Anda di halaman 1dari 12

PARAGRAF DALAM BAHASA INDONESIA

“Penalaran dalam Menarik Simpulan”

Oleh
Dr. Misnawati, S.Pd., M.Pd.

Email: misnawati.sutardi@gmail.com
HP: 085249289997
Palangka Raya, 27 Agustus 2023
Sudahkah Anda bahagia hari ini?
Metode penalaran: Induksi
dan Deduksi

A. Metode Induktif (generalisasi,


analogi, dan sebab akibat)

Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran


yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasil pengamatan empirik dan berakhir pada
suatu simpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.

Contoh kasus: Ani bersekolah dengan memakai


seragam merah putih karena masih SD, Anton
Bersekolah dengan memakai seragam merah
putih karena dia masih SD. Simpulan: semua
siswa yang masih SD memakai seragam merah
putih saat bersekolah.
B. Metode Deduktif (Silogisme dan Entimem)

Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran


yang berpangkal pada suatu peristiwa umum,
yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini,
dan berakhir pada suatu simpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Contoh penalaran induktif
kerbau termasuk jenis hewan dan punya mata
anjing termasuk jenis hewan dan punya mata
kucing termasuk jenis hewan dan punya mata
Simpulan: setiap hewan punya mata
Penalaran Induktif dan Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil
simpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai
dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis
yang diangkat benar dan cara penarikan simpulannya sah, simpulannya belum tentu benar. Tetapi simpulan
tersebut mempunyai peluang untuk benar.
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian
premis yang diangkat, untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik. Penalaran induktif ini mengangkat satu kasus untuk ditarik dalam simpulan
umumnya. Contohnya kurang banyak. Meski penalaran induktif sudah kuat dengan
contoh yang banyak, simpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan
keabsahannya.
Berbeda dengan penalaran Deduktif, penalaran deduktif adalah menarik
simpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika premis benar dan cara
penarikan simpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil simpulannya benar.
jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran
deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori
himpunan dan bilangan.
Contoh penalaran deduktif
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
- anjing punya mata
Kesalahan Penalaran
Salah nalar dapat terjadi dalam proses
berpikir untuk mengambil keputusan. Hal
ini terjadi karena ada kesalahan pada cara
penarikan simpulan. Salah nalar lebih dari
kesalahan karena gagasan, struktur
kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa
a. kesalahan karena generalisasi yang
terlalu luas
b. kesalahan analogi
b. kesalahan penilaian hubungan
sebab akibat

2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan


karena:
a. kesalahan karena premis mayor
tidak dibatasi
b. kesalahan karena adanya term
keempat
c. kesalahan karena simpulan terlalu
luas/tidak dibatasi
d. kesalahan karena adanya 2 premis
negatif
Ciri-Ciri Penalaran

1. dilakukan dengan
sadar
2. didasarkan atas
sesuatu yang
sudah diketahui
3. Sistematis
4. terarah, bertujuan
5. menghasilkan
simpulan berupa
pengetahuan,
keputusan atau sikap
yang baru
6. sadar tujuan
7. premis berupa
pengalaman atau
pengetahuan, bahkan
teori yang telah
diperoleh
8. pola pemikiran
tertentu
9. sifat empiris rasional

Anda mungkin juga menyukai