NIM : 042607333
1. Ada beberapa hambatan bagi perusahaan atau wirausaha kecil dalam melakukan riset
pemasaran? Disertai penjelasan singkat
Terdapat berbagai alasan mengapa keengganan memanfaatkan riset pemasaran ini
muncul, antara lai ongkos yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaannya, kerumitan
dalam pelaksanaannya, dianggap tidak relevan dengan kegiatan, dan juga anggapan
bahwa tingkat kebutuhan akan keputusan Strategis seperti yang dihasilkan oleh riset
pemasaran masih rendah, seperti diuraikan berikut ini.
Ongkos
Riset pemasaran bisa menuntut ongkos yang tinggi, sehingga banyak
entrepreneur yang menganggap bahwa kegiatan sejenis ini hanyalah layak
untuk dilaksanakan oleh perusahaan skala besar. Riset pemasaran tingkat
tinggi yang dilaksanakan dengan canggih memang menuntut biaya yang besar,
tetapi sebenarnya tersedia teknik-teknik Riset pemasaran sederhana dengan
biaya rendah sehingga masih dapat ditanggung oleh perusahaan-perusahaan
berukuran kecil.
Kerumitan Pelaksanaan
Teknik riset pemasaran tertentu menggunakan tahapan sampling, survey, dan
diakhiri dengan analisa statistik. Kerumitan dalam pelaksanaan Riset
pemasaran, terutama yang berkaitan dengan kegiatan berhitung menggunakan
teknik-teknik statistik membuat entrepreneur enggan melaksanakannya dan
cenderung tidak berminat menggunakannya. Perlu disadari bahwa hal yang
sering perlu mendapat perhatian adalah interpretasi terhadap data yang
berhasil diperoleh. Para entrepreneur sebenarnya dapat meminta bantuan dari
pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk merancang dan mengevaluasi
hasil yang diperoleh, seperti dari ahli riset pemasaran ataupun dari para
pengajar di perguruan tinggi.
Keputusan Strategis
Banyak entrepreneur beranggapan bahwa hanya keputusan-keputusan strategis
yang sangat menentukan yang perlu didukung oleh pelaksanaan riset
pemasaran. Anggapan ini terutama muncul berkaitan dengan permasalahan
tingginya ongkos, dan juga kerumitan pelaksanaan riset pemasaran yang telah
dibahas sebelumnya: hanya keputusan besar yang pantas didukung dengan
biaya yang tinggi, dan kerumitan yang memusingkan. Anggapan semacam ini
muncul karena kesalahan pengertian, mengenai ongkos maupun kerumitan.
Sebenarnya, banyak kegiatan entrepreneur dalam aspek pemasaran yang akan
menjadi ringan dan lebih tepat apabila didasarkan pada hasil riset pemasaran,
yang dapat dipandang sebagai kompensasi tingginya ongkos maupun
kerumitan yang harus dihadapi.
Relevansi
Banyak entrepreneur yang beranggapan bahwa informasi yang dikumpulkan
melalui riset pemasaran hanya menghasilkan informasi yang sudah mereka
ketahui, ataupun jenis informasi yang sebenarnya tidak diperlukan. Riset
Pemasaran memang sering kali menghasilkan informasi yang tidak relevan,
akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa Riset Pemasaran juga
banyak menghasilkan informasi yang bermanfaat. Selain itu, jika informasi
yang diperoleh ternyata mengonfirmasi hal-hal yang sebenarnya sudah
diketahui oleh para entrepreneur, maka kondisi ini menunjukkan bahwa
pemahaman tersebut telah teruji, sehingga para entrepreneur bisa menjadi
lebih yakin akan tindakannya. Berbagai hambatan terhadap pelaksanaan Riset
Pemasaran menunjukkan bahwa hambatan terhadap penggunaannya, terjadi
karena salah pengertian ataupun karena keengganan untuk menanggung biaya
pelaksanaan, padahal sebelumnya telah ditunjukkan bahwa riset pemasaran
tidak selalu mahal dan bisa sangat bermanfaat.
