Anda di halaman 1dari 2

Nama : Marpuah

Kelas : Asset
Npm : 20103161201139
Tugas Tema : Hutang Luar Negeri

1. Kenapa negara berhutang?


Jawab : Negara berutang karena Pendapatan Negara belum cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan negara sehingga menimbulkan defisit yang harus ditutupi melalui
pembiayaan/utang.
Kenaikan kebutuhan belanja Negara tersebut dipengaruhi oleh peningkatan
kebutuhan belanja produktif, seperti kesehatan, pendidikan, insfrastruktur,
perlindungan sosial, dan sebagainya. Sebagai contoh di Indonesia, utang digunakan
untuk pembiayaan APBN. Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah mengambil
kebijakan fiskal ekspansif di mana Belanja Negara lebih besar daripada Pendapatan
Negara. Tujuannya satu, untuk mendorong perekonomian tetap tumbuh. Pasalnya,
Indonesia mengalami ketertinggalan dari segi infrastruktur dan masalah
konektivitas sehingga menimbulkan tingginya biaya ekonomi yang harus
ditanggung oleh masyarakat. Selain itu, ketertinggalan tersebut juga berpengaruh
pada rendahnya daya saing nasional. Nantinya, utang akan digunakan untuk belanja
produktif sehingga sering dianggap ‘aman’. Sebab, utang yang dibelanjakan untuk
hal-hal produktif akan menjadi investasi bagi pemerintah sehingga hasilnya
memiliki efek multiplier berlipat di masa-masa mendatang.

2. Posisi utang Indonesia ?


Jawab : Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir April 2022 tercatat sebesar 409,5
miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi Utang Luar Negeri pada bulan
sebelumnya sebesar 412,1 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut terutama
disebabkan oleh penurunan posisi Utang Luar Negeri sektor publik (Pemerintah dan
Bank Sentral).
3. Kenapa negara mau jadi pendonor utang?
Jawab : Setidaknya ada dua alasan yang melatarbelakangi negara bersedia memberikan
donor :
1. Dilandasi kepentingan ekonomi dan strategis. Misalnya saja, negara donor mau
memberikan utang asalkan negara penerima mau membuka sektor-sektor
tertentu untuk dapat dimasuki investasi asing. Fakta ini menimbulkan akan
implikasi, karena negara berkembang justru diberi persyaratan yang sangat berat
dan seluruhnya secara ekonomi tidak menguntungkan posisi negara berkembang
itu sendiri. Itulah yang terjadi pada sebagian besar negara-negara penerima
utang, sehingga ekonominya. menjadi hancur setelah selama beberapa dekade
menjadi ‘pasien’ lembaga/negara donor.
2. Kedua, dilandasi tanggung jawab moral dari penduduk negara kaya kepada
penduduk negara miskin. Bagi negara donor, pemberian Bantuan akan
memperkuat ikatan keuangan antara negara donor dengan negara
penerimabantuan. Misalnya,pembangunan inlrastruktur seperti jaringan
transportasi dan instalasi listrik di NS6 akan menimbulkan permintaan akan
peralatan baru, setidaknya menggantikan peralatan yang telah usang, dari negara
donor. Hal seperti ini sering dijumpai pada bantuan- bantuan yang bersifat
mengikat (tied aid). untuk pembangunan penggilingangandum dan industri
pengolah bibit sering ditafsirkansebagai peningkatanpermintaan akan pangan
dan bibit dari negara donor.

4. Apa ukuran aman jumlah hutang ?


Jawab :Menurut Undang-Undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
ukuran aman jumlah utang pemerintah menurut rasio utang terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) adalah sebesar 60%. Saat ini Kementerian Keuangan
mencatat jumlah utang pemerintah sudah mencapai Rp 6.527,29 triliun per April
2021, Dengan jumlah tersebut, maka rasio utang pemerintah mencapai 41,18%
terhadap PDB dan utang pemerintah saat ini dan masih dalam kategori batas aman.

Anda mungkin juga menyukai