Anda di halaman 1dari 3

Bung Hatta Sang Bapak Koperasi Indonesia

Sri Devi Okta Viani (4623009)


deviokta@gmail.com

Bukittinggi (UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK Bukittinggi Sosiologi Agama)

Bapak Koperasi Indonesia adalah Mohammad Hatta atau yang kerap dikenal dengan
sapaan Bung Hatta. Selain merupakan salah satu tokoh proklamator kemerdekaan, sosoknya
juga dikenal sebagai salah satu pendorong gerakan koperasi di Indonesia. Menurut situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Mohammad Hatta lahir pada 11
Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Hatta merupakan anak kedua dari pasangan
Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Kakeknya bernama Syekh Abdurrachman atau Syekh
Batu Hampar, seorang ulama besar dan ternama di Sumatera Barat pada masa itu.

Selepas usia remaja, Hatta meninggalkan tanah Minang untuk melanjutkan studi ke
Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia. Pada September 1921, Hatta hijrah ke
Belanda untuk bersekolah di Handels Hogeschool (sekarang namanya Universitas Erasmus
Rotterdam). Di negeri Belanda, Hatta mengenal dan sempat memimpin organisasi pergerakan
yang memiliki cita-cita merdeka dari kolonialisme. Karena aktivitas politiknya itu Hatta
sempat mendekam di ruang tahanan. Tak hanya fokus soal pergerakan, semasa di Eropa pula,
Hatta memperdalam ilmu koperasi. Dia disebut mengunjungi sejumlah negara Skandinavia di
antaranya Denmark demi mencari tahu soal koperasi.

Di bawah pimpinan Hatta, Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda sudah


merumuskan lima prinsip ekonomi. Salah satu di antaranya, "Memajukan koperasi pertanian
dan bank-bank rakyat". Kemudian pada Juli 1932, Hatta kembali ke Tanah Air. Semangatnya
di bidang politik tak memudar bahkan makin berkobar.

Beberapa kali pemerintah kolonial Belanda menangkap lalu mengasingkan Hatta ke


daerah-daerah terpencil. Perjuangan tanpa kenal lelah itu membuahkan hasil. Bersama
Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dia pun
didapuk menjadi Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia mendampingi Presiden
Sukarno.

Meski aktif di politik, Hatta tak melupakan dunia ekonomi. Salah satunya mendorong
gerakan koperasi. Bahkan untuk jasanya itu, Hatta diberi gelar Bapak Koperasi Indonesia
pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung, Jawa Barat tanggal 17 Juli 1953. Sebagai
seorang ahli ekonomi, Mohammad Hatta turut aktif memberi ceramah dan menulis berbagai
artikel bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga berperan mendorong gerakan koperasi di
Indonesia. Saat Hari Koperasi di tahun 1951, Hatta memberikan pidato di RRI yang berbunyi
sebagai berikut, seperti dihimpun catatan redaksi detikcom:

"Apabila kita membuka UUD 45 dan membaca serta menghayati isi pasal 38, maka
nampaklah di sana akan tercantum dua macam kewajiban atas tujuan yang satu. Tujuan ialah
menyelenggarakan kemakmuran rakyat dengan jalan menyusun perekonomian sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Perekonomian sebagai usaha bersama dengan
berdasarkan kekeluargaan adalah koperasi, karena koperasilah yang menyatakan kerja sama
antara mereka yang berusaha sebagai suatu keluarga."

"Di sini tak ada pertentangan antara majikan dan buruh, antara pemimpin dan pekerja.
Segala yang bekerja adalah anggota dari koperasinya, sama-sama bertanggung jawab atas
keselamatan koperasinya itu. Sebagaimana orang sekeluarga bertanggung jawab atas
keselamatan rumah tangganya, demikian pula para anggota koperasi sama-sama bertanggung
jawab atas koperasi mereka. Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak
koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama."

Berkat jasa-jasa dan pemikirannya, pada saat Kongres Koperasi Indonesia di


Bandung, Jawa Barat tanggal 17 Juli 1953, Mohammad Hatta diberi gelar Bapak Koperasi
Indonesia. Selain untuk memperingati berdirinya koperasi di Indonesia, tanggal 12 Juli yang
diperingati sebagai Hari Koperasi juga turut memperingati peran dan jasa Mohammad Hatta
yang banyak berjasa dalam menghidupkan koperasi di Indonesia.

Bung Hatta mengatakan, koperasi juga akan mendidik semangat percaya pada
kekuatan sendiri (self help). Setidaknya, semangat self help ini dibutuhkan untuk
memberantas penyakit inferiority complex warisan kolonialisme. Lebih penting lagi, kata
Bung Hatta, koperasi bisa menempa ekonomi rakyat yang lemah agar menjadi kuat. Koperasi
bisa merasionalkan perekonomian, yakni dengan mempersingkat jalan produksi ke konsumsi.
Bagi Bung Hatta, koperasi merupakan senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan
hidupnya.

Bung Hatta Menulis Sebuah Karya Buku Tentang Koperasi Yang Berjudul
“Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun.” Buku ini menjadi referensi para pejuang
ekonomi kerakyatan dan para tokoh koperasi yang turut meneruskan semangat beliau. Dalam
buku ini, beliau membangun sebuah konsep falsafah ekonomi berbasis koperasi sekaligus
bagaimana penerapan koperasi secara konkret. Buku ini juga menceritakan bagaimana
landasan perkoperasian masuk ke dalam konstitusi negara kita, yakni juga melalui upaya
beliau yang mengajukan beberapa poin yang pada akhirnya berbuah menjadi UUD 1945
Pasal 33 Ayat 1. Pasal ini memuat falsafah perekonomian Indonesia yang berasaskan
kekeluargaan, hingga pada akhirnya melahirkan sebuah konsep Koperasi Indonesia.

Buku tersebut adalah bentuk harapan beliau terhadap masa depan perekonomian
Indonesia. Melalui buku tersebut, Bung Hatta menawarkan sebuah jalan untuk mencapai
kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa kecuali. Yakni melalui koperasi yang
menjadi penggerak utama perekonomian rakyat. Bagi beliau, koperasi mampu memajukan
negara ini dalam berbagai aspek, mulai dari ekonomi, sosial, hingga aspek politik. Semua visi
misi dan konsep ekonomi kerakyatan serta landasan filosofis koperasi tertuang secara rapi
dikemas dalam buku ini.
Daftar Pustaka

Abbas, Anwar. Bung Hatta dan Ekonomi Islam. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara,2010.

Swasono, Sri, Edi. Bung Hatta Bapak Kedaulatan Rakyat Memperingati Satu Abad
Bung Hatta.Jakarta: Yayasan Hatta,2002.

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/813/bung-hatta-sang-bapak-koperasi-
indonesia

https://kopma.ugm.ac.id/2021/11/05/mengulas-tulisan-tulisan-mahakarya-sang-bapak-
koperasi-indonesia/

https://historia.id/ekonomi/articles/bung-hatta-dan-koperasi-P4n15

Anda mungkin juga menyukai