75 Tuntas
3 Anggri Galih 60 Tidak Tuntas
4 Anggi Veronicha 85 Tuntas
5 Aprilidiyani 70 Tuntas
6 Ari Hewu 75 Tuntas
7 Arissano 85 Tuntas
8 Devri Anugrahnu 60 Tidak Tuntas
9 Diah Puspita 90 Tuntas
10 Dwi okta Anuggrahnu 70 Tuntas
11 Ella Susana 75 Tuntas
12 Fajar Aprianto 55 Tidak Tuntas
13 Jesen 80 Tuntas
14 Mely Hawini 55 Tidak Tuntas
15 Mula wahyuni 80 Tuntas
16 Nanda Wulandari 70 Tuntas
17 Nia Febrianti 75 Tuntas
18 Pepinsky Aditya 65 Tidak Tuntas
19 Rito Francisco 75 Tuntas
20 Selli Talia Sari 75 Tuntas
21 Susi 75 Tuntas
22 Tania Meilanti 85 Tuntas
23 Tinto Megri 75 Tuntas
24 Robby Hanan 70 Tuntas
25 Norliani 70 Tuntas
Jumlah 1825

50
Rata-rata 73
Ketuntasan Klasikal 80%

2) Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan

belajar yang menerapkan model Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti

termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT

digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses

pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran

kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT, ditunjukan pada tabel 3 di

bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 25

siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif

Tipe TGT yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup.

Siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa

senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara

penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka

terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa

senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh

51
manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif

Tipe TGT.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan


Pembelajaran Aktif Tipe TGT
No Uraian Tanggapan Siswa

. Senang Tidak Senang

F % F %

1. Bagaimana perasaan kamu selama 24 96 1 4

mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

Senang Tidak Senang

F % F %

2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :

a. Materi pelajaran 25 100 0 0

b. Lembar kerja siswa (LKS) 24 96 1 4

c. Suasana Belajar di Kelas 24 96 1 4

d. Cara penyajian materi oleh guru 25 100 0 0

Mudah Sulit

F % F %

3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti 20 80 5 20

pembelajaran ini

Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat

F % F %

52
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi 25 100 0 0

kamu ?

Baru Tidak Baru

F % F %

5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 25 100 0 0

Ya Tidak

F % F %

6. Apakah kamu menginginkan pokok 24 96 1 4

bahasan yang lain menggunakan

Pembelajaran Aktif Tipe TGT?

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran


Menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT
N=Jumlah: 25 orang

3) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT ditunjukan

pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada siklus I

sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan Pembelajaran Aktif


Tipe TGT

53
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan

1. Pesiapan 3,0 Baik

2. Pelaksanaan 2,5 Baik

3. Pengelolaan Kelas 2,5 Baik

4. Suasana Kelas 3,0 Baik

Rata – Rata 2,75 Baik

Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik

g. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya

Meningkatkan hasil belajar pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran

Aktif Tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan

difokuskan pada Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang

menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian

LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan

sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks

pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga,

54
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik

pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua.

Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap

sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar

mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan

masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang

Materi Klasifikasi Makhluk Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit

atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu

untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

3. Deskripsi data siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan memperbaiki

kekurangan pada siklus I pada materi Materi Klasifikasi Makhluk Hidup.

Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan

menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru

55
membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di

kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 13

Oktober 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Aktif Tipe TGT,

pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

56
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan

strategi Pembelajaran Aktif Tipe TGT, (2) siswa melakukan kilas balik

tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru

merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

a. Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang ada Upaya

Meningkatkan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan

penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe

TGT. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat

proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan

belajar mengajar Pendidikan IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada

57
siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah 25 siswa, terdapat 23

siswa atau 92% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8% yang tidak

tuntas dan nilai rata-rata sebesar 78,8. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alta Triani 80 Tuntas
2 Aman Danu 80 Tuntas
3 Anggri Galih 70 Tuntas
4 Anggi Veronicha 90 Tuntas
5 Aprilidiyani 75 Tuntas
6 Ari Hewu 80 Tuntas
7 Arissano 90 Tuntas
8 Devri Anugrahnu 70 Tuntas
9 Diah Puspita 100 Tuntas
10 Dwi okta Anuggrahnu 75 Tuntas
11 Ella Susana 80 Tuntas
12 Fajar Aprianto 60 Tidak Tuntas
13 Jesen 85 Tuntas
14 Mely Hawini 60 Tidak Tuntas
15 Mula wahyuni 85 Tuntas
16 Nanda Wulandari 75 Tuntas
17 Nia Febrianti 80 Tuntas
18 Pepinsky Aditya 70 Tuntas
19 Rito Francisco 80 Tuntas
20 Selli Talia Sari 80 Tuntas
21 Susi 80 Tuntas
22 Tania Meilanti 90 Tuntas
23 Tinto Megri 80 Tuntas
24 Robby Hanan 80 Tuntas
25 Norliani 75 Tuntas
Jumlah 1745
Rata-rata 67,1
Ketuntasan Klasikal 61,5%

Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Pembelajaran Aktif Tipe TGT
N = Jumlah: 24 orang

58
2) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT ditunjukan

pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan

Pembelajaran Aktif Tipe TGT dalam materi pelajaran Menentukan Luas

dan Volume pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori

baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan


Pembelajaran Aktif Tipe TGT
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
Siklus II Keterangan

1. Pesiapan 3,25 Baik

2. Pelaksanaan 3,00 Baik

3. Pengelolaan Kelas 3,00 Baik

4. Suasana Kelas 3,50 Baik

Rata – Rata 3,2 Baik

Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik


1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik

3) Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya

Meningkatkan hasil belajar pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran

59
Aktif Tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan

difokuskan pada Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

Materi Klasifikasi Makhluk Hidup.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi

Klasifikasi Makhluk Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang

menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian

LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan

sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks

pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga,

diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik

pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di

atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk

menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih

memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang

saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti

memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Klasifikasi Makhluk

Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab

oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini

penjelasannya dibantu oleh pengamat.

