Akhir-akhir ini kita juga mendengar dan membaca berita mengenai kasus kekerasan
dampak pada kondisi psikologis dan apabila tidak mendapatkan bantuan, pertolongan,
dan pendampingan psikologis dapat berujung pada munculnya gangguan jiwa seperti
cemas, depresi, bipolar, psikotik dan gangguan kepribadian. Beberapa berita tentang
kekerasan seksual lain yang terjadi di berbagai tempat menunjukkan bahwa saat ini
Mari kita kenali gejala-gejala masalah psikologis yang muncul pada korban kekerasan
seksual, yaitu :
1) Gejala fisik
Sakit kepala, jantung berdebar, napas sesak dan pendek, perut nyeri, dan otot tegang.
2) Gejala emosi
Cemas, marah, sedih, frustrasi, merasa sendiri, merasa dikucilkan dan sepi.
3) Gejala perilaku
Pola makan dan tidur terganggu, malas bergerak, agresif, sering menunda pekerjaan.
4) Gejala kognitif
Sulit fokus, kurang konsentrasi, mudah lupa, sulit membuat keputusan, pikiran
berulang.
Korban Kekerasan Seksual akan mengalami dua fase masalah psikologis, yaitu
1. Fase Akut
Fase ini terjadi segera setelah kejadian kekerasan seksual sampai 2-3 minggu. Pada
fase ini korban mengalami kekacauan perilaku dan pikiran. Gejala emosional yang kuat
dialami oleh korban yaitu menangis, senyum dan tertawa tanpa sebab yang jelas,
terlihat tenang dan terkontrol, seperti tidak terjadi apa-apa, afek datar, marah,
Reaksi akut di atas muncul karena ketakutan akan cedera fisik, keamanan dan
kematian. Setelah ybs. merasa aman, maka akan muncul berbagai gejala lain
yaitu: mood swing (kadang senang, kadang sedih), merasa terhina, harga diri rendah,
malu, rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya, merasa tidak
punya harapan, marah, ingin balas dendam, dan takut kejadian terulang.
1) Adaptif
Korban bisa kembali beradaptasi dengan keadaan, serta kembali berfungsi dan
produktif.
2) Maladaptif
Korban tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan, gejala pada fase akut menetap,
muncul berbagai gejala psikologis yang dapat mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-
hari.
2) Depresi
3) Ansietas (kecemasan)
4) Psikotik (gangguan dalam menilai realitas, ditandai dengan adanya halusinasi dan
delusi/waham)
Apabila masalah/gangguan jiwa yang dialami oleh korban kekerasan seksual tidak
bunuh diri. Seorang yang melakukan bunuh diri/mencoba bunuh diri sebenarnya tidak
penderitaan/konflik yang dialaminya cepat berakhir. Hanya sayangnya bunuh diri yang
menjadi pilihan karena seolah tidak ada bantuan lain yang bisa diharapkan. Ada
beberapa tanda dan gejala bunuh diri yang perlu diketahui agar bisa melakukan
• Membuat rencana untuk bunuh diri seperti melihat website mengenai cara bunuh diri,
• Perubahan mood yang ekstrim, dari sangat sedih menjadi sangat tenang dan sangat
gembira
• Melepaskan posisi yang penting dalam pekerjaan, berhenti kuliah/bekerja
Penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan oleh orang yang mengalami
kekerasan seksual agar bisa cepat pulih. Harapan untuk pulih cukup besar apabila
Kesehatan jiwa korban kekerasan seksual menjadi prioritas penanganan kasus ini.
Setiap laporan kejadian kekerasan seksual perlu direspons segera agar kesehatan jiwa
2) Psikofarmaka, yaitu obat anti depresan, anti ansietas, anti psikotik, mood stabilizer
3) Rehabilitasi psikososial
4) Transcranial Magnetic Stimulation, Neurofeedback
Referensi :
psychiatric symptoms and diagnoses using the Child and Adolescent Psychiatric