PROPOSAL PENELITIAN
DI SUSUN OLEH :
PRATYAHARA
NIM : PO7120123065
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Implementasi Terapi Slow Stroke Back
Massage Untuk Menurunkan nyeri pada pasien Hipertensi di RSUD Undata Palu
kepada orang tua Alm. Samsudin Saleba dan ibu Siti Aisyah yang telah memberikan
dukungan, materi serta motivasi dalam terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Negara yang telah memberikan fasilitas
Tengah.
Keperawatan Justitia
3. Bapak Syaiful,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah
5. Seluruh dosen Akademi Keperawatan Justitia yang selama ini telah megajar,
6. Seluruh teman-teman agkata 20 yang saya tidak bias sebut satu persatu.
7. Buat sahabat-sahabat saya yang selalu ada dan memberikan motivasi dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih kawan kalian yang terbaik
8. Buat keluarga yang selelu memberikan dukugan doa dan meteri agar dapat
Peneliti
Pratyahara
BAB I
PENAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi menjadi permasalahan kesehatan utama di Negara maju
dan Negara berkembang, hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular dan
merupakan penyebab kematian nomor satu secara global. Menurut World Health
Organization (WHO) prevalensi hasil dari penyakit hipertensi dunia yaitu sebesar
1,28 juta yang diantaranya memiliki umur 30-79 tahun dari total penduduk yang
berada di negara berkembang di seluruh dunia pada tahun 2021 (WHO, 2020 dalam
Indonesia pada umur ≥18 tahun mengalami perbandingan peningkatan tahun 2013
yaitu 25,8% menjadi 34,1% pada tahun 2018. Penderita hipertensi menurut
karakteristik umur pada usia 18 sampai 24 tahun sebesar>13,2 %, pada usia 25-34
pada usia 55-64 sebesar>55,3%, pada usia 65-74 sebesar>62,3%, dan pada usia 77
Bangka Belitung sebesar 30,90% dan Sulawesi Tengah berada di posisi ke-
Menurut data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, jumlah pasien
hipertensi dilihat dari angka estimasi tertinggi yaitu pada tahun 2020 berada pada
Kabupaten Donggala dengan capaian 7,11%, berdasarkan data penderita hipertensi
sebanyak 65.398 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan hipertensi adalah sebanyak
4.650 jiwa. Kabupaten yang memiliki nilai estimasi hipertensi terendah adalah
20.917 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan mencapai 28 jiwa (Siauta at
al.,2023).
hipertensi yang di rawat pada tahun 2020 sejumlah 216 orng, pada tahun 2021
sejumlah 232 orang, pada tahun 2022 sejumlah 418 orang dan pada tahun 2023 mulai
dari bulan Januari tanggal 04 sampai dengan bulan Mei tanggal 24 sejumlah 168
orang. Dari hasil rekamedik mulai dari periode 01 januari 2020 sampai dengan 31
tetapi, ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya hipertensi seperti genetik,
obesitas, stress, hilangnya elastisitas dan arterosklerosis pada orang tua . Jika
seseorang yang telah lama terdiagnosa hipertensi dan tidak diobati akan
menyebabkan komplikasi antara lain, stroke, serangan jantung, gagal jantung, gagal
ginjal kronik, dan mata (retinopati hipertensif). Beberapa pasien yang menderita
hipertensi biasanya mengalami tanda dan gejala seperti, sakit kepala, penglihatan
kabur, telinga berdenging, kebingungan, detak jantung tidak teratur, nyeri dada,
pusing, lemas, terdapat darah dalam urin, peningkatan vena jugularis dan nyeri
merupakan gejala yang menjadi salah satu manifestasi klinis bagi penderita
hipertensi.
mengalami nyeri merasa tidak nyaman dan nyeri hanya dapat dirasakan oleh
penderita tersebut atau bersifat subjektif. Skala nyeri yang di rasakan oleh pasien
hipertensi bisanya berskala 4 sampai 6 atau nyeri sedang (Ferdisa & Ernawati, 2021).
Oleh karena itu dibutuhkan peran perawat dalam penatalaksanaan yang tepat
dan baik dalam penangan nyeri seperti penatalaksanaan Terapi farmakologi yang
dapat di berikan yaitu obat-obatan dan terapi non farmakologi yang dapat di berikan
lembut pada bagian punggung dengan gerakan stimulasi sebanyak 60 kali dalam 3
kenyamanan sehingga dapat menurunkan skala nyeri kepala akibat Hipertensi. Terapi
slow stroke back massage dapat di lakukan dengan cara mengusapkan lotion atau
munyak serai kemudian lakukan pemijatan secara lembut pada bagian punggung
Penelitian yang di lakukan oleh Sarina Sormin (2021) tentang terapi slow stroke
back massage di dapatkan hasil bahwa pasien yang mempunyai diagnosa nyeri
kepala akibat hipertensi. Sebelum di berikan terapi slow stroke back massage, pasien
terapi ssbm, nyeri kepala yang di rasakan dapat menurun dengan pemenuhan
kebuuhan rasa nyaman. Dari hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa terapi
tentang implementasi pemberian terapi slow stroke back massage untuk mengurangi
B. Rumusan Masalah
Merujuk dengan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka peneliti
menyusun rumusan masalah dalam proposal ini yaitu Bagaimana Implementasi terapi
slow stroke back massage untuk mengurangi nyeri pada pasien hipertensi di instalasi
pada pasien hipertensi di instalasi rawat inap RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah
2. Tujuan khusus
masalah nyeri akut di instalasi rawat inap RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah
c) Membuat perencanaan terapi slow stroke back massage pada pasien
Hipetensi dengan masalah nyeri akut di instalasi rawat inap RSUD Undata
Hipetensi dengan masalah nyeri akut di instalasi rawat inap RSUD Undata
antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan praktik ketrampilan dan
memberikan Terapi slow stroke back massage pada pasien hipertensi di Rumah
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang terapi SSBM
yang dapat digunakan sebagai acuan praktek bagi mahasiswa keperawatan terkait
perawat medikal bedah dalam melakukan perawatan yaitu dengan tindakan terapi
slow stroke back massage dengan tujuan untuk megurangi nyeri pada paien
1. Definisi
pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa ke
seluruh jaringan dan organ – organ tubuh secara terus menerus lebih dari satu
sistolik 140 mmHg dan tekanan darah distolik 90 mmHg. Hipertensi juga
2021)
serangan jantung, gagal jantung, demensia, gagal ginjal dan masalah penglihatan
2. Fisiologi
1. Tekanan darah
dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi
dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan
3. Etiologi
peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang memengaruhi
terjadinya hipertensi :
a) Genetik, yaitu respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport
(Aspiani, 2016)
di derita Sekitar 95% orang. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
2) Ciri perseorangan
(jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria
3) Kebiasaan hidup
konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan
prednisone, epinefrin).
b) Hipertensi sekunder
pembuluh darah ginjal (stenosis arteri renalis). Kelainan ini dapat bersifat
4. Manifestasi klinis
dengan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala, meskipun
headaches”, pusing atau mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul
sampai hipertensi tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam nyawa
(Pratama, 2022).
Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sehat dan sebagian besar
tidak menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin timbul dari
hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
yaitu:
Tekanan
≥180
terisolasi
II dari angiotensin I oleh ACE. ACE memegang peranan penting dalam mengatur
Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi
menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah karena bersifat vasokonstriktor melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa
haus. ADH diproduksi di otak (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin dengan meningkatan ADH (Safitri, 2021).
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal untuk
Sumarno,2021).
Pathway ( Dewi, 2023)
Umur Jenis kelamin Gaya hidup obesitas
Elastisitas arterio
sklerosis Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokontruksi
Gangguan sirkulasi
sistemik
Resistensi pembuluh Suplai O2 Vasokontruksi pembuluh
vasokontruksi
darah otak Darah ginjal
sinkop Afterload
Nyeri akut
Perfusi perifer
Edema aktifitas
Hipovolemia
7. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
b) EKG
3. Peninggian gelombang P
4. Gangguan konduksi
c) Foto Rontgen
a. Penyakit jantung
b. Ginjal
c. Otak
Komplikasi termasuk stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronis ketika arteri yang mensuplai otak mengalami hipertrofi dan
d. Mata
kebutaan.
e. Kerusaka pada pembuluh darah arteri
Jika tekanan darah tinggi tidak terkontrol, maka pembuluh darah arteri dapat
9. Penatalaksanaan
a) Terapi nonfarmakologi
sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian
yang kaya akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium, aktifitas fisik, dan
kardiovaskular.
e) Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
b) Terapi farmakologi
sebagai berikut :
a) Diuretik
b) Penghambat simpatetik
reserpin.
c) Beta blocker
pompa jantung. Obat ini tidak dianjurkan bagi penderita asma. Contoh
d) Vasodilator
dengan merelaksasi otot polos atau otot pembuluh darah. Contoh obat
dianjurkan:
4. Mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target tertentu
pasien
1. Definisi
Menurut (Yudiatma & Dkk, 2021) Nyeri merupakan sensasi yang rumit,
respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bia disamakan satu
dengan lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri
pada klien.
sederhana, Nyeri dapat diartikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan baik
2. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri somatik luar yang stimulusnya berasal menurut kulit, jaringan membran
mukosa dan subkotan. Biasanya terjadi rasa terbakar, terlokalisasi dan jatam.
jaringan ikat.
c. Nyeri viseral dapat Terjadi lantaran adanya perangsangan pada organ viseral
Skala analog visual (visual analog scale, VAS) adalah suatu garis
yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala
rangkaian dari pada di paksa memilih satu kata atau angka (Potter, dkk.,
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan (secara obyektif klien dapat berkomunukasi dengan
baik)
7-9 : nyeri berat (secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
Skala ini memakai dua ujung yang sama seperti VAS atau skala reda
berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang / berkurangnya nyeri dapat
baik atau nyeri hilang sama sekali. Kekurangan skala ini membatasi
pilihan kata klien sehingga skala ini tidak dapat membedakan berbagai
dengan melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita
angka. Pasien dalam hal ini mencakup anak-anak yang tidak mampu
dengan gangguan kognisi atau komunikasi, dan orang yang tidak bisa
berbahasa inggris, sehingga untuk klien dalam hal ini menggunakan skala
Dengan melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa
wajah :
C. Terapi massage
macam ragam bentuk dan cara penggunaanya. Pengetahuan massage tidak berasal
dari satu atau beberapa era atau diciptakan oleh beberapa orang, tetapi merupakan
hasil pemikiran manusia dan penelitian orang dari zaman ke zaman. Kata massage
berasal dari bahasa Arab “Maas” yang artinya menyentuh. Dalam bahasa
Indonesia disebut pijat atau urut dapat diartikan sebagai massage dengan
Slow stroke back massage merupakan pemijatan secara lembut pada bagian
dan dapat mengurangi rasa nyeri kepala akibat hipertensi (Meylani, 2019).
menurut Arifin (2012) dalam Trisnadewi (2018), slow stroke back massage
tekanan darah. Salah satu gerakan massage yang dapat menurunkan tekanan darah
Gerakan ini merupakan teknik paling sederhana dalam proses pemijatan dan
dapat dilakukan pada seluruh tubuh. Efflurage dapat mengurangi stres dan dapat
menggosok, gerakan melingkar kecil dengan menekankan ibu jari, yang bertujuan
a. Pengkajian Keperawatan
a) Identitas
b) Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien biasanya datang kerumah sakit dengan
keluhan mengeluh nyeri ulu hati, mual muntah, anoreksia atau nafsu makan
menurun.
yang meningkat.
T : Time atau waktu, kapan waktu nyeri dirasakan, pada saat sebelum
makan.
dyspepsia seperti ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak
seperti makanan berlemak, kopi, alcohol, rokok, perubahan pola makan dan
turunan.
b. Kebutuhan oksigenasi
d. Kenutuhan eliminasi
Adanya bising usus hiperaktif atau hipoaktif, abdomen teraba keras,
detensi perubahan pola BAB, feses encer bercampur darah, bau busuk,
konstipasi.
Lemah, lemas, gangguan pola tidur, keram abdomen, nyeri ulu hati,
sampai terasa tajam, waktu terasa nyeri dan skala nyeri 4-7.
b. Diagnose Keperawatan
(D.0009).
(D.0011).
