Anda di halaman 1dari 4

The First Severless MMORPG

Join the decentralized and fully moddable fantasy world.

Nine Chronicles Download


Home  Pemerintahan  Parlemen

Paripurna DPRD Ponorogo, Pandangan Umum Fraksi


Raperda Pertanggung Jawaban APBD 2021
0

PONOROGO | lingkarindonesia.com - DPRD Ponorogo menggelar Rapat Paripurna dengan agenda Pandangan Umum Fraksi terhadap Usulan
Raperda Pertanggung Jawaban Pelaksanaan APBD 2021. Acara berlangsung di Ruang Rapat Paripurna Lantai III, Gedung DPRD Ponorogo pada
Senin, (04/07).

Wakil Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno berkesempatan memimpin agenda sidang, bersama jajaran pimpinan, Miseri Effendi dan Anik
Suharto serta diikuti oleh para Anggota Dewan.

Hadir pula Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko dengan diikuti oleh jajaran Forkompimda, OPD, Camat serta tamu undangan penting lainnya.

Dalam kesempatan Paripurna tersebut, 8 Fraksi di DPRD Ponorogo menyampaikan pandangan umumnya. Masing-masing fraksi membacakan
langsung Pandangan Umumnya terhadap pertanggung jawaban pelaksanaan APBD 2021.
Dwi Agus Prayitno, SH., M.Si, Wakil Ketua DPRD Ponorogo usai acara mengungkapkan secara garis besar beberapa Pandangan Umum yang telah
disampaikan oleh ke Delapan Fraksi di DPRD Ponorogo.

Sejumlah Fraksi mengapresiasi Pemerintah Daerah dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK.

“Yang pertama, menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah daerah kabupaten Ponorogo dengan predikat WTP yang sampai sekarang sudah
sampai 10 kali berturut-turut,” ungkapnya.

Masih menurutnya, sebagian besar Fraksi mempertanyakan pelaksanaan APBD 2021, banyak kegiatan yang belum direalisasikan, bisa terlihat dari
Anggaran silva mencapai angka 300 Miliar.

“Kaitannya dengan kinerja (Pemerintah Daerah) ini menurut kami perlu ditingkatkan, seperti halnya adanya silva angkanya cukup besar mencapai
angka 300 miliar artinya serapan Anggaran masih minim,” jelasnya.

Selain itu, sejumlah Fraksi juga mempertanyakan kegiatan visi-misi Bupati Ponorogo yang juga belum bisa direalisasikan seperti Monumen Reyog,
Pengelolaan Briket Sampah, Air mancur menari di Telaga Ngebel dan lain-lainnya.

"Tentunya Pandangan Umum Fraksi semuanya yang disampaikan nanti akan dapat jawaban dari Bupati yang kita jadwalkan lagi hari Senin yang
akan dating,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko berharap belum terealisasinya kegiatan di Pemerintah Daerah ini semua pihak bisa
memahaminya secara positif.

"Misalnya persoalan jalan rusak. Beberapa inovasi yang masih sedang proses berjalan, misalnya seperti sampah menjadi briket. Kemudian
Maroko (Monumen Reyog), ini kan memang secara kelembagaan kita ini belum siap bekerja sama dengan pihak ketiga, karena BUMD kita belum
ada. Untuk membentuk BUMD harus melalui Perubahan Perda yang domainya ada di DPRD Ponorogo,” jelasnya.

Lebih lanjut, kurangnya serapan anggaran di tahun 2021, Bupati Ponorogo mengungkapkan, ditengah masa pandemi tahun lalu memang ada
beberapa pos anggaran yang tidak bisa direalisasikan.

“Memang pada saat pandemi, ada yang bisa terserap dan ada yang tidak, sehingga kemudian itu tidak bisa diapa-apakan oleh pemerintah. Ini kan
sudah ditentukan semua peruntukannya dan dengan segala regulasinya maka pada tahun ini insyaallah bisa terserap. Ya, kita belajar dari tahun
lalu, pasti tahun ini tidak akan terulang kembali, tidak akan mengalami hal yang sama seperti pada 2021 kemarin,” ujarnya.

Masih menurutnya, tidak perlu khawatir dengan Silva, justru menjadi bagus untuk program Pemerintah Daerah ke depan, dari silva itu bisa
direncanakan untuk membuat rumah sakit UGD Terpadu di RSUD dr. Harjono sehingga punya tabungan.

"Memang di sisi lain kita dianggap salah rencana, salah kinerja, dianggap kurang cekatan, tapi di sisi lain kita di tengah pandemi yang penuh
dengan regulasi, maka ini justru menjadi rezeki anak sholeh untuk bisa membuat rumah sakit yang ada di sana,” pungkasnya. (Adv/ Eh).
Share On

© 2022 LINGKAR INDONESIA


All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai