Anda di halaman 1dari 2

ELABORASI PEMAHAMAN

TOPIK 3
Nama : Nur Istiqlaliyah Mahardika
NIM : 2300103911097118
Kelas : PPG Prajabatan F
Prodi : IPA

Setelah mempelajari topik ini lebih dalam dan memberikan pendapat secara mendetail
mengenai asesmen yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran di sebuah kelas, Anda
diminta untuk menjawab pertanyaan berikut.
1. Bagaimana sebuah asesmen dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran?
Asesmen dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran secara spesifik mulai dari
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Asesmen dapa mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran, apabila asesmen tersebut di rancang secara valid, reabilitas, dan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Penting memastikan bahwa asesmen yang
dirancang dengan baik dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Asesmen harus mencakup indicator kinerja yang jelas dan dapat diukur, sehingga dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang sejauh mana peserta didik telah mencapai
tujuan pembelajaran. Beberapa teknik asesmen yang sering digunakan adalah
observasi, kinerja, projek, tes tulis, penugasan, dan portopolio. Sedangkan instrument
asesmen yang sering digunakan adalah rubrik, ceklis, catatan anekdot dan grafik
perkembangan.
Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen formatif dan asesmen
sumatif. Dimana asesmen formatif adalah asesmen yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses
belajar. Asesmen formatif biasanya dilakukan di tengah kegiatan pembelajaran dan
dapat juga di akhir kegiatan pembelajaran. Sedangkan asesmen sumatif adalah asesmen
yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir
tahun ajaran dan akhir jenjang.

2. Bagaimana sebuah asesmen dapat memberi ruang pada peserta didik untuk memberikan
umpan balik pada proses pembelajaran?
Asesmen dapat memberi ruang pada peserta didik untuk memberikan umpan balik pada
proses pembelajaran yakni asesmen formatif. Dimana asesmen formatif adalah asesmen
yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan
peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Tujuan dari umpan balik ini adalah
untuk mendorong peningkatan upaya, motivasi atau keterlibatan untuk mengurangi
perbedaan antara capaian saat ini dan tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik.
Mengkonfirmasi peserta didik bahwa mereka benar atau salah, atau mengetahui
seberapa jauh peserta didik telah memahami Pelajaran yang diajarkan. Serta
memberikan informasi efektifitas strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
Salah satu contoh penerapan asesmen dapat memberi ruang pada peserta didik untuk
memberikan umpan balik pada proses pembelajaran yakni dengan melibatkan peserta
didik secara aktif dalam proses evaluasi. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk merefleksikan kinerja mereka sendiri dan memberikan umpan balik tentang
kekuatan dan kelemaham mereka.

3. Bagaimana jika asesmen yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran belum dapat
memenuhi tujuan pembelajaran?

Jika asesmen yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran belum dapat memenuhi
tujuan pembelajaran. Lakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan asesmen yang
telah dilakukan. Perlu dikalukan evaluasi ulang asesmen. Periksa kembali apakah
asesmen yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika perlu lakukan
pengembangan instrumen yang lebih sesuai. Serta perlu mempertimbangkan apakah
model, motode dan pelaksanaa pembelajaran yang digunakan sudah efektif atau belum.

Sesuai dengan bagan diatas, ketiga komponen tersebut saling berhubungan


timbal balik satu komponen dengan komponen lainnya. Jika salah satu komponen ini
tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran, maka pengalaman belajar bisa menjadi
tidak terarah dan kurang efektif. Tanpa tujuan pembelajaran yang jelas, peserta didik
akan kebingungan tentang apa yang hendak dicapai. Tanpa asesmen, guru tidak akan
memiliki cara objektif untuk mengukur pencapaian peserta didik dari proses
pembelajaran hingga hasil pembelajaran. Dan jika kegiatan pembelajaran tidak terkait
dengan tujuan pembelajaran, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam memahami
konsep. Oleh karena itu, ketiga komponen ini harus saling mendukung dalam
perencanaan pembelajaran untuk menciptakan pengalaman belajar yang terstruktur,
bermakna, dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai