A. PENDAHULUAN
Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM, bagi
masyarakat sehat, yang mempunyai faktor risiko dan bagi penyandang PTM, dengan
tujuan bagi yang belum memiliki faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko PTM,
kemudian bagiyang mempunyai faktor risiko diupayakan agar kondisi faktor risiko
PTM menjadi normal. Pada masa pandemi COVID- 19, orang yang mengidap
penyakit tidak menular yang selanjutnya di sebut penyandang PTM merupakan
populasi yang sangat rentan terinfeksi, bahkan disertai jumlah kematian cukup tinggi.
Hal ini di sebabkan karena pada umumnya beberapa organ dalam tubuh penderita
telah mengalami gangguan sehingga menurunkan imunitas tubuh dan meningkatkan
resiko kematian pada pasien COVID-19. Oleh sebab itu upaya pencegahan dan
pengendalian PTM perlu terus di terapkan secara aman dan efektif, dalam arti
meminimalisir risiko dan dampak penularan COVID-19 bak bagi petugas maupun
masyarakat yang dilayani.
B. LATAR BELAKANG
COVID-19 bisa menginfeksi siapa saja tetapi fatality ratenya meningkat pada
kelompok usia lanjut dan kelompok yang memiliki komorbid, salah satunya penyakit
tidak menular (PTM) dan faktor risikonya seperti hipertensi, diabetes melitus,
penyakit kardiovaskuler, penyakit paru kronis, penyakit kanker dan konsumsi rokok.
Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari 3 negara yaitu Wuhan, AS dan
Indonesa menunjukkan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal memiliki karakteristik
usia lanjut dan dengan penyakit penyerta Hipertensi, DM, penyakit Jantung, Asma,
penyakit Ginjal Kronik dan Keganasan.
Saat ini penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi Diabetes Melitus tipe-2 di berbagai
penjuru dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang Diabetes Melitus yang menjadi salah satu ancaman kesehatan
global. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes Melitus di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3
kali lipat pada tahun 2035.
Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang
signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban
penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden
penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak
menular meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK).
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Registrasi
Mengisi daftar hadir kegiatan pelayanan kesehatan penderita DM
b. Pengukuran
Pengukuran yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, berat
badan, Pemeriksaan gula darah
c. Konseling
Konseling dilakukan secaraindividu/ kelompok untuk mengedukasi adanya
faktor resiko tidak menular yang ditemukan saat pemeriksaan
d. Rujukan
Rujukan dilakukan bila terdapat hasil pemerksaan gula darah tinggi dan penlu
untuk mendapat pengobatan lebih lanjut di FKTP
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL) ≥ 200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL) ≥ 126 dan Darah kapiler ≥ 100
F. SASARAN
Keluarga dan penderita yang memiliki riwayat DM.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2023
NO Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelayanan