Anda di halaman 1dari 13

M A S A L A H K E G AWAT D A R U R ATA N

P S I K I AT R I A K I B AT T E N TA M E N
SUICIDE DAN RESPON
P S I K O L O G I S D A R U R AT A K I B AT
BENCANA
OLEH:
1. NUR HARYATI
2. ANISA AGUS
3. PUTRI FEBRIANA
4. SRI WAHYU LESTARI
5. SALSABILA MORRISKA
KEGAWADARURATAN
PSIKIATRI

• Kegawatdaruratan psikiatri adalah tiap gangguan pada pikiran,


perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan intervensi
terapeutik segera.

• Kondisi psikiatrik yang membutuhkan intervensi/ terapi segera


dan intensif agar tidak mengancam keselamatan jiwa penderita,
limgkungan atau memperparah penyakit yang diderita
Tentamen Suicidum/ Percobaan
Bunuh Diri

• Tentamen Suicidum merupakan kematian yg diniatkan dan dilakukan


oleh seseorang terhadap dirinya sendiri. ada macam-macam
pembagian bunuh diri dan percobaan bunuh diri menurut emile
durkheim yaitu

• segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri


dalam waktu singkat.
Dari segi Psiki atri k

usaha seseorang untuk mengatasi masalah hidupnya,


bukan permusuhan diri, akan tetapi untuk menyelesaikan
frustasi/konfliknya, menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan/ pernyataan marah dan gelisah dengan
tujuan mendapatkan keadaan tidur tenang dan damai
Faktor Resiko
1 Jenis kelamin 2 Pekerjaan

3 Status perkawinan 4 Psikopatologi

5 Pendidikan 6 Bangsa

7 Budaya 4 Status Sosial


MENGENALI PASIEN YANG BERPOTENSI
BUNUH DIRI
Kemungkinan bunuh diri dapat terjadi apabila :

1. Pasien pernah mencoba bunuh diri


2. Keinginan bunuh diri dinyatakan secra terang-terangan maupun tidak, atau berupa
ancaman
3. Secara obj terlihat adanya mood yg depresif atau cemas
baru mengalami kehilangan yang bermakna (pasangan, pekerjaan, harga diri, dll)
4. Perubahan perilaku yang tdk terduga seperti : menyampaikan pesan-pesan,
pembicaraan serius dan mendalam dengan kerabat, membagi-bagikan
harta/barang miliknya
5. Perubahan sikap yang mendadak seperti : tiba-tiba gembira, marah/menarik diri
Panduan Wawancara & Psikoterapi
Pada waktu wawancara pasien mungkin spontan menjelaskan adanya bunuh diri, bila tidak
tanyakan langsung.

Mulailah dengan menanyakan:

1. Ap akah anda pernah merasa bahwa lebih baik kalau anda mati saja?

2. Tanyakan isi pikiran pasien:

3. Berapa sering pikiran ini muncul?

4. Apakah pikiran tentang bunuh diri ini meningkat

5. Selidiki:

- Apakah mereka sudah mengambill aktif misalnya mengumpulkan obat?

- Apakah pasien bisa mendapatkan alat dan cara untuk melakukan rencana bunuh dirinya?
Adanya Bahaya
Suicide dapat
diketahui, Menurut 2. Tanda-tanda Bahaya
Solomon: a. Pernah mencoba bunuh diri
b. Penyakit kronik (depresi akibat penyakitnya)
1. Tanda-tanda Resiko Berat
c. Ketergantungan obat atau alcohol
a. Keinginan mati yang sungguh-
d. Hipokondrioasis: keluhan fisik yang menetap dan
sungguh, pernyataan ingin mati
bermacam-macam tanpa penyebab organic
berulang-ulang
(depresi)
b. Adanya depresi dengan rasa
e. Bertambahnya umur: hidup dirasa tidak berguna
salah dan dosa terutama
f. Pengasingan diri: masyarakat tidak dapat lagi
terhadap orang-orang telah mati
menolong dan mengatasi depresi yang berat
c. Adanya gangguan psikosis
g. Kebangkrutan kekayaan: individu tanpa teman,
terutama yang implusif, curiga,
uang, pekerjaan, masa depan,harapan.
ketakutan, panik.
h. Catatan riwayat bunuh diri
d. Halusinasi perintah untuk bunuh
diri
Evaluasi dan Penatalaksanaan
1. Pertolongan pertama biasa dilakukan secara darurat dikamar pertolongan
darurat dirumah sakit, dibagian penyakit dalam atau bedah.
2. Jika keracunan/luka-luka sudah teratasi, baru evaluasi psikiatrik
3. Ketika sedang mengevaluasi pasien dengan kecenderungan bunuh diri,
jangan tinggalkan mereka diruang sendirian
4. Singkirkan benda-dapat yang dapat membahayakan
5. Buat penilaian apakah itu direncanakan atau dilakukan secara impulsive
6. Penatalaksanaan tergantung dari diagnosis yang ditegakkan
7. Rawat inap jangka panjang diperlukan bagi pasien yang cenderung dan
mempunyai kebiasaan melukai diri sendiri serta parasuicides.
Terapi Psikofarmaka

a. Seorang yang sedang dalam krisis karena baru ditinggal mati biasanya akan
berfungsi lebih baik setelah mendapatkan tranquilizer ringan, terutama bila
tidurnya terganggu
b. Obat pilihannya adalah golongan benzodiazepine, misalnya lorazepam 3x1
mg hari selama 2 minggu
c. Jangan memberikan obat dalam jumlah banyak sekaligus terhadap pasien
dan pasien harus control dalam beberapa hari.
RESPON PSIKOLOGIS PADA
BENCANA
1. Predisaster : situasi normal, belum terjadi bencana. Dengan atau tanpa
peringatan dini, bisa ada persiapan menghadapi bencana yang terjadi.

2. Impact/inventory : Ketika bencana terjadi, ada bantuan dari orang lain


untuk menolong dirinya sehingga individu merasa diperhatikandan ada
semangat menata Kembali kehidupannya.

3. Heroik : pada fase pertama dan berikutnya, orang merasa terpanggil


untuk melakukan aksi heroic seperti menyelamatkan nyawa dan harta
orang lain.
4. Honeymoon : Biasanya 1 minggu – 6 bulan setelah bencana. Untuk yang
terkena langsung biasanya ada strong sense akan bahaya lain. Situasi
katastropik. Komunitas biasanya ada kohesi dan kerjasama untuk pulih. Bantuan
biasanya sudah berj alan lancar, ada harapan yang tinggi untuk cepat pulih. Emosi
yang muncul biasanya rasa syukur dan harapan harapan.

5. Disillusionment : Biasanya di alami selama 2 bulan – 2 tahun setelah bencana


terjadi. Realita pemulihan sudah ditetapkan. Orang-orang akan merasa kecewa,
frustasi, marah, benci dan sedikit kesal jika terjadi kemunduran dan j anji bantuan
tidak terpenuhi, terlalu sedikit atau terlambat. Lembaga bantuan dan relawan
mulai hilang, kelompok masyarakat lokal mulai melemah.

6. Reconstruction : Biasanya berlangsung selama bertahun-tahun setelah


bencana. Mereka yang bertahan mempunyai fokus perhatian pada membangun
kembali rumahnya, bisnis, ladang dan kehidupannya. Muncul bangunan-bangunan
baru, perkembangan program-program kemampuan individu untuk membangun
kembali.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai