a. Ongkos. Riset pemasaran bisa menuntut ongkos yang tinggi, sehingga banyak entrepreneur yang menganggap bahwa kegiatan sejenis ini hanyalah layak untuk dilaksanakan oleh perusahaan skala besar. Riset pemasaran tingkat tinggi yang dilaksanakan dengan canggih memang menuntut biaya yang besar, tetapi sebenarnya tersedia teknik-teknik Riset pemasaran sederhana dengan biaya rendah sehingga masih dapat ditanggung oleh perusahaanperusahaan berukuran kecil. b. Kerumitan Pelaksanaan. Kerumitan dalam pelaksanaan Riset pemasaran, terutama yang berkaitan dengan kegiatan berhitung menggunakan teknik-teknik statistik membuat entrepreneur enggan melaksanakannya dan cenderung tidak berminat menggunakannya. c. Keputusan Strategis. Banyak entrepreneur beranggapan bahwa hanya keputusan-keputusan strategis yang sangat menentukan yang perlu didukung oleh pelaksanaan riset pemasaran. Anggapan ini terutama muncul berkaitan dengan permasalahan tingginya ongkos, dan juga kerumitan pelaksanaan riset pemasaran yang telah dibahas sebelumnya: hanya keputusan besar yang pantas didukung dengan biaya yang tinggi, dan kerumitan yang memusingkan. Anggapan semacam ini muncul karena kesalahan pengertian, mengenai ongkos maupun kerumitan. d. Relevansi. Banyak entrepreneur yang beranggapan bahwa informasi yang dikumpulkan melalui riset pemasaran hanya menghasilkan informasi yang sudah mereka ketahui, ataupun jenis informasi yang sebenarnya tidak diperlukan. Riset Pemasaran memang sering kali menghasilkan informasi yang tidak relevan, akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa Riset Pemasaran juga banyak menghasilkan informasi yang bermanfaat. Selain itu, jika informasi yang diperoleh ternyata mengonfirmasi hal-hal yang sebenarnya sudah diketahui oleh para entrepreneur, maka kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman tersebut telah teruji, sehingga para entrepreneur bisa menjadi lebih yakin akan tindakannya. Berbagai hambatan terhadap pelaksanaan Riset Pemasaran menunjukkan bahwa hambatan terhadap penggunaannya, terjadi karena salah pengertian ataupun karena keengganan untuk menanggung biaya pelaksanaan, padahal sebelumnya telah ditunjukkan bahwa riset pemasaran tidak selalu mahal dan bisa sangat bermanfaat. Sumber referensi : Buku Modul EKMA 4370 Hal. 8.14-8.15 2. Ada tiga elemen utama, yakni falsafah, segmentasi pasar, dan perilaku konsumen. a. Falsafah Pemasaran. Tiga jenis falsafah pemasaran biasanya dianut oleh usaha yang relatif baru, yaitu pemasaran yang dikendalikan oleh produksi (production driven), pemasaran yang dikendalikan oleh penjualan (sales driven), dan pemasaran yang dikendalikan oleh konsumen (consumer driven). Falsafah pemasaran yang dikendalikan produksi didasarkan pada anggapan bahwa jika perusahaan mampu melaksanakan kegiatan produksi secara efisien, maka pemikiran mengenai pemasaran bisa ditetapkan kemudian. Produksi mendapat perhatian utama dari perusahaan, sementara perhatian terhadap pemasaran akan mengikuti kondisi yang terjadi pada produksi. Falsafah pemasaran seperti ini biasanya dijalankan oleh usaha baru yang menghasilkan keluaran berteknologi tinggi ataupun berteknologi mutakhir. Falsafah pemasaran yang dikendalikan penjualan berfokus pada penjualan dan iklan, yang dimaksudkan untuk membujuk konsumen agar membeli produk ataupun jasa yang dihasilkan perusahaan. Jika terdapat persediaan produk atau jasa yang berlebihan, maka biasanya falsafah sejenis ini yang digunakan, seperti yang biasanya dianut oleh dealer mobil baru. Falsafah pemasaran yang dikendalikan konsumen biasanya didasarkan pada studi yang berusaha menemukan preferensi, keinginan, dan kebutuhan konsumen, sebelum produksi benar-benar dilaksanakan. Dengan demikian produk atau jasa yang dihasilkan betul-betul disesuaikan dengan konsumen. Dengan demikian, riset pemasaran memegang peran penting untuk lebih memahami, di mana dan siapa yang merupakan pasar bagi perusahaan, dan juga bagaimana strategi yang sesuai untuk memanfaatkan pasar tersebut. Dari ketiga jenis falsafah pemasaran tersebut, pendekatan yang didasarkan pada konsumen biasanya merupakan yang paling efektif. b. Segmentasi Pasar. Segmentasi pasar merupakan proses untuk mengidentifikasikan satu set sifat atau karakteristik yang dapat membedakan sekelompok konsumen dari kelompok konsumen lainnya. Untuk mengidentifikasikan suatu segmen pasar yang spesifik, perlu dilakukan analisis terhadap sejumlah variabel. Dua variabel utama yang bisa menjadi fokus perhatian adalah variabel demografi dan variabel benefit. Variabel demografi mencakup usia, status perkawinan, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, dan berbagai informasi lainnya. Variabel benefit mencoba mengidentifikasikan atau menemukan jenis kebutuhan yang belum terpenuhi di pasar, misalnya harga, kenyamanan, gaya, tren, dsb. tergantung dari usaha apa yang hendak kita jalankan. Apakah yang hendak diusahakan adalah produk ataupun jasa, sangat penting untuk memahami jenis kebutuhan yang belum terpenuhi di segmen pasar yang menjadi sasaran sehingga bisa menjadi dasar untuk menetapkan segmen pasar yang spesifik. c. Perilaku Konsumen (Consumer Behavior). Corak perilaku konsumen dipengaruhi oleh profil atau karakteristik konsumen, terutama yang berkaitan dengan karakteristik pribadi dan karakteristik psikologisnya. Sumber referensi : Buku Modul EKMA 4370 Hal. 8.16-8.18 3. Terdapat tiga jenis faktor utama yang mempengaruhi pilihan falsafah pemasaran yang dianut oleh sebuah perusahaan: a. Tekanan Persaingan Tekanan persaingan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pemilihan falsafah pemasaran dalam sebuah perusahaan. Persaingan yang tinggi dalam industri tertentu dapat mendorong perusahaan untuk mengadopsi pendekatan tertentu dalam pemasaran. Persaingan Tinggi: Dalam industri dengan persaingan yang ketat, perusahaan cenderung menganut falsafah pemasaran yang fokus pada strategi diferensiasi produk atau pelayanan untuk membedakan diri dari pesaing. Persaingan Rendah: Di sisi lain, dalam industri dengan sedikit pesaing, perusahaan mungkin lebih condong pada pemasaran yang berbasis penjualan atau pemasaran langsung.
b. Latar Belakang Pengusaha
Latar belakang, nilai-nilai, dan pandangan dari para pemimpin atau pengusaha di dalam perusahaan juga dapat memengaruhi pilihan falsafah pemasaran. Pengusaha Inovatif: Jika pengusaha memiliki latar belakang inovatif atau orientasi pada risiko, mereka mungkin lebih cenderung mengadopsi pendekatan pemasaran yang berfokus pada inovasi produk atau solusi baru. Pengusaha Konservatif: Sebaliknya, pengusaha dengan latar belakang konservatif mungkin memilih pemasaran yang berbasis pada kestabilan dan keamanan produk yang sudah terbukti.
c. Pandangan Jangka Pendek
Pandangan jangka pendek dalam mengelola bisnis juga dapat mempengaruhi pilihan falsafah pemasaran. Orientasi Jangka Pendek: Perusahaan yang memiliki orientasi jangka pendek cenderung mengutamakan pendekatan pemasaran yang berfokus pada hasil segera, misalnya, pemasaran berbasis penjualan untuk mencapai target jangka pendek. Orientasi Jangka Panjang: Di sisi lain, perusahaan dengan orientasi jangka panjang mungkin lebih memilih strategi pemasaran berbasis hubungan pelanggan dan fokus pada pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Setiap faktor tersebut dapat berpengaruh dalam menentukan pilihan perusahaan dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan situasi dan tujuan perusahaan. Sumber referensi : Buku Modul EKMA 4370 Hal. 8.16-8.17
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda