Disusun Oleh:
Nama : Misbakhur Rohmah
NISN : 0041691652
Kelas : XII IPS 2
Guru Pembimbing:
Dra. Nur Afwah
MA MANBAIL FUTUH
BEJI JENU TUBAN
2022/2023
HALAMAN JUDUL
KARYA TULIS ILMIAH
DAMPAK PERDAGANGAN ONLINE
TERHADAP MASYARAKAT DESA
Disusun Oleh:
Misbakhur Rohmah
XII IPS 2
Guru Pembimbing:
Dra. Nur Afwah
MA MANBAIL FUTUH
BEJI JENU TUBAN
TAHUN PELAJARAN
2022/2023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiyah ini telah disahkan pada tanggal 26 Maret 2023 untuk
mengikuti ujian kelulusan oleh guru pembimbng.
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Kepala MA Manbail Futuh
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
KATA PENGANGAR ................................................................................. v
BAB I ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C.Tujuan ............................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................... 4
A. Pengertian Perdagangan Online................................................. 4
B. Sistem Perdagangan Online ........................................................ 5
D. Akibat Hukum Terjadianya Penipuan dalam Perdagangan
Online ............................................................................................ 8
E. Peran Pemeritah dalam Mengatur Perdagangan Online ........ 9
BAB III ....................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
iv
KATA PENGANGAR
Misbakhur Rohmah
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Isshomahudin. 2014. Pembangunan Sosial Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asen.
Pamekasan : Duta Media Publishing hlm..
1
memanfaatkannya, karena aplikasi ini terbilang mudah untuk dijangkau dengan
smart phone yang mereka punya. Tidak harus mempunyai toko nyata untuk bisa
menggunakan aplikasi ini tetapi dengan cara yang mudah pun produsen bisa
menawarakan produknya. Saya melihat bahwa banyaknya masyarakat yang
sangat memanfaatkan e-commerce ini untuk menambah penghasilan, tetapi
banyak juga mereka yang hanya sebagai konsumen.
Belanja online kini hadir sebagai fenomena yang menjadi salah satu gaya
berbelanja populer di era modern. Transaksi belanja online dilakukan dengan
sejumlah fasilitas pendukung yang harus tersedia, diantaranya yakni : perangkat
teknologi komunikasi, akses jaringan internet, jasa kurir(cargo) antar daerah,
serta pembangunan infrastruktur yang memadai. Sehingga dengan adanya
fasilitas pendukung yang memadai, transaksi belanja online dapat dilakukan
disetiap daerah, tak terkecuali masyarakat di daerah pedesaan. Masyarakat
pedesaan adalah sebuah masyarakat yang selalu dikaitkan dengan
kebersahajaan, keterbelakangan, tradisionalisme, dan keterisolasian.
Kebersahajaan sering kali dihubungkan dengan kesederhanaan perilaku 4
masyarakat seperti tutur kata dan perbuatan. Keterbelakangan adalah suatu
kondisi keterlambatan dalam pengembangan atau kemajuan atas suatu hal yang
sedang berlangsung. Sedangkan tradisionalisme merupakan ajaran dengan
mementingkan tradisi yang diwariskan oleh generasi-generasi sebelumnya
sebagai pedoman hidup. Dan terisolasi merupakan keadaan ketika masyarakat
pedesaan menjadi penduduk daerah terpencil yang jauh dari kota dan akses yang
terbatas. Keterbatasan akses mengakibatkan beberapa produk tidak bisa
dijangkau atau tidak tersedia di daerah pedesaan. Hal tersebut menjadi salah satu
alasan yang mendorong masyarakat untuk mulai berbelanja secara onlineuntuk
mencari produk atau barang yang tidak tersedia di pasar – pasar tradisional. Di
era sekarang, beberapa desa sudah tersedia fasilitas pendukung untuk bisa
melakukan transaksi jual beli online.
