Ipa 7
Ipa 7
Disusun oleh :
ERWIN, S.Pd
NIP 19711006 199903 1 011
GURU SMPN 4 TAMIANG LAYANG
1
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
Judul
Disusun oleh :
ERWIN, S.Pd
NIP 19711006 199903 1 011
GURU SMPN 4 TAMIANG LAYANG
Disahkan oleh :
2
BERITA ACARA SEMINAR
Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Bulan Oktober Tahun Dua Ribu
Empat Belas, bertempat di SMPN 4 Tamiang Layang, yang dihadiri oleh 16
(Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa
Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang”.
Disusun oleh:
ERWIN, S.Pd
NIP 19711006 199903 1 011
GURU SMPN 4 TAMIANG LAYANG
Pembahas :
Moderator, Notulis,
Mengetahui:
Kepala SMPN 4 Tamiang Layang Narasumber,
3
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,
(2) Drs. Hardi P. Ayar selaku Kepala SMPN 4 Tamiang Layang
(3) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(4) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga
laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Penyusun
5
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas VIIA
SMPN 4 Tamiang Layang.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action
Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas
VIIA SMPN 4 Tamiang Layang.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan
kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk
meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka
dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang lebih
menarik dan bervariasi.
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR...........................................................................................iii
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI…………………………………………..…….iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................v
ABSTRAK.........................................................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
BAB V PENUTUP........................................................................................... 58
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 58
5.2 Saran............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................... 60
7
BAB I
PENDAHULUAN
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga
efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai
8
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan
membosankan,
hafalan saja.
telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan
yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih
bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat
Pembelajaran Aktif Tipe TGT karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki
peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses
membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif
jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara
9
meningkatkan hasil belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup siswa dilakukan
Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang“.
meningkatkan hasil belajar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup siswa Kelas VIIA
menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang
Layang.
berikut :
10
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
12
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
mengembangkan kreativitasnya.
13
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan
dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu
14
benar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif dan
yang lain, saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu
sama lain
pemahaman filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi
15
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajarran Kooperatif
Fase
Indikator Tingkah Laku Guru
ke-
1 Menyampaikan Gurumenyampaikan semua tujuan pelajaran
tujuan dan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebutdan
memotivasisiswa memotivasi siswa belajar.
2 Menyampaikan Guru menyampaikan informasi kepada siswa
informasi dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat
bahan bacaan.
3 Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa ke dalam caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompok- membantu setiap kelompok agar melakukan
kelompok transisi secara efisien.
belajar
4 Membimbing Guru membimbing kelompok-kelompok
kelompok bekerja belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
dan belajar
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
6 Memberikan Guru mencari cara untuk menghargai upaya
penghargaan atau hasil belajar individu maupun kelompok.
16
(3) menentukan tempat duduk siswa,
(7) menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,
yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan
seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas. Students Teems Achievement Division
17
kooperatif yang menempatkan siswa dalam 5 kelompok belajar yang
dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja
Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang
dimana setiap meja turnamen terdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan wakil
Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal
dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen
secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya datam satu meja
turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat
ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pratindakan.
Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada
18
kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan
tahapan yaitu tahap penyajian ketas (class precentation), belajar dalam kelompok
sampai 5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang
berbeda.
memotivasi siswa untuk saling membantu antar Siswa yang berkemampuan lebih
dengan Siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal
ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar
2) Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
orangpeserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok
yang lama.
19
Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan
dimulai dengan membacakan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci
ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).
berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca
coaldan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang
menangundian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan
pemaindan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan
hasilpekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah
itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan
dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,
dimana postisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam
satumeja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.
Di sini Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta
20
pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan
membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban
pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu
meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang
3) Penghargaan Kelompok
menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan
kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan
21
Poin Bila Jumlah Kartu yang
Pemain dengan
Diperoleh
Top Scorer 40
High Middle Scorer 30
Low Middle Scorer 20
Low Scorer 10
Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer
a. Mengajar (teach)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan
kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru
22
menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi
berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua
kegiatan kelompok.
HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi
Kriteria
Predikat
(Rerata Kelompok)
30 sampai 39 Tim Kurang Baik
40 sampai 44 Tim Baik
45 sampai 49 Tim Baik Sekali
50 ke atas Tim Istimewa
(Sumber: Slavin, 1995)
23
Apersepsi
Di bumi, makhluk hidup sangat beraneka ragam dan semakin lama bertambah
yang lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga akan
diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang sama., Ilmu yang
dengan sungguh-sungguh!
24
Klasifikasi adalah kegiatan penggolongan dan pernberian nama terhadap makhluk
hidup yang beraneka ragam dicari persamaan ciri-cirinya. Makhluk hidup yang
Contoh:
Berdasarkan jumlah keping lembaga biji, tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu
yang bijinya mempunyai dua keping lembaga, misalnya kacang tanah, mangga,
apel, dan durian. Adapun tumbuhan monokotil adalah kelompok tumbuhan yang
bijinya mempunyai satu keping lembaga, misalnya jagung, kelapa, dan padi.
Pada sistem klasifikasi Linnaeus, makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh
yang sama ditempatkan dalam satu kelompok. Bila dalam satu kelompok
25
lebih kecil lagi, begitu seterusnya. Hal ini menghasilkan setiap kelompok kecil
mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada di
permukaan bumi ini dibedakan menjadi dua kelompok dunia kehidupan besar,
yaitu dunia hewan atau kingdom Animalia dan dunia tumbuhan atau kingdom
Berikut tingkatan klasifikasi (takson) dalam dunia tumbuhan dan hewan dari
Tumbuhan Hewan
yang berlaku di dunia saat ini adalah nama ilmiah. Nama ilmiah adalah nama
makhluk hidup yang telah disepakati para ahli dalam suatu persetujuan
internasional. Kata-kata yang digunakan berasal dari bahasa Latin atau kata-kata
26
yang dianggap bahasa Latin.
Glosarium
- Spora : alat perbanyakan yang terdiri atas satu atau beberapa sel yang
1. Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk hidup karena tidak
dengan tata nama ganda atau binomial nomenclature (dipelopori oleh Carolus
Linnaeus).
1. Setiap spesies diberi nama dengan dua kata dalam bahasa Latin.
2. Kata pertama menunjukkan nama marga (genus) dan kata kedua merupakan
petunjuk jenis (species). Kata pertama dimulai dengan huruf kapital (huruf
3. Kata ditulis menggunakan bahasa Latin dan dicetak dengan huruf yang berbeda
dengan huruf lain (italic jika diketik dengan komputer) atau dapat pula dengan
27
diberi garis bawah pads setiap kata, jika ditulis dengan tangan.
Contoh:
1. Nama ilmiah padi adalah Oryza sativa, Oryza adalah nama marganya,
2. Nama ilmiah pisang adalah Musa paradisiaca L., nama genus pisang adalah
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Klasifikasi ini
didasarkan ada tidaknya membran inti, cara membuat makanan, dan cara
bergeraknya.
1. Monera
Monera berasal dari kata monares yang artinya tunggal. Monera memiliki
28
Organisme yang termasuk dalam kingdom Monera adalah macam-macam
a. Bakteri
menyuburkan tanah.
b. Ganggang biru
29
bersel satu, berbentuk koloni atau multiseluler. Ganggang biru merupakan
mengandung protein.
2. Protista
b. Tubuh terdiri atas satu sel atau banyak sel, membentuk rantai, dan memiliki
cambuk).
sebagai berikut.
(diatom).
30
Laminaria, Fucus.
3. Fungi (jamur)
31
Fungi atau yang jugs disebut dengan nama cendawan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
b. Memiliki spora.
e. Hidup di sampah, kayu lapuk, atau makanan basi dengan kelembapan yang
cukup.
4. Plantae
sebagai berikut.
32
a. Tumbuhan tidak berpembuluh angkut, yaitu Bryophyte (tumbuhan lumut).
membentuk spora.
Marchantia germinata.
(lumut gambut).
b) Memiliki klorofli.
33
b) Lycophyta, contohnya Lycopodium dan Selaginella.
berikut.
dan damar.
34
utilissima (suku Euphorbiaceae), Pterocarpus indicus (suku
(suku Caesalpiniaceae).
kelipatannya
batang
5. Animalia
sebagai berikut.
Demospongiae).
35
2) Coelenterate (hewan berongga), contohnya Hydra, Aurelia aunts
(kelas Myriapoda).
Gastropods).
36
Chondrichthyes), ikan gurami dan ikan bandeng (subkelas
Osteichthyes).
monyet (primata).
LaTing
3. Setiap makhluk hidup diberi nama ilmiah. Tatan nama ilmiah yang berlaku
4. Tingkatan dalam klasifikasi disebut takson yang terdiri dari filum (divisi untuk
tumbuhan), kelas (classis), bangsa (ordo), suku (familia), marga (genus), dan
jenis ((species).
37
5. Klasifikasi yang berkembang saat ini mengelompokkan makhluk hidup dalam
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota
Guru PNS dan PHL terdiri dari 9 guru laki-laki dan 16 guru perempuan serta 5
Tenaga Kependidikan.
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang,
Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 26,
pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi
1. Siklus I
39
a. Tahap Perencanaan
observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi
b. Tahap pelaksanaan
masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa
diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok
siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
Sedangkan Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil
belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
40
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan
kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap
siklus I.
ini yaitu :
terdiri dari:
41
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
42
BAB IV
1. Perencanaan
Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan
observasi.
b. Pelaksanaan
2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan
c. Observasi
44
dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat
kegiatan belajar mengajar IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada
kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan
Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah 25 terdapat 15 siswa atau 60%
yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 10 Siswa atau 40% yang tidak tuntas,
dengan nilai rata-rata sebesar 66,4. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah
ini.
45
17 Nia Febrianti 70 Tuntas
18 Pepinsky Aditya 60 Tidak Tuntas
19 Rito Francisco 70 Tuntas
20 Selli Talia Sari 70 Tuntas
21 Susi 70 Tuntas
22 Tania Meilanti 80 Tuntas
23 Tinto Megri 70 Tuntas
24 Robby Hanan 70 Tuntas
25 Norliani 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1660
Rata-rata 66,4
Ketuntasan Klasikal 60%
d. Refleksi
sebesar 66,4 dan secara klasikal sebesar 60%. Hal ini masih jauh dari
harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada
Makhluk Hidup.
beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus
pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan
baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
46
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk
1. Perencanaan
Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan
observasi.
e. Pelaksanaan
47
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin 22
September 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran
menit.
48
kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih
balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
f. Observasi
dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
hasil belajarnya.
49
Partisipasi siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam
kegiatan belajar mengajar Pendidikan IPA. Hal ini terlihat dari hasil
belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan
Tipe TGT dengan jumlah siswa 25 orang, terdapat 20 siswa atau 80%
yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 20% yang tidak
tuntas dan nilai rata-rata 73. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah
ini.
50
Rata-rata 73
Ketuntasan Klasikal 80%
2) Aktifitas Siswa
belajar yang menerapkan model Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi
penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka
51
manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif
Tipe TGT.
F % F %
F % F %
Mudah Sulit
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
52
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi 25 100 0 0
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
Keterangan :
3) Aktifitas Guru
sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada
53
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
g. Refleksi
Aktif Tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
54
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu
1. Perencanaan
Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
55
membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di
2. Pelaksanaan
Oktober 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran
menit.
56
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan
strategi Pembelajaran Aktif Tipe TGT, (2) siswa melakukan kilas balik
a. Observasi
TGT. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat
belajar mengajar Pendidikan IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada
57
siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah 25 siswa, terdapat 23
siswa atau 92% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8% yang tidak
tuntas dan nilai rata-rata sebesar 78,8. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Pembelajaran Aktif Tipe TGT
N = Jumlah: 24 orang
58
2) Aktifitas Guru
dan Volume pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori
Keterangan :
3) Refleksi
59
Aktif Tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk
menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih
Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab
oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini
60
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang Layang untuk Materi Klasifikasi Makhluk
rata kondisi awal sebesar 66,4 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 4 orang
dan nilai terendah adalah 50 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 60% dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIA SMPN
dengan model Pembelajaran Aktif Tipe TGT diperoleh nilai rata – rata siklus 1
sebesar 73 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah
adalah 55 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 80% dan yang tidak tuntas
20%.
Hidup diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 78,8 dengan nilai tertinggi
adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan
ketuntasan belajar 92% dan yang tidak tuntas 8%. Siswa yang tidak tuntas baik
pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa
tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk
sekolah.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan
adanya Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIIA SMPN 4 Tamiang
61
Layang tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan Upaya Meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menentukan Luas dan Volume. Hal ini
belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menentukan Luas dan Volume. Hal ini
2. Aktivitas Siswa
Hidup menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas
siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas
paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi.
Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab
untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso
62
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif
termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru
Tipe TGT pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidupl. Hal ini sesuai dengan
kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam
siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah
piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat
TGT
kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT yang diterapkan oleh peneliti
suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT mereka lebih
mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan
interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan
63
Pembelajaran Aktif Tipe TGT disebabkan suasana belajar dikelas yang agak
ribut.
Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan
TGT bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Layang.
5.2 Saran
saran–saran, yaitu:
65
DAFTAR PUSTAKA
66
PEDOMAN OBSERVASI GURU
.....................................
67
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :
Pengamat,
………………..………
68
LEMBAR RESPONDEN SISWA
pelajaran?
Kelas ini?
oleh guru?
pembelajaran ini?
JUMLAH
Responden,
……………………………….
69
DAFTAR HADIR SEMINAR
Hari / Tanggal :
Pukul :
Tempat :
TANDA
NO NAMA UNIT KERJA JABATAN
TANGAN
1 Narasumber
2 Penyaji
3 Moderator
4 Notulis
5 Pembahas I
6 Pembahas II
7 Peserta
8 Peserta
9 Peserta
10 Peserta
11 Peserta
12 Peserta
13 Peserta
14 Peserta
15 Peserta
16 Peserta
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Notulis,
............................................... .......................................................
NIP. NIP. ...............................................
70