Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESUBURAN TANAMAN DAN NUTRISI TANAMAN

“METABOLISME KALIUM DALAM TANAMAN”

OLEH :

PUTRI ASHARI SYAM 000508272023

SELVI ANDANI 000708272023

PROGRAM STUDI MAGISTER AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas Berkat dan Rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesuburan

dan Nutrisi Tanaman. Isi makalah ini, mengangkat tentang “Metabolisme

Kalium dalam Tanaman”.

Semoga dengan pembahasan makalah ini dapat berguna bagi kita.

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah

membantu dengan memberikan dorongan dan saran untuk menyusun

makalah ini sehingga diselesaikan dengan baik.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila ada

kekurangan atau kesalahan kata dalam penulisan, kami mohon maaf yang

sebesar-besarnya dan bersedia menerima kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi memperbaiki makalah ini.

Makassar, 15 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………2

C. Tujuan……………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………3

A. Pengertian Kalium…………………………………………………3

B. Fungsi Kalium Bagi Tanaman…………………………………....4

C. Kekurangan dan Kelebihan Kalium……………………………..5

D. Metabolisme Kalium……………………………………………....6

BAB III PENUTUP……………………………………………………….11

A. Kesimpulan……………………………………………………….11

B. Saran ……………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalium memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan

tanaman. Kalium dibutuhkan dalam jumlah yang banyak setelah unsur

hara N dan P. Pada tanaman tebu kalium dibutuhkan lebih banyak dari

unsur hara N dan P. Kalium dapat menambah ketahanan tanaman

terhadap penyakit tertentu dan meningkatkan sistem perakaran. Kalium

cenderung menghalangi efek rebah (lodging) dan melawan efek buruk

yang disebabkan oleh terlalu banyaknya Nitrogen. (Fuadi, 2013). Unsur

hara Kalium dibutuhkan karena kebutuhan Kalium pada fase vegetatif jauh

lebih besar sebab. Kalium penting dalam pembentukan daun,

pertumbuhan, pengaturan membuka stomata, serta terlibat dalam sintesis

pati dan protein.

Kalium berfungsi sebagai aktivator enzim, dan memiliki peran

penting dalam sintesis dan translokasi sukrosa dari daun menuju ke dalam

batang. Kalium juga berfungsi dalam proses transportasi unsur hara dari

akar ke daun, pengisian biji, umbi, dan pertumbuhan akar, serta sintesis

selulosa sehingga memperkuat dinding sel, batang, dan pertumbuhan.

Kekurangan unsur hara kalium dapat mengakibatkan pembentukan

protein terganggu sehingga kadar N protein menurun dan kadar N bukan

protein akan meningkat.

1
Tanaman yang mengalami kekurangan unsur Kalium terlihat

dengan melemahnya turgor batang , menguningnya ujung daun dan

pinggir daun sebelah bawah, kerentanan terhadap serangan penyakit,dan

rendahnya kualitas produksi buah. Usaha yang selama ini dilakukan

petani untuk menambah asupan hara kalium bagi tanaman adalah dengan

memberikan bahan organik diantaranya dalam bentuk kompos.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan unsur kalium?

2. Bagaimana fungsi unsur kalium bagi tanaman?

3. Apa gejala kelebihan dan kekurangan unsur kalium?

4. Bagaimana proses metabolism kalsium?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian unsur kalium

2. Mengetahui fungsi unsur kalsium bagi tanaman

3. Mengetahui gejala kelebihan dan kekurangan kalsium

4. Mengetahui proses metabolism kalsium

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Kalium

Kalium (K) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang

memiliki lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak

berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Kalium

teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama

dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium.

Dalam bahasa Inggris, kalium disebut potassium.

Pada dasarnya Unsur Kalium (K) dalam tanah berasal dari: mineral-

mineral yang terdiri dari primer tanah seperti: feldspar dalam bentuk

KalSi3O8 (sumber utama) sebanyak 16 %, mika 5,2 % (terbagi dalam

bentuk biotit ( (H,K)2(M,Fe)2Al2(SiO4)3) sebanyak 3,8 % dan muskovit

(H2Kal3(SiO4)3) sebanyak 1,4 %); mineral sekunder: illit (hidrous mika),

vermikulit, khlorit, dan mineral tipe campuran.

Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah

satu unsur hara makro primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah

banyak juga, selain unsur N dan P. Unsur K diserap tanaman dari dalam

tanah dalam bentuk ion K+ dan banyak terkandung pada abu. Bila

tanaman sama sekali tidak diberi K, maka asimilasi akan terhenti. Ubi

kayu, kentang, tebu nanas paling banyak memerlukan K2O di dalam

tanah.

3
Unsur hara kalium (K) salah satu unsur esensial yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman sebagai salah satu pendukung pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Fungsi utama K antara lain, membantu

perkembangan akar, membantu proses pembentukan protein, menambah

daya tahan tanaman terhadap penyakit dan merangsang pengisian biji

(Selian, 2008). Jumlah K dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman

hanya sedikit. Selain rendahnya ketersediaan K, ketersediaan K di dalam

tanah juga dapat berkurang karena tiga hal, yaitu pengambilan K oleh

tanaman (pemanenan), pencucian K oleh air, dan erosi tanah.

B. Fungsi Kalium Bagi Tanaman

Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses

fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi

karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air

dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti

terbakar dan akhirnya gugur.

 Untuk meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan,

hama dan racun.

 Untuk meningkatkan kualitas buah yang dihasilkan

 Dapat membantu perkembangan akar tanaman. Hal ini sangat

membantu batang tanaman agar dapat berdiri tegak serta tidak

mudah roboh.

 Meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman

4
 Mengatur proses air yang dibutuhkan dan meningkatkan toleransi

terhadap stress kekeringan

 Memperkuat atau memperkokoh tanaman

 Mempercepat metabolisme nitrogen

 Mencegah buah dan bunga pada tanaman agar tidak mudah gugur

 Sebagai aktivator enzim

 Membantu pembentukan patidan protein

C. Gejala Kekurangan dan Kelebihan Kalium

1. Gejala Kekurangan Kalium

- Unsur K merupakan unsur mudah bergerak di dalam tanaman

sehingga gejala kekurangan K pada daun terutama terihat pada

daun tua. Ketika daun tua mengalami nekrosis maka daun muda

terlihat lebih tua.

- Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan tidak tahan

simpan (cepat busuk), sering gugur pada saat awal masak, rasa

buah hambar

- Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah rontok

5
- Pada tanaman padi dan jagung batang dan cabang lebih kecil,

lemah mudah rebah, dan buku pendek.

- Biji buah menjadi kempes mengkerut

- Lebih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan cuaca ekstrim.

- K dapat diambil tanaman dalam jumlah banyak, akan tetapi tidak

akan meningkatkan hasil (luxury consumtion), K sebaiknya

diberikan bertahap sehingga pada akhir pertumbuhan tanaman

masih memperoleh pasokan yang cukup

2. Gejala Kelebihan Kalium

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu.

Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami

defisiensi. Kelebihan kalium menunjukkan gejala yang berhubungan

dengan unsur Mg yaitu klorosis di sekitar tulang daun. Pada awalnya

daun tampak mengerut, kemudian menguning tampak bercak-bercak

kotor berwarna coklat, kemudian daun mati.

D. Metabolisme Kalium

1. Siklus Kalium

Kalium dapat bersumber dari alam dan non alam. Sumber kalium

dari alam dapat diperoleh dari beberapa jenis mineral, sisa-sisa tanaman

6
dan jasad renik, air irigasi, dan abu tanaman (Sutedjo, 1995). Sedangkan

sumber dari non alam dapat berasal dari pupuk buatan.

Kalium merupakan unsur hara makro yang memiliki peran besar

dalam fisiologi tanaman. Hal tersebut dapat dilihat dari peranan yang

dimiliki oleh kalium pada tanaman diantaranya aktivasi enzim, sintesis

karbohidrat, reduksi nitrat, fotosintesis, adaptasi tanaman terhadap

lingkungan, daya resisten tanaman terhadap penyakit tertentu dan

transportasi zat gula serta berperan dalam tekanan turgor sel tanaman,

mengendalikan gerakan stomata dan serbuk sari (Wang dan Wei-Hua,

2017). Dalam pustaka yang lain disebutkan bahwa peran kalium juga

termasuk mengeraskan bagian kayu tanaman, meningkatkan resistensi

tanaman terhadap penyakit, dan meningkatkan kualitas biji/buah

Kalium dalam tanah merupakan satu-satunya kation monovalen

yang esensial bagi tanaman. Unsur kalium dalam tanah didasarkan pada

tingkat ketersediaannya dibagi menjadi tiga yaitu: relatif tidak tersedia,

lambat tersedia, dan tersedia (dapat ditukar). Kalium tersedia dapat

dengan mudah diserap dan diekstrak dari tanah oleh tanaman meskipun

dengan asam lemah dan kation dapat ditukar lainnya. Sedangkan kalium

lambat tersedia masih bisa diserap oleh tanaman tetapi harus didukung

dengan adanya asam kuat. Kelompok kalium ini jumlahnya lebih banyak

dibandingkan dengan kalium yang relatif tidak tersedia. Tingkat

ketersediaannya tergantung pada jenis bahan induk dan lama pelapukan.

7
Kalium lambat tersedia berkisar antara 2 sampai 10 % dari total mineral di

dalam tanah, mika biotit dan ilit adalah contoh dari golongan ini.

Mekanisme keseimbangan kalium di dalam tanah disajikan sebagai

berikut:

K-terfiksasi K-adsorbsi K+

Kation K+ berkurang dikarenakan diserap tanaman atau pencucian,

sehingga keseimbangan di atas hancur, dan K dari adsorbsi akan dilepas

untuk mengisi keseimbangan tersebut (Tan, 2011; Brady dan Weil, 1999).

Selanjutnya menurut Brady dan Weil (1999) tanah dengan tekstur pasir

memiliki nilai KTK yang rendah sehingga kalium juga rendah.

Penambahan pupuk K pada tanah bertekstur pasir akan menambah

kalium di awal setelah pemupukan, tetapi tanah memiliki kemampuan

yang rendah dalam menahan ketersediaan kalium. Sebaliknya, pada

penambahan pupuk K pada tanah bertekstur liat menyebabkan fiksasi

kalium tanah oleh koloid liat (Tan, 2011).

Kalium tersedia yang ada dalam tanah jumlahnya lebih sedikit

dibandingkan dengan kalium yang lambat tersedia. Secara umum,

keberadaan kalium dalam tanah berkisar antara 1 – 2 % dari total kalium

dalam tanah untuk kalium tersedia, dan 90 – 98 % untuk kalium yang

lambat tersedia (Sutedjo, 1995). Bentuk dari kalium tersedia adalah kalium

dapat ditukar atau sering disebut K-dd. Meskipun kategori kalium ini

termasuk ke dalam kalium dapat ditukar dan mudah diserap oleh akar

tanaman tetapi bentuk larutan lebih mudah untuk diserap dan mudah

8
mengalami pencucian (leaching). Kalium dalam bentuk larutan ini dalam

keseimbangan kalium dapat ditukar. Untuk kalium yang lambat tersedia

biasanya dalam bentuk feldspar dan mika. Berikut ini gambar dari Sutedjo

(1995) menunjukkan bagaimana kalium di dalam tanah mengalami

penambahan dan pengurangan.

2. Faktor yang Memengaruhi Ketersediaan Kalium

Kebutuhan tanaman akan unsur kalium berbeda-beda setiap

jenis tanaman. Selain itu ketersediaan kalium dalam tanah juga

ditentukan oleh beberapa hal yang terkait. Hal-hal tersebut di

antaranya kebutuhan tanaman, jumlah kalium yang terdapat di dalam

tanah, dan efisiensi penggunaan pupuk. Beberapa faktor yang

mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk kalium adalah (a) reaksi

9
pupuk kalium terhadap tanah, (b) laju pergerakan kalium dalam tanah,

(c) kehilangan kalium dari tanah melalui erosi dan pelindian, dan (d)

sifat-sifat tanah seperti aerasi, dan kelengasan tanah (Goenadi, 1997).

Brady dan Weil (1999) menyatakan bahwa sifat kimia tanah

seperti pH dan tipe liat serta kelembaban juga memengaruhi

ketersediaan kalium di dalam tanah. Kaolinit dan tipe liat 1:1 lainnya

memiliki daya fiksasi yang kecil terhadap unsur hara K, sedangkan

tipe liat 2:1 seperti mikulit, mika (ilit), dan smektit memiliki kemampuan

fiksasi K yang lebih besar. Kation K+ terikat di antara lapisan-lapisan

liat bermuatan negatif (silika tetahedral).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah

satu unsur hara makro primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah

banyak juga, selain unsur N dan P. Unsur K diserap tanaman dari dalam

tanah dalam bentuk ion K+ dan banyak terkandung pada abu,

Unsur kalium berperan sebagai pengatur proses

fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi

karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air

dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti

terbakar dan akhirnya gugur.

Kalium merupakan unsur hara makro yang memiliki peran besar


dalam fisiologi tanaman. Hal tersebut dapat dilihat dari peranan yang
dimiliki oleh kalium pada tanaman diantaranya aktivasi enzim, sintesis
karbohidrat, reduksi nitrat, fotosintesis, adaptasi tanaman terhadap
lingkungan, daya resisten tanaman terhadap penyakit tertentu dan
transportasi zat gula

B. Saran
Dari penjelasan materi, penulis berharap pembaca mengetahui

fungsi dan metabolisme kalium terhadap pertumbuhan tanaman. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, N. 2013. Pengaruh Dosis Kalium Dan Phosfat Terhadap


Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L)
merril.). Doctoral dissertation. Universitas Teuku Umar Meulaboh.

Goenadi, D. H. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk Edisi Ketiga


(Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. p.

Selian, A. R. K. 2008. Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) dari Tanah
Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA). Departemen Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sumber http://repository.usu.ac.id (Diakses pada Tanggal 25
Maret 2015.
Sutedjo, M. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta. pp. 34 – 47
Tan, K. H. 2011. Principles of Soil Chemistry Fourth Edition. CRC Press
Taylor & Francis Group. New York. pp. 195 – 222
Wang, Y. dan Wei-Hua Wu. 2017. Regulation of Potassium Transport and
Signaling in Plants. ELSEVIER. Plant Physiology and
Biochemistry. 39 : 123 – 128

12

Anda mungkin juga menyukai