SEKARANG
Lalu, pada tahun 1908, Boedi Oetomo turun tangan untuk membantu mengembangkan
koperasi di Indonesia, yaitu jenisnya koperasi konsumsi (rumah tangga) guna
meningkatkan kecerdasan rakyat dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Hal ini dipelopori oleh Dr. Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo.
Tahun 1911, selain Boedi Oetomo, Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh H.
Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan cita-cita koperasi (jenis
waserda KUD), hal tersebut bertujuan mengimbangi serta menentang politik kolonial
Belanda yang menguntungkan pedagang asing. Namun, pada pelaksanaannya Boedi
Oetomo dan SDI tidak dapat berkembang, bisa disebut juga gagal, karena lemahnya
pengetahuan, pengalaman, kejujuran masyarakat akan koperasi.
Pada tahun 1915, keluarlah undang - undang yang mengatur koperasi, tepatnya 7 April
1915. Undang - undang itu disebut "Verordening op de Cooperative". Undang - undang
ini menyebabkan politik dan ekonomi di Indonesia sulit berkembang, dikarenakan
bersifat sangat keras, dan membatasi gerak koperasi.
Tahun 1915 berlalu, pada tahun 1927, undang - undang koperasi dan peraturan
koperasi diubah kembali serta diperbaiki. Perubahan ini menjadikan koperasi lebih
fleksibel dan menimbulkan semangat untuk mempertahankan serta memperjuangkan
koperasi kembali grow up. Tetapi, masih dalam bayang - bayang serdadu Belanda.
Belanda masih membatasi serta mengontrol pergerakan ekonomi terutama dalam
bidang koperasi.
Tahun 1930, mengenai kasus tersebut dibentuklah bagian urusan koperasi pada
kementrian Dalam Negeri, beliau ialah R.M. Margono Djojohadikusumo.
Tahun 1939 sampai 1940, dibentuk Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam negeri
oleh pemerintah. Indonesia pada tahun tersebut memiliki 656 koperasi, 574 merupakan
koperasi kredit.
Hal ini dimulai dengan dibuatnya UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, yang berbunyi :
"Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan".
Artinya ialah koperasi sebagai suatu wadah usaha yang menjunjung tinggi keadilan
dan musyawarah. Maka dari itu, kedudukan koperasi di Indonesia kembali dipercaya
masyarakat.
Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia), serta diselenggarakan kongres Koperasi 1 di Tasikmalaya. Kongres tersebut
berjalan sukses, dan menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Diatas ialah Koperasi di Tasikmalaya pada zaman dahulu.
Sementara pada kongres kedua, tepatnya 17 Juli 1953, Drs. Moh. Hatta ditetapkan
sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta memang patut dijadikan pedoman,
karena dedikasi dan perhatian yang sangat besar terhadap koperasi. Walaupun beliau
menjabat sebagai Wakil Presiden, beliau tetap menulis berbagai karangan dan buku -
buku ilmiah dibidang ekonomi dan koperasi. Selain itu, Bung Hatta juga aktif
membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita - cita dalam konsepsi
ekonominya. Pikiran - pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan
dalam bukunya yang berjudul "Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun".
*Informasi : Apakah kalian tahu bahwa lambang koperasi sudah dirubah sejak 17
April 2012? Ya.. Lambang Koperasi sudah dirubah. Berikut lambang nya.
Menurut saya, sebuah lambang ialah cerminan penting. Lambang koperasi yang baru
ini kurang sepadan dengan Indonesia. Karena apa? Karena di dalam kandungan
lambang koperasi yang lama, menganut unsur unsur yang penting, dan sangat
berkaitan erat dengan Pancasila. Serta, lambang koperasi yang lama terlihat lebih
GAGAH dibanding lambang koperasi yang baru. Lambang yang baru ini menurut
kabar disesuaikan dengan perkembangan iptek dunia. Tapi menurut saya pribadi,
bolehlah kita ikut perkembangan iptek, tapi tidak harus merubah ciri khas (lambang)
itu segala. Bisa dengan cara lain, misalnya pemberian kredit melalui internet,
pembayaran lewat internet banking. Tidak perlu dengan cara merubah lambang lama
yang mencerminkan pribadi Indonesia.
Sekian tulisan, tugas, serta opini saya mengenai koperasi serta perkembangan koperasi,
kurang lebihnya mohon maaf. Wassalam ....