Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT KARTINI KUPANG

JL. Frans Seda No. 17 Telp. 0380 – 830270


KUPANG

KEPUTUSAN
DIREKTUR RS KARTINI KUPANG
NOMOR:142/SK/DIR/VIII/2015

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH

DIREKTUR RS KARTINI KUPANG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Kartini Kupang, maka diperlukan pendekatan untuk memperhatikan
ketepatan lokasi pembedahan, prosedur dan ketepatan pasien
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan lainnya agar tidak
tejadi kesalahan dan mengancam keselamatan pasien;
b. bahwa ketepatan pelayanan bedah merupakan salah satu gugus tugas/
unit pelayanan di RS Kartini Kupang yang harus diterapkan sehingga
mengurangi kesalahan dan mengancam keselamatan pasien;
c. bahwa agar ketepatan pelayanan bedah dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan
Bedahsebagai landasan peningkatan keselamatan pasien;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b
dan c, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. SK PMK 1691/2011 tentang keselamatan pasien RS
3. SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH.

KESATU : Kebijakan pelayanan bedahdi RS KartiniKupang sebagaimana tercantum


dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan kebijakan pelayanan bedahdi RS Kartini


Kupang dilaksanakan oleh Direktur RS Kartini Kupang

KETIGA : Kepala pelayanan sasaran keselamatan pasien wajib mensosialisasikan


keputusan ini ke seluruh karyawan.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : KUPANG
TANGGAL : 01 JUNI 2015

DIREKTURRS KARTINI KUPANG

dr.Andreas N.Fernandez L., Sp.PD


NIK 29111301001
Lampiran

KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH


RS KARTINI KUPANG
NOMOR:142/SK/DIR/VIII/2015

A. Kebijakan Umum
1. Ketepatan pelayanan bedahditerapkan untuk mencegahsalah-lokasi, salah prosedur,
salah-pasien operasi.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit setiap anggota tim harus
menerapkan komunikasi yang adekuat antar anggota tim, melibatkan pasien didalam
penandaan operasi, dan memverifikasi lokasi operasi.
3. Ketepatan tersebut merupakan indikator keselamatan operasi yang harus diperhatikan
dan diterapkan, karna akan berdampak fatal terhadap keselamatan pasien jika tidak
dilaksanakan.

B. Kebijakan Khusus
1. Persiapan sebelum operasi yang meliputi pengukuran tanda-tanda vital, persiapan
cukur dilakukan di ER oleh perawat ER.
2. Penandaan lokasi operasi di RS Kartini menggunakan tanda ‘yes’ pada sisi atas mata
yang akan dioperasi. Penandaan dibuat oleh operator yang akan melakukan tindakan,
dilakukan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai
saat akan diinsisi.
3. Tepat prosedur adalah tahapan verifikasi yang dilakukan sebelum tahapan
pembedahanmenggunakan checklist.
Tahapan verifikasi praoperatif dilakukan dengan :
 Menginformasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur, rencana
operasi, dan risiko operasi
 Mendokumentasikan semua prosedur yaitu prosedur yang lengkap dan rencana
anastesi
 Verifikasi dokumen inform consent untuk mengidentifikasi pasien secara
benar
 Mempersiapkan semua hasil laboratorium yang relevan dan verifikasi identitas
pasien
 Mengecek tanda lokasi yang akan dilakukan pembedahan
 Verifikasi rencana operasi
 Verifikasi prosedur operasi
 Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi
 Verifikasi kesiapan alat
 Tahap sebelum insisi (tahap time out) memungkinkan setiap pertanyaan yang
belum terjawab dan kesimpangsiuran dibereskan. Tahapan ini dilakukan di
tempat tindakan akan dilakukan, tepat sebelum pasien operasi dan melibatkan
seluruh tim operasi.
3. Ketepatan pasien adalah prosedur pemastian ketepatan pasien sebelum dilakukan
tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian identitas pasien
yang akan dilakukan tindakan pembedahan.
Ketepatan pasien dilakukan dengan :
a. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
b. Konfirmasi identitas pasien, dengan menanyakan nama maupun dengan melihat
gelang identitas pasien.
c. Mencocokan identitas tersebut dengan berkas rekam medis pasien
d. Identifikasi pasien dan prosedur sebelum pasien masuk kamar operasi, sebelum
anastesi dan sebelum dilakukan tindakan insisi
e. Pastikan kelengkapan pemeriksaan penunjang yang mendukung
4. Pasien post operasi diterima oleh perawat ER dan pasien diobservasi di ER selama 2
jam. Jika tidak ada keluhan pasien akan dipulangkan oleh dokter jaga ER, sedangkan
bila ada keluhan pasien akan dirawatinapkan.
DITETAPKAN DI : KUPANG
TANGGAL : 01 JUNI 2015

DIREKTURRS KARTINI KUPANG

dr.Andreas N.Fernandez L., Sp.PD


NIK 29111301001

Anda mungkin juga menyukai