60
B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal

siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang untuk Materi Klasifikasi Makhluk

Hidup dengan model pembelajaran mengunakan ceramah diperoleh nilai rata –

rata kondisi awal sebesar 66,4 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 4 orang

dan nilai terendah adalah 50 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 60% dan

yang tidak tuntas 40%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIA SMPN

4 Tamiang Layang pada siklus 1 untuk Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

dengan model Pembelajaran Aktif Tipe TGT diperoleh nilai rata – rata siklus 1

sebesar 73 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah

adalah 55 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 80% dan yang tidak tuntas

20%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Klasifikasi Makhluk

Hidup diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 78,8 dengan nilai tertinggi

adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan

ketuntasan belajar 92% dan yang tidak tuntas 8%. Siswa yang tidak tuntas baik

pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa

tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk

sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan

adanya Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang

61
Layang tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan Upaya Meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menentukan Luas dan Volume. Hal ini

disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan Upaya Meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menentukan Luas dan Volume. Hal ini

disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran

kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang

menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi Klasifikasi Makhluk

Hidup menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas

siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas

siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam

kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam

diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan

siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang

paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi.

Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab

untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso

(dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab

dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT

62
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif

menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT menurut hasil penilaian pengamat

termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru

telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Aktif

Tipe TGT pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidupl. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola

kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam

merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi

siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah

piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat

penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe

TGT

Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran

kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT yang diterapkan oleh peneliti

menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS,

suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT mereka lebih

mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan

interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan

ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe

63
Pembelajaran Aktif Tipe TGT disebabkan suasana belajar dikelas yang agak

ribut.

Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajaran dengan

Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan

selanjutnya menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, dan siswa merasa

bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe

TGT bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan

materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

64
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatiftipe menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Aktif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar

Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang

Layang.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan

saran–saran, yaitu:

1) Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan

Pembelajaran Aktif Tipe TGT sebagai alternatif untuk meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar kelas.

2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe TGT

disarankan untuk membikin Pembelajaran Aktif Tipe TGT yang lebih

menarik dan bervariasi.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif


Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT


Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Surakarta: Tiga


Serangkai

66
PEDOMAN OBSERVASI GURU

1. Nama Sekolah : ..........................................................................


2. Nama Guru : .......................................................................
3. Mata Pelajaran : ..........................................................................
4. Kelas / Semester : ........................................................................
5. Hari / Tanggal : .....................................................................
YA / ADA
Tida Nil
No Uraian Kegiatan Bai Kuran Catatan
k ada ai
k g baik
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN
a. Silabus
b Program / Rencana Pembelajaran Semester
c.. Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian,
ujian blok, ujian remedi, nilai tugas-tugas lainnya
2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
a. Pretest/persepsi
b. Motivasi siswa/mengecek kesiapan siswa
c. Memberitahukan topik pembelajaran :
B. KEGIATAN
SK/KD POKOK
a. Penyiapan Materi Pelajaran
b. Penyiapan Media
c. Penyajian materi
2. - Pengelompokkan siswa
-Siswa mengerjakan soal secara
-Siswa mencatat jawaban pada buku
kelompok
C. PENUTUPAN
catatan
a. Post Test
b. Membuat rangkuman / kesimpulan
c. Memberikan tugas / Pekerjaan Rumah (PR)
Jumlah
Rata – rata
Kesimpulan :.......................................................................................................
Saran / Pembinaan :.......................................................................................................
Pengamat/Observer,

.....................................

67
PEDOMAN OBSERVASI SISWA

Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :

NO ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET


1 Memperhatikan penjelasan Guru

2 Mempelajari LKS dengan sungguh-


sungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS

4 Mencatat hasil kegiatan sesuai LKS

5 Diskusi kelompok tentang hasil


kegiatan
6 Menyusun hasil kegiatan

7 Mempresentasikan hasil kegiatan


kelompok
8 Menghargai gagasan teman

9 Menyampaikan gagasan pada


kelompok
10 Mengambil keputusan/ kesimpulan
kelompok
11 Member tanggapan pada kelompok
lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin kerja

13 Memcatat hasil kesimpulan

Pengamat,

………………..………

68
LEMBAR RESPONDEN SISWA

Nama Siswa :…………………………………..


Kelas :…………………………………..
Hari/Tanggal :…………………………………..

NO URAIAN YA TIDAK KET


1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti

kegiatan pembelajaran ini ?

2 Apakah kamu merasa senang terhadap Materi

pelajaran?

3 Apakah kamu merasa senang menggunakan Lembar

kerja siswa (LKS)?

4 Apakah kamu merasa senang Suasana Belajar di

Kelas ini?

5 Apakah kamu merasa senang Cara penyajian materi

oleh guru?

6 Apakah kamu merasa mudah Mengikuti

pembelajaran ini?

7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

8 Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

9 Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang

lain menggunakan model kooperatif tipe TGT?

JUMLAH
Responden,

……………………………….

69
DAFTAR HADIR SEMINAR
Hari / Tanggal :
Pukul :
Tempat :
TANDA
NO NAMA UNIT KERJA JABATAN
TANGAN
1 Narasumber
2 Penyaji
3 Moderator
4 Notulis
5 Pembahas I
6 Pembahas II
7 Peserta
8 Peserta
9 Peserta
10 Peserta
11 Peserta
12 Peserta
13 Peserta
14 Peserta
15 Peserta
16 Peserta
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Notulis,

............................................... .......................................................
NIP. NIP. ...............................................

70

Anda mungkin juga menyukai