Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PERANAN UNSUR HARA BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN

Dosen Pengampu: Raudhatu Sofiah, S.P, M.P

Aditya erha Saputra 11880212088


Azzura Almaiyski 12280221083
Lutya 12280221627
Putri Yuwandari 12280221153
Yudi Saputra 12280210993

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. Karna berkat atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda
Rasulullah Saw. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada ibuk
Raudhatu Shofiah, S.P, M.P. yang telah membantu memberi arahan dan
bimbingan hingga makalah ini dapat diselesaikan.
Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat terbatas.
Baik dari segi metologi penulisan, isi, dan literatur penulisan makalah ini.
Oleh karna ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah
berikutnya.
Demikian penulisan makalah ini kami perbuat dengan sebenernya
semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Penulis
mohon maaf jika ada kesalahan atas makalah ini dan atas saran yang
diberikan penulis ucapkan Terima Kasih.

Pekanbaru, September 2023

i
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Fungsi Unsur Hara Esensial Mikro...................................................................
B. Tanah Tanah Yang Kekurangan Unsur Hara Mikro......................................
C. Faktor Penentu Ketersediaan Unsur Hara Mikro.........................................
D. Penyerapan Unsur Hara Mikro Oleh Tanaman.............................................
E. Peranan Setiap Unsur Mikro Esensial Dalam Pertumbuhan Tanaman
.............................................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan


oleh tanaman, seperti makhluk hidup lainnya, tanaman juga memerlukan
nutrisi yang lengkap dalam kelangsungan pertumbuhannya. Ketersediaan
unsur hara sangat menentukan kualitas tanaman, yang meliputi
pertumbuhan, perkembangan dan produktifitas tanaman. Sebenarnya,
unsur hara sudah tersedia di alam baik di udara, tanah maupun di air.
Kandungan unsur hara pada air perlu diketahui untuk melihat seberapa
besar unsur hara yang terkandung didalamnya. Dengan demikian air
tersebut diketahui kualitasnya sehingga dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan hidup manusia, salah satunya adalah untuk keperluan
tanaman di bidang pertanian. Kebutuhan air atau irigasi sangat
dibutuhkan oleh tanaman dibidang pertanian bahkan air bagi tanaman
merupakan komponen utama, sehingga kualitas suatu tanaman sangat
dipengaruhi oleh kualitas air yang mengalir melalui aliran sungai menuju
bendungan untuk kemudian dialirkan pada lahan-lahan pertanian.
Nutrisi yang dibutuhkan pada suatu tanaman pada umumnya
merupakan bagian unsur-unsur hara, dimana secara garis besar jenis-jenis
unsur hara yang dibedakan: (1) unsur hara makro dan (2) unsur hara
mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan suatu
tanaman dalam jumlah besar. Unsur hara mikro merupakan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara makro
sendiri terdiri dari utama yang berupa: Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium
(K). Unsur hara makro kedua berupa: Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
Belerang atau sulfur (S). Unsur hara Mikro terdiri dari: Boron (B),
Tembaga (Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi atau ferro (Fe), Molibdenum
(Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicone
(Si), Nikel (Ni) (Winarso, 2005).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak kekurangan atau kelebihan unsur hara pada tanaman
terhadap pertumbuhan dan produksi hasil?
2. Bagaimana unsur hara mikro, seperti besi, mangan, dan seng,
memengaruhi perkembangan tanaman dan bagaimana tanaman
mendapatkan asupan unsur hara mikro ini?
3. Apa hubungan antara pemupukan yang tepat dengan peningkatan
produktivitas pertanian dan kualitas hasil panen?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui fungsi unsur hara esensial mikro

2. Untuk mengetahui tanah-tanah yang kekurangan unsur hara mikro

3. Untuk mengetahui faktor penentu ketersediaan unusr hara mikro

4. Untuk mengetahui penyerapan unsur hara mikro oleh tanaman


5. Untuk mengetahui peranan setiap unsur mikro esensial dalam
pertumbuhan tanaman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Unsur Hara Esensial Mikro


Unsur hara esensial mikro, juga dikenal sebagai mikronutrien,
adalah nsur-unsur kimia yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan organisme hidup, termasuk manusia. Meskipun
diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan unsur
hara makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, unsur hara esensial
mikro tetaplah krusial untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh yang
optimal. Berikut penjelasan mengenai fungsi unsur hara esensial mikro:

1. Zat Besi (Fe)


Zat besi (Fe) juga memiliki peran yang penting dalam kesuburan
tanah. Dalam konteks pertanian, zat besi berperan sebagai unsur hara
esensial mikro untuk tanaman. Berikut adalah beberapa fungsi dan
zat besi dalam meningkatkan kesuburan tanah:
a. Klorofil Produksi: Zat besi diperlukan untuk pembentukan klorofil,
pigmen hijau dalam tanaman yang bertanggung jawab untuk proses
fotosintesis. Proses ini memungkinkan tanaman untuk mengubah
energi matahari menjadi energi kimia yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
b. Metabolisme Tanaman: Zat besi berperan dalam berbagai reaksi
enzimatik dalam tanaman yang berkaitan dengan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Ini mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
c. Pengaturan pH Tanah: Zat besi dapat memengaruhi pH tanah.
Tanah yang mengandung Fe dalam jumlah yang cukup cenderung
memiliki pH yang lebih stabil dan mendukung pertumbuhan
tanaman yang sehat. Ketika pH tanah terlalu rendah (asam) atau
terlalu tinggi (alkali), ketersediaan Fe untuk tanaman dapat

3
terpengaruh.
2. Seng (Zn)
Seng (Zn) adalah salah satu unsur hara esensial mikro yang penting
untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Fungsi Seng pada
Kesuburan Tanah:
a. Aktivitas Enzimatik: Seng berperan sebagai koenzim untuk banyak
enzim dalam tanaman. Enzim-enzim ini mengatur sejumlah reaksi
kimia yang penting untuk pertumbuhan, termasuk sintesis protein,
metabolisme karbohidrat, dan pembentukan klorofil.
b. Pembentukan Hormon Tanaman: Seng juga berperan dalam
pembentukan hormon tanaman, terutama auksin. Auksin mengatur
pertumbuhan akar, perkembangan tunas, dan pembentukan buah
pada tanaman.
c. Pengaturan Pertumbuhan: Seng membantu mengatur pertumbuhan
tanaman dengan mempengaruhi pembelahan sel dan diferensiasi
sel-sel baru.

3. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) adalah salah satu unsur hara mikro yang memiliki
peran penting dalam kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Meskipun tembaga diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil oleh
tanaman, perannya dalam berbagai proses biokimia sangat signifikan.
Berikut adalah beberapa fungsi tembaga pada kesuburan tanah:
a. Sintesis Klorofil: Tembaga adalah komponen penting dalam
sintesis klorofil, pigmen hijau yang ditemukan dalam daun
tanaman. Klorofil berperan dalam proses fotosintesis, di mana
tanaman mengubah energi matahari menjadi energi kimia untuk
menghasilkan makanan. Tanaman yang kekurangan tembaga dapat
mengalami masalah dalam produksi klorofil, yang dapat
menghambat pertumbuhan mereka.

4
b. Aktivitas Enzim: Tembaga berfungsi sebagai kofaktor untuk
beberapa enzim dalam tanaman. Enzim-enzim ini penting dalam
berbagai proses biokimia, termasuk metabolisme nitrogen dan
fosfor, serta sintesis protein dan asam nukleat. Kehadiran tembaga
memungkinkan enzim-enzim ini untuk berfungsi dengan baik.
c. Pembentukan Warna dan Aroma: Tembaga juga berperan dalam
pembentukan pigmen dan senyawa aroma dalam beberapa
tanaman, termasuk buah-buahan seperti anggur dan stroberi. Ini
berdampak pada kualitas rasa dan penampilan buah-buahan.
d. Resistensi Terhadap Penyakit: Tembaga memiliki sifat antimikroba
dan dapat digunakan sebagai fungisida dalam pertanian.
Penggunaan tembaga dalam bentuk senyawa tembaga dapat
membantu melindungi tanaman dari serangan patogen seperti
jamur.
e. Perbaikan Struktur Tanah: Tembaga juga dapat membantu
meningkatkan struktur tanah dengan mengikat partikel-partikel
tanah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan drainase dan
aerasi tanah. Ini dapat memengaruhi kesuburan tanah dengan cara
meningkatkan ketersediaan oksigen dan nutrisi bagi tanaman.

4. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) adalah metal berwarna kelabu-kemerahan, di
alam Mn umumnya ditemui dalam bentuk senyawa dengan
berbagai macam valensi. Mangan merupakan salah satu logam yang
banyak ditemukan bersama dengan unsur besi (Fe). Kandungan Mn di
Bumi sekitar 1060 ppm dan sekitar 61 – 1010 ppm yang terdapat di
tanah (Sudadi, 2003). Menurut Lindsay (1979), tanah biasanya
mengandung Mn sebesar 20 – 3000 ppm, dengan rata – rata 600 ppm.
Kehadiran ion Mn2+ menyebabkan proses fotosintesis akan
berjalan semakin lancar. Peningkatan aktivitas fotosintesis juga
berpengaruh terhadap peningkatankonsentrasi klorofil. Konsentrasi

5
klorofil akan semakin pekat sehingga kondisi hijau daun juga semakin
meningkat. Keadaan ini karena Mn memegang peranan penting dalam
pembentukan klorofil meskipun daun sudah tua (Dewantoro,
2017).
Unsur Mn banyak terdapat di dalam tanah yang mengandung asam
mencapai tingkat toksik di bawah pH 6,5. Umumnya Mn terlepas
dari tanah asam dan deposit pada lapisan tanah basa. Banyak
tanaman mengandung sekitar 50 ppm Mn yang banyak berfungsi
untuk fotosintesis, respirasi, dan metabolisme nitrogen, karena
Mn membentuk jembatan antara enzim dan substratnya
(Suhariyono dkk, 2005).
Mn memiliki peran yang penting bagi tanaman. Mn berperan
penting sebagai pengaktif enzim, diantaranya enzim pentransfer
fosfat dan enzim dalam siklus krebs. Unsur Mn juga penting
dalam reaksi oksidasi-reduksi, metabolisme N, klorofil dan
karbohidrat. Selain itu Mn merupakan bagian penting dari kloroplas
dan turut dalam reaksi yang menghasilkan oksigen (Soepardi, 1983).

5. Cobalt (Co)
Cobalt (Co) pada tanaman berfungsi sebagai unsur mikro
yang dijadikan sebagai komponen dari sejumlah enzim untuk
meningkatkan ketahanan kekeringan biji. Dalam kacang – kacangan
cobalt penting untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri yang berasosiasi
dengan kacang – kacangan. Fungsi Co yaitu :
a. unsur ini sangat diperlukan oleh tanaman tingkat tinggi berdaun
hijau. Unsur Co diperlukan oleh rhizobia untuk mengikat unsur N,
sehingga dengan demikian unsur ini secara praktis mempengaruhi
produksi tanaman kacang-kacangan
b. Unsur Co ini penting bagi rhizobia untuk membentuk vitamin B12
(cynocobalamine), yang kemudian diubah menjadi haemogoblin
untuk pengikatan nitrogen.

6
c. unsur Co berperan juga sebagai pengaktif enzim arginase,
lecithinase, oxalacetic decarboxylase, dan malic enzim.

6. Molibdenum (Mo)
Molibdenum (Mo) adalah unsur hara mikro yang penting bagi
pertumbuhan tanaman. Meskipun tanaman hanya memerlukan
molibdenum dalam jumlah yang sangat kecil, unsur ini memiliki
beberapa fungsi kunci dalam proses pertumbuhan tanaman. Berikut
adalah beberapa fungsi utama molibdenum dalam pertumbuhan
tanaman:

a. Pembentukan Enzim: Molibdenum berperan sebagai komponen


aktif dalam beberapa enzim yang dikenal sebagai nitrogenase dan
nitrate reductase. Enzim-enzim ini penting dalam metabolisme
nitrogen tanaman. Nitrogenase memungkinkan tanaman untuk
mengubah nitrogen atmosfer menjadi amonia (NH3), yang
merupakan salah satu bentuk nitrogen yang dapat digunakan oleh
tanaman. Nitrate reductase, di sisi lain, mengkatalisis reduksi ion
nitrat (NO3-) menjadi ion nitrit (NO2-), langkah awal dalam
penyerapan nitrogen oleh tanaman.

b. Sintesis Asam Amino: Molibdenum diperlukan untuk sintesis


beberapa asam amino esensial, termasuk asam amino yang
mengandung sulfur seperti cysteine dan methionine. Asam amino
ini merupakan komponen utama dalam pembentukan protein dalam
tanaman.

c. Metabolisme Karbon: Molibdenum juga berperan dalam beberapa


reaksi biokimia yang terkait dengan metabolisme karbon dalam
tanaman. Ini melibatkan interaksi dengan berbagai enzim yang

7
terlibat dalam siklus asam sitrat dan metabolisme gula.

d. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman: Keterlibatan


molibdenum dalam metabolisme nitrogen dan pembentukan asam
amino esensial menjadikannya penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman yang kekurangan molibdenum
mungkin mengalami pertumbuhan yang terhambat, daun kuning
(klorosis), dan berbagai gangguan pertumbuhan.

7. Boron (B)
Boron (B) adalah unsur hara mikro yang penting untuk kesuburan
tanah karena berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman
yang sehat. Walaupun diperlukan dalam jumlah sangat kecil oleh
tanaman, kekurangan boron dapat memiliki dampak yang signifikan
pada kesuburan tanah dan hasil pertanian. Fungsi Boron pada
Kesuburan Tanah:
a. Pembentukan Dinding Sel: Boron diperlukan dalam pembentukan
dinding sel tanaman. Ini termasuk pembentukan pektin, yang
adalah komponen utama dinding sel. Dinding sel yang sehat
penting untuk struktur dan integritas sel tanaman.
b. Pembentukan Polisakarida: Boron juga berperan dalam sintesis
polisakarida, seperti selulosa, yang membentuk struktur sel
tumbuhan. Ini membantu menjaga kekuatan dan struktur sel
tanaman.
c. Perkembangan Tunas dan Bunga: Boron diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tunas dan bunga. Kekurangan
boron dapat menghambat pembentukan bunga dan buah, yang
dapat mengurangi hasil panen.
d. Transportasi Karbohidrat: Boron membantu dalam transportasi
karbohidrat dalam tanaman, yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat.

8
B. Tanah Tanah Yang Kekurangan Unsur Hara Mikro
1. Zat Besi (Fe)
Kekurangan unsur hara mikro Fe dalam tanah dapat mengakibatkan
gejala klorosis pada tanaman. Klorosis adalah kondisi di mana daun-daun
tanaman berubah menjadi kuning karena kurangnya klorofil, pigmen hijau
yang diperlukan untuk fotosintesis. Tanaman yang mengalami klorosis akibat
kekurangan besi tidak dapat melakukan fotosintesis dengan efisien, yang
berdampak pada pertumbuhan yang lambat dan hasil yang rendah. Di
Indonesia, beberapa faktor yang dapat menyebabkan kekurangan besi dalam
tanah meliputi:
a. pH Tanah Tinggi: Tanah-tanah dengan pH tinggi atau tanah alkalis
cenderung memiliki masalah kekurangan besi. Pada kondisi ini, besi
cenderung mengendap dalam bentuk senyawa yang tidak larut dalam air,
sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
b. Kepadatan Tanah: Kepadatan tanah yang tinggi atau tanah yang kompak
dapat menghambat pergerakan air dan akar tanaman, sehingga
mengurangi akses tanaman terhadap unsur hara besi yang mungkin
tersedia.
c. Praktik Pertanian yang Tidak Tepat: Praktik pertanian yang tidak
memperhatikan manajemen unsur hara dapat mengakibatkan erosi tanah
dan hilangnya unsur hara, termasuk besi, dari tanah.
2. Seng (Zn)
Tanah yang kekurangan unsur hara mikro seng (Zn) dapat
mengakibatkan masalah serius dalam pertumbuhan tanaman dan
produktivitas pertanian. Zink adalah salah satu unsur hara mikro yang
penting bagi tanaman karena terlibat dalam berbagai proses biokimia
yang esensial Kekurangan seng dapat mengakibatkan gejala seperti
klorosis (daun menjadi kuning), pertumbuhan terhambat, dan hasil
panen yang rendah. Tanaman yang kekurangan seng juga dapat lebih
rentan terhadap penyakit. Penyebab kekurangan seng dalam tanah

9
dapat meliputi:
a. Kondisi Tanah Tertentu: Tanah dengan pH tinggi (alkaline) atau
tanah berpasir cenderung memiliki masalah kekurangan seng.
Disini, seng mungkin terikat dalam bentuk senyawa yang kurang
larut, sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
b. Erosi Tanah: Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dan erosi
tanah dapat mengakibatkan hilangnya unsur hara, termasuk seng,
dari tanah.
c. Ketidakseimbangan Unsur Hara: Keseimbangan unsur hara dalam
tanah juga dapat memengaruhi ketersediaan seng. Kelebihan unsur
hara lain, seperti fosfor, dapat menghambat penyerapan seng oleh
tanaman.
3. Tembaga (Cu)
Tembaga berperan dalam berbagai reaksi redoks yang terlibat
dalam fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan sintesis protein
dalam tanaman. Kekurangan tembaga dapat mengakibatkan gejala
seperti klorosis (daun kuning), pertumbuhan terhambat, dan penurunan
hasil panen. Tanaman yang kekurangan tembaga juga mungkin
menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit. Tanah yang
kekurangan unsur hara mikro Cu dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan kualitas tanaman. Unsur Cu diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah kecil, tetapi sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur Cu berperan dalam proses fotosintesis,
respirasi, dan pembentukan klorofil. Berikut penjelasan tentang tanah
yang kekurangan unsur hara mikro Cu:
a. Tanah dengan pH Tinggi (Alkalis): Cu cenderung lebih tersedia
bagi tanaman dalam tanah dengan pH yang lebih rendah (asam).
Tanah yang memiliki pH tinggi atau bersifat alkalis dapat mengikat
Cu, membuatnya kurang tersedia untuk tanaman. Ini sering terjadi
di daerah-daerah dengan tanah kapur.
b. Tanah yang Mengalami Erosi: Erosi tanah dapat menghilangkan

10
lapisan atas tanah yang mengandung unsur Cu. Hal ini dapat
menyebabkan kekurangan Cu dalam tanah dan berdampak negatif
pada pertumbuhan tanaman.
c. Tanah dengan Kandungan Organik Rendah: Tanah dengan
kandungan bahan organik yang rendah cenderung memiliki
masalah kekurangan Cu karena bahan organik dapat mengikat Cu
dan meningkatkan ketersediaannya bagi tanaman.
d. Tanah Berpasir: Tanah berpasir cenderung memiliki kapasitas
tukar Cu yang rendah, yang berarti mereka tidak dapat menyimpan
Cu dengan baik. Ini dapat menyebabkan Cu lebih cepat tercuci dari
tanah, meningkatkan risiko kekurangan Cu.
4. Mangan (Mn)
Tanah yang kekurangan unsur hara mikro mangan dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas tanaman. Unsur mangan
(Mn) berperan penting dalam proses enzimatis, sintesis klorofil,
metabolisme nitrogen, dan pembentukan karbohidrat. Selain itu, unsur
Mn juga berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi dan merupakan bagian
penting dari kloroplas.
Kekurangan unsur Mn pada tanaman dapat menyebabkan daun
menjadi kerdil, berwarna kekuningan, dan terjadi nekrosis pada tepi
daun. Selain itu, pertumbuhan tanaman juga akan terhambat dan
produksi buah dapat menurun.
Untuk mengatasi kekurangan unsur Mn pada tanah, dapat
dilakukan dengan memberikan pupuk yang mengandung unsur Mn.
Pupuk yang mengandung unsur Mn dapat diberikan secara langsung ke
tanah atau melalui daun tanaman. Namun, pemberian pupuk harus
dilakukan dengan dosis yang tepat agar tidak terjadi kelebihan unsur
Mn yang dapat menyebabkan keracunan pada tanaman.
5. Cobalt
Tanah yang kekurangan unsur hara mikro kobalt (Co) adalah
masalah yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman dan

11
kesehatan ternak yang merumput. Kekurangan Co dalam tanah dapat
terjadi dalam beberapa kondisi tertentu. Berikut adalah penjelasan
tentang tanah yang kekurangan unsur hara mikro Co:

a. Tanah Tanpa Kandungan Organik: Tanah yang memiliki sedikit


atau tidak ada bahan organik dapat menjadi tanah yang cenderung
kekurangan Co. Bahan organik dalam tanah dapat mengandung Co
yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
b. Kawasan Tanah Masam: Tanah dengan pH yang sangat rendah
(asam) dapat menghambat ketersediaan Co bagi tanaman. pH yang
rendah dapat mengubah bentuk kimia Co dalam tanah sehingga
kurang tersedia untuk tanaman.
c. Tanah di Kawasan Hutan dan Pegunungan: Di beberapa daerah
hutan dan pegunungan di Indonesia, tanah dapat kekurangan Co.
Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan vegetasi dan kesehatan
hewan ternak yang mengonsumsi tanaman tersebut.
6. Molibdenum (Mo)
Tanah yang kekurangan unsur hara mikro molibdenum (Mo) dapat
menghadapi berbagai masalah dalam pertumbuhan tanaman dan
produktivitas pertanian. Mo adalah unsur hara mikro yang penting
karena terlibat dalam beberapa proses biokimia yang krusial dalam
tanaman. Kekurangan Mo dalam tanah dapat terjadi dalam kondisi
tertentu. Dampak Kekurangan Molibdenum pada Kesuburan Tanah:
a. Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian
menjalar ke daun muda.
b. Kekurangan molibdenum dapat menghambat kemampuan tanaman
legum untuk melakukan fiksasi nitrogen. Ini dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman yang rendah, daun yang kecil, dan warna
daun yang abnormal (seperti kekuningan).
7. Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan,

12
pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait
dengan perannya dalam sintetis RNA, bahan dasar pembentukan sel.
Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem.
Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah
tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium.
Cirinya mirip daun variegeta.
Tanah yang kekurangan unsur hara mikro boron dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas tanaman. Unsur boron (B)
berperan penting dalam proses pembelahan, pemanjangan, dan
defisiensi sel. Selain itu, unsur B juga berperan dalam pembentukan
buah, pembelahan sel pada tanaman biji, dan translokasi gula dari daun
Kekurangan unsur B pada tanaman dapat menyebabkan
terganggunya pada proses terbentuk dinding sel serbuk sari, dan
menyebabkan tongkol tidak berbiji pada jagung. Selain itu,
pertumbuhan tanaman juga akan terhambat dan produksi buah dapat
menurun.
Untuk mengatasi kekurangan unsur B pada tanah, dapat dilakukan
dengan memberikan pupuk yang mengandung unsur B. Pupuk yang
mengandung unsur B dapat diberikan secara langsung ke tanah atau
melalui daun tanaman. Namun, pemberian pupuk harus dilakukan
dengan dosis yang tepat agar tidak terjadi kelebihan unsur B yang
dapat menyebabkan keracunan pada tanaman.

C. Faktor Penentu Ketersediaan Unsur Hara Mikro


1. Zat Besi (Fe)
Ketersediaan unsur hara mikro zat besi (Fe) dalam tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memengaruhi
kemampuan tanaman untuk menyerap Fe yang diperlukan.
Faktor-faktor ini sangat penting dalam konteks pertanian.
Berikut adalah penjelasan tentang faktor-faktor penentu
ketersediaan unsur hara mikro zat besi:

13
a. pH tanah: pH tanah yang terlalu rendah atau asam dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur hara mikro zat besi pada
tanaman. Pada tanah asam, unsur mikro seperti zat besi
menjadi mudah larut dan jumlahnya terlalu besar sehingga
bersifat racun bagi tanaman.
b. Kadar bahan organik tanah: Bahan organik tanah dapat
membantu meningkatkan kesuburan tanah dan
memperbaiki struktur tanah. Bahan organik tanah juga
mampu mengikat air dan unsur hara sehingga unsur hara
tidak tercuci atau terlindi, dan bahan organik tanah mampu
merangsang pertumbuhan jasad hidup tanah, juga mampu
merombak bahan organik sehingga menyediakan unsur hara
bagi tanaman
c. Kadar dan tipe klei tanah: Tanah dengan tipe klei 1:1
sedikit demi sedikit dan seringkali dipupuk dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur hara mikro zat besi pada
tanaman.
d. Keadaan oksidasi-reduksi: Keadaan oksidasi-reduksi pada
tanah juga dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara
mikro zat besi pada tanaman.
2. Seng (Zn)
Ketersediaan unsur hara mikro seng (Zn) dalam tanah
adalah faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman dan produktivitas pertanian. Berbagai faktor
memengaruhi ketersediaan Zn dalam tanah, dan pemahaman
terhadap faktor-faktor ini penting dalam manajemen nutrisi
tanaman. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan
Pergerakan Zn:
a. pH Tanah
b. Dijerap pada oksida: sesquioksida, karbonat, dan bahan
organik mampu mengikat Zn. Namun, mekanisme secara

14
pasti belum diketahui.
c. Dijerap pada mineral liat dan karbonat
d. Interaksi dengan unsur lain
3. Tembaga (Cu)
Ketersediaan unsur hara mikro tembaga (Cu) dalam tanah
adalah faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman
dan kualitas hasil pertanian. Faktor-faktor tertentu
memengaruhi ketersediaan Cu dalam tanah, dan pemahaman
terhadap faktor-faktor ini penting dalam manajemen nutrisi
tanaman. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan
Pergerakan Zn:
a. pH Tanah
b. Tekstur tanah : suplai Cu pada tanah bertekstur pasir lebih
rendah
c. Hubungan dengan ion lain
4. Mangan (Mn)
Faktor yang memengaruhi ketersediaan Mn dalam tanah,
dan pemahaman terhadap faktor-faktor ini penting dalam
manajemen nutrisi tanaman. Faktor yang mempengaruhi
ketersediaan dan pergerakan Mn
a. Keseimbangan dengan logam berat : Jika Cu, Fe, Zn tinggi
maka akan menurunkan serapan Mn.
b. pH Tanah
c. Kelebihan Air / aerasi buruk :
Penggenangan > redoks > Mn naik
d. Bahan organik
5. Cobalt (Co)
Faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.
Berbagai faktor dapat memengaruhi ketersediaan Co dalam
tanah. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang faktor-faktor

15
penentu ketersediaan unsur hara mikro kobalt:
a. Kandungan Tanah: Kandungan mineral dalam tanah dapat
memengaruhi ketersediaan Co. Tanah yang mengandung
mineral yang mengandung Co secara alami dapat
memberikan sumber Co bagi tanaman.
b. Kadar Organik Tanah: Kadar bahan organik dalam tanah
juga dapat memengaruhi ketersediaan Co. Bahan organik
dalam tanah dapat mempengaruhi ketersediaan Co dengan
mempengaruhi tingkat oksidasi dan reduksi Co dalam
tanah.
c. Interaksi dengan Unsur Hara Lain: Interaksi antara Co
dengan unsur hara lain dalam tanah dapat memengaruhi
ketersediaan Co. Kelebihan atau defisiensi unsur hara lain
dapat mengganggu penyerapan Co oleh tanaman, sehingga
menjaga keseimbangan unsur hara sangat penting.
d. Faktor Mikrobiologis: Kehadiran mikroorganisme tanah,
terutama bakteri yang dapat memetabolisme Co, juga dapat
memengaruhi ketersediaan Co bagi tanaman.
e. Kehadiran Senyawa Toksik: Kehadiran senyawa-senyawa
toksik dalam tanah, seperti senyawa sulfur, dapat mengikat
Co dan mengurangi ketersediaannya bagi tanaman.
6. Molibdenum (Mo)
Unsur hara mikro molibdenum (Mo) dalam tanah adalah
faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.
Berbagai faktor dapat memengaruhi ketersediaan Mo dalam
tanah.
a. Kadar Mo di dalam tanaman umumnya < 1 ppm, karena
dalam larutan tanah kadar Mo sangat rendah (normalnya
0.34 – 1.5 ppm Mo)
b. Kandungannya dalam tanah berkisar antara 0.2 – 36 ppm
c. Mineral yang mengandung Mo :

16
1. Molibdenit (MoS2)
2. Ilsemanit (Mo3O8H2O)
3. Walfenit (PbMoO4)
7. Boron (B)
Boron adalah unsur hara mikro yang diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah sedikit, tetapi sangat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan.
Boron berperan dalam pembentukan protein, lemak, dan
berbagai persenyawaan organik lainnya.
Boron juga berperan dalam perkembangan tanaman,
pembentukan dinding sel, pembentukan biji, dan pembentukan
klorofil.
Ketersediaan unsur hara mikro boron pada tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pH tanah, kadar
bahan organik tanah, kadar dan tipe klei tanah, dan keadaan
oksidasi-reduksi pada tanah.
pH tanah yang terlalu rendah atau asam dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur hara mikro boron pada
tanaman. Pada tanah asam, ketersediaan unsur mikro seperti
boron dapat menurun.
Bahan organik tanah dapat membantu meningkatkan
kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. Bahan
organik tanah juga mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman, termasuk boron.
Tanah dengan tipe klei 1:1 sedikit demi sedikit dan
seringkali dipupuk dapat mempengaruhi ketersediaan unsur
hara mikro boron pada tanaman.
Keadaan oksidasi-reduksi pada tanah juga dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur hara mikro boron pada
tanaman.

17
D. Penyerapan Unsur Hara Mikro Oleh Tanaman
1. Zat Besi (Zn)
Tanaman menyerap unsur hara mikro zat besi melalui akar
tanaman. Penyerapan unsur hara zat besi terjadi karena
konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih
rendah dibandingkan konsentrasi hara pada tanah. Selama
proses transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses
penyerapan air oleh akar tanaman. Zat besi penting untuk
fotosintesis dan kofaktor enzim pada tanaman. Kekurangan zat
besi menyebabkan klorosis dan pertumbuhan tanaman
terhambat. Mekanisme penyerapan unsur hara oleh akar
tanaman dapat dilakukan melalui beberapa model, yaitu:
a. Intersepsi akar: akar tanaman tumbuh memanjang dan
menerobos partikel-partikel tanah, sehingga terjadi
kontak akar dengan hara yang ada di larutan tanah
maupun hara di bagian tanah yang lain. Unsur haranya
dalam kondisi statis, akar tanamannya aktif. Makin luas
cakupan keberadaan akar di dalam tanah, maka makin
luas permukaan bidang serapan akar terhadap unsur
hara.
b. Aliran massa: pergerakan hara di dalam tanah ke
permukaan akar tanaman yang terangkut oleh aliran
konvektif air akibat penyerapan air oleh tanaman atau
sebagai air transpirasi. Jumlah hara yang bergerak
dengan model aliran massa, sebanding dengan jumlah
air yang diserap tanaman dan konsentrasi hara di dalam
air tersebut. Unsur haranya dalam kondisi aktif, akar
tanamannya pasif. Lokasi unsur hara agak jauh dari
permukaan akar.
c. Difusi: penyerapan unsur hara yang terjadi karena
konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman

18
lebih rendah dibandingkan konsentrasi hara pada
larutan tanah.
2. Seng (Zn)
Penyerapan unsur hara mikro, seperti seng (Zn), oleh
tanaman merupakan proses penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman memerlukan seng dalam
jumlah kecil, tetapi unsur hara ini esensial untuk berbagai
fungsi biologis dalam tanaman, termasuk metabolisme, sintesis
protein, dan pertumbuhan akar. Berikut adalah beberapa faktor
dan mekanisme penyerapan seng oleh tanaman:

a. Ketersediaan Seng di Tanah:


Tanah harus memiliki ketersediaan seng yang cukup
untuk tanaman. Faktor-faktor seperti pH tanah, tekstur
tanah, dan bahan organik dapat memengaruhi
ketersediaan seng.
b. Asam Lemak dan Asam Organik:
Asam organik, seperti asam humat, dapat meningkatkan
ketersediaan seng dalam tanah. Tanaman dapat
mengeluarkan asam organik melalui akar untuk
membantu dalam penyerapan seng.
c. Rhizosphere dan Mikroorganisme:
Rhizosphere adalah daerah di sekitar akar tanaman yang
kaya akan mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme
dalam rhizosphere dapat membantu melarutkan seng
dalam tanah, menjadikannya lebih tersedia bagi
tanaman.
d. Akumulasi di Akar:
Tanaman menyerap seng dari tanah melalui akarnya.
Akar memiliki struktur khusus yang disebut rambut
akar, yang bertanggung jawab untuk penyerapan unsur

19
hara, termasuk seng.
e. Transportasi dalam Tanaman:
Seng yang diserap oleh akar kemudian diangkut ke
seluruh tanaman melalui sistem vaskularnya, yang
disebut xilem dan floem.
f. Regulasi Genetik:
Tanaman memiliki mekanisme regulasi genetik yang
mengatur ekspresi gen-gen yang terlibat dalam
penyerapan dan transportasi seng. Ini memungkinkan
tanaman untuk mengatur penyerapan seng sesuai
dengan kebutuhan mereka.

g. Interaksi dengan Unsur Hara Lainnya:


Ketersediaan seng dalam tanah dapat dipengaruhi oleh
interaksi dengan unsur hara lainnya, seperti besi (Fe),
tembaga (Cu), dan mangan (Mn). Persaingan atau
antagonisme antara unsur-unsur ini dapat memengaruhi
penyerapan seng oleh tanaman.

3. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) adalah salah satu unsur hara mikro yang
dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara mikro seperti
tembaga oleh tanaman dapat terganggu jika terdapat kelebihan
unsur hara makro seperti fosfor (P). Kekurangan tembaga dapat
menyebabkan gangguan pada enzim dan fotosintesis tanaman.
Karakteristik unsur Cu dan pengaruhnya bagi kesuburan tanah dan
tanaman adalah:
a. Tembaga diserap dalam bentuk Cu2 + atau komplek
organik;
b. Melangsungkan reaksi reduksi-oksidasi di mana komponen
plastosianin, sitokrom oksidase, ensim oksidase;

20
diperlukan dalam proses fotosintesis, respirasi, lignifikasi,
pembentukan serbuksari, dan penyerbukan;
c. Tembaga tidak mudah dipindahkan antar jaringan sehingga
kekahatan muncul pada titik tumbuh dan daun yang muda;
d. Kekahatan tembaga akan menimbulkan gejala berupa
warna hijau muda, biru muda, dan kekuningan pada daun
muda, tepi daun menggulung, ujung daun kering, daun
layu, dan pembentukan dan buah biji buruk;
e. Unsur Cu dalam tanah meskipun kecil selalu terdapat
dalam mineral primer dan sekunder. Sementara itu dalam;
f. Dalam larutan tanah, kelarutan Cu ditentukan oleh pH
larutan dan proses jerapan pada permukaan mineral dan
organik; di dalam larutan terutama berbentuk sebagai
khelat;
g. Kelarutan Cu juga dipengaruhi oleh pH; Cu terlarut
berkurang 100 kali jika pH naik 1 unit. Reaksi hidrolisis
Cu pada pH7, CuOH+ dominan; dalam hal ini pH
meningkat diikuti oleh peningkatan jerapan Cu;
h. Cu dijerap pada lempung, oksida Al, Fe, Mn dan
permukaan organik adalah merupakan jerapan Cu ini
paling kuat dibanding hara mikro lainnya); jerapan dalam
bentuk ini dapat ditukar pada permukaan lempung; bahan
organik mengurangi atau meningkatkan ketersediaan Cu:
jika bahan organik tidak larut berarti mengurangi Cu dari
larutan, tetapi khelat yang larut meningkatan ketersediaan
Cu; sebagian besar Cu dapat disekap (occluded) atau
diendapkan dalam struktur lempung atau mineral oksida
4. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) adalah salah satu unsur hara mikro yang
dibutuhkan oleh tanaman. Mangan berperan penting sebagai
pengaktif enzim, diantaranya enzim pentransfer fosfat dan

