Anda di halaman 1dari 76

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA


MENOPAUSE (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mranggen 1)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
NENEN SARI DESTIANI
A2A218006

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita


Menopause (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1)

Disusun Oleh :
Nenen Sari Destiani A2A218006

Telah disetujui untuk diujikan

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Wulandari Meikawati, SKM, M.Si Indri Astuti Purwanti, S. ST, M. Kes


NIK. 28.6.10.26.079 NIK. 28.6.10.26.180
Tanggal: Tanggal :

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita


Menopause (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1)

Disusun Oleh :
Nenen Sari Destiani A2A218006

Telah disetujui
Reviewer

Dr. Ir. Rahayu Astuti, M.Kes


NIK. 28.6.1026.018

Tim Pembimbing
Pembimbing I Mengetahui, Pembimbing II
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Semarang
Wulandari Meikawati, SKM, M.Si Indri Astuti Purwanti, S. ST, M. Kes
NIK. 28.6.10.26.079 NIK. 28.6.10.26.180
Tanggal:.................................. Tanggal :......................................
Dr. Sayono, SKM, M.Kes (Epid)
NIK. 28.6.1026.077
Tanggal:..................................

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya
hingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul “Faktor yang
Berhubugan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Menopause (Studi di
Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1)”.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan kemudahan,
kelancaran dan kesehatan kepada penulis selama pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi.
2. Dr. Sayono, S.KM, M.Kes (Epid) selaku Dekan Prodi FKM Universitas
Muhammadiyah Semarang.
3. Dr. Ir Rahayu Astuti, M.Kes selaku Ketua Program Studi FKM Universitas
Muhammadiyah Semarang.
4. Ibu Wulandari Meikawati, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi
semangat dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi hingga
selesai.
5. Ibu Indri Astuti Purwanti, S. ST, M. Kes selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi
semangat dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi hingga
selesai.
6. Bapak Mifbakhuddin, SKM, M.Kes selaku Dosen penguji yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi semangat dan
dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
7. Peserta POSBINDU LANSIA Puskesmas Maranggen 1 yang telah
meluangkan waktu dan bersedia menjadi responden selama penelitian.
8. Kepala Puskesmas dan seluruh staff di Puskesmas Mranggen 1 selaku tempat
penelitian yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dalam
penyusunan skripsi.

iv
9. Kedua orang tua penulis yang tak henti memberi dukungan dan do’a untuk
kelancara penelitian dan penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu dalam
penyusunan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi, penulis telah berusaha untuk menyelesaikan


skripsi dengan baik, namun penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi bahan dalam dunia pendidikan.

Semarang, 26 Juni 2022

Penulis

v
Faktor yang Berhubugan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita
Menopause (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1)

Nenen Sari Destiani1, Wulandari Meikawati1, Indri Astuti Purwanti1


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi yang terjadi pada perempuan usia diatas 40 tahun dikaitkan dengan
menopuase. Hipertensi yang terjadi disebabkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor
yang dapat dimodifikasi. Hipertensi pada wanita menopause dilaporkan karena faktor asupan
makanan yaitu konsumsi natrium atau garam dan lemak tinggi, stres, aktivitas fisik, usia, riwayat
penggunaan kontrasepsi, dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause. Metode: Penelitian ini adalah
deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan yaitu seluruh
perempuan menopause yang tercatat sebagai anggota POSBINDU Lansia sebanyak 50 responden
dengan sampel yang diambil dari seluruh total populasi yaitu 46 responden, dengan teknik
sampling yang digunakan yaitu accidental sampling. Variabel yang diteliliti yaitu riwayat
hipertensi keluarga, status obesitas, aktivitas fisik dan kejadian hipertensi. Pengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi Square. Hasil: Hasil peneilitian menunjukkan sebanyak 78,3% responden
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga, sebanyak 60,9% responden memiliki status gizi
kategori obesitas, sebanyak 84,8% responden beraktivitas sedang, dan sebanyak 87% responden
mengalami hipertensi. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan antara riwayat hipertensi
pada keluarga dengan kejadian hipertensi (p-value 0,015), ada hubungan antara status obesitas
dengan kejadian hipertensi (p-value 0,002), dan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
kejadian hipertensi (p-value 0,037). Kesimpulan: riwayat hipertensi pada keluarga, status obesitas
dan aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian hipertensi.
Kata Kunci: riwayat hipertensi pada keluarga, status obesitas, aktivitas fisik, kejadian hipertensi.

ABSTRACT
Background: Hypertension that occurs in women aged over 40 years is associated with
menopause. Hypertension that occurs is caused by factors that cannot be modified and factors that
can be modified. Hypertension in postmenopausal women is reported to be due to dietary factors,
namely consumption of sodium or salt and high fat, stress, physical activity, age, history of
contraceptive use, and obesity. This study aims to determine the factors associated with the
incidence of hypertension in postmenopausal women. Methods: This study used a analytical
descriptive method, with a cross sectional approach. The population used is all postmenopausal
women who are registered as members of the Elderly POSBINDU as many as 50 respondents with
samples taken from the total population of 46 respondents, with the sampling technique used is
accidental sampling. The variables studied were family history of hypertension, obesity status,
physical activity and the incidence of hypertension. Data analysis were univariate and bivariate
using Chi Square test. Results: The results of the study showed that 78.3% of respondents had a
family history of hypertension, 60.9% of respondents had obesity in the nutritional status category,
84.8% of respondents were moderately active, and 87% of respondents had hypertension. The
results of data analysis showed there was a relation between history of hypertension in the family
with incidence of hypertension (p-value 0.015), there was a relation between obesity status with
incidence of hypertension (p-value 0.002), and there was a relation between physical activity with
incidence of hypertension (p-value 0.037) which were significant. Conclusion: history of
hypertension in the family, obesity status and physical activity had relation with incidence of
hypertension.
Keywords: history of hypertension in the family, obesity status, physical activity, incidence of
hypertension

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Penelitian..................................................................................4
C. Manfaat Penelitian................................................................................5
D. Keaslian Penelitian...............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8
A. Hipertensi..............................................................................................8
B. Faktor Risiko Hipertensi.......................................................................11
C. Wanita Menopause................................................................................17
D. Kerangka Teori.....................................................................................18
E. Kerangka Konsep..................................................................................18
F. Hipotesis................................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN................................................................20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................20
B. Populasi dan Sampel.............................................................................20
C. Variabel dan Definisi Operasional........................................................21
D. Metode Pengumpulan Data...................................................................22
E. Prosedur Penelitian................................................................................22
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data..................................................24
G. Jadwal Penelitian..................................................................................27

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................28
A. Hasil Penelitian.....................................................................................28
1. Gambaran umum penelitian............................................................28
2. Analisis univariat............................................................................29
3. Analisis bivariat..............................................................................33
B. Pembahasan...........................................................................................34
1. Analisis univariat............................................................................34
2. Analisis bivariat..............................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................38
A. Kesimpulan...........................................................................................38
B. Saran.....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................40
LAMPIRAN....................................................................................................41

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar publikasi yang menjadi rujukan.................................................6


Tabel 2.1 Klasifikasi IMT menurut WHO............................................................13
Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................20
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan..................................29
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Penyakit......................29
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Hipertensi pada Keluarga
...............................................................................................................................30
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Aktivitas Fisik..........................31
Tabel 4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian Hipertensi..................31
Tabel 4.7 Tabel Silang Hubungan antara Riwayat Hipertensi pada Keluarga
dengan Kejadian Hipertensi..................................................................................32
Tabel 4.8 Tabel Silang Hubungan antara Status Obesitas dengan Kejadian
Hipertensi..............................................................................................................32
Tabel 4.9 Tabel Silang Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Hipertensi..............................................................................................................33

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................................17


Gambar 2.2 Kerangka Konsep..............................................................................18

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian..................................................................46


Lampiran 2. DataPenelitian............................................................................50
Lampiran 3. Hasil Analisis Data....................................................................53
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian.............................................................59
Lampiran 5. Permohonan Uji Expert Kuesioner............................................55
Lampiran 6. Ethical Clearance.......................................................................63

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hipertensi termasuk Penyakit Tidak Menular (PTM) yang banyak ditemui
pada masyarakat dan menjadi salah satu masalah kesehatan secara global 1.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang menekan dinding arteri
sehingga dapat mengakibatkan risiko jantung koroner2, gagal jantung2, stroke dan
gagal ginjal1,3. Hipertensi atau yang disebut tekanan darah tinggi dilaporkan di
Amerika Serikat tahun 2017-2018 sebesar 45,4% 4. Pada tahun yang sama
dilaporkan di Australia prevalensi hipertensi sebesar 22,8% terjadi pada usia 18
tahun ke atas5. Wilayah Asia seperti Republik Korea dilaporkan prevalensi
hipertensi sebesar 30%, sementara itu di India sebesar 31,4% dan Sri Lanka
sebesar 20,9%6.
Riskesdas melaporkan Indonesia memiliki prevalensi hipertensi mencapai
34,11% pada tahun 20187. Provinsi Jawa Tengah berada di peringkat ke-empat
setelah Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur 7. Dinas Kesehatan
Jawa Tengah menujukkan data hipertensi menjadi salah satu PTM dengan
peningkatan kasus secara terus - menerus. Kasus hipertensi dilaporkan tahun 2015
mencapai 57,87%8, tahun 2016 sebesar 60,00%9, dan tahun 2017 sebesar
64,83%10. Hal tersebut menjadikan hipertensi menduduki kasus tertinggi di Jawa
Tengah. Pada tahun 2018 kasus hipertensi menurun 37,57%, namun hal ini tetap
perlu dilakukan pemantauan dan pencegahan karena prevalensi tersebut berada
diatas pravelensi nasional (34,11%)7,11.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik mencapai ≥140 mmHg dan
diastolik ≥90 mmHg12. Hipertensi banyak dilaporkan di perkotaan (34,43%)
dibanding dengan pedesaan (33,72%). Prevalensi hipertensi pada perempuan
sebesar 36,85% lebih tinggi daripada laki-laki sebesar 31,34% 7,13. Prevalensi
hipertensi mengalami peningkatan berdasarkan kelompok usia. Pada usia 45 – 54
tahun dilaporkan 45,3% mengalami hipertensi, dan meningkat pada kelompok
usia 55 – 64 tahun (55,2%) dan usia 65 – 74 tahun (63,2%) serta usia 75 tahun ke

1
atas menjadi yang paling tinggi jumlahnya sebesar 69,5%7. Hal ini dilaporkan
dalam Riskesdas tahun 201314 dan tahun 20187.
Hipertensi yang terjadi pada perempuan usia diatas 40 tahun dikaitkan
dengan menopuase15. Selain itu wanita menopause rentan mengalami penyakit
degeneratif lainnya seperti penyakit jantung3,16 dan osteoporosis16. Menopause
atau yang disebut masa menstruasi yang berhenti diartikan sebagai masa
berakhirnya kemampuan reproduksi perempuan. Usia seseorang mengalami
menopause berbeda-beda, umumnya pada usia 45-55 tahun 15. Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 melaporkan 1,127 perempuan berusia
44-49 tahun di DKI Jakarta sebesar 72% megalami menopause, sedangkan 28%
mengalami menopause pada usia 30-41 tahun17. Penelitian tahun 2015 di
Puskesmas Bangetayu, Kota Semarang melaporkan 58,3% mengalami menopause
pada usia ≥ 50 tahun18. Menopause disebabkan oleh penurunan hormon estrogen
yang dihasilkan ovarium. Penurunan fungsi hormon tersebut mengakibatkan
pembuluh darah menyempit sehingga tekanan darah meningkat 15.
Hipertensi disebabkan multifaktor antara lain faktor genetik yaitu riwayat
hipertensi pada keluarga3,19, usia3,20, dan jenis kelamin3 yang termasuk dalam
faktor tidak dapat dimodifikasi, sedangkan faktor lainnya yaitu stress 3,21,
obesitas3,22,23, pola makan tinggi garam dan lemak 3,21, kebiasaan merokok3,
konsumsi alkohol3, aktivitas fisik3,21, dan penggunaan kontrasepsi hormonal20
termasuk dalam faktor dapat dimodifikasi. Hipertensi pada wanita menopause
dilaporkan karena faktor asupan makanan yaitu konsumsi natrium atau garam dan
lemak tinggi, stres, aktivitas fisik21, usia, riwayat penggunaan kontrasepsi20, dan
obesitas22,23.
Riwayat hipertensi pada keluarga merupakan salah satu faktor terjadinya
hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi dan cenderung menjadi penyakit
keturunan. Hal ini diartikan orang tua yang memiliki riwayat hipertensi, 25%
risiko hipertensi terjadi pada anaknya. Kedua orang tua yang memiliki riwayat
hipertensi, dapat diduga sebesar 60% anaknya mengalami hipertensi 24. Penelitian
di Aceh yang menyatakan riwayat keluarga berhubungan dengan kejadian

2
hipertensi dengan nilai p = 0,003 19. Sebanyak 64,4% wanita menopause memiliki
riwayat keluarga menderita hipertensi25.
Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor hipertensi yang dapat
dimodifikasi. Wanita menopause yang memiliki aktivitas fisik rendah cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, hal ini menyebabkan
kontraksi otot jantung bekerja lebih keras sehingga tekanan pada arteri meningkat
sehingga berpengaruh terhadap tekanan darah 26. Terdapat hubungan antara
hipertensi yang terjadi pada usia menopause dengan aktvitas fisik, yang artinya
semakin rendah aktivitas fisik yang dilakukan, maka semakin tinggi risiko
terjadinya hipertensi pada usia menopause21.
Faktor lain hipertensi yang berpengaruh pada wanita menopause adalah
obesitas22,23. Obesitas atau kegemukan mengakibatkan pembuluh darah menyempit
sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat22. Obesitas dapat dilihat dari
Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian di Surabaya menunjukkan IMT dengan
kategori obesitas sebesar 29,79 % mengalami hipertensi 23, sedangkan di Surakarta
melaporkan ada hubungan antara berat badan dan tekanan darah22.
Distribusi kasus hipertensi di Kabupaten Demak pada tahun 2019
mencapai 302.789 kasus pada usia ≥ 15 tahun dengan tiga jumlah kasus hipertensi
tertinggi terdapat pada Puskesmas Dempet, Puskesmas Mranggen 1, dan
Puskesmas Bonang 111,22. Kasus hipertensi di Puskesmas Mranggen 1 pada tahun
2019 dilaporkan sebesar 66%27 dan kasus hipertensi di tahun 2020 pada
perempuan kelompok usia 45-54 tahun sebesar 50,5 %, usia 55-59 tahun sebesar
49,9%, usia 60-69 tahun sebesar 48,8%, dan usia > 70 tahun sebesar 50,5% 28. Hal
ini menunjukkan kasus hipertensi di Puskesmas Mranggen 1 memiliki prevalensi
yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi hipertensi secara nasional (34,11%)7.
Berdasarkan uraian di atas, menjadi penting untuk mengkaji menjadi judul
pada wanita menopause di Puskesmas Mranggen I. Hal ini didukung dengan
angka kejadian hipertensi yang tinggi pada perempuan usia 45 tahun ke atas dan
menunjukkan bahwa hipertensi merupakan Penyakit Tidak Menular dengan
jumlah kasus yang tinggi di Puskesmas Mranggen I.

3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkanilatar belakang di atas, ditemukan rumusan masalah yaitu: Apa
saja faktor yang berhubungan dengan kejadian-kejadian hipertensiapada wanita
menopause di Puskesmas Mranggen 1?
Dari pertanyaan umum tersebut dapat disusun pertanyaan khusus sebagai
berikut :
1. Adakah hubungan antara riwayat hipertensi pada keluarga dengan kejadian
hipertensi pada wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1?
2. Adakah hubungan antara status obesitas denganokejadian hipertensi pada
wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1?
3. Adakah hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada
wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan riwayat hipertensi keluarga pada wanita menopause.
b. Mendeskripsikan status obesitas pada wanita menopause.
c. Mendeskripsikan aktivitas fisik pada wanita menopause.
d. Mendeskripsikan kejadian hipertensi pada wanita menopause.
e. Menganalisis hubungan antara riwayat hipertensi pada keluarga dengan
kejadian hipertensi pada wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1.
f. Menganalisis hubungan antara status obesitas dengan kejadian
hipertensi pada wanita menopause di PuskesmasiMranggen 1.
g. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi
pada wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1.

4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai masukan bagi tempat penelitian
untuk mengevaluasi program kesehatan yang ada.
b. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai salah satu data dasar dalam
membuat program kesehatan untuk mencegah dan meminimalisir faktor-
faktor kejadian hipertensi pada wanita menopause.
c. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk
membentuk kebijakan.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi penderita, menambah pengetahuan mengenai hipertensi pada
kehidupan sehari-hari dan digunakan sebagai motivasi melaksanakan
pengobatan.
b. Bagi keluarga, menambah informasi sekaligus saran untuk meningkatkan
pengetahuan pada penderita hipertensi, dan digunakan sebagai motivasi
melaksanakan pengobatan.
c. Bagi masyarakat, menambah wawasan bahwa pengetahuan tentang
hipertensi diperlukan sebagai tindakan pencegahan pada keluarga agar
terhidar dari hipertensi serta dijadikan movitasi untuk hidup sehat dan
terhindar dari hipertensi.

5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Daftar Publikasi yang menjadi Rujukan
No Peneliti (Th) Judul Jenis Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Bebas dan
Terikat
1. Mujahidah Faktor – Faktor Cross Variabel Ada hubungan antara
Amrina yang Berhubu- sectional dependen: jumlah anak dan usia
Rosyada., dkk, ngan dengan Usia menopause (p=
(2016)18 Usia menopause 0,046), dan ada
Menopause hubungan antara usia
(Studi di Variabel menarche dan usia
Puskesmas independen: menopause
Bangetayu jumlah anak, (p=0,047).
Tahun 2015) usia menarche.
2. Estin Gita Analisis Faktor Cross Variabel Ada hubungan
Maringga dan yang Mempe- sectional dependen: yang antara usia dan
Nunik Ike ngaruhi Kejadian riwayat penggunaan
Yunia Sari, Kejadian hipertensi kontrasepsi terhadap
(2020)20 Hipertensi Pada kejadian hipertensi.
Wanita Variabel Hasil regresi logistic
Menopause di independen: menunjukkan
Desa Kayen Usia dan riwayat penggunaan
Kidul riwayat KB. kontrasepsi
Kecamatan hormonal memiliki
Kayen Kidul risiko lebih tinggi
Kabupaten terhadap kejadian
Kediri hipertensi pada
menopause (p=
0.001, OR= 10.33).
3. Fera Yulistina, Korelasi Cross Variabel Ada hubungan yang
Sri Maryati Asupan sectional dependen: bermakna antara
Deliana, dan Makanan, Status tekanan aktivitas fisik, stres,
Eunike Raffy Stres, dan darah asupan
Rustiana, Aktivitas Fisik lemak, asupan
(2017)21 dengan Variabel natrium terhadap
Hipertensi pada independen: hipertensi pada usia
Usia Asupan menopause. Hasil
Menopause makanan, regresi logistik
stres, dan menunjukkan asupan
aktivitas fisik natrium memiliki
tingkat risiko lebih
tinggi
terhadap hipertensi
(p=0,021).
4. Angesti Hubungan Cross Variabel Ada hubungan yang
Nugraheni., Berat Badan sectional Dependen: signifikan antara
dkk, (2019)22 dan Tekanan Status tekanan berat badan dan
Darah darah tekanan darah
Pada Lansia. lansia(p = 0.01).
Variabel
Independen:
Berat badan

6
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel yang
dikaji dan tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas
Mranggen 1. Penelitian terdahulu pertama menggunakan variabel bebas yaitu
jumlah anak dan usia menarche. Selanjutnya penelitian terdahulu menggunakan
variabel bebas yaitu usia dan riwayat KB, selanjutnya menggunakan variabel
bebas asupan makanan, stres, dan aktivitas fisik, serta penelitian terdahulu
menggunakan variabel bebas yaitu berat badan. Penelitian ini menggunakan
variabel bebas riwayat hipertensi pada keluarga, status obesitas, dan aktivitas fisik
dan variabel terikat kejadian hipertensi wanita menopause.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah meningkat dan
menekan pada dinding arteri29. Hal tersebut membuat jantung
bekerjaiekstraiuntukimengalirkan darahikenseluruhntubuh. Tekanan darah
merupakan tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah untuk memompa
darah dari jantung ke seluruh tubuh 3. Hipertensi mengakibatkan risiko
jantung korener, gagal jantung2,12, stroke3,12 dan gagal ginjal12.
2. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi disebabkan oleh dua faktor antara lain:
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi Primer belum dapat dipastikan penyebab terjadinya.
Pengaruh hipertensi primer disebabkan oelh multifaktor anara lain,
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
renin angiotensin, efek dari eksresi natrium, obesitas, kebiasan merokok
dan stress.30
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi karena adanya penyakit ginjal,
terdapat 5% kasus. Penyebab terjadinya dikarenakan oleh penggunaan
kontrasepsi yang mengandung hormone estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vascular renal, hipertensi gestasional12.
Berdasarkan klasifikasi tekanan darah seseorang dikatakan
mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik sebesar 140 – 160
mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 90 – 100 mmHg.31

8
3. Penyebab Hipertensi
Hipertensi disebebkan oleh :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer atau yang sering disebut sebagai hipertensi
esensial yaitu belum diketahui secara pasti penyebabnya, dan
disebabkan banyak faktor yang terjadi karena interaksi antara faktor
tertentu yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah 32,33. Hipertensi ini
disebabkan oleh asupan garam yang berlebihan dalam makanan,
genetik, kebiasaan merokok, kegemukan/obesitas12,32. Kasus hipertensi
yang terjadi pada masyarakat sebanyak 95% merupakan hipertensi
primer atau hipertensi esensial32.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat dideteksi penyebabnya, terjadi sekitar
10% dari penderita hipertensi. Penderita hipertensi sekunder sebanyak
50% disebabkan oleh kelainan ginjal sel juksta glomerulus yang
mengalami hiperfungsi. Salah satu fungsi ginjal yaitu mengekskresikan
bahan kimia tertentu misalnya obat, hormon, pembentukan renin,
eritropoetin dan metabolisme vitamin D. Sekresi renin yang berlebihan
ini merupakan faktor penting penyebab hipertensi sekunder32.
4. Gejala
Hipertensi dapat diderita tanpa melalui adanya gejala terlebih
dahulu. Keluhan yang muncul jika seseorang terkena hipertensi adalah
sakit kepala12, pusing12,34, takikardi17, mudah marah, dan gelisah34. Gejala -
gejala tersebut jika dibiarkan secara terus menerus dapat mengakibatkan
komplikasi. Komplikasi yang muncul berdampak pada kerusakan organ
diantaranya perdarahan pada retina, gagal jantung, gagal ginjal, dan
pecahnya pembuluh darah otak atau stroke35.

9
5. Diagnosis
Diagnosis hipertensi dilakukan menggunakan alat
sphygnomanometer. Alat sphygnomanometer terdapat beberapa jenis
antara lain sphygnomanometer air raksa, sphygnomanometer jarum, dan
sphygnomanometer digital36. Hasil pengukuran dengan menggunakan
sphygnomanometer dapat menjadi acuan klasifikasi hipertensi. Tekanan
darah sistolike140-159immHg dan diastoliki90-99 mmHg sudah dikatakan
hipertensi31.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat diterapkan secara perlahan dengan
mengubah gaya hidup yang tidak sehat. Berikut beberapa perubahan gaya
hidup bagi penderita hipertensi:
a. Penerapan aturan makan dengan membatasi konsumsi garam dan
makanan olahan. Pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram37.
b. Menghindari makanan berlemak juga harus dilakukan karena makanan
berlemak memeiliki kalori yang tinggi sehingga bisa meningkatkan
berat badan dan kadar lemak dalam darah37.
c. Menghindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein37,38.
d. Olahraga sebaiknya dilakukan dengan rutin seperti berjalan kaki, lari
kecil, bersepeda, dan aerobik yang dilakukan secara rutin seminggu 3
sampai 4 kali dengan durasi 30 sampai 45 menit37,38.
e. Istirahatiyangccukupndibutuhkannuntukkmengembalikannkesegaran
tubuhmsetelah melakukan aktivitas (6-8 jam) dan mengendalikan
stress12.
f. Berhenti merokok38.
g. Mengurangi kelebihan berat badan38.
h. Rutin memeriksakan tekanan darah37.

10
B. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
Hipertensi yang terjadi disebabkan faktor berikut diantaranya :
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
a. Riwayat hipertensi pada keluarga
Hipertensi dinilai sebagai penyakit yang terjadi karena faktor
keturunan. Riwayat penyakit dari keluarga yang diturunkan oleh
kakek/nenek, orang tua, dan saudara kandung dengan tekanan darah
yang tinggi menjadi risiko paling kuat untuk seseorang mengalami
hipertensi di masa yang akan datang. Hipertensi beserta komplikasinya
akan terjadi pada seseorang yang memiliki sifat genetik hipertensi
primer (esensial) apabila tidak dilakukan intervensi terapi 39. Penelitian
di Aceh yang menyatakan riwayat keluarga berhubungan dengan
kejadian hipertensi (p = 0,003)19.
b. Usia
Usia menjadi fakor risiko hipertensi yang tidak dapat
dimodifikasi. Bertambahnya usia, semakin tinggi risiko terjadi
hipertensi. Pravelensi hipertensi sebanyak 55% terjadi pada usia lanjut
yaitu usia diatas 50 tahun14, selain itu dilaporkan sebanyak 59,2%
wanita menopause yang mengalami hipertensi20. Wanita usia lanjut
mengalami hipertensi yang disebabkan oleh pembuluh darah yang kaku,
sehingga sirkulasi pembuluh darah terhambat. Terjadi perubahan sistem
renal pada wanita lansia, akibatnya terjadi peningkatan resistensi perifer
dan aktivitas simpatik serta laju filtrasi glomerulus yang menurun40.
Usia lanjut (lansia) terbagi mejadi tiga kelompok, antara lain41 :
1) Kelompok pre-lansia yaitu berkisar antara usia 45 – 59 tahun.
2) Kelompok lansia yaitu berkisar antara usia 60 – 69 tahun.
3) Kelompok lansia resiko tinggi yaitu yang memiliki usia ≥ 70 tahun.
c. Jenis kelamin
Tekanan darah laki-laki cenderung lebih tinggi dari
padapperempuan. Namun, perempuan berisiko mengalami hipertensi
setelah memasuki menopause, hal ini disebabkan oleh pengaruh

11
hormon42. Studi tahun 2015 melaporkan 58,3% mengalami menopause
pada usia ≥ 50 tahun18.
Hormon esterogen pada wanita yang memasuki fase
premenopause akan berkurang, hormon esterogen tersebut berfungsi
sebagai pelindung pembuluhddarahidariikerusakan. Hal ini terjadinpada
wanita usia 45-55 tahun, dimananhormonnestrogenntersebut berkurang
kuantitasnyansesuaindengannusianwanitansecara alami15.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi


a. Stress
Faktor lingkungan seperti stress mempunyai peranan terhadap
hipertensi. Hal ini dikarenakan meningkatnya aktivitas saraf simpatis
dan lepasnya hormon adrenalin memicu peningkatan detak jantung
yang berpengaruh terhadap tekanan darah 38. Faktor yang berperan
dalam terjadinya stress yaitu faktor psikososial yang sering dialami
seseorang. Dalam kehidupan stress tidak dapat dihindari 43. Penelitian di
Semarang melaporkan sebanyak 90,9% wanita menopause dengan
status hipertensi mengalami stres sedang. Hal ini dikarenakan stressor
yangiberasalidari dalamimaupun dariiluar terjadi secaraiterusnmenerus.
Reaktivitas kardiovaskuler yang tinggi dan peradangan stres mental
berkaitan dengan risiko hipertensi, dan terdapat kemungkinan
mekanisme melalui faktor psikososial yang mengakibatkan kenaikan
tekanan darah44.
b. Obesitas
Klasifikasi obesitas atau kegemukan dapat diketahui dari
perhitungan nilai IMT. IMT ditentukan dari berat badannseseorang
dalammkilogram dibagindenganmkuadrat tinggi badan dalamnmeter
(kg/m)45. Rumus penentuan IMT adalah sebagai berikut :

12
Setelah mengukur IMT, klasifikasi obesitas seseorang dapat
ditentukan dengan tabel berikut :
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi IMT menurut WHO45
Klasifikasi IMT
Berat badan kurang (underweight) <18,5
Berat badan normal 18,5-22,9
Kelebihan berat badan (overweight) 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥30

Seseorang dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥ 25. Hubungan


obesitas dan hipertensi belum dapat diketahui secara pasti, namun
terdapat bukti obesitas menganggu aliran darah. Kadar lemak yang
meningkat dalam darah berpotensi aterosklerosis yaitu penyempitan
pembuluh darah37. Sebanyak 29,79% lansia di Surabaya dilaporkan

memiliki IMT ≥30 mengalami hipertensi derajat II23. Penelitian di


Surakarta melaporkan ada hubungan antara berat badan dan tekanan
darah lansia (p = 0.01)22.
c. Pola makan tinggi garam dan lemak
Patofisiologi kompleks hipertensi pada menopause, perubahan
gaya hidup antara lain mengurangi asupan makanan dapat dijadikan
sebagai tindakan mengurangi risiko kenaikan tekanan darah yang
efektif dan mengurangi risiko kardiovaskular 46. Asupan makanan
seperti mengonsumsi makanan dengan kandungan natrium dapat
berisiko meningkatkan tekanan darah. Hal ini terjadi karena asupan
natrium berlebih disebabkan oleh mekanisme retensi natrium yang
memberikan dampak pada turunnya kemampuan pembuluh darah untuk
melakukan vasolidasi47. Kelebihan natrium menyebabkan tidak
seimbangnya cairan dalam tubuh yang dapat menimbulkan edema,
asitesis dan hipertensi37. Sejalan penelitian yang dilakukan di Aceh
dilaporkan asupan natrium berhubungan dengan tekanan darah sistol
dan diastol48.

13
Asupan makanan lainnya dapat dilihat dari konsumsi makanan
dengan lemak yang tinggi. Konsumsi lemak yang sehat sesuai anjuran
sebanyak 20 – 30% dari kebutuhan energi total (WHO). Jumlah ini
digunakan untuk kebutuhan asam lemak esensial serta berfungsi untuk
proses penyerapan vitamin larut lemak. Konsumsi lemak dibatasi
bertujuan untu menstabilkan kolesterol darah. Kadar kolesterol darah
yang tinggi berdampak dapat memicu endapan kolesterol pada dinding
pembuluh darah49. Kolesterol dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung dan penyakit arteri50. Hal ini sesuai dengan laporan di Semarang
terdapat hubungan antara hipertensi dengan asupan lemak, yang artinya
konsumsi tinggi asupan lemak dapat meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi pada menopause21.
d. Kebiasaan merokok.
Rokok mengandung nikotin yang berbahaya bagi kesehatan
karena nikotin memicu penggumpalan pada pembuluh darah serta
mengakibatkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Selain itu
nikotin dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat, denyut jantung
meningkat, otot jantung berkontraksi paksa, pemakaian O2 bertambah,
peningkatakan aliran darah pada koroner dan vasokonstriksi yang
terjadi di pembuluh darah perifer42.
e. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol secara rutin berpotensi meningkatkan tekanan
darah 1,21 mmHg dan tekanan darah diastolik 0,55 mmHg yang artinya
seseorang yang mengonsumsi alkohol lebih beresiko dari yang tidak
mengonsumsi alkohol51. Alkohol berpengaruh pada tekanan darah
terjadi karena peningkatan kortisol, volume darah dan peningkatan
viskositas darah42.
f. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi, sedangkan latihan (exercise) adalah
subkategori dari aktivitas fisik. Exercise termasuk aktivitas fisik yang

14
direncanakan, terstruktur, berulang, digunakan sebagai peningkatan
kebugaran tubuh52.
Berdasarkan sifat fisiologis daya tahan tubuh yang dimiliki wanita
menopause mengalami penurunan, sehingga diperlukan tubuh yang
aktif dalam proses metabolisme tubuh sebagai upaya pencegahan
terjadinya hipertensi53. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah
cenderung memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga pada setiap kontraksi otot jantungnya bekerja lebih keras, otot
jantung yang memompa lebih sering dapat menyebabkan tekanan arteri
meningkat dan berpengaruh terhadap tekanan darah 26. Wanita
menopause yang memiliki aktivitas fisik kategori sedang mengalami
hipertensi (72,4%)21.
Aktivitas fisik diklasifikasikan menjadi aktivitas ringan, aktivitas
sedang dan aktivitas berat. Aktivitas fisik diukur dengan cara
menghitung banyaknya energi yang dikeluarkan untuk aktivitas setiap
menitnya54. Metode International Physical Activity Questionnaire
(IPAQ) digunakan untuk mengukur aktivitas fisik pada responden
dewasa karena mempunyai ketelitian dan lebih detail. IPAQ
menggunakan standar penggunaan energi yang dikeluarkan oleh tubuh
saat istirahat duduk, dinyatakan dalam satuan METs (Metabolic
Equivalent Task). Satu METs disebut energi yang dikeluarkan per
menit/kg BB orang dewasa (1 METs = 1.2 kkal/menit) 54,55. Skor
aktivitas fisik menurut IPAQ dirumuskan sebagai berikut :
kkal/menit)54,55. IPAQ menetapkan skor aktivitas fisik dengan
rumus :

METs/minggu = METs Level (jenis aktivitas) x Jumlah menit aktivitas


x Jumlah hari/minggu

Kategori aktivitas fisik (IPAQ) dihitung dari total energi yang


keluar saat melakukan aktivitas fisik selama seminggu (7 hari) terakhir,
disebut aktivitas ringan jika skor kurang dari 600 METs/minggu,

15
aktivitas sedang jika skor antara 600 – 1500 METs/minggu, sedangkan
aktivitas berat jika skor lebih dari 1500 METs/minggu54.
Tabel 2.3 Jenis Aktivitas Fisik Dalam METs56
Jenis aktivitas METs
Berdiri. 1,3
Membaca, berbicara di telepon. 1,5
Duduk di kelas, belajar, mencatat di kantor, di tempat kerja, menaiki 1,8
kendaraan.
Berjalan perlahan-lahan (< 2 mph), pekerjaan kantor, petugas toko, 2
bermain alat musik. bekerja sambil berdiri (perakitan).
Memasak, belanja, mendorong kereta dorong anak, berjalan dengan rata- 2,5
rata kecepatan 2 – 2,5 mph, menari lambat, bekerja di perikanan.
Mengepel lantai, mencuci mobil, mencuci pintu rumah, menyapu di 3
rumah, memetik buah dan sayuran di kebun, merawat pasien,
mengemudikan mobil (kendaraan bermotor), melakukan pekerjaan
ringan sambil berdiri (merakit, mengelas), mengangkat barang
ringan < 10 kg.
Berjalan cepat (3 mph), menari cukup cepat. 3,5
Pekerjaan berat di halaman atau berkebun, bersepeda santai (< 10 mph), 4
menyapu rumput, penyiangan taman di halaman. Menyiang tanaman
padi, menanam padi di sawah, mengangkat barang cukup berat (10 – 25
kg), menaiki tangga atau memanjat pohon.
Berenang lambat, menari cepat. 4,5
Tenis ganda, bulu tangkis ganda, sepak bola, membawa benda 5
sangat berat > 25 kg, menggali, pertukangan bangunan, memotong
rumput dengan tangan (mencari rumput). memotong kayu.
Jogging lambat, menyekop tanah/pasir, mencangkul, membajak 6-8
sawah, mendayung atau kayak, beberapa latihan aparatur (TNI,
Polri), hiking.
Bersepeda 10 – 16 mph, berenang cukup cepat, senam aerobik, tenis 7-12
single, bulu tangkis single.
Jogging cepat (12 menit/mil) 8
Berjalan 6 mph (10 menit/mil) 10
Berjalan 8 mph (7,5 menit/mil) 13,5
Berjalan 10 mph (6 menit/mil) 16

g. Penggunaan kontrasepsi hormonal


Penggunaan kontrasepsi salah satunya pil oral kombinasi pada
wanita dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Hipertensi
terjadi karena pil oral kombinasi mengandung estrogen yang berperan
sebagai pengaturan sistem pembuluh darah, serta progesteron yang
berpengaruh terhadap peningkatan aminopeptidase yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah pada wanita menopause 57. Penelitian di Kediri
melaporkan riwayat penggunaan kontrasepsi memiliki hubungan
dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause. Risiko hipertensi

16
pada wanita menopause dapat meningkat karena riwayat penggunaan
kontrasepsi hormonal20.

C. Wanita Menopause.
Menopause atau yang disebut berhentinya masa menstruasi diartikan
sebagai masa berakhirnya kemampuan reproduksi perempuan. Usia seseorang
mengalami menopause berbeda-beda, umumnya pada usia 45-55 tahun 15. Fase
menopause merupakan fase berhentinya menstruasi pada wanita yang dihitung
sesudah 12 bulan dari menstruasi terakhir, ditandai dengan kadar Follicle
Stimulating Hormone (FSH) darah > 35 mIU/ml dan kadar estradiol <30
pg/ml. Awal menopause biasanya kadar esterogen rendah, sedangkan pada
wanita yang gemuk kadaan dapat sebaliknya15.
Wanita menopause berisiko hipertensi disebabkan oleh tekanan darah
sistolik yang mengalami peningkatan, terjadi karena perubahan hormonal
selama menopause15,58. Hormon esterogen yang dihasilkan ovarium pada
wanita menopause mengalami penurunan. Penurunan fungsi hormon tersebut
mengakibatkan pembuluh darah menyempit sehingga tekanan darah
meningkat15. Tekanan darah mengalami peningkatan disebabkan oleh sifat
aditif hormon menopause yang terjadi pada fase transisi menopause, serta
mengakibatkan kadar androgen meningkat, aktivasi sistem renin angiotensin,
tingkat renin tinggi, peningkatan kadar plasma endotelin, hipersensitivitas
garam, peningkatan resistensi insulin, tingginya aktivitas simpatis, dan
kenaikan berat badan58.

17
D. Kerangka Teori

Riwayat hipertensi pada keluarga Usia Jenis kelamin

Kejadian hipertensi
Stres
pada wanita menopause

Konsumsi
natrium

Riwayat
Konsumsi
kontrasepsi
lemak Obesitas
hormonal
tinggi T

Konsumsi alkohol

Kebiasaan
Kontraksi otot merokok
Aktivitas fisik jantung

Gambar 2.2 Kerangka Teori15,21,37-41,46,49,52

E. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Riwayat hipertensi pada keluarga.


Kejadian hipertensi
Status.Obesitas pada wanita
menopause
Aktivitas fisik

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

18
F. Hipotesis
1. Ada hubungan antara riwayat hipertensi pada keluarga dengan kejadian
hipertensi pada wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1.
2. Ada hubungan.antara status obesitas dengan kejadian hipertensi pada
wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1.
3. Ada hubungan.antara aktivitas fisik dengan kejadian.hipertensi pada
wanita menopause di Puskesmas Mranggen 1.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif analitik melalui pendekatan
cross-sectional yaitu melakukan pengumpulan data dengan kuesioner dan
observasi rekam medis yang berkaitan dengan variabel bebas (riwayat
hipertensi pada keluarga, status obesitas, dan aktivitas fisik) serta variabel
terikat (kejadian hipertensi wanita menopause)59.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian yaitu seluruh perempuan menopause yang
tercatat sebagai anggota POSBINDU Lansia yang melakukan kunjungan
setiap bulan di Puskesmas Mranggen 1 sebanyak 50 peserta.
2. Sampel
Sampel yang digunakan sebanyak 46 responden berjenis kelamin
perempuan dengan status menopause dan tercatat sebagai anggota
POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling
yaitu pengambilan sampel ditentukan berdasarkan kebetulan, yaitu peserta
POSBINDU Lansia yang secara kebetulan datang pada saat penelitian
dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai sampel serta sesuai dengan
sumber data59.

20
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
a. Variabel bebas yang digunakan yaitu riwayat hipertensi pada keluarga,
status obesitas, dan aktivitas fisik.
b. Variabel terikata
Variabel terikat yang digunakan yaitu kejadian hipertensi wanita
menopause.
2. Definisi Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur CaraUkur Hasil Ukur Skala
1. Riwayat Riwayat Kuesioner. Wawancar Kategori: Nominal
hipertensi hipertensi yang a 1 = Tidak ada
pada pernah terjadi riwayat
keluarga pada keluarga, 2 = Ada riwayat
contohnya :
orang tua,
orang tua,
kakek/nenek,
dan saudara
kandung)
responden pada
pelaksanaan
wawancara.
2. Status Nilai dihitung Timbanga Mengukur Kg/m2 Rasio
obesitas dari hasil digital berat berat badan
pembagian badan, dan tinggi
antara berat microtoise. badan serta
badan menghitung
responden (kg) IMT.
dengan kuadrat
dari tinggi
badan
responden (m)
pada saat
penelitian.
3. Aktivitas Hasil Kuesioner Wawancar Skor Rasio
fisik wawancara Internatio- a
Faktor Risiko nal
PTM Physical
POSBINDU Activity
Lansia meliputi Questionnai
gerak tubuh re (IPAQ)
yang
menyebabkan
pengeluaran
energi dilihat
dari frekuensi

21
No Variabel Definisi Alat Ukur CaraUkur Hasil Ukur Skala
olahraga dalam
satu minggu
terakhir
sebelum
pelaksanaan
wawancara.
4. Kejadian Tekanan darah Sphygmom Mengukur Kategori: Nominal
hipertensi responden yang anometer, tekanan 1 = Tidak
wanita tercatat pada stetoskop, darah hipertensi (tekanan
menopause saat penelitian. dan sistolik darah
kuesioner. dan ≤139mmHg/≤89m
diastolik mHg)
2 = Hipertensi
(tekanan darah
140-160mmhg/90-
100mmhg)

D. Metode Pengumpulan
1. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian kuesioner
untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga dan aktivitas fisik serta
dilakukan pengukuran tekanan darah, pengukuran berat badan dan
tinggi badan.
b. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan mencakup data peserta POSBINDU Lansia di
Puskesmas Mranggen 1.
2. Insrument Penelitian
a. Alat sphygmomanometer jarum untuk mengukur tekanan darah.
b. Microtoise untuk mengukur tinggi badan.
c. Timbangan digital untuk menimbang berat badan.
d. Kuesioner yang terstruktur dan sudah dimodifikasi.

E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a. Perijinan
Membuat surat perijinan ke Puskesmas Mranggen 1.

22
b. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 10 April 2019 di Puskesmas
Mranggen 1 yang merupakan tempat penelitian. Melakukan observasi
jumlah kasus penyakit tertinggi di Puskesmas Mranggen 1 yaitu
hipertensi, melakukan oberservasi rekam medis pasien hipertensi untuk
menentukan variabel penelitian.
c. Etika penelitian
Keterangan tertulis yang didapatkan sebelum melakukan penelitian dan
setelah proposal disetujui untuk menyatakan proposal penelitian layak
dilaksanakan yang dikeluarkan oleh komisi etik penelitian di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitah Muhammadiyah Semarang. Peneliti
menghormati privasi responden dengan menjaga kerahasiaan terkait
informasi responden.
2. Pelaksanaan
Peneliti setelah mendapat izin, melakukan kegiatan seperti berikut:
a. Menyerahkan surat perizinan penelitian kepada pihak Puskesmas
sebagai syarat pengambilan data penelitian.
b. Melakukan pengumpulan data, diantaranya :
1) Data hipertensi diperoleh dari pengukuran tekanan darah memakai
alat sphygmomanometer jarum yang dilakukan oleh orang yang
terlatih dibidang ini.
Cara penggunaannya adalah sebagai berikut :
a) Duduk dengan tenang dan tegak.
b) Pasang manset pada lengan atas.
c) Cari pembuluh darah vena, pasang stetoskop.
d) Pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
e) Perlahan - lahan buka katup, dengarkan denyut nadi pada
stetoskop. Detak pertama yang didengar merupakan tekanan
sistole, kemudian detak kedua yang di dengar merupakan
diastole.
f) Setelah pengukuran selesai, manset dilepaskan.

23
g) Penentuan hasil tekanan darah (hipertensi atau tidak
hipertensi).
2) Data status IMT diperoleh dari hasil pembagian antara berat badan
responden (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan responden (m).

Pengukuran berat badan dengan timbangan digital dan pengukuran


tinggi badan dengan microtoise.
3) Data riwayat hipertensi pada keluarga diperoleh dari hasil
kuesioner.
4) Data aktivitas fisik diperoleh dari jawaban pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner International Physical Activity
Questionnaire (IPAQ). Prosedur pengukuran aktivitas fisik
menggunakan rumus IPAQ.
3. Pelaporaan
Proses rekap data kuesioner meliputi riwayat hipertensi keluarga, aktivitas
fisik, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, dan pengukuran
tekanan darah, serta dilakukan pengolahan dan analisis data untuk melihat
hubungan antar variabel. Hasil penelitian akan dilaporkan sesuai dengan
buku panduan skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Semarang.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data.


1. Metode pengolahan-data
a. Editing
Dikerjakan untuk memilih data yang digunakan atau tidak. Proses
editing dilakukan dengan mengumpulkan semua data berupa
rangkuman sistematis dari hasil pengamatan rekam medik yang telah
diisi oleh peneliti.

24
b. Scoring
Pemberian skor pada data yang berkaitan dengan variabel.
1) Riwayat hipertensi pada keluarga
Tidak ada riwayat Ada riwayat
1 2

b. Status obesitas
Penentuan status obesitas dengan menggunakan rumus :

2) Aktivitas fisik
Dihitung dari nilai batas aktivitas fisik
Aktivitas ringan (nilai Aktvitas sedang (nilai Aktivitas berat (nilai
MET < 600 MET ≥ 600 sampai < MET ≥1500
1500 menit/minggu) menit/minggu)
1 2 3

3) Kejadian hipertesi
Dilihat dari tekanan darah :
≤139mmHg/≤89mmHg 140-160mmHg/90-100mmHg
1 2

c. Coding
Tahapan ini akan dilakukan setelah proses editing, dengan cara
memberikan kode pada variabel.
Kode untuk masing-masing kriteria pada variabel adalah sebagai berikut :
1) Riwayat hipertensi : 1 = Tidak ada riwayat
pada keluarga 2 = Ada riwayat
2) Status Obesitas : 1 = Tidak obesitas (nilai IMT ≤ 24,9)
2 = Obesitas (nilai IMT ≥ 25)
3) Aktvitas fisik 1 = Aktivitas rendah (nilai MET < 600
2 = Aktvitas sedang (nilai MET ≥ 600
sampai < 3000 menit/minggu)
3 = Aktivitas tinggi (nilai MET ≥3000

25
menit/minggu)
4) Kejadian hipertensi : 1 = Tidak hipertensi
(tekanan darah ≤139mmHg/≤89mmHg)
2 = Hipertensi
(tekanan darah 140-160mmHg/90-
100mmHg)
c. Entry
Tahapan ini akan dilakukan setelah proses coding, dengan cara data
dimasukan dalam mastersheet program komputer.
d. Cleaning
Tahapan ini dilakukan setelah proses entry, data diperiksa kembali
untuk menghindari kesalahan60.
2. Analisis-data
Data hasil penelitian akan dianalisis menggunakan 2 cara, yaitu:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk mendeskripsikan data, berupa data kategorik
untuk menentukan distribusi frekuensi-dan persentase.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan riwayat hipertensi pada
keluarga, obesitas, dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada
wanita menopause menggunakan uji Chi Square61.

26
G. Jadwal Penelitian
Kegiatan Maret Agustus September Oktober Februari Maret April Mei Juni Juli
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Perijinan
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Penyusunan
Sidang

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian dilakukan pada peserta POSBINDU Lansia berjenis kelamin
perempuan dengan status menopause dan tercatat sebagai anggota
POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1. Puskesmas Mranggen 1
beralamat di Jl. Raya Mranggen 90, Kecamatan Mranggen, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah. Secara geografis wilayah Mranggen memiliki batas
wilayah disebelah utara Kecamatan Sayung, disebelah timur Kecamatan
Karangawen, disebelah Selatan Kabupaten Semarang, dan disebelah Barat
Kota Semarang.
Penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 17 Mei 2022 di
Puskesmas Mranggen I. Pengambilan data dimulai pukul 08.00 WIB – 13.00
WIB dengan metode wawancara dan melalui pengisian kuesioner yang
meliputi identitas responden (nama dan pekerjaan), pemeriksaan fisik (berat
badan, tinggi badan, dan tekanan darah), riwayat penyakit (riwayat hipertensi
pada keluarga dan riwayat penyakit pada diri sendiri), dan aktvitas fisik.
Semua responden yaitu 46 wanita lansia dengan status menopause
memberikan respon yang baik sehingga proses pengambilan data berjalan
dengan lancar.
2. Hasil Analisis Univariat
Hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden diantaranya sebagai
berikut :
a. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia
memiliki pekerjaan yang tercantum pada Tabel 4.1.

28
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Swasta 1 2,2
Petani 1 2,2
IRT 36 78,3
Pedagang 8 17,4
Total 46 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas responden
sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 31 responden (78,3%).
b. Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Penyakit
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia
memiliki memiliki riwayat penyakit selain hipertensi tercantum pada
Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Penyakit


Riwayat Penyakit Frekuensi Persentase
Tidak ada riwayat 21 45,7
Ada riwayat 25 54,3
Total 46 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki riwayat penyakit selain hipertensi sbesar 25 responden
(54,3%). Penyakit yang dimiliki responden antara lain asam urat, asma,
diabetes, kolesterol, magh, dan nyeri punggung
c. Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Hipertensi pada
Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga tercantum pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Hipertensi


pada Keluarga
Riwayat Hipertensi pada Keluarga Frekuensi Persentase
Tidak ada riwayat 10 21,7
Ada riwayat 36 78,3
Total 46 100,0

29
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas responden
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga sebanyak 36 responden
(78,3%).
d. Karakteristik Responden berdasarkan Status Obesitas
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia
memiliki status obesitas yang tercantum pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Status Obesitas


Status Obesitas Frekuensi Persentase
Tidak Obesitas 18 39,1
Obesitas 28 60,9
Total 46 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki status gizi kategori obesitas (IMT ≥ 25) sebanyak 28
responden (60,9%). Berat badan responden pada penelitian ini antara
52 kg sampai dengan 81 kg, tinggi badan responden antara 153cm
sampai dengan 163 cm dan nilai IMT antara 21 sampai dengan 32 rata-
rata nilai IMT 25,50 dan simpangan baku 2,248.
e. Karakteristik Responden berdasarkan Aktivitas Fisik
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia
memiliki kategori aktivitas fisik yang tercantum pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Aktivitas Fisik


Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase
Aktivitas Rendah 7 15,2
Aktvitas Sedang 39 84,8
Total 46 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian mayoritas
responden beraktivitas sedang (nilai MET ≥ 600 sampai < 3000
menit/minggu) sebanyak 39 responden (84,8%). Seluruh nilai MET
responden pada penelitian ini antara 120 sampai dengan 2544 dengan
rata-rata nilai MET sebanyak 1553,4 dan simpangan baku 800,9.

30
f. Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian Hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia dengan
gambaran kejadian hipertensi yang tercantum pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian


Hipertensi
Kejadian Hipertesi Frekuensi Persentase
Tidak hipertensi 6 13,0
Hipertensi 40 87,0
Total 46 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa mayoritas responden
yang mengalami hipertensi dengan tekanan darah 140 – 160 mmHg/90
– 100 mmHg sebanyak 40 responden (87%).

3. Hasil Analisis Bivariat


a. Hubungan antara Riwayat Hipertensi pada Keluarga dengan Kejadian
Hipertensi
Hasil analisis hubungan antara riwayat hipertensi pada keluarga
dengan kejadian hipertensi pada peserta POSBINDU Lansia tercantum
di tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Tabel Silang Hubungan antara Riwayat Hipertensi pada


Keluarga dengan Kejadian Hipertensi
Kejadian Hipertensi
Riwayat Hipertensi p-
Tidak Hipertensi Hipertensi Total %
pada Keluarga value
N % N %
Tidak ada riwayat 4 40,0 6 60,0 10 100.0 0,015
Ada riwayat 2 5,6 34 94,4 36 100.0
Total 6 13,0 40 87,0 46 100.0
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang mengalami
hipertensi memiliki riwayat hipertensi pada keluarga lebih besar
(94,4%) dibanding responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi
pada keluarga (60,0%)

31
Hasil analisis data menggunakan chi square diperoleh p-value

sebesar 0,015 (p-value<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan


antara riwayat hipertensi pada keluarga dengan kejadian hipertensi pada
peserta POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1.
b. Hubungan antara Status Obesitas dengan Kejadian Hipertensi
Hasil analisis hubungan antara status obesitas dengan kejadian
hipertensi pada peserta POSBINDU Lansia tercantum di tabel 4.8
berikut.

Tabel 4.8 Tabel Silang Hubungan antara Status Obesitas dengan Kejadian
Hipertensi
Kejadian Hipertensi
p-
Status Obesitas Tidak Hipertensi Hipertensi Total %
value
N % N %
Tidak Obesitas 6 33,3 12 66,7 18 100.0 0.002
Obesitas 0 0 28 100,0 28 100.0
Total 6 13,0 40 87,0 46 100.0

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang mengalami


hipertensi memiliki status gizi dengan kategori obesitas lebih besar
(100%) dibanding dengan responden yang tidak obesitas (66,7%).
Hasil analisis data menggunakan chi square diperoleh p-value

sebesar 0,002 (p-value<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan


antara status obesitas dengan kejadian hipertensi pada peserta
POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1.
c. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi
Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian
hipertensi pada peserta POSBINDU Lansia tercantum di tabel 4.9
berikut.

Tabel 4.9 Tabel Silang Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Hipertensi
Kejadian Hipertensi Total % p-

32
Aktivitas Fisik Tidak Hipertensi Hipertensi
value
N % N %
Aktivitas Rendah 3 42,9 4 57,1 7 100.0 0.037
Aktvitas Sedang 3 7,7 36 92,3 39 100.0
Total 6 13,0 40 87,0 46 100.0

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang mengalami


hipertensi beraktivitas sedang lebih besar (92,3%) dibanding responden
yang beraktivitas rendah (57,1%), sedangkan tidak terdapat responden
yang beraktvitas berat.
Hasil analisis data menggunakan chi square diperoleh p-value

sebesar 0,037 (p-value<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan


antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada peserta
POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1.

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat
a. Riwayat Hipertensi Keluarga Pada Wanita Menopause
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia
mayoritas responden sebesar 78,3% memiliki riwayat hipertensi pada
keluarga. Riwayat hipertensi dari keluarga yang diturunkan oleh orang
tua, kakek/nenek, dan saudara kandung dengan tekanan darah yang
tinggi menjadi risiko paling kuat untuk seseorang mengalami hipertensi.
Hipertensi beserta komplikasinya akan terjadi pada seseorang yang
memiliki sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila tidak
dilakukan intervensi terapi39. Penelitian di Aceh melaporkan riwayat
keluarga mengalami hipertensi pada lansia sebesar 52,9%19.
b. Status Obesitas pada Wanita Menopause
Klasifikasi obesitas atau kegemukan dapat diketahui dari
perhitungan nilai IMT. Seseorang memiliki status gizi dengan kategori
obesitas jika nilai IMT ≥ 25. Hasil penelitian menunjukkan peserta
POSBINDU Lansia mayoritas memiliki status gizi dengan kategori

33
obesitas (60,9%). Lansia yang berstatus gizi lebih berhubungan dengan
afluency serta gaya hidup pada usia sekitar 50 tahun. Lansia dapat
mengalami obesitas dan penyakit metabolisme dikarenakan asupan gizi
saat awal usia 50 tahunan62. Penelitian serupa dilaporkan di Surakarta
yang menunjukkan 80% lansia memiliki status gizi dengan kategori
obesitas.
c. Aktivitas Fisik pada Wanita Menopause
Aktvitas fisik dikategorikan menjadi aktivitas ringan, aktivitas
sedang dan aktivitas berat yang diukur melalui perhitungan (skor)
energi yang dikeluarkan untuk aktivitas setiap menitnya 54. Hasil
penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia mayoritas
beraktivitas sedang (84,4%) yang artinya nilai MET ≥ 600 sampai <
3000 menit/minggu dengan kegiatan yang dilakukan antara lain bekrja,
berjalan, dan waktu luang. Kegiatan seperti latihan atau olahraga dapat
digunakan untuk mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskuler,
hipertensi dan obesitas, serta bermanfaat untuk menurunkan BMI dan
tekanan darah yang digunakan untuk peningkatan endotel tingkat
nitrogen monoxide yang penting sebagai perlindungan terjadinya
hipertensi pada wanita menopause53. Hal ini didukung oleh penelitan
sebelumnya yang melaporkan bahwa wanita menopause yang
beraktivitas fisik sedang sebanyak 72,4%21.
d. Kejadian Hipertensi pada Wanita Menopause
Hasil penelitian menunjukkan peserta POSBINDU Lansia di
Puskesmas Mranggen 1 mayoritas responden (87%) menglami
hipertensi dengan tekanan darah 140 – 160 mmHg/90 – 100 mmHg.
Hipertensi pada wanita menopause disebabkan oleh tekanan darah
sistolik yang mengalami peningkatan, terjadi karena perubahan
hormonal selama menopause15,58. Hormon esterogen yang dihasilkan
ovarium pada wanita menopause mengalami penurunan. Penurunan
fungsi hormon tersebut mengakibatkan pembuluh darah menyempit

34
sehingga tekanan darah meningkat15. Penelitian di Madiun melaporkan
bahwa 48,9% wanita menopause mengalami hipertensi25.

35
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan antara Riwayat Hipertensi pada Keluarga dengan Kejadian
Hipertensi Pada Wanita Menopause
Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden yang memiliki
riwayat hipertensi pada keluarga lebih besar (94,4%) dibanding tidak
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga (60,0%), artinya bahwa
memiliki riwayat hipertensi keluarga lebih besar kemungkinan
mengalami hipertensi. Analisis data menunjukkan hasil p-value sebesar
0,015, artinya ada hubungan riwayat hipertensi pada keluarga terhadap
kejadian hipertensi. Penelitian sebelumnya di Aceh melaporkan bahwa
terdapat hubungan riwayat keluarga dengan hipertensi pada lansia (p-
value 0,003)19. Keluarga yang menderita hipertensi menjadi risiko
tinggi seseorang terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer
(esensial). Hal ini adanya faktor genetik yang berkaitan dengan
metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel 24. Keluarga
dengan riwayat hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko
hipertensi 2 sampai 5 kali lipat. Sebanyak 70 – 80% kasus hipertensi
esensial dilaporkan oleh penederita yang membiliki riwayat hipertensi
pada keluarga 63.
b. Hubungan antara Status Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada
Wanita Menopause

Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden yang


mengalami hipertensi memiliki status gizi dengan kategori obesitas
lebih besar (100%) dibanding dengan responden yang tidak obesitas
(66,7%), artinya responden yang memiliki status gizi dengan kategori
obesitas lebih besar kemungkinan mengalami hipertensi. Analisis data

menunjukkan hasil p-value sebesar 0,002, artinya ada hubungan status


obesitas terhadap kejadian hipertensi. Perempuan lebih berisiko
hipertensi saat masa menopause dikarenakan oleh pengaruh hormon dan
didukung dengan status gizi dengan kategori obesitas yang dapat

36
menganggu aliran darah. Kadar lemak yang meningkat dalam darah
berpotensi aterosklerosis yaitu penyempitan pembuluh darah sehingga
tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah untuk memompa darah
dari jantung ke seluruh tubuh meningkat dan menyebabkan
hipertensi3,37. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya di
Surabaya yang melaporkan sebanyak 29,79% lansia memiliki IMT ≥30

yang termasuk pada kategori obesitas II dan mengalami hipertensi


derajat II23. Penelitian di Surakarta melaporkan ada hubungan berat
badan terhadap tekanan darah lansia (p = 0.01)22.
c. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada
Wanita Menopause
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang
beraktivitas sedang (92,3%) dan beraktivitas rendah (57,1%)
mengalami hipertensi sedangkan tidak terdapat responden yang
beraktvitas berat mengalami hipertensi, artinya aktivitas fisik yang
dilakukan sedikit (sedang dan rendah) lebih berisiko mengalami
hipertensi pada usia menopause. Analisis data menunjukkan hasil p-

value sebesar 0,037, artinya ada hubungan aktivitas fisik terhadap


kejadian hipertensi. Penelitian di Semarang melaporkan bahwa ada
hubungan aktivitas fisik sedang terhadap hipertensi (P = 0,017) 21.
Aktivitas fisik sebagian besar responden dalam kategori sedang dan
rendah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pekerjaan, berjalan,
mengangkat beban ringan dan waktu luang. Hal ini menunjukkan orang
yang kurang melakukan kegiatan berpengaruh pada tekanan darah yang
tinggi karena frekuensi denyut jantung menjadi lebih tinggi dan
memperberat kerja kontraksi otot jantung. Otot jantung yang bekerja
keras memompa darah menyebabkan tekanan darah yang dibebankan di
arteri, hal ini mengakibatkan kenaikan tekanan darah. Waktu luang
yang dimanfaatkan untuk olahraga dapat mengurangi risiko penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, obesitas, serta dapat menurunkan BMI dan

37
tekanan darah yang dipengaruhi oleh peningkatan endotel tingkat
nitrogen monoxide yang berperan penting untuk melindungi terhadap
hipertensi16.

38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan:
1. Mayoritas peserta POSBINDU Lansia memiliki riwayat hipertensi pada
keluarga mengalami hipertensi sebanyak 34 responden (94,4%).
2. Mayoritas peserta POSBINDU Lansia berstatus obesitas mengalami
hipertensi sebanyak 28 responden (100%).
3. Mayoritas peserta POSBINDU Lansia yang memiliki aktivitas fisik
sedang mengalami hipertensi sebanyak 36 responden (92,3%).
4. Ada hubungan antara riwayat hipertensi pada keluarga dengan kejadian
hipertensi pada peserta POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1
(p-value 0,015).
5. Ada hubungan antara status obesitas dengan kejadian hipertensi pada
peserta POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1 (p-value 0,002).
6. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada
peserta POSBINDU Lansia di Puskesmas Mranggen 1 (p-value 0,037).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti akan
memberikan saran kepada:
1. Peserta POSBINDU
Diharapkan peserta POSBINDU dapat menjaga kesehatannya dengan
mengontrolkan tekanan darah, melalui cek rutin 1 bulan sekali secara
teratur di pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas), melakukan diet
untuk peserta yang memiliki status gizi obesitas, dan melakukan olah
raga.

39
2. Puskesmas
Diharapkan dapat melakukan monitoring dan evaluasi program, baik
untuk peserta maupun sistem kegiatan yang telah berjalan di Puskesmas
Mranggen 1.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkajian lebih mendalam
mengenai faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada
wanita menopause.

40
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (2019).
2. Monica, R. F., Adiputro, D. L. & Marisa, D. Hubungan Hipertensi Dengan
Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Gagal Jantung Di Rsud Ulin
Banjarmasin. Homeostasis 2, 121–124 (2019).
3. Yonata, A. & Pratama, A. S. P. Hipertensi sebagai Faktor Pencetus
Terjadinya Stroke. J. Major. 5, 17–21 (2016).
4. Ostchega, Y., Fryar, C. D., Nwankwo, T. & Nguyen, D. T. Hypertension
Prevalence Among Adults Aged 18 and Over: United States, 2017-2018.
NCHS Data Brief 1–8 (2020).
5. Australian Bureau of Statistics. No TitleHypertension and measured high
blood pressure. https://www.abs.gov.au/statistics/health/health-conditions-
and-risks/hypertension-and-measured-high-blood-pressure/latest-
release#data-download (2018).
6. Angeli, F., Reboldi, G., Trapasso, M., Aita, A. & Verdecchia, P. Managing
hypertension in 2018 : which guideline to follow ? (2019)
doi:10.1136/heartasia-2018-011127.
7. Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
tahun 2018. (2018).
8. TENGAH, D. P. J. PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2015. (2016).
9. TENGAH, D. P. J. PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2016. (2017).
10. TENGAH, D. P. J. PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TEGAH
TAHUN 2017. (2018).
11. Tengah, D. K. J. PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2019. 3511351, (2020).
12. P2ptm.kemkes. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Profil Kesehat.
Propinsi Jawa TImur Tahun 2017 64 (2017).
13. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. (2018).
14. Penelitian, B. & Pengembangan, D. A. N. RISET KESEHATAN DASAR.
(2013).
15. Woro Riyadina. Buku Hipertensi pada Wanita Menopause. (Lipi Press,
2019).
16. Sase FA. Hubungan Durasi Aktivitas Fisik dan Asupan Natrium dengan
Tekanan Darah Pada Wanita Menopause. (2013).
17. BKKBN, BPS, Kementrian Kesehatan, U. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2017 Profinsi DKI Jakarta. 271 (2018).
18. Rosyada, Mujahidah Amrina;Fatimah, S. R. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Usia menopause. J. Kesehat. Masy. 4, 10–12 (2013).
19. Taslima, T. & Husna, A. Hubungan Riwayat Keluarga dan Gaya Hidup
dengan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. J.
Healthc. Technol. Med. 3, 121 (2017).

41
20. Kidul, K., Kayen, K. & Kediri, K. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Hipertensi Pada Wanita Menopause di Desa Kayen Kidul
Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Analysis factors that affecting the
incidence of hypertension in menopausal woman di Desa. 6, 21–25 (2020).
21. Fera Yulistina, S. M. dan E. R. KORELASI ASUPAN MAKANAN,
STRES, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN HIPERTENSI PADA USIA
MENOPAUSE. 6, (2017).
22. Nugraheni, A., Mulyani, S. & Cahyanto, E. B. HUBUNGAN BERAT
BADAN DAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA Relationship
between Weight and Blood Pressure in Elderly. 7, 55–60 (2019).
23. Herdiani, N., Kesehatan, F., Nahdlatul, U. & Surabaya, U. Hubungan imt
dengan hipertensi pada lansia di kelurahan gayungan surabaya. 3, 183–189
(2019).
24. Sheps, Sheldon, et al. Mayo Clinick Hipertensi : Mengatasi Tekanan
Darah Tinggi. (PT Intisari Mediatama, 2005).
25. Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. FAKTOR-FAKTOR RISIKO
HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE DI KELURAHAN
REJOMULYO KOTA MADIUN. Pap. Knowl. . Towar. a Media Hist.
Doc. 2501011012, 2014 (2014).
26. T, W. Hubungan Konsumsi Kopi dengan Tekanan Darah Pada Pasien
Rawat Jalan Puskesmas Bogor Tengah. (2013).
27. No, S. H. & Telp, D. KABUPATEN DEMAK TAHUN 2019 DINAS
KESEHATAN. (2019).
28. Puskesmas Mranggen 1. Laporan Penyakit Tidak Menular Puskesmas
Mranggen 1 Tahun 2020. (2020).
29. MKes., D. dr A. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi
Pencegahan Dari Aspek Perilaku Dan Lingkungan. (PT Elex Media
Komputindo, 2006).
30. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keperawatan Medical Bedah.
(2016).
31. Green LA. Joint National Committe on Prevention Detection,
Evaluation,and Treatment or High Pressure VII. 23, 228 (2003).
32. Anih Kurnia, S. Kep., Ners., M. K. Self-Management Hipertensi. (Jakad
Media Publishing, 2021).
33. Sharma, S. Treatment of pulmonary arterial hypertension: a step forward
Chest. (2003).
34. Di, W., Rw, R. T., Banjarbendo, K., Umamah, F. & Lestari, A.
HUBUNGAN PRE-MENOPAUSE DENGAN KEJADIAN HIERTENSI
PADA WANITA DI RT 11 RW 05 KELURAHAN BANJARBENDO
SIDOARJO. 82–87 (2015).
35. E, P. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita
Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan. (2016).
36. Health NI. Prevention , Detection , Evaluation , and Treatment of High
Blood Pressure. in vol. 289 (2003).
37. Medika, T. B. Berdamai Dengan Hipertensi. (Bumi Medika, 2017).
38. Triyanto E. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara

42
Terpadu. (Graha Ilmu, 2014).
39. Hembing, D. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi,
Cetakan VIII. (Penerbit Swadaya, 2001).
40. Kumar, et al. Hypertensive Vascular Disease. In Robin and Cotran
Pathologic Basis of Disease (Elsevier Saunders). 528–529 (2015).
41. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin: Situasi dan Analisis
Lanjut Usia. (2014).
42. RI, D. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi.
(2013).
43. Yosep HI, S. T. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. (Refika Medika, 2014).
44. Steptoe, A., et al. Blood Pressure and Fibrinogen Responses to Mental
Stress as Predicators of Incident Hypertension over an 8-Year Period. Ann.
Behav. Med. 10, (2016).
45. WHO. Redefining Obesity and Its Treatment. (2000).
46. Nuzzo, A., Rossi, R., & Modena, M. G. Hypertension alone or related to
the metabolic syndrome in postmenopausal women. Expert Rev.
Cardiovasc. Ther. 8, (2010).
47. Stolarz-Skrzypek K, et al. Sodium and potassium and the pathogenesis of
hypertension. 15, (2013).
48. Fitri, Y., Rusmikawati, R., Zulfah, S. & Nurbaiti, N. Asupan natrium dan
kalium sebagai faktor penyebab hipertensi pada usia lanjut. AcTion Aceh
Nutr. J. 3, 158 (2018).
49. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. (Gramedia Pustaka Utama, 2009).
50. Sharma, S. Hypertension with special reference to causes and diet. Indian
J. Appl. Res. 5, (2015).
51. Ruus M, Kepel BJ, U. J. Hipertensi Pada Laki-Laki Di Desa Ongkaw Dua
Kecamatan Sinonsayang. (Univ Sam Ratulangi Manado, 2018).
52. Dasso, N. A. How is Exercise Different from Physical Activity? A concept
analysis. (2019) doi:https://doi.org/10.1111/nuf.12296.
53. Turky, K., Elnahas, N., & Oruch, R. Effects of exercise training on
postmenopausal hypertension: Implications on nitric oxide levels. Med. J.
Malaysia 68, (2013).
54. Arifin. Pengaruh Aktifitas Fisik, Merokok, dan Riwayat Penyakit Dasar
Terhadap Terjadinya Hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten
Banyuwangi. (2015).
55. Committee, I. R. Guidelines for the data processing and analysis of the
International Physical Activity Questionaire. http://www.ipaq.ki.se. (2005).
56. Sari, D.P, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati, Noviyanti, R. . Hubungan
Kualitas Tidur dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Lansia di
Posyandu Lansia Desa Setrorejo. Media Publ. 15, (2018).
57. Park, H. and Kim, K. Associations between oral contraceptive use and risks
of hypertension and prehyperten prehypertension in a cross-sectional study
of Korean women. BMC Womens Heal. 13, (2013).
58. Appelman, A. H. E. M. M. and Y. E. A. Women’s health in menopause
with a focus on hypertension. Netherlands Hear. J. 7, 68–72 (2009).
59. Sugiyono, P. D. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

43
(2016).
60. Notoadmojo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. (Rineka Cipta, 2012).
61. Sastroasmoro, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. (Sagung Seto,
2011).
62. Sari AP, Yusuf A, W. E. Perubahan Tekanan Darah Lansia dengan
hipertensi melalui metode gardening di UPT PSLU Magetan. (2015).
63. Elsi Setiandari L, Ari Widyarni, A. A. Analisis Hubungan Riwayat
Keluarga dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Indrasari Kabupaten Banjar. J. Ilm. Univ. Batanghari Jambi 3, (2020).

44
LAMPIRAN

45
46
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA WANITA MENOPAUSE”
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 1)

No Responden :
No BPJS :
Tanggal :

A. IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda (x) untuk memilih jawaban dan isilah titik-titik yang kosong
sesuai dengan jawaban/pernyataan yang diberikan responden.

1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin : 1) Perempuan
2) Laki-Laki
4. Pekerjaan : 1) Swasta 3) IRT
2) Petani 4) Pedagang

B. PEMERIKSAAN FISIK
Berilah tanda (x) untuk memilih jawaban dan isilah titik-titik yang kosong
sesuai dengan jawaban/pernyataan yang diberikan responden.

1. IMT (Indeks Massa Tubuh) :


a. Berat Badan : kg
b. Tinggi badan : cm
2. Tekanan Darah : mm/Hg
Klasifikasi tekanan darah : 1) Tidak Hipertensi 2)
Hipertensi

C. RIWAYAT HIPERTENSI PADA KELUARGA


Berilah tanda (x) untuk memilih jawaban dan isilah titik-titik yang kosong
sesuai dengan jawaban/pernyataan yang diberikan responden.

47
1) Riwayat hipertensi pada keluarga : 1) Tidak ada riwayat 2) Ada
riwayat
Jika ada riwayat, sebutkan siapa yang menderita hipertensi pada
keluarga? ..................
2) Riwayat penyakit pada diri sendiri : 1) Tidak ada riwayat
2) Ada riwayat
(selain hipertensi)

48
D. AKTIVITAS FISIK

International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) Score

Berilah tanda (x) untuk memilih jawaban dan isilah titik-titik yang kosong sesuai
dengan jawaban/pernyataan yang diberikan responden.

Kode Pertanyaan Jawaban Rumus MET


Aktivitas saat belajar / bekerja (Aktivitas termasuk kegiatan belajar,
latihan, aktivitas rumah tangga, dll)
1 Apakah aktivitas sehari-hari 1) Ya 8.0 × menit
Anda termasuk aktivitas berat? 2) Tidak (Lanjut aktivitas berat ×
(seperti seperti membawa karung ke nomor 4) jumlah hari
berat; berkebun; bekerja di
sawah (menanam padi,
membajak sawah membersihkan
rumput, memberantas hama);
bersepeda; berlari; pekerjaan
konstruksi)
2 Berapa hari dalam seminggu ….. hari
Anda melakukan aktivitas berat?
3 Berapa lama dalam sehari …. jam …..
biasanya Anda melakukan menit
aktivitas berat?
4 Apakah aktivitas sehari-hari 1) Ya 4.0 × menit
Anda termasuk aktivitas sedang 2) Tidak (Lanjut aktivitas sedang
(yang menyebabkan peningkatan ke nomor 7) × jumlah hari
nafas dan denyut nadi)? (seperti
mengangkat beban ringan;
berjalan sedang (minimal 10
menit secara kontinyu)
5 Berapa hari dalam seminggu ….. hari
Anda melakukan aktivitas
sedang?
6 Berapa lama dalam sehari …. jam …..
biasanya Anda melakukan menit
aktivitas sedang?

49
Perjalanan ke dan dari tempat aktivitas (Perjalanan ke tempat aktivitas,
berbelanja, beribadah diluar, dll)
7 Apakah Anda berjalan kaki atau 1) Ya 3.3 × menit
bersepeda untuk pergi ke suatu 2) Tidak (Lanjut aktivitas
ke nomor 10) berjalan atau
tempat minimal 10 menit
bersepeda ×
kontinyu? jumlah hari

8 Berapa hari dalam seminggu ….. hari


Anda berjalan kaki atau
bersepeda untuk pergi ke suatu
tempat?
9 Berapa lama dalam sehari …. jam …..
biasanya Anda berjalan kaki atau menit
bersepeda untuk pergi ke suatu
tempat?
Aktivitas rekreasi (Olahraga dan rekreasi lainnya)
10 Apakah Anda melakukan 1) Ya 8.0 × menit
aktivitas 2) Tidak (Lanjut aktivitas berat ×
ke nomor 13) jumlah hari
rekreasi/olahraga(seperti lari-lari,
naik turun tangga, angkat beban
yang berat, rekreasi yang berat
contohnya naik gunung)
yang mengakibatkan
peningkatan nafas dan denyut
nadi secara besar (minimal
dalam 10 menit secara
kontinyu)?
11 Berapa hari dalam seminggu ….. hari
biasanya Anda melakukan
olahraga berat (seperti berenang,
lari-lari) ?
12 Berapa lama dalam sehari …. jam …..
biasanya Anda melakukan menit
olahraga berat?
13 Apakah Anda melakukan 2) Ya 4.0 × menit

50
aktivitas rekreasi/olahraga yang 3) Tidak (Lanjut aktivitas sedang
mengakibatkan peningkatan ke nomor 16) × jumlah hari

nafas dan denyut nadi (minimal


10 menit secara kontinyu)?
(seperti berjalan cepat,
bersepeda, berenang)
14 Berapa hari dalam seminggu ….. hari
biasanya Anda melakukan
aktivitas tersebut (nomor 13)?
15 Berapa lama dalam sehari …. jam …..
biasanya Anda melakukan menit
aktivitas tersebut (nomor 13)?
Aktivitas menetap (Sedentary behavior) Aktivitas yang tidak memerlukan
banyak gerak seperti duduk saat bekerja, duduk saat di kendaraan,
menonton televisi, atau berbaring, KECUALI tidur
16 Berapa lama Anda hanya …. jam ….. 1,8 × menit
duduk saat bekerja, di dalam menit aktivitas berat ×
kendaraan, menonton televisi jumlah hari
atau berbaring (aktivtas yang
menetap) dalam sehari?

51
Lampiran 2. Data Penelitian

50
50
53
Lampiran 3. Hasil Analisis Data

Jenis pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Swasta 1 2,2 2,2 2,2

Petani 1 2,2 2,2 4,3

Valid IRT 36 78,3 78,3 82,6

Pedagang 8 17,4 17,4 100,0

Total 46 100,0 100,0

Kejadian hipertensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Hipertensi 6 13,0 13,0 13,0

Valid Hipertensi 40 87,0 87,0 100,0

Total 46 100,0 100,0

Riwayat hipertensi pada keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak ada riwayat 10 21,7 21,7 21,7

Valid Ada riwayat 36 78,3 78,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Riwayat penyakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak ada riwayat 21 45,7 45,7 45,7

Valid Ada riwayat 25 54,3 54,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

53
Penyakit Lain yang Diderita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

19 41,3 41,3 41,3

Asam urat 2 4,3 4,3 45,7

Asma 1 2,2 2,2 47,8

Diabetes 3 6,5 6,5 54,3


Valid
Kolesterol 3 6,5 6,5 60,9

Magh 7 15,2 15,2 76,1

Nyeri punggung 11 23,9 23,9 100,0

Total 46 100,0 100,0

Status Obesitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Obesitas 18 39,1 39,1 39,1

Valid Obesitas 28 60,9 60,9 100,0

Total 46 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Berat Badan 46 52 81 62,96 5,408


Tinggi Badan 46 153 163 156,98 2,196
Valid N (listwise) 46

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Status Obesitas 46 21 32 25,50 2,248


Aktvitas fisik 46 120,00 2544,00 1553,4783 800,90631
Valid N (listwise) 46

54
Aktivitas fisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Riw
Aktvitas rendah 7 15,2 15,2 15,2
aya
Valid Aktivitas sedang 39 84,8 84,8 100,0 t
Total 46 100,0 100,0 hip
erte
nsi
pad
a
kel
uar
ga *
Kej
adi
an
hip
erte
nsi
Cro
sst
abu
lati
on

55
Kejadian hipertensi Total

Tidak Hipertensi
Hipertensi

Count 4 6 10
Tidak
% within Riwayat 40,0% 60,0% 100,0%
ada
Riwayat hipertensi pada
riwayat
hipertensi keluarga
pada Count 2 34 36
keluarga Ada % within Riwayat 5,6% 94,4% 100,0%
riwayat hipertensi pada
keluarga
Count 6 40 46

% within Riwayat 13,0% 87,0% 100,0%


Total
hipertensi pada
keluarga

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8,186 1 ,004
b
Continuity Correction 5,431 1 ,020
Likelihood Ratio 6,715 1 ,010
Fisher's Exact Test ,015 ,015
Linear-by-Linear 8,008 1 ,005
Association
N of Valid Cases 46

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,30.
b. Computed only for a 2x2 table

56
Status Obesitas * Kejadian hipertensi Crosstabulation

Kejadian hipertensi Total

Tidak Hipertensi
Hipertensi

Count 6 12 18
Tidak Obesitas % within Status 33,3% 66,7% 100,0%
Obesitas
Status Obesitas
Count 0 28 28
Obesitas % within Status 0,0% 100,0% 100,0%
Obesitas
Count 6 40 46
Total % within Status 13,0% 87,0% 100,0%
Obesitas

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


(2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 10,733a 1 ,001


b
Continuity Correction 7,996 1 ,005
Likelihood Ratio 12,709 1 ,000
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear Association 10,500 1 ,001
N of Valid Cases 46

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,35.
b. Computed only for a 2x2 table

57
Aktivitas fisik * Kejadian hipertensi Crosstabulation

Kejadian hipertensi Total

Tidak Hipertensi
Hipertensi

Count 3 4 7
Aktvitas rendah % within Aktivitas 42,9% 57,1% 100,0%
fisik
Aktivitas fisik
Count 3 36 39
Aktivitas sedang % within Aktivitas 7,7% 92,3% 100,0%
fisik
Count 6 40 46
Total % within Aktivitas 13,0% 87,0% 100,0%
fisik

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,470 1 ,011
b
Continuity Correction 3,741 1 ,053
Likelihood Ratio 4,910 1 ,027
Fisher's Exact Test ,037 ,037
Linear-by-Linear 6,330 1 ,012
Association
N of Valid Cases 46

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,91.
b. Computed only for a 2x2 table

58
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan responden Wawancara dengan responden

Pelaksanaan POSBINDU Pelaksanaan POSBINDU

Pengambilan data Pelaksanaan POSBINDU

59
Lampiran 5. Permohonan Uji Expert Penelitian

60
61
62
Lampiran 6. Ethical Clearence

63

Anda mungkin juga menyukai