Hasil:
a. Warna kulit pucat menurun
Hasil:
a. Asupan cairan meningkat
c. Edema menurun
d. Asites menurun
Hasil:
Hasil:
hasil:
b. CRT menurun
c. Palpitasi menurun
f. Lelah menurun
c. Intervensi Keperawatan
Observasi :
Terapeutik
pencahayaan, kebisingan)
nyeri
Edukasi
Kolaborasi
(I.08243)
Obsevasi
Terapeutik
perfusi
perfusi
5. Lakukan hidrasi
Edukasi
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Edukasi
5. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Observasi
Terapeutik
1. Anjurkan posisi semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi
nyaman
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaboasi pemberian
d. Implementasi Keperawatan
intensitas nyeri
bermain)
bermain)
meredakan nyeri
tekanan darah
keterbatasan perfusi
keterbatasan perfusi
cedera
8) Melakukan hidrasi
regulasi
kelelahan
berjalan
prognosis
perubahan afterload
16) Menganjurkan pasien dan keluarga engukur intake dan output caira
harian
e. Evaluasi
berdasarkan hasil analisis data diatas. Evluasi ini disebut juga evaluasi proses.
Semua ini dicatat pada formulir catatat perkembangan (Progress note) atau CP5
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Desain/ Rancangan Studi Kasus
Subyek dalam studi kasus ini adalah pasien yang datang ke instalasi rawat inap
RSUD Undata Provinsi Sulawesi tengah yang mengalami keluhan nyeri kepala akibat
Hipertensi
C. Fokus studi
terapi Slow Stroke Back Massage dalam menangani masalah nyeri kepala
D. Definisi operasional
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial secara umum tanda dan
gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin
Instrumen study kasus yang di gunakan yaitu SOP terapi slow stroke back massage,
Metode pengumpulan data ini di awali dengan pengambilan data sekunder yang
diperoleh dari medikal recor RSUD undata provinsi Sulawesi Tengah, kemudian
pengambilan data primer yang di lakukan oleh peneliti melalui wawancar atau
pengkajian langsung pada pasien Hipertensi, melakukan terapi slow stroke back
yaitu:
a. Fase persiapan
b. Fase pelaksanaan
2) Prosedur kerja
c. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan prosedur
6) Melakukan kontrak waktu bahwa tindakan ini akan dilakukan setiap hari
Tahap kerja
1. Mencuci tangan
2. Buka punggung klien, bahu, dan lengan atas. Tutup sisanya dengan selimut.
Tahap terminasi
3. Berpamitan
4. Merapikan alat
Pelaksanaan studi kasus ini di awali dengan pencarian jurnal terkait rencana studi
kasus melalui pencarian melalui google scolar sesuai dengan jurnal yang di tetapkan
dan mengajukan judul studi kasus, setelah judul di ACC oleh pembimbing I dan
pengajuan surat pengambilan data awal pada RS Undata Provinsi Sulawesi Tengah
a. Tempat
Studi kasus ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Undata Provinsi Sulawesi
Tengah dengan pertimbangan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah ini dapat
dan pengalama peneliti, banyak pasien yang mengalami Hipertensi yang masuk
melalui unit gawat darurat dan dirawat di instalasi rawat RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah.
b. Waktu
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
permohonan ijin kepada RSUD Undata Palu. Setelah mendapat izin dari RSUD
peneliti.
menolak. Selain itu, subjek juga memiliki hak untuk memperoleh informasi
dirinya. Oleh karena itu, peneliti perlu menjaga kerahasiaan baik identitas
maupun informasi tentang subjek selama penelitian. Hal dapat dilakukan
subjek yang hanya diketahui oleh peneliti sehingga privasi subjek tetap
terjaga.
subjek sesuai dengan moral dan tepat. Dalam pelaksanaan studi kasus ini
DAFTAR PUSTKA
Amiruddin, M. A., Danes, V. R., & Lintong, F. (2015). Analisa Hasil
Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri
pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal E-Biomedik (EBm),
3(April), 125–129.
Pratama, F. A. (2022).
STUDI_KASUS_PENERAPAN_ASUHAN_KEPERAWATAN_GERO
NTIK_Fikri-1.pdf.
Siauta, V. A., Syahril, M., Wahyuni, K. S., Ilham, M., Ali, F.,
Lamohammad, M. F. S., & S, A. M. F. A. (2023). Skrining Penyakit
Hipertensi & Diabetes Mellitus pada Masyarakat Dusun III Desa
Uwemanje , Kecematan Kinovaro. 7, 2021–2024.
Sormin, S., Susyanti, D., Yuda Pratama, M., & Kesdam. (2022).
Penerapan Teknik Slow Stroke Back Massage (SSBM) Terhadap
Penurunan Nyeri Kepala Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Tk
II Putri Hijau Medan Tahun 2021. Jurnal Keperawatan Flora, 15(1),
1–9. https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf