Saline Water and Covid
Saline Water and Covid
Abstrak
Laporan ini memberikan perspektif tentang relevansi berkumur dan irigasi hidung
dengan air saline terhadap krisis COVID-19. Meskipun ada bukti terbatas
mengenai peran kuratif atau preventifnya terhadap infeksi SARS-CoV-2, penelitian
sebelumnya tentang kegunaannya terhadap influenza dan analisis post-hoc
terbaru dari Edinburgh and Lothians Viral Intervention Study (ELVIS) memberikan
dukungan yang meyakinkan untuk penerapannya di krisis saat ini. Berkumur dan
irigasi hidung dengan air saline merupakan strategi yang sederhana, ekonomis,
praktis, dan dapat diterapkan secara global dengan nilai terapeutik dan
profilaksis. Metode ini, yang berakar pada sistem perawatan kesehatan tradisional
India, cocok dan dapat diandalkan dalam hal pengendalian infeksi dan merupakan
contoh relevan dari intervensi yang tidak berbahaya. Kami mencoba untuk
mendapatkan wawasan baru tentang kegunaannya,
Kata kunci: Covid-19, Sars-cov-2, Berkumur air saline, Irigasi hidung,
Pengendalian infeksi
1. Pengantar
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang
menyebabkan coronavirus disease-2019 (COVID-19), telah menyebar ke lebih
dari 200 negara, mencapai status pandemi. Meskipun banyak peneliti mengejar
arah utama untuk terapi dan/atau pencegahan, tidak ada terapi yang dapat
diterima yang ditemukan untuk memberikan perlindungan. Strategi yang
sederhana, ekonomis, praktis, dan dapat diterapkan secara global dengan nilai
terapeutik dan profilaksis adalah kebutuhan saat ini.
1.2. Peran bermanfaat dari berkumur dan irigasi hidung dengan air saline
Berkumur air saline adalah metode sederhana dan terkenal yang secara
eksplisit menargetkan patogen pada mukosa faring. 9 Praktik irigasi hidung saline,
teknik pembersihan populer yang diadaptasi dari Yoga tradisional, lebih efektif
melawan patogen yang bersarang di mukosa hidung. Dalam bahasa Yoga, irigasi
hidung saline disebut sebagai 'Jala-neti' .
Pada pekerja kayu, yang menghadapi tantangan signifikan karena
akumulasi debu di dalam saluran hidung, penggunaan irigasi hidung saline
isotonik menghasilkan penurunan insiden sakit tenggorokan dan pilek, selain
10 , 11
menjadi praktik pembersihan yang efektif. Irigasi hidung menggunakan
normal saline (0,9%) dan seawater spray (2,3%) berguna dalam mencegah infeksi
saluran pernapasan atas pada anak-anak. 12 , 13 Berkumur dan irigasi hidung
dengan air saline pada konsentrasi hipertonik (1,5-3%) menunjukkan perlindungan
terhadap flu biasa. 14 Ada juga bukti tentang efek menguntungkan dari irigasi
15 , 16
saline pada kondisi inflamasi kronis seperti rinosinusitis, yang ditandai
dengan penyumbatan sinus. Oleh karena itu, irigasi dapat memfasilitasi
pembersihan eksudat inflamasi.
Bukti in vitro oleh Ramalingam et al. mendemonstrasikan bahwa natrium
klorida (NaCl) menghasilkan penghambatan replikasi yang bergantung pada dosis
dari berbagai virus DNA dan RNA, termasuk human coronavirus 229E (HCoV-
229E). 17 Efek antivirus ini dimediasi melalui pembentukan asam
hipoklorit (HOCl). 17 HOCl tidak hanya terakumulasi dalam neutrofil dan makrofag
tetapi juga terakumulasi dalam sel epitel non-myeloid. 17 Pengamatan menarik
mengenai efek antivirus NaCl ditemukan pada udang, yang menjadi lebih rentan
terhadap sindrom white spot ketika salinitas air menurun. 18 Pengamatan menarik
lainnya datang dari literatur kanker manusia; wanita yang memiliki polimorfisme
GG dalam promotor gen MPO (yang menghasilkan peningkatan produksi
myeloperoxidase) terbukti memiliki insiden kanker serviks yang lebih rendah, yang
menunjukkan respons imun bawaan sel epitel serviks terhadap beberapa strain
human papillomavirus yang berisiko tinggi. 19
Analisis post-hoc 20 dari Edinburgh and Lothians Viral Intervention
Study (ELVIS) 14 juga mengkonfirmasi peran langsung yang bermanfaat dari
saline hipertonik terhadap virus corona alfa dan beta. Penelitian ini 20 dapat
dianggap sebagai studi klinis paling relevan yang menunjukkan efek
menguntungkan dari berkumur dan irigasi terhadap infeksi SARS-CoV-2. Hasil
20
utama dari penelitian ini adalah pengurangan durasi penyakit. Bukti in
vitro terbaru oleh Rafael et al. menunjukkan bahwa 1,5% NaCl menyebabkan
100% penghambatan replikasi virus SARS-CoV-2, 21 bukti penting lainnya yang
mendukung penggunaan saline hipertonik.
Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa berkumur dengan air biasa
pun mampu mencegah infeksi saluran pernapasan atas, yang menunjukkan
22
pelepasan virus secara mekanis sebagai kemungkinan efek berkumur. Dari
sudut pandang praktik dan opini secara logis, whirling forces yang disebabkan oleh
gerakan berkumur tidak diragukan lagi dapat berkontribusi pada pelepasan ini,
sehingga mengganggu masuknya virus. Menariknya, penelitian Satomura et
al. telah menunjukkan potensi tambahan air biasa di atas povidone-iodine. 22
Meskipun povidone-iodine adalah antiseptik dengan sifat virusidal yang diketahui,
povidone-iodine mungkin tidak dapat ditoleransi dengan baik sebagai obat kumur
karena rasanya yang kuat dan iritan. Juga, povidone-iodine dapat melukai mukosa
faring karena efek sitotoksiknya, mengubah dinamika flora mikroba sehingga
memungkinkan pengendapan, masuk, dan invasi bakteri patogen dan virus. Oleh
karena itu, air saline lebih disukai dalam memberikan kontribusi untuk
pengendalian infeksi tambahan atas air biasa karena efek dislodging dari kekuatan
berkumur dan efek virusidal dari NaCl. Fakta bahwa berkumur adalah metode
pengambilan sampel yang cocok untuk mendiagnosis kasus COVID-19
ringan 20 lebih lanjut mendukung gagasan bahwa berkumur dengan air saline
mungkin bermanfaat. Sementara beberapa laporan dalam literatur sinusitis
23 , 24
meragukan potensi saline hipertonik, beberapa bukti14 , 20 , 21 menunjukkan
reliabilitas berkumur dan irigasi hidung dengan air saline (sebaiknya pada
konsentrasi hipertonik) sebagai praktik pembersihan dan strategi antivirus yang
efektif.
Mengelola transmisi komunitas sangat penting saat ini, tetapi intervensi
potensial saat ini masih kurang. Peningkatan viral load SARS-CoV-2 dalam saliva
dan sekresi hidung 1 , 8 sangat terkait dengan transmisi komunitas. Karena virus
berlabuh di epitel pernapasan bagian atas (epitel hidung dan/atau mukosa
tenggorokan), 7 bereplikasi di tenggorokan, 1 dan menunjukkan pola pelepasan
yang luas (sebelum infeksi dan setelah serokonversi 8), berkumur dan irigasi
hidung dengan air saline dapat membatasi penyebaran komunitasnya. Secara
umum, pendekatan pemeliharaan ini berfungsi sebagai penjaga gerbang /
gatekeepers untuk portal/saluran mulut dan hidung terutama karena efek antivirus
NaCl yang luas dan aktivitas pembersihan yang terkait dengan berkumur dan
irigasi hidung. Oleh karena itu, berdasarkan pemeriksaan beberapa bukti terkait,
penggunaan saline hipertonik secara bijaksana dapat mengurangi viral load
SARS-CoV-2 pada pasien yang pulih dan berkontribusi dalam memutus rantai
penularan.
Gambar 1. Irigasi hidung dengan air saline atau Jala-neti menggunakan pot air
yang sesuai. Neti-pot adalah wadah dengan cerat bersudut (panel a) dan dapat
berisi air dalam jumlah yang cukup untuk kedua lubang hidung. Sebelum memulai
praktik, cerat didekatkan dengan lembut ke lubang hidung untuk membuat segel
yang sempurna. Kemiringan kepala ke bawah dan ke samping memudahkan aliran
air saline melalui saluran hidung karena gravitasi (panel b). Beberapa saat
sebelum praktik, individu harus mengalihkan pernapasannya ke mulut. Setelah
latihan ini, postur berbaring atau postur membungkuk ke depan dapat dipilih untuk
memfasilitasi evakuasi air yang tertahan.
Di sisi lain, aliran air yang turbulen dari cup irigasi dapat mengakibatkan
pengeluaran air dalam jumlah lebih banyak ke dalam lubang hidung karena
kurangnya kontrol, meningkatkan kemungkinan aspirasi. Meskipun hal ini tidak
menjadi perhatian yang signifikan karena hanya volume rendah yang dapat
teraspirasi dalam keadaan apa pun, penggunaan bejana dengan desain yang lebih
dekat dengan neti-pot, menurut kami, dapat meningkatkan toleransi dan komitmen
pada pengguna baru. Jika neti-pot atau wadah serupa tidak dapat diakses, cangkir
irigasi dengan cerat chipped dapat diandalkan.
2. Penutup
Meskipun ada bukti klinis terbatas mengenai peran kuratif atau preventif
dari berkumur dan irigasi hidung dengan air saline terhadap infeksi SARS-CoV-2,
semua penelitian sebelumnya yang diuraikan di atas memberikan dukungan yang
meyakinkan untuk penerapannya dalam krisis saat ini. Selain itu,
mempertimbangkan risiko dan manfaat, hal ini tidak diragukan lagi merupakan
pendekatan yang tidak berbahaya dan dapat dicoba dengan cukup mudah oleh
sebagian besar individu; hal ini tidak memerlukan pengetahuan atau pelatihan
baru. Hal ini dapat dengan mudah diterapkan oleh individu dengan gejala ringan,
mereka yang menghadapi hambatan kunjungan dokter, dan terutama oleh mereka
yang menjalani karantina di rumah. 5 Harus diingat bahwa beberapa orang sering
salah mengartikan influenza sederhana sebagai COVID-19 karena hal tersebut
4 ,5
cenderung tidak dapat dibedakan dalam beberapa kasus. Pendapat negatif
25
tentang berkumur dan irigasi hidung dengan air saline mencegah penggunaan
tindakan ini dalam konteks infeksi virus yang sebenarnya; namun, pertimbangan
yang tepat dari terapi komplementer ini dapat meminimalkan infeksi, memperbaiki
perjalanan penyakit secara keseluruhan, dan dalam konteks yang lebih luas,
bahkan dapat memutuskan rantai transmisi komunitas. Menurut kami, ini
merupakan opsi yang layak dipertimbangkan dalam krisis saat ini. Kami mencatat
bahwa karena kurangnya bukti konklusif, studi klinis tertentu diperlukan.