21
enzim dalam siklus krebs. Unsur Mn juga penting dalam reaksi
oksidasi-reduksi, metabolisme N, klorofil dan karbohidrat.
Selain itu, Mn merupakan bagian penting dari kloroplas dan
turut dalam reaksi yang menghasilkan oksigen. Tanah biasanya
mengandung Mn sebesar 20-3000 ppm, dengan rata-rata 600
ppm. Tanah akan mengalami defisiensi atau kekurangan Mn
jika di bawah 20 ppm, dan akan mengalami keracunan jika
lebih dari 3000 ppm. Konsentrasi normal Mn dalam jaringan
tanaman pada umumnya terletak antara 50 ppm-200 ppm.
Karakteristik unsur Mn dan pengaruhnya bagitanaman adalah
sebagai berikut:
a. Mangan diserap akar dalam bentuk Mn2+, atau dalam
komplek organik;
b. Mn berfungsi dalam fotosintesis yaitu memecah air
c. Berlangsungnya reaksi reduksi-oksidasi (Mn2+/Mn3
+), dekarboksilasi, dan hidrolisis yang melibatkan Mn;
d. Mn dapat mengganti Mg2 + dalam reaksi fosforilasi;
e. Mn tidak mudah dipindahkan antar jaringan, sehingga
kekahatan sering muncul pada titik tumbuh dan daun
yang muda;
f. Kekahatan Mn dapat menimbulkan gejala klorosis
antara tulang daun yang muda serupa dengan kekahatan
Fe dan daun kehilangan warna tidak merata (spot)
karena megalamui kekahatan Mn;
g. Dapat menimbulkan keracunan Mn pada tanah yang
sangat masam dengan gejala: adanya bercak hitam atau
coklat (endapan MnO2) dengan cincin pucat, terjadi
pada daun tua, dan dapat disebabkan kekahatan Fe, Mg,
Ca.
5. Cobalt (Co)
Penyerapan unsur hara mikro seperti kobalt (Co) oleh tanaman

22
adalah proses yang penting meskipun kobalt dibutuhkan dalam
jumlah yang sangat kecil oleh tanaman. Unsur hara mikro ini
memiliki peran penting dalam beberapa fungsi biologis
tanaman. Berikut adalah beberapa faktor dan mekanisme
penyerapan kobalt oleh tanaman:
a. Ketersediaan Kobalt di Tanah:
Ketersediaan kobalt dalam tanah adalah faktor penting.
Ketersediaan kobalt dapat bervariasi tergantung pada jenis
tanah, pH, dan kadar bahan organik dalam tanah.
b. Fungsi sebagai Koenzim:
Kobalt berperan sebagai komponen penting dalam
beberapa enzim tanaman. Sebagai koenzim, kobalt
membantu dalam berbagai reaksi biokimia yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

c. Nodulasi Akar Legum:


Kobalt sangat penting dalam proses nodulasi akar pada
tanaman leguminosa. Tanaman leguminosa, seperti kacang
polong dan kacang kedelai, membentuk nodul akar yang
mengandung bakteri Rhizobium. Kobalt diperlukan oleh
bakteri ini untuk membantu mengikat nitrogen dari udara
dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan
oleh tanaman.
d. Fotosintesis: Kobalt juga berperan dalam beberapa tahap
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses di mana tanaman
mengubah cahaya matahari menjadi energi kimia dalam
bentuk gula.
e. Transportasi dalam Tanaman:
Setelah diserap oleh akar, kobalt diangkut ke seluruh
tanaman melalui sistem vaskularnya, yaitu xilem dan
floem.

23
6. Molibdenum (Mo)
Karakteristik unsur Molibden dan pengaruhnya bagi
kesuburan tanah dan tanaman adalah:
a. Molibden diserap akar dalam bentuk MoO42-
(molybdate);
b. Mo dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit
dibandingkan hara mikro yang lainnya;
c. Menhasilkan reaksi reduksi-oksidasi antara Mo (VI)
dan Mo (IV);
d. Berperan dalam aktivitas nitrat reduktase yaitu pada
sintesis N oleh tanaman;
e. Berperan dalam aktivitas nitrogenase yaitu sebagai
ensim bakteri untuk penyematan N;
f. Berperan dalam penyerapan dan pengangkutan Fe;
g. Gejala kekahatan Mo seperti gejala kekahatan N;
h. Keracunan Mo jarang dijumpai.

Mo dalam tanah sebagai mineral primer mengandung


molybdate,terdapat di dalam bahan organik, dapat terjerap pada
permukaan oksida Fe dan Al, mirip jerapan P (ikatan lebih
ringan, karena dapat didesak oleh fosfat). Mo terlarut dalam
larutan tanah dengan kadarnya yang sangat rendah dan
dipengaruhi pH larutan tanah:
Di antara bentuk H2MoO40, HMoO4-, dan MoO42-,
bentuk MoO42- lebih banyak jika pH meningkat.Momakin
tersedia jika pH meningkat Mo, 1 unit kenaikan
pH meningkatkan ketersediaan Mo 10 kali (berbeda dengan
hara mikro lainnya).
Kekahatan Mo dijumpai pada tanah masam atau
tanah dengan oksida Fe-Al; sulfat tinggi menghambat
serapan Mo, nitrat meningkatkan serapan Mo, namun

24
ammonium menurunkan serapan Mo.
7. Boron (B)
Karakteristik unsur Boron dan pengaruhnya bagi
kesuburan tanah dan tanaman adalah:
a. Boron diserap akar dalam bentuk H3BO3
b. Berperan dalam pengangkutan gula, permeabilitas
membran, sebagai komponen dinding sel, pembentukan
serbuk sari, serta pemanjangan, pembelahan dan
diferensiasi sel;
c. Boron sangat diperlukan pada jaringan ekstraseluler
yaitu pada dinding sel, lignifikasi, dan diferensiasi
xilem;
d. Boron tidak mudah dipindahkan dalam jaringan
tanaman; kekahatan muncul pada titik tumbuh atau
daun muda.
e. Gejala kekahatan Boron adalah titik tumbu (tunas atau
akar) berhenti; klorosis daun, daun termuda mati; ruas
memendek, terbentuk roset; batang dan tangkai
menebal; bunga berguguran, pembentukan buah dan biji
buruk sekali.
f. Keracunan Boron disebabkan kisaran yang sempit
antara kekahatan dan keracunan hara, berupa klorosis
atau nekrosis pada ujung dan tepi daun.

E. Peranan Setiap Unsur Mikro Esensial Dalam Pertumbuhan Tanaman


Setiap unsur hara mikro esensial yang Anda sebutkan memiliki
peran khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berikut
adalah peran masing-masing unsur mikro esensial dalam pertumbuhan
tanaman:
1. Besi (Fe):
a. Peran Utama: Iron berperan dalam sintesis klorofil, pigmen

25
hijau yang memungkinkan tanaman untuk melakukan
fotosintesis, yaitu proses pembuatan makanan dari cahaya
matahari dan karbon dioksida.
2. Seng (Zn):
a. Peran Utama: Zinc berperan dalam aktivitas enzimatik
dalam tanaman. Ini penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan akar, perkembangan biji, dan pembentukan
hormon pertumbuhan.
3. Tembaga (Cu):
a. Peran Utama: Copper berperan dalam berbagai proses
biokimia dalam tanaman, termasuk sintesis pigmen,
fotosintesis, dan metabolisme karbohidrat.
4. Mangan (Mn):
a. Peran Utama: Manganese berperan dalam berbagai reaksi
enzimatik dalam tanaman, terutama dalam proses
fotosintesis dan metabolisme nitrogen.

5. Kobalt (Co):
a. Peran Utama: Cobalt diperlukan oleh tanaman leguminosa
(misalnya, kacang polong, kacang kedelai) untuk membantu
dalam nodulasi akar oleh bakteri Rhizobium, yang membantu
dalam penambatan nitrogen dari udara.
6. Molibdenum (Mo):
a. Peran Utama: Molibdenum penting dalam konversi nitrogen
amonium menjadi nitrat dalam tanaman, yang merupakan
langkah penting dalam siklus nitrogen.
7. Boron (B):
a. Peran Utama: Boron berperan dalam pembentukan dinding sel
tanaman, pengangkutan gula, serta pembentukan dan
perkembangan jaringan reproduksi.

26
Penting untuk menjaga ketersediaan semua unsur mikro esensial
ini dalam tanah agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur mikro ini dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Oleh karena itu,
pemahaman tentang peran masing-masing unsur mikro dalam
pertumbuhan tanaman sangat penting untuk praktik pertanian yang sukses.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi
(Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial
bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat
besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman. Pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat
menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan da produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
B. Saran

27
Unsur hara adalah elemen kimia yang esensial bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Mereka berperan penting dalam berbagai aspek
kehidupan tanaman, dari fotosintesis hingga pembentukan jaringan dan
reproduksi. Berikut adalah beberapa saran tentang peran unsur hara bagi
pertumbuhan tanaman:
1. Fertilisasi yang Tepat: Untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang
sehat, penting untuk memberikan pupuk yang mengandung unsur hara
yang diperlukan dalam jumlah yang cukup. Tes tanah dapat membantu
menentukan kebutuhan pupuk yang tepat.
2. Keseimbangan Nutrisi: Selalu pastikan bahwa keseimbangan nutrisi
tanah terjaga dengan baik. Tanaman memerlukan unsur hara makro
seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), serta unsur hara mikro
seperti besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), kobalt (Co),
molibdenum (Mo), dan boron (B).
3. Perawatan Tanah: Menjaga kesehatan tanah adalah kunci untuk
ketersediaan unsur hara yang baik. Praktik-praktik seperti pemupukan
hijauan, penanaman penutup tanah, dan pemusatan organik dapat
meningkatkan kualitas tanah dan penyerapan unsur hara.
4. Pemahaman Kebutuhan Tanaman: Setiap jenis tanaman memiliki
kebutuhan nutrisi yang berbeda. Pastikan untuk memahami kebutuhan
spesifik tanaman yang Anda tanam dan memberikan unsur hara sesuai
dengan rekomendasi.
5. Pengelolaan Air: Air adalah faktor penting dalam penyerapan unsur
hara. Pastikan tanaman mendapatkan air yang cukup, tetapi hindari
genangan yang dapat menghilangkan unsur hara dari zona perakaran.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dewi EM, Suwardi, Suryaningtyas DT & Anwar S. 2016. Utilization of natural


zeolites as Cu (Ii) and Zn (Ii) adsorbent. J Trop Soils, 21 (3): 153-160
Hadisutrisno, B., & Suharta. (2006). Hara dan Pemupukan Tanaman Pangan
(Nutrients and Fertilization of Food Crops). Kanisius.
Kusuma, G. (2009). Pengaruh Kekurangan Seng (Zn) dalam Tanah terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan, 9(1), 15-21.
Setyanto, P., & Suryono, S. (2012). Pengaruh Pemberian Pupuk Tembaga terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Tanah
Ultisol. Jurnal Agroekoteknologi, 4(3), 1079-1086.

29
Soemartono, K. A., & Moeswanto, S. (2014). Ilmu Tanah (Soil Science). Gadjah
Mada University Press.
Sudjadi, M. (2008). Ketersediaan unsur hara mikro dalam tanah. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.

30

Anda mungkin juga menyukai