2. Pemasaran yang efektif dibangun melalui tiga elemen utama, sebutkan dan jelaskan
(tuliskan sumber bacaan)
Pemasaran yang efektif dibangun melalui tiga elemen utama, yakni falsafah,
segmentasi pasar, dan perilaku konsumen. Sebuah perusahaan baru perlu
mengintegrasikan ketiga elemen tersebut dalam pengembangan konsep pemasaran '
maupun dalam memutuskan pilihan pendekatan yang akan digunakan untuk
menaklukkan pasar. Pendekatan semacam ini akan membantu dalam merumuskan
tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam memasarkan produk ataupun jasa yang
dihasilkan.
1) Falsafah Pemasaran
Tiga jenis falsafah pemasaran biasanya dianut oleh usaha yang relatif baru,
yaitu pemasaran yang dikendalikan oleh produksi (production driven),
pemasaran yang dikendalikan oleh penjualan (sales driven), dan pemasaran
yang dikendalikan oleh konsumen (consumer driven). Falsafah pemasaran
yang dikendalikan produksi didasarkan pada anggapan bahwa jika perusahaan
mampu melaksanakan kegiatan produksi secara efisien, maka pemikiran
mengenai pemasaran bisa ditetapkan kemudian. Produksi mendapat perhatian
utama dari perusahaan, sementara perhatian terhadap pemasaran akan
mengikuti kondisi yangterjadi pada produksi. Falsafah pemasaran seperti ini
biasanya dijalankan oleh usaha baru yang menghasilkan keluaran
berteknologi tinggi ataupun berteknologi mutakhir. Falsafah pemasaran yang
dikendalikan penjualan berfokus pada penjualan dan iklan, yang dimaksudkan
untuk membujuk konsumen agar membeli produk ataupun jasa yang
dihasilkan perusahaan. Jika terdapat persediaan produk atau jasa yang
berlebihan,maka biasanya falsafah sejenis ini yang digunakan, seperti yang
biasanya dianut oleh dealer mobil baru.
2) Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan proses untuk mengidentifikasikan satu set sifat
atau karakteristik yang dapat membedakan sekelompok konsumen dari
kelompok konsumen lainnya. Contohnya, banyak sekali orang gemar
memakan es krum dan pasar es krim dapat disegmentasikan dengan
membedakannya menurut rasa dan harga. Sebagian orang lebih menyukai es
krim mutu tinggi karena rasanya memang lebih enak, sebagian yang lain tidak
mampu membedakan ramuan es krim mutu tinggi dari es krim mutu sedang,
sehingga tidak bersikap (indiferent) terhadap rasa. Harga es krim mutu tinggi
tentu saja lebih mahal, sehingga ukuran pasarnya menjadi lebih kecil
dibanding pasar es krim mutu sedang. Proses segmentasi merupakan tempat
yang kritis bagi perusahaan baru dengan sumber-sumber yang terbatas.
Untuk mengidentifikasikan suatu segmen pasar yang spesifik, perlu dilakukan
analisis terhadap sejumlah variabel, Dua variabel utama yang bisa menjadi
fokus perhatian adalah variabel demografi dan variabel benefit. Variabel
demografi mencakup usia, status perkawinan, jenis kelamin, pekerjaan,
penghasilan, dan berbagai informasi lainnya. Variabel benefit mencoba
mengidentifikasikan atau menemukan jenis kebutuhan yang belum terpenuhi
di pasar, misalnya harga, kenyamanan, gaya, tren, dsb. tergantung dari usaha
apa yang hendak kita jalankan. Apakah yang hendak diusahakan adalah
produk ataupun jasa, sangat penting untuk memahami jenis kebutuhan yang
belum terpenuhi di segmen pasar yang menjadi sasaran sehingga bisa menjadi
dasar untuk menetapkan segmen pasar yang spesifik.