Anda di halaman 1dari 5

RMK MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

MENGEMBANGKAN PRANGKAT ORGANISASI DAN UMKM

KELOMPOK 2

Ni putu Eka Aprelia Dewi (1932121536)


Putri Regina Rahma Sari (202032121374)
Ni Kadek Megi Dwi Artini (202032121391)
Luh Komang Wahyu Trinanda Dini Putri (202032121385)
I Gede Santya Wibawa (202032121414)
I Gusti Komang Teguh Prayoga (202032121406)
Ida Bagus Gede Arjun Putra Manuaba (202032121373)
I Nyoman Tri Bayu Artha Wijaya (202032121405)
I Gede Agung Merta Sahadewa (202032121408)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kriteria Keberhasilan Koperasi

Kriteria Keberhasilan Koperasi menurut Sitio dan Tamba (2001) berupa:


a. Mempunyai tujuan yaitu mensejahterahkan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
b. Diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna
sangat luas dan juga sangat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang
dapat berbeda satu sama lain.
c. Mudah diukur dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
anggotanya, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui
koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih mudah diukur. Sedangkan
menurut (Kartasapoetra, Bambang, Setiady, 1998) kriteria keberhasilan usaha adalah sebagai
berikut:
a. Setiap anggotanya selalu tertarik atau selalu mempunyai gairah terhadap koperasinya, yaitu
dengan mewujudkan suatu iklim yang dapat membangkitkan perasaan para anggotanya
bahwa ko perasi miliknya yang harus dipelihara, dibina, dipupuk, dikembangkan, dan
dipertahankan agar dapat meningkatkan usaha - usahanya sehingga berkemampuan
meningkatkan kesejahteraan hidup para anggotanya.

b. Program kerja yang disusun oleh pengurus berdasarkan kebijaksanaan atau kemufakatan
yang lahir dari hasil musyawarah para pemilik koperasi tersebut, merupakan program kerja
yang dapat dijalankan oleh apara anggotnya dengan penuh kesukaan hati, penuh kegairahan,
sehingga sasaran – sasarannya dapat tercapai dengan penuh keberhasilan.

Aspek dalam Manajemen Koperasi


1. Aspek kelembagaan
Aspek kelembagaan dalam manajemen koperasi meliputi struktur organisasi, lingkup
operasional, pembagian kewenangan, peraturan organisasi, sistem penggajian, dan lain-lain.
Struktur organisasi merupakan kerangka utama yang menentukan bagaimana koperasi akan
dikelola dengan efektif dan efisien. Peraturan organisasi yang diatur oleh pengurus koperasi
dan berlaku untuk anggota membantu menjaga agar Koperasi dapat beroperasi dengan aman
dan efektif. Lingkup operasional koperasi juga penting untuk menentukan produk dan
layanan yang tersedia untuk anggota. Sistem penggajian juga penting untuk memastikan
bahwa anggota koperasi dapat mendapatkan imbalan yang adil atas tanggung jawab mereka.
2. Aspek pemasaran

Aspek pemasaran dalam manajemen koperasi mencakup strategi pemasaran, anggaran


pemasaran, perencanaan promosi, dan pengembangan produk. Strategi pemasaran koperasi
harus dikembangkan untuk menarik dan mempertahankan anggota baru. Anggaran pemasaran
harus direncanakan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa koperasi memiliki cukup dana
untuk berpromosi dengan efektif.Perencanaan promosi yang tepat diperlukan untuk
memastikan bahwa produk dan layanan koperasi dapat disampaikan kepada anggota dan
masyarakat umum. Pengembangan produk juga penting untuk memastikan bahwa produk
yang ditawarkan koperasi tersedia untuk memenuhi kebutuhan anggota.
3. Aspek keuangan
Aspek keuangan dalam manajemen koperasi meliputi anggaran pendapatan,
pengeluaran, perencanaan anggaran, pengawasan keuangan, pengembangan investasi, dan
perlindungan aset. Anggaran pendapatan dan pengeluaran harus direncanakan dengan hati-
hati untuk memastikan bahwa koperasi memiliki cukup dana untuk beroperasi dengan efektif.
Perencanaan anggaran juga penting untuk memastikan bahwa dana yang dimiliki koperasi
digunakan dengan bijak. Pengawasan keuangan juga penting untuk memastikan bahwa dana
koperasi dipantau secara ketat dan digunakan dengan efektif. Pengembangan investasi
penting untuk memastikan bahwa koperasi dapat tumbuh secara finansial. Perlindungan aset
juga penting untuk memastikan bahwa aset koperasi dilindungi dari kerugian.
Penggunaan software akuntansi untuk koperasi dapat meningkatkan efisiensi dalam proses
pengelolaan keuangan.Di mana software tersebut akan mampu secara otomatis melakukan
pencatatan transaksi, menghitung dan melacak saldo keuangan, serta menyajikan informasi
keuangan dengan cepat dan akurat.

Asas dan Tujuan UMKM


Setelah kita paham apa itu UMKM, selanjutnya kita akan mengulas lebih lanjut
mengenai apa saja asas dan tujuan usaha mikro, kecil dan menengah menurut Undang-
undang No. 20 tahun 2008.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan:
• kekeluargaan;
• demokrasi ekonomi;
• kebersamaan;
• efisiensi berkeadilan;
• berkelanjutan;
• berwawasan lingkungan;
• kemandirian;
• keseimbangan kemajuan; dan
• kesatuan ekonomi nasional.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan
Prinsip dan Tujuan UMKM
Prinsip pemberdayaan
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2008 dijelaskan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar
sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu.
Tujuan Pemberdayaan
Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:
1. a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
2. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

3. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
rakyat dari kemiskinan.

Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), pengertian UMKM adalah sebagai berikut :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini, yaitu dengan jumlah aset maksimal Rp. 50.000.000, – (Lima Puluh Juta Rupiah) dan
jumlah omzet maksimal Rp. 300.000.000, – (Tiga Ratus Juta Rupiah).
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, yaitu jumlah aset maksimal > Rp.
50.000.000, – (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai Rp. 500.000.000, – (Lima Ratus Juta
Rupiah) dan jumlah omzet maksimal > Rp. 300.000.000, – (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai
Rp. 2.500.000.000, – (Dua Milyar Lima Ratus Juta Rupiah).

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, yaitu jumlah aset
maksimal > Rp. 500.000.000, – (Lima Ratus Juta Rupiah) sampai Rp. 10.000.000.000, –
(Sepuluh Milyar Rupiah) dan jumlah omzet maksimal > Rp. 2.500.000.000, – (Dua Milyar
Lima Ratus Juta Rupiah) sampai Rp. 50.000.000.000, – (Lima Puluh Milyar Rupiah).

Anda mungkin juga menyukai