Terdapat beberapa kelebihan atau keuntungan dalam melakukan kegiatan
perdagangan secara online, di mana kegiatan berbelanja menjadi lebih praktis
tanpa harus keluar rumah. Misalnya transaksi dan sistem pembayaran yang lebih
2
mudah serta aman, pilihan barang lebih bervariasi, banyak promo,
dan cashback dalam kegiatan pembelian barang. Perdagangan secara
online juga dapat memudahkan pembeli mendapatkan barang yang diinginkan
atau dibutuhkan walaupun dalam jarak yang terbilang jauh. Selain memiliki
banyaknya kelebihan atau keuntungan, Perdagangan secara online juga
memiliki beberapa kekurangan. Beberapa di antaranya tidak dapat memastikan
secara langsung barang yang akan kita beli secara kualitas, seperti bahan dan
ukuran suatu barang, serta sulitnya proses pengembalian barang apabila barang
tidak sesuai atau mengalami kerusakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka di tetapkan identifikasi dan
rumusan basalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perdagangan online?
2. Bagaimana sistem perdagangan online?
3. Bagaimana dampak perdagangan online?
4. Bagaimana akibat hukum dari pelanggaran perjanjian perdagangan online?
5. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatur perdagangan online?
C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka di tetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengeahui pengertian perdagangan online
2. Untuk mengetahui sistem perdagangan online
3. Untuk mengetahui dampak perdagangan online
4. Untuk mengetahui akibat hukum dari pelanggaran perjanjian perdagangan
online
5. Untuk mengetahui pemerintah dalam mengatur perdagangan online
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nusarika, L. A., & Purnami, N. M. 2015. Pengaruh Persepsi Harga, Kepercayaan, dan Orientasi
Belanja Terhadap Niat Beli Secara Online (Studi Pada Produk Fashion Online di Kota Denpasar). E-
Junal Manajemen Unud. Vol. 4. No. 8. (2380 – 2406).
4
B. Sistem Perdagangan Online
Perdagangan melalui jaringan elektronik atau e-commerce didefinishikan
sebagai aktifitas perdagangan melalui jaringan elektronik dengan menggunakan
perangkat komputer untuk memudahkan semua operasi komputer. E-commerce
melibatkan lebih dari satu perusahaan, dan dapat diaplikasikan hampir disetiap jenis
hubungan bisnis. E-commerce mengizinkan produsen untuk menjual produk-
produk dan jasa secara online. Calon pelanggan atau konsumen dapat menemukan
website produsen,membaca dan melihat produk-produk, memesan dan membayar
produk-produk secara online. Pada website whatis.com terdapat pengertian e-
commerce yaitu berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang atau jasa
melalui internet khususnya World Wide Web. Menurut Robert E. Johnson, III
(http://www.cimcor.com), ecommerce merupakan suatu tindakan melakukan
transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media
komunikasi yang paling utama. Menurut Gary Coulter dan John Buddiemeir (e-
commerce outline), e-commerce berhubungan dengan penjualan, periklanan,
pemesanan produk yang semuanya dikerjakan melalui internet. Beberapa perusahan
memilih untuk menggunakan kegiatan bisnis ini sebagai tambahan metode bisnis
tradisional, sementara yang lainnya menggunakan internet secara ekslusif untuk
mendapatkan para pelangan yang berpotensi.
Bisnis e-commerce sendiri di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
pesat sebagai salah satu negara yang sedang berkembang e-commerce mengalami
perkembangan sekitar 8,8 persen di Indonesia tiap tahunnya hingga tahun 2017
yang akan dating. E-commerce sebenarnya merupakan pihak ketiga yang akan
menjembatani kedua pelaku jual beli produk secara online. Sekarang online
shopping pun telah menjadi jalan tempuh bagi pengguna karena dinilai lebih
praktis. Dengan perkembangan browsing, belanja online menjadi cara alternatif
pembelian barang karena internet tentu dapat diklasifikasikan sebagai sesuatu yang
baru dalam format berbelanja. Internet kini sudah berkembang dalam hal jangkauan
layanan, efisiensi, keamanan dan popularitas.3.
3
Kuswandani, Lusi., Hamidi, M., & Yunelly Asra. 2015. Faktor Kepercayaan dan Minat Beli
Terhadap Bisnis E-Commerce. Jurnal Inovasi dan Bisnis. ISSN 2338-4840. 3 (1). 3-15.
5
Praktik perdangan online yang dilakukan oleh masyarakat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu perdangan online antara penjual dan pembeli secara langsung
menggunakan social media sebagai penghubung, seperti facebook, whatsapp, dan
Instagram, dengan praktik perdangan jenis ini antara penjual dan pembeli dapat
melakukan negoisasi lebih fleksibel, akan tetapi metode tersebut merupakan
metode yang kurang aman, dimana tidak ada perlindungan keamanan yang
didapatkan oleh pembeli dan rawan terjadi penipuan.
Praktik perdangan online melalui pihak ke tiga dengan aplikasi e-commers
sebagai pihak ketiga yang menjembatani antara penjual dan pembeli. Metode kedua
ini adalah metode yang sangat banyak dijalankan oleh masyarakat, terkait
keamanan yang telah terjamin oleh pihak ketiga. Dimana transaksi pembayaran
dibayarkan terlebih dahulu kepada pihak ecommers dan hanya dapat diterima oleh
pihak penjual jika barang yang dibeli sudah sampai ke tangan konsumen.
Kusumadewi dan Bobby (2012), melakukan komunikasi pemasaran melalui
internet sangatlah efektif. Dengan 250 juta penduduk, membuat masa depan pangsa
pasar e-commerce Indonesia sangat menjanjikan. Data dari Statista menyebut
pertumbuhan ecommerce pertahunnya diestimasi sebesar 53,23 persen. Menurut
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), jumlah pengguna Internet
di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau 51,5% dari total jumlah
penduduk Indonesia4. Pengaruh lainnya adalah pertumbuhan pengguna media
sosial di Indonesia yang mencapai 11,24 persen. Pada tahun 2020, diprediksi 42,6
persen penduduk Indonesia akan mengakses media sosial. Saat ini, terhitung baru
35,65 persen penduduk Indonesia yang mengakses media sosial5. Perubahan
tersebut berdampak pada perilaku konsumen yang mulai menyenangi untuk
berbelanja secara online. Belanja online menjadi tren baru yang terasa lebih
sederhana, efisien, dan cepat tanpa ditemui hambatan yang berarti. Biaya
transportasi dan waktu berbelanja terasa akan sangat menjadi lebih hemat dan lebih
4
Kusumadewi, Anggi., dan Andalan Bobby. (2012). “Era Pemasaran Online, Pengusaha Harus
Jeli”, Viva News, 28 Januari 2012, diakses melalui http://bisnis.vivanews.com/news/read/283654-
era-pemasaran-online-- pengusaha-harus-jeli, diakses pada 17 Desember 2022
5
Tirto.id. 2016. Gila Belanja di Dunia Maya. Diakses pada 17 Desember 2022, dari
https://tirto.id/gilabelanja-di-dunia-maya-b9tj.
6
efektif. Akhirnya, belanja secara online menjadi salah satu gaya hidup di
Indonesia6.
C. Dampak Perdagangan Online Terhadap Masyarakat Desa
Menurut pendapat Husnan, perdagangan online yang saat ini dijalankan oleh
masyarakat memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu7 :
Kelebihan Perdagangan online
1. Dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun
2. Memerlukan modal yang lebih sedikit dari bisnis online
3. Jangkauan promosi yang luas
4. Dapat mengkomparasi harga dari berbagai kota
5. Ketersediaan barang yang tidak terbatas
6. Praktis dan barang langsung dikirimkan ke rumah.
6
Widiyanto, Ibnu dan Prasilowati, Sri Lestari. 2015. Perilaku Pembelian Melalui Internet. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. 17(2). 109-112.
7
Husnan, F., & Creativity, J. 2015. Buku Pintar Bisnis Online. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
7
ditransfer, barang tidak diterima, menimbulkan perilaku konsumtif, rentan aksi
pemboboloan rekening jika pembayaran dilakukan melalui Internet.
Dampak positif dan negative jual beli online merupakan suatu pilihan dan
mempunyai resiko yang harus ditanggung oleh pembeli ketika dalam transaksi jual
beli online; kualitas barang yang dijual, hal ini dikarenakan pembeli tidak melihat
secara langsung barang yang akan dibeli. Pembeli hanya melihat tampilan gambar
dari barang yang dijual, sehingga pembeli belum bisa memastikan secara konkrit
apakah barang tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi atau kriteria, yang ingin
dibeli. lamanya estimasi pengiriman pada barang, menimbulkan kekhawatiran
pembeli terhadap produk atau barang yang dibeli tersebut. Ketika barang tersebut
sudah sampai di tangan pembeli, barang yang diterima tidak sesuai dengan barang
yang di jual pada situs toko online tersebut, baik itu spesifikasi, jenis, dan sifat
barang yang dijual. Ketika pembeli mengajukan hak komplain (refund) kepada situs
toko online, tidak semua penjual toko online mau merespon terhadap barang yang
dikomplain. Namun menurut konsep bisnis menguntungkan sebab tidak
mengeluarkan biaya tambahan untuk ke lokasi tujuan , hanya saja alokasi biaya itu
dialihkan dengan kuota dan isi dari system transaksi tersebut dengan berbagai alat
pebayaran non tunai yang sekarang sudah sangat familiar. Namun, untuk lebih
berhati hati ketika ingin belanja online melihat dulu dari segi review penilaian
produk dan komentar sebagai acuan bahwa penjual di aplikasi shopee itu bagus
sesuai dengan kriteria penilaian.
D. Akibat Hukum Terjadianya Penipuan dalam Perdagangan Online
Akibat hukum terjadinya penipuan dalam perjanjian jual beli online dalam
hukum positif Indonesia, yaitu menimbulkan tanggung jawab atas kerugian
konsumen dalam transaksi atas kerugian konsumen mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Akibat penipuan
jual beli online bukan hanya menimbulkan akibat hukum tetapi ke ranah hukum
perdata maupun pidana. Maka rekomendasi penulis bisnis jual beli online bisa
berjalan dengan baik apabila si pelaku usaha dan konsumen benar-benar jujur dalam
bertransaksi jual beli online dan wajib memperhatikan, iktikad baik, prinsip kehati-
hatian; transparansi; akuntabilitas; dan kewajaran dalam melakukan transaksi jual
8
beli online tersebut, selain itu dalam melakukan transaksi jual beli online, untuk
melakukan penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang dan penyerahan uang
yang dilakukan oleh pembeli harus memiliki prinsip kehatian-hatian untuk
mengantisipasi, mengoptimalkan atau menekan terjadinya unsur penipuan.
Khusus untuk masyarakat harus memiliki prinsip kehati-hatian untuk
melihat dengan cermat apakah melakukan perjanjian jual online lewat sebuah
perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia baik Tokopedia, Lazada,
Blibli.com, Bukalapak, Zalora, Shopee, Berrybenka, Kaskus dan Traveloka, yang
tentunya perusahaan terkemuka perdagangan online (e-commerce) atau
marketplace besar di Indonesia yang telah memiliki sistem yang terstruktur rapi
untuk mencegah terjadinya rawan penipuan sehingga cenderung lebih aman,
dibandingkan dengan jual beli online baik facebook, messenger, telegram,
whatsApp, instagram, twitter, forum yang tentunya risiko sangat besar terjadi rawan
penipuan karena situs jual beli online bukan sebuah perusahaan e-commerce
terkemuka di Indonesia yang tentunya tidak memiliki sistem yang terstruktur rapi
untuk mencegah terjadinya rawan penipuan sehingga cenderung tidak terlalu aman
terhadap penipuan.
8
Kominfo. 2020. Peraruran Pemerintah Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Diakses pada 17
Desember 2022, dari https://aptika.kominfo.go.id//2020/01/peraturan-pemerintahan-nomor-80-
tahun-2020-tentang-perdaganga-melalui-sistem-elektronik-pmse/
9
PP PMSE berisi tentang hal-hal sebagai berikut:
Menjelaskan bahwa ada tiga kategori peran pada transaksi perdagangan
elektronik, yakni pelaku usaha/pedagang, penyelenggara perdagangan
melalui sistem elektronik (PPMSE), dan penyelenggara sarana draf
perantara;
Membahas tentang penyelenggara transaksi perdagangan dan pelaku usaha
yang memiliki sistem transaksi melalui elektronik wajib memiliki izin
khusus perdagangan elektronik dari menteri perdagangan sesuai dengan UU
ITE; dan
Pelaku usaha harus menyediakan kontrak digital yang berisi detail produk
dan pembayaran, termasuk toko daring atau marketplace dari luar negeri,
dan dikenakan pajak.
10
Dalam jual beli online, masyarakat dapat melakukan perjanjian jual online
lewat sebuah perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia baik Tokopedia,
Lazada, Blibli.com, Bukalapak, Zalora, Shopee, Berrybenka, Kaskus dan
Traveloka, yang tentunya perusahaan terkemuka perdagangan online (e-commerce)
atau marketplace besar di Indonesia yang telah memiliki sistem yang terstruktur
rapi untuk mencegah terjadinya rawan penipuan sehingga cenderung lebih aman,
dibandingkan dengan jual beli online baik facebook, messenger, telegram,
whatsApp, instagram, twitter, forum yang tentunya risiko sangat besar terjadi rawan
penipuan karena situs jual beli online bukan sebuah perusahaan e-commerce
terkemuka di Indonesia yang tentunya tidak memiliki sistem yang terstruktur rapi
untuk mencegah terjadinya rawan penipuan sehingga cenderung tidak terlalu aman
terhadap penipuan. Sebagaimana diketahui pengaturan hukum yang telah mengatur
masalah penipuan dalam perjanjian jual beli online dalam hukum positif Indonesia
yaitu baik pengaturan tentang transaksi elektronik yang diatur dalam UU No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan UU No. 19 Tahun
2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik sebagai dasar utama pengaturan jual beli online, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
11
Sistem dan Transaksi Elektronik. Akan tetapi, dengan adanya pengaturan hukum
tersebut tetapi fakta di dalam masyarakat masih ditemukan rawan terjadinya
penipuan dalam jual beli online. Hal ini disebabkan Karena penegak hukum belum
cukup mampu menerapkan dengan baik pengaturan hukum tersebut untuk
mengantisipasi, mengoptimalkan atau menekan terjadinya persoalan-persoalan
hukum yang sering terjadi dalam jual beli online, yaitu utamanya persoalan
penipuan dalam jual beli online yang masih rawan terjadinya penipuan9
(Mulyawan, 2017).
9
Mulyawan, D. 2017. Jurus Anti Tipu-Tipu. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdagangan online terhadap masyarakat memiliki dampak positif dan
negative, yang mana masyarakat berperan sebagai penjual dan pembeli.
Kemudahan yang ditawarkan dengan praktik perdagangan online sangat
bermanfaat untuk perkembangan ekonomi. Resiko praktik perdangan online juga
harus diperhatikan seperti maraknya penipuan. Masyarakat sebagai penjual dan
membeli wajib melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap metode jual beli secara
online, yang mana menurut pembahasan diatas praktik perdagangan online lebih
aman jika dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga (perusahaan ecommers).
B. Saran
Masyarakat yang ingin melakukan kegiatan jual beli online sebaiknya perlu
mencari informasi lebih bayak,mentaati peraturan tentang jual beli online, dan
lebih berhati-hati dalam bertransaksi.
13
DAFTAR PUSTAKA
APJII. 2015. Indonesia Internet Users. Buletin APJII Edisi 05 November 2016.
Diakses pada 25 Desember 2022.
Husnan, F., & Creativity, J. 2015. Buku Pintar Bisnis Online. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Kuswandani, Lusi., Hamidi, M., & Yunelly Asra. 2015. Faktor Kepercayaan dan
Minat Beli Terhadap Bisnis E-Commerce. Jurnal Inovasi dan Bisnis. ISSN
2338-4840. 3 (1). 3-15.
Mulyawan, D. 2017. Jurus Anti Tipu-Tipu. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Tirto.id. 2016. Gila Belanja di Dunia Maya. Diakses pada 17 Desember 2022, dari
https://tirto.id/gilabelanja-di-dunia-maya-b9tj.
Widiyanto, Ibnu dan Prasilowati, Sri Lestari. 2015. Perilaku Pembelian Melalui
Internet. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 17(2). 109-112.
14