Anda di halaman 1dari 14

INTERVENSI KOMBINASI MUROTTAL ALI-‘IMRAN DAN SLOW

DEEP BREATHING TERHADAP MASALAH KEPERAWATAN


NYERI AKUT PENDERITA HIPERTENSI DENGAN
PENDEKATAN TEORI MODEL COMFORT
(KHATARINE KOLCABA)

Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa Sukorejo Kec. Gandusari - Trenggalek

TUGAS AKHIR PROFESI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Ners

Oleh :
NADYA CAMELIA PRADASARI
NIM. 202006025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR PROFESI

INTERVENSI KOMBINASI MUROTTAL ALI-‘IMRAN DAN SLOW


DEEP BREATHING TERHADAP MASALAH KEPERAWATAN
NYERI AKUT PENDERITA HIPERTENSI DENGAN
PENDEKATAN TEORI MODEL COMFORT
(KHATARINE KOLCABA)

Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa Sukorejo Kec. Gandusari - Trenggalek

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Ners

Oleh :

NADYA CAMELIA PRADASARI


NIM. 202006025

Menyetujui untuk diuji :

Pembimbing

Widyasih Sunaringtyas,S.Kep.,Ns.M.Kep
NIDN. 07-1108-7204

Mengetahui,
Ketua Prodi Sarjana Keperawatan
Stikes Karya Husada Kediri

Hj. Farida Hayati, S.Kp.,M.Kep


NIDN. 07-0903-7101
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir profesi dengan judul “Intervensi
Kombinasi Murottal Ali-‘Imran Dan Slow Deep Breathing Terhadap Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Penderita Hipertensi Dengan Pendekatan Teori Model
Comfort (Khatarine Kolcaba) Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa Sukorejo Kec.
Gandusari - Trenggalek” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ners. Dalam
pernyaratan tugas akhir profesi ini banyak rintangan dan hambatan, namun berkat
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan tugas akhir profesi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1) Ita Eko Sumarni, SSiT, N. Keb selaku ketua STIKES Karya Husada Kediri.

2) Farida Hayati, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.

3) Widyasih Sunaringtyas, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Pembimbing Tugas

Akhir Profesi yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan,

dorongan, dan motivasi yang sangat berarti bagi penulis dalam pembuatan

tugas akhir profesi.

4) Para dosen Sarjana Keperawatan yang telah mengajarkan ilmunya dan

memberikan motivasi selama saya menempuh program studi profesi ners ini.

5) Orang tua peneliti dengan penuh kasih dan sayang yang senantiasa

memanjatkan doa, memberikan motivasi, harapan, dan semangat kepada

peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir profesi ini.


6) Ustadz Muzammil Hasballah dan official beliau, terimakasih atas fasilitas

murottal yang telah diperbolehkan untuk dipakai dalam terapi hipertensi dan

terimakasih doa serta motivasi yang diberikan.

7) Kepala Desa Sukorejo, Gandusari, Trenggalek dan pasien yang telah

membantu terselesaikannya tugas akhir profesi ini.

8) Teman seperjuangan profesi ners angkatan 2020 yang saling memberi

semangat selama menempuh pendidikan.

9) Perpustakaan STIKES Karya Husada Kediri yang memfasilitasi peneliti

dalam berbagai referensi.

10) Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah berkontribusi

hingga terselesaikannya tugas akhir profesi ini.

Peneliti menyadari bahwa tugas akhir profesi ini jauh dari kata sempurna,

untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan dan kesempurnaan tugas akhir profesi ini.

Akhir kata, harapan peneliti semoga ini dapat bermanfaat.

Kediri, 03 Februari 2021

Peneliti
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hypertension sebagai salah satu penyakit Cardiovascular Disease (CVDs)

yang paling sering dijumpai dalam perawatan primer, pada usia muda

maupun tua. Kemenkes RI, (2019) mengungkapkan hypertension sebagai

penyebab mortalitas dini peringkat satu setiap tahunnya. Hipertensi menurut

World Health Organization (WHO,2018) merupakan kondisi dimana

vaskular mengalami tekanan darah tinggi (sistolik ≥140 mmHg dan diastolik

≥90 mmHg) yang menetap. Peningkatan tekanan darah di atas nilai normal

dapat membuat jantung bekerja lebih keras (Apriany, 2019). Hipertensi

menjadi salah satu faktor risiko yang berprospek 3 kali lebih besar terkena

Acute Myocardial Infarction (AMI), 6 kali lebih besar terkena Congestive

Heart Failure (CHF), dan 7 kali lebih besar terkena Cerebrovascular

Accident (CVA) (Cheriyan, Eniery & Wilkinson, 2010 dalam Hidayat,

2017).

World Health Organization, (WHO,2015) dalam artikel publikasi

Departemen Kesehatan RI, (2018) menyebutkan di dunia angka kejadian

hipertensi sekitar 1,13 miliar, memprediksi tahun 2025 akan melonjak 1,5

miliar penderita hipertensi dan 9,4 juta meninggal karena hipertensi dan
komplikasinya. Potret kesehatan Indonesia dilihat dari hasil Riset Kesehatan

Dasar, (2018) menginformasikan hipertensi berada di rangking pertama

dengan prevalensi 34,1% di tahun 2018. Sedangkan angka kejadian

hipertensi di Jawa Timur tahun 2018, masuk diurutan keenam dengan

jumlah 36,6%. Profil Kesehatan Kabupaten Trenggalek, (2017)

memaparkan angka hipertensi sebesar 14.707 jiwa terbagi menjadi 5.374

laki-laki dan 9.333 perempuan. Dari data UPTD (Unit Pelaksana Teknis

Daerah) Puskesmas Gandusari berdasarkan survey Keluarga Sehat,

hipertensi di Desa Sukorejo tahun 2017 berada diurutan pertama dari 11

desa, sejumlah 1.630 jiwa (798 laki–laki dan 832 perempuan). Populasi

wanita penderita hipertensi di Dusun Tugu Desa Sukorejo sejumlah 212

jiwa. Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 4 Februari 2021 pada 10

wanita berusia 30-45 tahun yang dilakukan di RT 26 RW 13 Dusun Tugu

melalui wawancara dan observasi didapatkan hasil dari 10 wanita yang

dilakukan pengukuran tekanan darah, 8 wanita memiliki tekanan darah yang

tinggi, sistole >140 mmHg diastole >90 mmHg. 6 orang dari 8 wanita

mengeluhkan nyeri pada bagian kepala. 4 wanita mengatakan nyeri seperti

tertusuk benda tajam, dan 2 wanita mengatakan nyeri seperti tertimpa benda

berat. Observasi skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)

pada 6 wanita hipertensi didapatkan 2 orang berada pada skala 3 (nyeri

ringan) dan 4 orang berada pada skala 4 - 5 (nyeri sedang). Nyeri muncul

secara tiba-tiba serta tidak menetap. Dengan adanya nyeri kepala ini

membuat aktivitas penderita terganggu.


Gejala umum yang dialami penderita hipertensi antara lain nyeri kepala,

epitaksis, pusing dan tinnitus yang berhubungan dengan naiknya tekanan

darah (Tambayong, 2017). Gejala yang sering muncul pada penderita

hipertensi salah satunya adalah nyeri kepala. Nyeri kepala timbul mulai 30

menit sampai dengan 1 jam, karena peningkatan tekanan intrakranial

diklasifikasikan dalam nyeri akut (Doenges, 2010; Guyton & Hall, 2012).

Nyeri akut menurut buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3

bulan (PPNI, 2017). Mekanisme nyeri kepala disebabkan oleh rusaknya

vaskularisasi, yang dicetuskan dari peningkatan tekanan darah (hipertensi).

Hal ini berdampak pada seluruh pembuluh perifer. Perubahan struktur

dalam pembuluh arteri-arteri kecil dan arteriola mampu menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah (vasokontriksi). Apabila pembuluh darah

vasokontriksi maka aliran darah pada pembuluh arteri akan terganggu.

Jaringan yang terganggu ini berdampak pada penurunan kadar oksigen dan

peningkatan karbondioksida, sehingga terjadi proses metabolisme anaerob

dalam tubuh yang meningkatkan asam laktat dan menstimulasi peka nyeri

kapiler pada serebral (Price dan Wilson, 2006 dalam Rahayu, 2020).

Kondisi ini pada akhirnya akan menimbulkan ketidaknyamanan (Uliyah &

Hidayat, 2019).

Ketidaknyamanan karena nyeri akut pada penderita hipertensi dapat

diminimalkan dengan terapi nonfarmakologis (Mayrani & Hartati, 2013).


Terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan yaitu “kombinasi murottal

Ali-‘Imran dan slow deep breathing”. Terapi ini didalamnya terdapat doa

(seruan bersabar, bersyukur, tawakal, bertakwa, ketauhidan pada ayat 130-

160) dengan diakhiri melakukan slow deep breathing dapat memberikan

tiga manfaat diantaranya: aspek relaksasi (ketenangan dan perasaan rileks),

aspek exercise (getaran ritmis pada otot melancarkan vaskularisasi sistemik

dan meningkatan sekresi opiad endogen atau kegembiraan), dan produksi β-

endhorphin yang dapat berperan sebagai analgesik alami untuk mereduksi

nyeri (Guyton & Hall, 2010; Siswantoyo, 2010; Widayati, Dhina & Hayati,

Farida, 2017). Reduksi nyeri sebagai indikator fisiologis tingkat

kenyamanan pada pasien sehingga sejalan dengan teori model keperawatan

Khatarine Kolcaba yakni model comfort for the soul (intervensi

kenyamanan psikologis) yang mana dikatakan kenyamanan apabila lebih

dari tidak adanya nyeri, cemas, dan ketidaknyamanan fisik lainnya pada

pasien (Kolcaba, 2011).

Nyeri Akut dalam SDKI (2017) masuk dalam sub kategori kenyamanan

yaitu rasa sejahtera atau nyaman secara mental, fisik dan sosial, serta dalam

kelas kenyamanan fisik yang diartikan sebagai rasa sejahtera dan atau bebas

dari rasa nyeri. Hal ini tentunya berkaitan dengan teori comfort menurut

Kolcaba, (2013) yang mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan

sebagai suatu kebutuhan akan kenyaman. Intervensi kombinasi murottal

Ali-‘Imran dan slow deep breathing merupakan upaya yang dapat dilakukan

dengan cara memberikan efek relaksasi, dimana fokus pada ketenangan

(psikologis), mengevaluasi perasaan dan sensasi tubuh (fisiologis), yang


mampu menurunkan nyeri sehingga dapat mencapai kenyamanan intervensi

ini. Hal ini sesuai dengan tiga tipe intervensi comfort yaitu teknis tindakan

kenyamanan dengan melakukan manajemen nyeri dengan tujuan membantu

atau mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, coaching untuk

menurukan kecemasan, dan comfort food of the soul meliputi intervensi

yang menjadikan sugesti kenyamanan. Sehingga intervensi ini mencapai

comfort yaitu relief, ease and tanscendence dimana dapat tercapainya

pemenuhan kebutuhan yang spesifik, keadaan yang tenang dan senang.

Teori comfort dari Khatarine Kolcaba ini sangatlah sesuai dengan intervensi

yang peneliti akan berikan untuk mereduksi nyeri kepala pada penderita

hipertensi, sehingga kenyaman klien dapat ditingkatkan. Kenyamanan yakni

lebih dari tidak adanya nyeri, cemas, dan ketidaknyamanan fisik lainnya.

Kolcaba mendefinisikan Comfort sebagai suatu pengalaman yang imediate

yang menjadi sebuah kekuatan melalui keringanan (relief), ketenangan

(ease), dan mengatasi kesulitan klien (transcedence) yang dapat terpenuhi

dalam empat konteks kenyamanan yang meliputi aspek fisik, psikospiritual,

sosial dan lingkungan (Ruddy, 2017). Peningkatan kenyamanan sebagai

sesuatu hasil ilmu perawatan yang merupakan bagian penting dari teori

comfort, apalagi ketika intervensi kenyamanan (kombinasi murottal

Ali-‘Imran dan slow deep breathing) dilakukan secara konsisten dan terus-

menerus, maka secara teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke

arah kenyamanan yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien

akan mencapai kesehatan yang diinginkan dalam mencari kesembuhan.


Hasil penelitian Pradasari, (2020) pada 64 responden menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai pre-test dan post-test pada

tekanan darah responden setelah dilakukan intervensi kombinasi murottal

Ali-‘Imran dan slow deep breathing. Ditunjukkan dengan hasil uji Paired T-

Test p-value TD Sistolik 0.000 dan TD Diastolik 0.000. Selisih mean pretest

TD Sistolik 143.91 dan mean posttest TD Sistolik 125.38. Selisih mean

pretest TD Diastolik 91.69 dan mean posttest TD Diastolik 82.69.

Berdasarkan latar belakang tersebut, pemberian intervensi kombinasi

murottal Ali-‘Imran dan slow deep breathing sangat sesuai dengan teori

model comfort. Sehingga perlu dilakukan Intervensi Kombinasi Murottal

Surah Ali-‘Imran Dan Slow Deep Breathing Terhadap Masalah

Keperawatan Nyeri Akut Penderita Hipertensi Dengan Pendekatan Teori

Model Comfort (Khatarine Kolcaba).

1.2 Rumusan Masalah

Gangguan nyeri kepala (nyeri akut) pada penderita hipertensi dapat

menimbulkan ketidaknyamanan, dan apabila tidak tertangani dapat

mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Upaya penatalaksanaan nyeri

kepala bisa menggunakan Intervensi Kombinasi Murottal Ali-‘Imran Dan

Slow Deep Breathing sebagai terapi relaksasi yang meningkatkan sekresi β-

endorphin (analgesik alami) mereduksi nyeri dan menurunkan tekanan

darah. Sesuai dengan teori comfort (Khatarine Kolcaba) yakni ketika

intervensi kenyamanan dilakukan secara konsisten dan terus-menerus, maka

secara teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah


kenyamanan yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya pasien

akan mencapai kesehatan yang diinginkan dalam mencari kesembuhan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah:

“Bagaimanakah intervensi aplikasi teknik “Kombinasi Murottal Surah

Ali-‘Imran Dan Slow Deep Breathing Terhadap Masalah Keperawatan

Nyeri Akut Penderita Hipertensi Dengan Pendekatan Teori Model Comfort

(Khatarine Kolcaba) Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa Sukorejo Kec.

Gandusari – Trenggalek ?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas intervensi teknik “Kombinasi murottal surah

Ali-‘Imran dan slow deep breathing terhadap masalah keperawatan

nyeri akut penderita hipertensi dengan pendekatan teori model

Comfort (Khatarine Kolcaba) Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa

Sukorejo Kec. Gandusari – Trenggalek ?”

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi asuhan keperawatan kasus 1 dengan

intervensi kombinasi murottal surah Ali-‘Imran dan slow deep

breathing terhadap masalah keperawatan nyeri akut penderita

hipertensi dengan pendekatan teori model Comfort (Khatarine

Kolcaba) Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa Sukorejo Kec.

Gandusari – Trenggalek.
1.3.2.2 Mengidentifikasi asuhan keperawatan kasus 2 dengan

intervensi kombinasi murottal surah Ali-‘Imran dan slow deep

breathing terhadap masalah keseperawatan nyeri akut

penderita hipertensi dengan pendekatan teori model Comfort

(Khatarine Kolcaba) Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu Desa

Sukorejo Kec. Gandusari – Trenggalek.

1.3.2.3 Menganalisis perbandingan intervensi kombinasi murottal

surah Ali-‘Imran dan slow deep breathing pada kasus 1 dan

kasus 2 terhadap masalah keperawatan nyeri kepala (nyeri

akut) penderita hipertensi dengan pendekatan teori model

Comfort (Khatarine Kolcaba) Di RT 26 RW 13 Dusun Tugu

Desa Sukorejo Kec. Gandusari – Trenggalek.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Pelayanan Keperawatan

Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan keilmuan tentang

intervensi untuk menurunkan sensasi nyeri kepala (nyeri akut) pada

penderita hipertensi dengan menggunakan teori model keperawatan

Comfort (Khatarine Kolcaba).

1.4.2 Bagi mahasiswa

Sebagai tambahan ilmu bagi mahasiswa dalam memperdalam

pemahaman tentang pemberian intervensi untuk menurunkan sensasi

nyeri kepala (nyeri akut) pada penderita hipertensi dengan

menggunakan teori model keperawatan Comfort (Khatarine Kolcaba).

1.4.3 Bagi pasien


Sebagai sarana untuk menambah informasi dan wawasan tentang cara

menurunkan sensasi nyeri kepala pada penderita hipertensi dengan

menggunakan teori model keperawatan Comfort (Khatarine Kolcaba).

Anda mungkin juga menyukai