Ringkasan usulan maksimal 500 kata yang memuat permasalahan, solusi dan target luaran yang akan dicapai sesuai dengan
masing-masing skema pengabdian kepada masyarakat. Ringkasan juga memuat uraian secara cermat dan singkat rencana
kegiatan yang diusulkan.
RINGKASAN
Upaya pencegahan distorsi moral di tengah globalisasi perlu diseimbangkan dengan peran organisasi
masyarakat islam melalui dakwah dan program lain dalam rangka memberikan kontribusi dan
resiliensi kemorosotan moral. Hal tersebut menjadi persoalan krusial, karena moral menyangkut
fondasi karakter generasi yang akan mengemban tanggung jawab masa depan bangsa. Namun
demikian, tidak semua organisasi masyarakat islam telah mencapai tujuan, sebagaimana organisasi
ptonom Desa Trihanggo yang mendapati permasalahan pada bidang tugas pokok dan fungsi,
rendahnya koordinasi, program kerja yang tidak terealisasi, dan tidak adanya inisiasi penerapan TIK
terhadap program dan kegiatan. Tujuan PKM adalah untuk tercapai perbaikan di bidang manajemen
organisasi melalui pembaharuan tupoksi dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Solusi
yang ingin dicapai, yakni melalui sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya
tugas pokok, fungsi, kemudian dilanjutkan focus group discussion untuk membahas koordinasi
program kerja dan keselarasan dari pimpinan pusat, dan majelis. Dilanjutkan, pendampingan
pembaharuan program kerja yang telah disepakati dari koordinasi tersebut. Selanjutnya, melakukan
pelatihan dan pendampingan dari program utama yakni dakwah digital. Target luaran yang akan
dicapai adalah dipublikasikannya hasil pengabdian ini pada jurnal nasional berISSN, publikasi di
media social dan cetak, video program dan kegiatan disertai dengan tingkat keberdayaan mitra.
Peningkatan keberdayaan mitra ditunjukkan dengan peningkatan pemahaman keseluruhan program
edukasi dan pelatihan serta partisipasi aktif dalam mengikuti keseluruhan kegiatan dengan pre/post
test.
Bagian pendahuluan maksimum 2000 kata yang berisi uraian analisis situasi dan permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian
pendahuluan memuat hal-hal berikut.
Pada bagian ini diuraikan analisis situasi fokus kepada kondisi terkini mitra yang mencakup hal-hal berikut.
PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Perumnas Condongatur adalah suatu Pimpinan
Muhammadiyah di Tingkat Desa/Kelurahan yang berada di bawah Pimpinan Cabang Muhmamdiyah
Depok, Kabupaten Sleman. Pimpinan Ranting Muhammadiyah termasuk sebagai organisasi otonom.
Organisasi otonom adalah badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah sebagai
organisasi induk yang bergerak dalam bidang dakwah islam (Alwi, 2013; Annisa, 2020; Achmad
Asti, 2017). Keberadaan organisasi otonom memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur rumah
tangga sendiri dalam membina warga persyarikatan pada bidang dan daerah tertentu untuk mencapai
maksud dan tujuan dengan mewujudkan Q.S. Ali Imran : 104 untuk menyampaikan hal ma’ruf
melalui seruan dakwah (Alauddin, 2021). Secara geografis, Indonesia memiliki pemekaran wilayah
dengan struktur hierarkis sehingga dalam upaya pemerataan program Muhammadiyah diperlukan
organisasi otonom untuk mencapai usaha dalam mencapai tatanan masyarakat islam yang utuh dan
madani (Fuad, 2002; Jurdi, 2011; Anggara, 2021; Munhanif, 2013; Hikam, 2000).
Organisasi otonom berada di setiap wilayah, sebagaimana Pimpinan Ranting Muhammadiyah
(PRM), dan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA), yang menjadi struktur horizontal jaringan
kelembagaan Muhammadiyah dalam satu tingkat kepemimpinan, seperti halnya organisasi otonom
pada tingkat desa yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga secara rill mampu menjangkau
program dan kegiatan sebagaimana visi dan misi Persyarikatan Muhammadiyah (Tualeka, 2019;
Walidah, 2017; Mizani, 2018; Ayuningtyas, 2015). Dalam hal ini Kelurahan Condongcatur yang
memiliki wilayah semi perkotaan dengan dominasi masyarakat Muhammadiyah, memiliki peluang
dalam memberikan gerakan pembaharuan berdasarkan model pemikiran tajdid dan ijtihad serta
kembali pada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah khususnya dalam meningkatkan kualitas taraf
kehidupan secara social, intelektual, dan ekonomi.
Sebagai usaha untuk mencapai tujuan, maka organisasi otonom harus tetap mempertahankan
eksistensi sebagai organisasi kader yang menggalakkan amar ma’ruf nahi munkar dan menjadi
lembaga dakwah islam sebagai sasaran pembaruan (Idris, 2016; Wekke, 2019). Berdasarkan temuan
awal terdapat permasalahan Organisasi Otonom Kelurahan Condongcatur yang mencakup PRM, dan
PRA, pada tugas pokok dan fungsi yang tidak direalisasikan sehingga berdampak pada stagnasi
organisasi. Hal tersebut juga memberikan pengaruh kepada pelaksanaan program yang tidak
terkoordinir dibuktikan dengan beberapa kegiatan yang tidak terlaksana, tidak tepat sasaran, dan
incidental, dengan kata lain program dan pengembangan organisasi otonom Kelurahan Condongcatur
tidak memiliki pengembangan. Identifikasi akar permasalahan tersebut terdapat pada rendahnya
tingkat pemahaman pengurus organisasi otonom. Selain itu, kesibukan dan kepadatan pengurus
otonom terhadap kebutuhan kegiatan pribadinya juga memengaruhi keaktifan kepengurusan
organisasi.
Tim pengabdi memberikan tindakan solutif persoalan organisasi otonom Kelurahan
Condongcatur melalui penguatan pemahaman melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan guna
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, kesadaran, dan pemanfaatan sumber daya
melalui program yang sesuai berdasarkan dengan esensi permasalahan atau prioritas kebutuhan
sasaran. Tim pengabdi memilih organisasi masyarakat islam menjadi kelompok sasaran karena
perannya menempati posisi strategis dalam memaksimalkan kemajuan berbagai bidang, baik bidang
ekonomi, social, pendidikan, dan politik dengan mewujudkan kemampuan umat islam dalam bersaing
di tengah globalisasi khususnya bagi generasi muda islam yang harus memiliki semangat perubahan
untuk kemajuan peradaban islam. Sehingga, peran organisasi islam menjadi urgensi dalam berbagai
lini kehidupan khususnya peran dan fungsi organisasi.
2. Permasalahan Mitra
Pada upaya tindakan solutif diperlukan identifikasi masalah kelompok sasaran untuk
memberikan keselarasan kegiatan pengabdian yang tepat. Permasalahan tersebut berasal dari masalah
umum yang terjadi dalam ruang public, banyak konflik social maupun politik yang melibatkan agama
atau organisasi masyarakat islam. Keterlibatan umat atau tokoh beragama bisa menimbulkan distorsi
kesakralan agama sebagai kebenaran universal, sehingga riskan peran agama menjadi disfungsi
dalam masyarakat. Agama tidak lagi sebagai medium netral dalam penyelesaian konflik, tetapi justru
menjadi sumber konflik. Dari permasalahan tersebut diperlukan peran ideal organisasi otonom
Muhammadiyah khususnya PRM dan PRA yang menjangkau seluruh lapisan umat islam termasuk
pada entitas terendah atau tingkat desa untuk berkontribusi mengatasi permasalahan umum yang telah
diuraikan. Namun demikian, organisasi otonom Desa Trihango mengalami permasalahan, antara lain.
1. Kurangnya pemahaman tugas pokok fungsi organisasi
2. Kurangnya koordinasi antar organisasi otonom
3. Program kerja tidak terkoodinir, tidak optimal, tidak tepat sasaran, dan incidental.
4. Tidak adaptif dengan teknologi khususnya tidak ada penerapan dakwah digital.
Solusi permasalahan maksimum terdiri atas 1500 kata yang berisi uraian semua solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Deskripsi lengkap bagian solusi permasalahan memuat hal-hal berikut.
a. Tuliskan semua solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra secara sistematis sesuai
dengan prioritas permasalahan. Solusi harus terkait betul dengan permasalahan prioritas mitra.
b. Tuliskan jenis luaran yang akan dihasilkan dari masing-masing solusi tersebut baik dalam segi produksi maupun manajemen
usaha (untuk mitra ekonomi produktif / mengarah ke ekonomi produktif) atau sesuai dengan solusi spesifik atas permasalahan
yang dihadapi mitra dari kelompok masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi / sosial.
c. Setiap solusi mempunyai luaran tersendiri dan sedapat mungkin terukur atau dapat dikuantitatifkan.
d. Uraikan hasil riset tim pengusul yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
SOLUSI PERMASALAHAN
Pada pelaksanaan PKM ini, terdapat strategi penyelesaian masalah yang ditawarkan oleh tim
pengabdi, berdasarkan dengan hasil observasi yang telah dilaksanakan. Maka pelaksanaan PKM ini
terdapat beberapa strategi penyelesaian masalah mitra :
1. Sosialisasi mengenai tugas pokok dan fungsi Organisasi Otonom Desa Trihanggo
2. Focus Group Discussion untuk koordinasi Organisasi Otonom Desa Trihanggo
dan penyelarasan program dan kegiatan berdasarkan visi dan misi Persyarikatan
Muhammadiyah
3. Pendampingan pembaharuan program kerja dengan kesepakatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4. Pelatihan dan pendampingan public speaking/ceramah/penulisan artikel keislaman
di media social/online (Blog/Platform social media)
Tabel 1. Rencana Target Capaian
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
1. Penguatan Tugas Pokok Realisasi tujuan dan sasaran dari
Fungsi tugas pokok dan fungsi organisasi
2. Koordinasi organisasi Tercapainya keselarasan otonom
otonom atau memiliki asas kooperatif tidak
independen
3. Pembaharuan Program Kerja Tercapainya program kerja yang
tepat sasaran
4. Melek Teknologi Tercapainya dakwah digital
Metode pelaksanaan maksimal terdiri atas 2000 kata yang menjelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam melaksanakan solusi
yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian metode pelaksanaan untuk mengatasi
permasalahan sesuai tahapan berikut.
1. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif dan mengarah ke ekonomi produktif, maka metode pelaksanaan
kegiatan terkait dengan tahapan pada minimal 2 (dua) bidang permasalahan yang berbeda yang ditangani pada mitra,
seperti:
a. Permasalahan dalam bidang produksi.
b. Permasalahan dalam bidang manajemen.
c. Permasalahan dalam bidang pemasaran, dan lain-lain.
2. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial, nyatakan tahapan atau langkah-langkah yang ditempuh guna
melaksanakan solusi atas permasalahan spesifik yang dihadapi oleh mitra. Pelaksanaan solusi tersebut dibuat secara sistematis
yang meliputi layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan, kebutuhan air bersih, premanisme,
buta aksara dan lain-lain.
3. Uraikan bagaimana partisipasi mitra dalam pelaksanaan program.
4. Uraikan bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program di lapangan setelah kegiatan PKM
selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan dengan permasalahan mitra sebagaimana yang telah di uraikan, maka kegiatan
PKM ini diselenggarakan di Desa Trihanggo yang terletak Kecamatan Gamping. Kegiatan ini
direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Berdasarkan observasi
dan diskusi dengan pengurus organisasi otonom, tema yang diangkat adalah “Memperkuat
Pemahaman Tugas Pokok Fungsi dan Koordinasi Organisasi Otonom Muhammadiyah (PRM, dan
PRA) di Desa Trihanggo”. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Observasi, yaitu dilakukan di Desa Trihanggo, Kabupaten Sleman, dengan menggali
informasi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra dan
menentukan tema berdasarkan dengan permasalahan mitra
b. Penyusunan jadwal agenda, tahap persiapan ini dilakukan penyusunan jadwal kegiatan
bersama pengurus Organisasi Otonom Desa Trihanggo, agar jadwal agenda yang
dipersiapkan dapat disepakati bersama dan dilaksanakan atas dasar tanggungjawab
bersama selama pengabdian berlangsung
c. Modul materi pelatihan, persiapan ini dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat
menyesuaikan jadwal yang telah ditentukan dan disampaikan dalam pelaksanaan
pengabdian dan nantinya para peserta akan dibagikan modul/ materi dari setiap
kegiatan yang diikuti.
d. Persiapan Sarana dan Prasarana, Persiapan sarana prasarana yang dilakukan dengan
tim pengabdi untuk berkoordinasi dengan mitra terkait sesuai kebutuhan dan untuk
menunjang kelancaran selama proses kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pengisian pre-test untuk mengetahui capaian
pengetahuan kelompok sasaran khususnya sebagai penajaman kembali mengenai materi
yang belum dipahami oleh kelompok mitra, kemudian dilanjutkan koordinasi antar
organisasi otonom sesuai kewenangan dan tugas pokok fungsi pengurus untuk menyusun
perencanaan program dan kegiatan termasuk pada pembaharuan program dan kegiatan
dengan kegiatan pokok dakwah digital.
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap monitoring dilangsungkan yaitu melakukan pengawasan selama program
dan tindakan korektif terhadap kemungkinan kesalahan yang terjadi. Tahap ini
dilaksanakan bersama dengan proses pelaksanaan kegiatan yang selanjutnya
dilangsungkan pada tahap evaluasi sehingga dapat mengetahui langsung capaian yang
telah terlaksana sesuai perencanaan yang disusun atau yang belum belum terlaksana dari
setiap proses kegaitan. Kemudian, apabila pada monitoring dan evaluasi ditemukan
adanya kesalahan atau kedala maka dapat segera diperbaiki. Evaluasi dilakukan
berdasarkan masukan dari mitra juga.
Jadwal pelaksanaan PKM disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan penambahan baris sesuai
banyaknya kegiatan.
JADWAL
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3
1 Pembelakan
2 Observasi
3 Pelaksanaan program
4 Monitoring dan evaluasi
5 Perbaikan program dan tindak lanjut
6 Pembuatan laporan akhir
7 Seminar hasil dan publikasi
Luaran : 1. Publikasi di Jurnal /
8
Publikasi Forum Ilmiah Nasional
9 Luaran : 2. Publikasi di Media Masa
10 Luaran : 3. Publikasi Video Kegiatan
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada
usulan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad Asti, P. (2017). Peran Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo
dalam pembinaan organisasi otonomi di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo tahun ajaran
2010/2016. Diss. IAIN Ponorogo.
2. Alauddin, M. A. (2021). Aisyiyah dan Pergerakan Politik Muslimah: Studi di Kota Surakarta
pada Pemilihan Umum 2019. Politeia: Jurnal Ilmu Politik , 15-28.
3. Alwi, M. (2013). Gerakan Dakwah Muhammadiyah di Sulawesi Selatan. Jurnal Diskursus Islam ,
74-84.
4. Anggara, I. P. (2021). Muhammadiyah Dan Civil Society (Studi tentang Toleransi dan Pluralisme
dalam Muhammadiyah. Journal of Government and Social Issues (JGSI) , 61-71.
5. Annisa, A. (2020). REPRESENTASI ORGANISASI OTONOM NASYIATUL AISYIYAH
DALAM PUISI “NASYIAH HARAPANKU” KARYA YUSLIDAR. Lateralisasi, 54-64.
6. Ayuningtyas, M. M. (2015). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Periode 2014. .
Repository Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Fuad, M. (2002). Civil society in Indonesia: the potential and limits of Muhammadiyah. Journal
of Social Issues in Southeast Asia, 133-163.
8. Hikam, M. A. (2000). Islam, demokratisasi, dan pemberdayaan civil society. Erlangga.
GAMBARAN IPTEK
Gambaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang akan diimplementasikan kepada
mitradalam program PKM yang akan dilaksanakan oleh tim pengusul adalah, sebagai berikut :
a. Sosialisasi mengenai tugas pokok dan fungsi Organisasi Otonom Desa Trihanggo
Gambaran IPTEK yang ditransfer kepada mitra yakni seputar tugas pokok dan fungsi
masing-masing organisasi otonom. Yang dimaksud dengan tugas pokok fungsi yakni
mencakup kewenangan setiap pengurus dengan tuntutan tanggung jawab guna
mencapai parameter kinerja dan tata kelola yang ideal.
b. Pendampingan Tata Kelola BUMDes
Gambaran IPTEK yang diimplementasikan kepada mitra adalah Focus Group
Discussion untuk koordinasi Organisasi Otonom Desa Trihanggo dan penyelarasan
program dan kegiatan. Pada sesi ini akan direncanakan kajian visi dan misi dari vertical
hierarki (Pimpinan pusat, dan Majelis pembantu pimpinan pusat). Di samping itu juga
diperlukan koordinasi horizontal antar ortom Desa Trihanggo dengan saling
memberikan masukan terkait program dan kegiatan.
c. Pendampingan pembaharuan program kerja dengan kesepakatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Gambaran IPTEK yang diimplementasikan kepada mitra yakni mengenai
pembaharuan program kerja yang dikelola secara bersama dengan melibatkan multi
pihak melalui penyelenggaraan musyawarah, dan penyusunan rencana analisis
perencanaan hingga evaluasi.
KUISIONER PRE-TEST
MEMPERKUAT PEMAHAMAN TUGAS POKOK FUNGSI DAN
KOORDINASI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH (PRM, PRA,
PRPM, PRNA)
DI DESA TRIHANGGO
Nama : ……………………………………
Organisasi : ……………………………………
Petunjuk : Berilah tanda (v) pada salah satu kotak yang tersedia, sesuai dengan jawaban pada setiap pertanyaan di bawah ini ( SS :
Sangat Setuju, S : Setuju, KS : Kurang Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju).
Nama : ……………………………………
Organisasi : ……………………………………
Petunjuk : Berilah tanda (v) pada salah satu kotak yang tersedia, sesuai dengan jawaban pada setiap pertanyaan di bawah ini ( SS :
Sangat Setuju, S : Setuju, KS : Kurang Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju).