BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Kontekstual
Matematika, Regulasi Diri, dan Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Jihad dan Haris (2012),
digunakan dalam penelitian ini, menurut Jihad dan Haris (2012) adalah
sebagai berikut :
objek.
konsepnya.
3) Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari, yaitu
suatu konsep.
pendapatnya.
mampu mengkaji mana syarat perlu atau syarat cukup yang terkait
berikut:
memberikan tes awal. Apabila ternyata ada sejumlah siswa yang tidak
konsep.
perbaikan selanjutnya.
subbab yang perlu dipahami oleh siswa, antara lain: (1) pengertian
lingkaran, (2) unsur-unsur lingkaran, (3) keliling dan luas lingkaran, dan
(4) hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas juring, (5) garis
Lingkaran
1) Pengertian Lingkaran
2) Unsur-unsur Lingkaran
a) Jari-jari Lingkaran
b) Busur Lingkaran
lingkaran.
d) Diameter Lingkaran
Apotema adalah jarak tali busur dengan titik pusat lingkaran, atau
penggal garis dari titik pusat lingkaran yang tegak lurus tali busur.
f) Tembereng
g) Juring Lingkaran
dua jari-jari dan busur yang diapit oleh kedua jari-jari tersebut.
Keterangan:
c) AB = diameter lingkaran
f) Garis OE = apotema
g) Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur = juring
h) Daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan dua jari-jari =
(a) Siswa membuat lingkaran dengan jari-jari 1 𝑐𝑚, 1,5 𝑐𝑚, 2 𝑐𝑚,
menggunakan penggaris.
Lingkaran 𝑲𝒆𝒍𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈
Diameter Keliling
berjari-jari 𝑫𝒊𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓
1 cm … … …
1,5 cm … … …
2 cm … … …
2,5 cm … … …
3 cm … … …
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
akan memberikan nilai yang mendekati 3,14 atau jika
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
22
dinyatakan dalam bilangan pecahan adalah . Untuk selanjutnya, nilai
7
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
disebut sebagai konstanta 𝜋 (𝜋 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑐𝑎: 𝑝𝑖).
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝒌𝒆𝒍𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈
Maka diperoleh persamaan = 𝝅. Persamaan ini dapat
𝒅𝒊𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓
𝟐𝟐
Jadi 𝝅 = 𝟑, 𝟏𝟒 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟕
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 (𝐾)
nilai perbandingan menunjukan bilangan yang sama
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (𝑑)
𝐾
Karena 𝑑 = 𝜋, sehingga didapat 𝐾 = 𝜋 . 𝑑.
𝐾 = 𝜋𝑑 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾 = 2𝜋𝑟
jari-jari = 10cm.
(gambar (i)).
Gambar (ii)
(4)Siswa membagi salah satu juring yang tidak diarsir menjadi dua
gambar (ii).
Jika lingkaran dibagi menjadi juring-juring yang tak berhingga
↔ 𝑝×𝑙
↔ 31,4 𝑐𝑚 × 10 𝑐𝑚
↔ 314 𝑐𝑚2.
𝐿 = 𝜋𝑟 × 𝑟
𝐿 = 𝜋𝑟 2
1 1 2
Karena 𝑟 = 2 𝑑, maka 𝐿 = 𝜋 (2 𝑑)
1
= 𝜋 (4 𝑑 2 )
1
𝐿 = 4 𝜋𝑑2
1
𝐿 = 𝜋𝑟 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿 = 𝜋𝑑2
4
Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari yang
di O berjari-jari 5𝑐𝑚.
(i)
Gambar (i)
(3)Siswa menyelidiki hubungan antara
̂ 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝐷
kemudian mengukur 𝐴𝐵 ̂ untuk
bahwa:
̂
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 ∠𝐴𝑂𝐵 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝐴𝐵 1
= = =
̂
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 ∠𝐶𝑂𝐷 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐶𝐷 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝐶𝐷 2
̂
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 ∠𝐴𝑂𝐵 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝐴𝐵
= =
̂
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 ∠𝐶𝑂𝐷 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐶𝐷 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝐶𝐷
diperoleh:
̂
∠𝐴𝑂𝐵 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝐴𝐵
= =
360𝑜 2𝜋𝑟 𝜋𝑟 2
̂ , luas juring 𝐴𝐵 dan luas tembereng
Maka rumus panjang busur 𝐴𝐵
𝐴𝐵 adalah
𝛼
̂ =
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 × 2𝜋𝑟
360𝑜
𝛼
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝐴𝐵 = × 𝜋𝑟 2
360𝑜
satu titik dan tegak lurus dengan jari-jari yang melalui titik
singgungnya.
𝑄.
𝑅 = jari-jari lingkaran 𝑃
𝑟 = jari-jari lingkaran 𝑄
Panjang 𝐴𝐵 = 𝐶𝑄.
𝐴𝐵 = √𝑃𝑄 2 − (𝑅 + 𝑟)2
𝑄.
𝑅 = jari-jari lingkaran 𝑃
𝑟 = jari-jari lingkaran 𝑄
Panjang 𝐴𝐵 = 𝐶𝑄.
𝐴𝐵 = √𝑃𝑄 2 − (𝑅 − 𝑟)2
segitiga :
(2) Kemudian, lukislah garis bagi P, Q, dan R. Ketiga garis
bagi berpotongan di 𝑂.
(3) Jari-jari diperoleh dengan cara menarik garis tegak lurus dari
PQ.
(1) 𝑅 (2) 𝑅
𝑃 𝑄
𝑃 𝑄
(3) 𝑅 (4) 𝑅
𝑂 𝑂
𝑃 𝑄 𝑃 𝑄
𝐴 𝐴
b) Lingkaran luar segitiga
sudut segitiga.
segitiga :
𝐴𝐵. 𝐵𝐶. 𝐶𝐴
𝑟=
4 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝐵𝐶
(1) 𝑅 (2) 𝑅
𝑃 𝑄 𝑃 𝑄
(3) 𝑅 (4) 𝑅
O O
𝑃 𝑄 𝑃 𝑄
tujuan sosioemosional.
yang ingin mereka capai, serta mengaitkan suatu konsep/ topik dengan
tugas-tugas belajar.
3) Motivasi diri, yaitu siswa mengatur diri dan memiliki keyakinan diri
mereka capai.
7) Mencari bantuan yang tepat, yaitu siswa mencari bantuan orang lain
dikemudian hari.
di kemudian hari.
kenakalan anak. Kenalan anak merupakan efek dari regulasi diri yang
kurang baik, regulasi diri anak sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan
orang tua, karena orang tua adalah sosok yang telah memberikan
pemodelan yang dilakukan oleh guru dapat ditiru oleh siswanya (Florez,
2011). Akhirnya ketika anak mendapatkan rangsangan diri dari luar baik
tindakan positif, maka anak akan mempunyai regulasi diri yang baik.
regulasi diri yang akan diukur meliputi: (a) siswa mampu menetapkan
bantuan yang tepat, dan (h) siswa mampu mengevaluasi hasil belajarnya.
model yang dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
dengan baik.
kooperatif tipe TSTS terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :
1) Persiapan
2) Presentasi Guru
siswa.
3) Kegiatan Kelompok
yang harus dikerjakan dan dipahami oleh tiap siswa dalam satu
sekelompoknya.
4) Formalisasi
dipelajarinya.
1) Kelebihan
team/ kelompok.
mengungkapkan pendapatnya.
2) Kekurangan
kelompok.
memperhatikan guru.
penting.
berkontribusi.
diri
pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Bahrul Arif (2009) berjudul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk
Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas VII D SMP
kooperatif tipe TSTS pada mata pelajaran fisika dapat meningkatkan aspek
siklus I menjadi 72, meningkat pada siklus II menjadi 80 dan meningkat pada
siklus III menjadi 88. Peningkatan nilai rata-rata aspek afektif dari siklus I
Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian Diyah, Edi dan Bambang
(2012) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap
model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan minat belajar,
Stray sebesar 15,8%, sedangkan persentase siswa yang sangat berminat setelah
31,58%.
signifikan pada siklus I maupun siklus II, hal tersebut tampak pada perubahan
sikap siswa kearah yang lebih baik, indikator setiap aspek telah terpenuhi.
C. Kerangka Pikir
matematika dan regulasi diri siswa belum sesuai dengan yang diharapkan oleh
tipe Two Stay Two Stray dalam pembelajaran, yaitu : (1) tahap persiapan, yaitu
menyiapkan tugas dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang setiap
digunakan, yaitu model kooperatif tipe TSTS. Guru juga menyampaikan bahwa
meningkatkan regulasi dirinya, yaitu pada tahap kegiatan kelompok. (3) tahap
kegiatan kelompok. Pada tahap ini, akan merangsang regulasi diri siswa dalam
yang telah diberikan guru. (5) evaluasi kelompok dan penghargaan Tahap ini
D. Hipotesis
1. Melalui model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat
2. Melalui model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat