Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN EKSTRAK BIJI CHIA

HITAM DAN EKSTRAK BIJI CHIA PUTIH DENGAN


METODE SPEKTROFOMETRI DAN TINJAUANNYA
MENURUT AGAMA ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

ALYA SHOFIYAH
NPM 1102018060

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2021
PERBANDINGAN KADAR PROTEIN EKSTRAK BIJI CHIA
HITAM DAN EKSTRAK BIJI CHIA PUTIH DENGAN
METODE SPEKTROFOMETRI DAN TINJAUANNYA
MENURUT AGAMA ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

ALYA SHOFIYAH
NPM 1102018060

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi dari:


Nama : Alya Shofiyah
NPM : 1102018060
Program Studi : Kedokteran Umum
Universitas : Yarsi
Judul Skripsi : Perbandingan Kadar Protein Ekstrak Biji Chia Hitam dan
Ekstrak Biji Chia Dengan Metode Spektrofotometri dan
Tinjauannya Menurut Agama Islam

Disetujui sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.

Jakarta, 11 Januari 2021

Pembimbing Ilmu Peneliti

Yurika Sandra, dr. M.Biomed Alya Shofiyah


NIK. 531111107175 NPM 1102018060

ii
PERBANDINGAN KADAR PROTEIN EKSTRAK BIJI CHIA
HITAM DAN EKSTRAK BIJI CHIA PUTIH DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN TINJAUANNYA
MENURUT AGAMA ISLAM

Alya Shofiyah1*, Yurika Sandra2, Muhammad Arsyad. 3

1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI
2 Dosen, Departemen Pendidikan, Universitas YARSI
3 Dosen, Departemen Agama Islam, Universitas YARSI

ABSTRAK

Latar Belakang: Pengetahuan adalah suatu hal penting bagi suatu individu yang bisa di
dapatkan melalui panca indera sehingga dapat melakukan tindakan yang dapat
membentuk suatu perilaku yang bermanfaat bagi tubuh salah satunya yaitu perilaku
berjemur. Perilaku berjemur merupakan suatu hal penting yang harus dilakukan secara
berkala karna dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan
terhindar dari penyakit terutama disaat pandemi COVID 19 yang sedang melanda
Indonesia ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
perilaku berjemur selama pandemi COVID 19 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI angkatan 2018.
Metode: Jenis penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional
dan pengumpulan sample menggunakan teknik purposive sampling. Sampel pada
penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2018
yang berjumlah 264 orang.
Hasil: Hasil perhitungan didapatkan dari 164 responden, mahasiswa dengan pengetahuan
berjemur yang baik sebanyak 43 orang (26,2%), sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan berjemur kurang baik sebanyak 121 orang (73,8%). Sedangkan untuk
mahasiswa dengan perilaku berjemur positif sebanyak 64 orang (39,0%), sedangkan
responden yang memiliki perilaku berjemur negatif sebanyak 100 orang (61,0%). Pada
penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku
berjemur dengan nilai p-value 0,936 (>0,05)
Kesimpulan: Baik atau kurang baiknya pengetahuan tentang berjemur tidak menjadi
dasar dalam penilaian perilaku berjemur. Karena berbeda dan padatnya jadwal sehari-hari
responden. Maka dari itu, perlu diperhatikan perilaku berjemur yang baik dan tepat agar
lebih mendapat manfaat dan terhindar dari efek buruk kurang baiknya perilaku berjemur.

Kata Kunci: pengetahuan, perilaku berjemur, mahasiswa

iii
COMPARISON OF PROTEINS LEVELS IN BLACK CHIA
SEEDS EXTRACT AND WHITE CHIA SEED EXTRACT USING
SPECTROPHOTOMETRY METHODS AND ITS REVIEWS
ACCORDING TO ISLAM

Alya Shofiyah1*, Yurika Sandra2, Muhammad Arsyad.3


1
Student of the Faculty of Medicine, YARSI Universitas University
2
Lecturer, Department of Education, YARSI University
3
Lecturer, Department of Islamic Religion, YARSI Universitas University

ABSTRACT

Background: Chia seeds is a grain derived from herbaceous plants that has an
annual life cycle. In recent years, the use of chia seeds has grown rapidly due to
their high nutritional and medicinal value. Studies show chia seeds contain
polysaccharides, essential fatty acids, protein, and antioxidants from the active
components of polyphenols. Chia seeds contain at least 15-25% protein in them.
(Hrnčič et al., 2020). Chia seeds contain protein that is needed by the body as a
building block that is important in the human life cycle to replace and maintain
damaged body cells, reproduction, digesting food and the continuity of metabolic
processes in the body. The protein content in 100 grams of chia seeds is 16.54
grams of protein. This is very good, especially for vegetarians who do not get
protein from animal foods, chia seeds can be an alternative source of additional
protein in the diet. (Unida Nutrition, 2020). Chia seeds of the commercially
available species Salvia hispanica come in a variety of colors. Although they can
be white, gray or black, chia seeds are mostly marketed in two colors namely
black and white. The white color is available in large quantities and is known.
(Knez Hrnčič et al., 2018) According to the Islamic view, chia seeds are halal and
thayyiban foods and seeds that are beneficial to the health of the body because
they are rich in protein.
Method : The type of research used is experimental in vitro research, to measure
and compare the protein content of black chia seeds and white chia seeds with the
uv-vis spectrophotometry method. The sample of this study was 100 grams of
black chia seeds and 100 grams of white chia seeds.
Result : From the results of the study, the protein content in black chia seeds was
7.08%. While the protein content in white chia seeds is 5.852%.
Conclusion : The results showed that the protein content in black chia seeds was
slightly higher than the protein content in white chia seeds. In the view of Islam,
consuming whole grains such as chia seeds can provide many benefits to the body
as written in the Qur'an

Keyword : Chia Seeds, Protein, Spectrophotometry

iv
PENDAHULUAN

Chia (Salvia hispanica L.) adalah biji-bijian yang berasal dari tanaman herba yang
memiliki siklus hidup tahunan. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan biji
chia telah berkembang pesat karena nilai gizi dan obatnya yang tinggi. Chia
dibudidayakan oleh budaya Mesopotamia, tetapi kemudian menghilang selama
berabad-abad hingga pertengahan abad ke-20, Chia mulai digunakan kembali.
Selain memiliki kandungan gizi yang baik, chia seed juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan dan anti mikroba. Studi menunjukkan biji chia mengandung
polisakarida, asam lemak esensial, protein, dan antioksidan dari komponen aktif
polifenol. Di dalam biji chia, setidaknya mengandung 15-25% protein di
dalamnya. (Hrnčič et al., 2020) Biji chia sangat mudah dikonsumsi, jenis biji-
bijian ini dapat diolah bersama bahan makanan seperti sereal, oatmeal, kue, telur
dan juga dapat dicampurkan ke dalam minuman seperti jus, smoothies, dan dapat
juga dimakan begitu saja. Dan saat ini biji chia sangat mudah didapatkan di
hampir semua supermarket di Indonesia. Sehingga biji chia dapat menjadi pilihan
yang tepat untuk digunakan sebagai alternatif suplemen makanan. (Lohanda,
2016)
Biji chia mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat
pembangun yang penting dalam siklus kehidupan manusia untuk mengganti dan
memelihara sel tubuh yang rusak, reproduksi, mencerna makanan dan
kelangsungan proses metabolisme dalam tubuh. Kandungan protein dalam 100 gr
chia seed adalah sebanyak 16,54 gr protein. Hal ini sangat bagus terutama bagi
vegetarian yang tidak mendapatkan protein dari makanan hewani, chia seed dapat
menjadi alternatif sumber protein tambahan dalam makanan. (gizi unida, 2020)
Penggunaan biji chia sebagai bahan pangan dilaporkan aman karena tidak
memiliki efek samping atau alergenitas dan juga memilik sifat fungsional bagi
kesehatan. Dengan demikian, biji chia dan produk turunannya merupakan sumber
yang menjanjikan untuk dikembangkan, misalnya sebagai alternatif makanan
pengganti dalam pengembangan pangan fungsional. (Safari et al., 2016)

1
Biji chia dari spesies Salvia hispanica yang tersedia secara komersial memiliki
warna yang bervariasi. Meskipun mereka bisa berwarna putih, abu-abu atau hitam,
biji chia sebagian besar dipasarkan dalam dua warna yaitu hitam dan putih. Warna
putih tersedia dalam jumlah yang banyak dan dikenal. Peredaran biji chia hitam
dan biji chia putih hampir sama. (Knez Hrnčič et al., 2018)
Menurut pandangan islam, biji chia sebagai makanan yang halal dan thayyiban
dan biji-bijian yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dikarenakan kaya akan
protein sebagaimana firman Allah SWT sebagai bukti atas kebesaran-Nya, di surat
An-Naba ayat 14 – 16 yang berisi tentang , kebesaran Allah SWT menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang berasal dari biji seperti lada, mentimun,
kacang, jagung, padi, dan sebagainya. Biji atau benih yang terkena air akan
tumbuh dua helai daun dari biji tersebut.

16) ‫( َو َج َّناٍت َأْلَفاًفا‬15) ‫( ِلُنْخ ِر َج ِبِه َح ًّبا َو َنَباًتا‬14) ‫َو َأْنَز ْلَنا ِم َن اْلُم ْع ِصَر اِت َم اًء َثَّجاًجا‬

Artinya: “Telah Kami turunkan dari awan air yang bercucuran (14). Karena akan
Kami keluarkan dengan dia biji-biji dan tumbuh-tumbuhan (15). Dan kebun-
kebun yang subur (16).” (QS. An Naba’ (78): 14-16).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk
mengetahui. Perbandingan kadar protein ekstrak biji chia hitam dan ekstrak biji
chia dengan metode spektrofotometri dan tinjauannya menurut agama islam.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif. Rancangan
penelitian dilakukan secara eksperimental in vitro. Kelompok sampel penelitian
ini adalah biji chia hitam dan biji chia putih. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian adalah data primer. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
adalah alat-alat Laboratorium Biokimia di Universitas Yarsi. Analisa Data
dilakukan dengan mengukur perbandingan kadar protein biji chia hitam dengan
kadar protein biji chia putih yang diukur dengan metode spektrofotometri uv vis.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kurva Standar Bovine Serum Albumin
Berdasarkan hasil pengukuran larutan standar Bovine Serum Albumin
untuk penetapan rumus untuk kurva standar, dari 5 kali pengukuran larutan
standar dengan 5 konsentrasi yang berbeda, lalu dihitung nilai absorbansinya dan
dimasukkan ke dalam kurva baku lalu tentukan persamaan linearnya.

Gambar 4.1 Grafik Kurva Baku


Untuk menentukan besarnya konsentrasi sampel, setelah dimasukkan data kurva
standar maka diperoleh nilai:
R2 = 0,9914 b = 0,6189
a = 0,0314
Dengan persamaan linear :
Y = 0,6189x + 0,0314
4.2 Hasil Analisis Kadar Protein Biji Chia Hitam dan Biji Chia Putih
Berdasarkan hasil analisis, kadar protein pada 5 gr sampel biji chia hitam
sebesar 0,354 gr, atau sebesar 0,0708 gr/gr biji chia chia hitam. Dan pada 5 gr
sampel biji chia putih kadar protein yang diperoleh yaitu sebesar 0,293 gr atau
sebesar 0,05852 gr/gr biji chia putih. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan,
protein yang terkandung pada biji chia hitam sebanyak 7,08% dan pada biji chia
putih sebanyak 5,852%. Dari hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa kandungan protein pada biji chia hitam lebih besar dibandingkan biji chia

3
putih. Perbedaan kadar protein pada kedua sampel biji chia ini tidak signifikan,
karena kedua jenis chia ini masih dalam satu varietas. Hanya bentuk fisik yaitu
warna dari varietas biji chia ini yang membedakan keduanya. Penelitian telah
menunjukkan bahwa kandungan nutrisi biji chia tidak berbeda secara signifikan
berdasarkan warna, jadi memilih antara biji chia putih dan hitam adalah pilihan
estetika daripada nutrisi. Seperti pada tabel dibawah ini.

Sampe Absorbansi Rata-rata Kadar Kadar Kadar


l absorbans protein Protei Protei
I II III IV V i (mg/ml n n (%)
) (gr/gr)
Biji 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,937 1,463 0,0585 5,852
chia 7 6 6 8 8 2 %
putih
Biji 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,127 1,770 0,0708 7,08%
chia 7 7 6 7 7 0
hitam

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein biji chia hitam
sedikit lebih tinggi dibandingkan kadar protein pada biji chia putih. Seperti yang
dipaparkan oleh Ullah, mengenai perbedaan kandungan biji chia hitam dan putih.
Kandungan protein dalam biji chia hitam adalah 16,9%. Dalam biji Chia putih
kandungan protein dilaporkan 16,5% (Ullah et al., 2016). Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan Maira (Segura-Campos et al., 2014) didapat kandungan
protein pada biji chia hitam 23,11% dan kandungan protein pada biji chia putih
18,37%. Dari penelitian yang Noshi lakukan dengan cara mengekstraksi minyak
dari biji chia ditemukan kandungan protein pada biji chia putih 16,57% dan hitam
16,57%. (Noshi, 2018). Dapat disimpulkan bahwa kandungan protein pada biji
chia hitam sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada biji
chia putih yang dimana telah sesuai dengan hasil penelitan yang saya lakukan
yakni protein yang terkandung pada biji chia hitam sebanyak 7,08% dan protein
yang terkandung pada biji chia putih sebanyak 5,852%.
Kelebihan dari penelitian yang saya lakukan adalah tahapan-tahapan untuk
menentukan kadar protein dari biji chia ini cukup mudah dilakukan dan

4
sederhana. Namun kekurangannya adalah ketersedian alat-alat yang digunakan
pada penelitian ini tidak banyak di semua tempat ada. Dan juga dikarenakan sifat
chia yang mudah menyerap air sehingga kadar protein pada biji chia dari hasil
metode penelitian yang saya lakukan tidak setinggi kadar protein pada biji chia
dari penelitian lainnya.
Dalam Al-Qur’an menyebutkan Allah SWT menurunkan air hujan kemudian
membasahi dan menyuburkan tanah di bumi. Air hujan menumbuhkan berbagai
jenis tumbuh-tumbuhan yang berasal dari biji dan menghijaukan tumbuhan yang
sudah kering. Tumbuh-tumbuhan tersebut mengahsilkan berbagai jenis buah-
buahan dan biji-bijian yang memiliki banyak khasiat serta memiliku nutrisi yang
tinggi, salah satu contohnya adalah biji chia.
Biji chia merupakan salah satu dari banyaknya tumbuhan yang bermanfaat bagi
kesehatan, yang diturunkan Allah SWT di muka bumi ini. Banyak sekali nilai
manfaat yang bisa kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan namun masih banyak pula
tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar kita yang belum diketahui manfaatnya.
Keberadaan tumbuh-tumbuhan merupakan berkah dan nikmat Allah SWT yang
diberikan kepada seluruh makhluknya. Biji chia yang memiliki banyak nutrisi di
dalamnya, salah satunya terkandung banyak protein.
Protein merupakan komponen penting dari makanan manusia yang dibutuhkan
untuk penggantian jaringan, pasokan energi, dan mempunyai fungsi penting
dalam semua proses biologi. Protein yang diserap oleh tubuh dapat ditemukan
baik dalam bentuk protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari
bahan nabati (hasil tanaman) terutama berasal dari biji-bijian (serealia). Protein
hewani, berasal dari hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein
seperti daging sapi, ayam dan lain-lain.
Selain makanan yang sehat, bernutrisi, dan bergizi, Islam mewajibkan bagi setiap
muslim untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib. Sebagaimana
firman Allah SWT yang menganjurkan kita sebagai umat-Nya untuk memakan
makanan yang baik.
Dalam Al Qur’an, makanan yang baik disebutkan pada surat An Nahl ayat 114 ,
yang berbunyi:

5
114( ‫َفُك ُلو۟ا ِمَّم ا َر َز َقُك ُم ٱُهَّلل َح َٰل اًل َطِّيًبا َو ٱْشُك ُرو۟ا ِنْع َم َت ٱِهَّلل ِإن ُك نُتْم ِإَّياُه َتْعُبُد وَن‬

Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan
Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.” (QS.An Nahl (16): 114).
Kedokteran dan Islam memiliki pandangan yang sama mengenai gizi. Kedokteran
dan Islam berjalan bersama-sama dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia
melalui makanan yang bergizi, halal,dan thoyyib. Sebagai seorang manusia, sudah
seharusnya menerapkan kehidupan yang sehat terutama memperhatikan makanan
apa yang kita konsumsi. Dalam kemajuan teknologi di bidang kesehatan, Islam
mengambil sikap yang tidak hanya mengambil dari Al-Qur’an, tetapi juga sesuai
dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini (Andriyani, 2019).

DISKUSI DAN SARAN

Kadar protein biji chia hitam 7.08% lebih tinggi dibandingkan dengan biji chia
putih. Kadar protein biji chia putih 5.5% lebih rendah dibandingkan dengan biji
chia hitam. Diketahui kadar protein pada biji chia hitam lebih tinggi daripada biji
chia putih yang diukur dengan metode spektrofotometri uv vis. Namun,
perbedaan kadar ini tidak bermakna secara statistik. Menurut pandangan Islam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menumbuhkan biji chia (salvia hispanica)
terbukti sangat bermanfaat sebagai makanan tinggi protein. Protein sangat
bermanfaat untuk manusia yakni sebagai asupan energi bagi tubuh. Maha Kuasa
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan segala sesuatu sangat
bermanfaat bagi manusia.
Kepada masyarakat disarankan untuk mengkonsumsi biji chia, selain dari harga
dan produksi yang murah. Biji chia juga mudah didapatkan dan dapat dikonsumsi
oleh semua umur serta mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi yang
berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

6
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, A. (2019). Kajian Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan
Kesehatan. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(2), 178-198.

Hrnčič MK., Ivanovski M., Cör D. and Knez Ž. (2020) Chia Seeds (Salvia
Hispanica L.): An overview-phytochemical profile,
isolation methods, and application. Molecules, 25 (1).

Lohanda, A. L. (2016). Pemberian Ekstrak Biji Chia (Salvia hispanica) Mencegah


Dislipidemia pada Tikus (Rattus norvegicus) Jantan Wistar Putih yang
diberi Diet Tinggi Kolestrol.99.

Knez Hrnčič, M., Cör, D., & Knez, Ž. (2018). Subcritical extraction of oil from
black and white chia seeds with n-propane and comparison with
conventional techniques.Journal of Supercritical Fluids, 140(June), 182–
187.

Noshi, A. S. (2018). Extracting and diagnosing chia seed (salvia hispanica) oil
and studying its physical and chemical properties and applying it in some
food systems.

Safari, A., Kusnandar, F., & Syamsir, E. (2016). Biji Chia : Karakteristik Gum
dan Potensi Kesehatannya Chia Seeds: Mucilage Characteristic and Its
Health Potential. Pangan, 25(2), 137-146.

Segura-Campos, M. R., Ciau-Solís, N., Rosado-Rubio, G., Chel-Guerrero, L., &


Betancur-Ancona, D. (2014). Physicochemical characterization of chia
seed oil from Yucat, Mexico. Agricultural Sciences, 05(03), 220–226.
Ullah, R., Nadeem, M., Khalique, A., Imran, M., Mehmood, S., Javid, A., &
Hussain, J. (2016). Nutritional and therapeutic perspectives of Chia (Salvia

7
hispanica L.): a review. In Journal of Food Science and Technology (Vol.
53, Issue 4, pp. 1750–1758). Springer India.

Anda mungkin juga menyukai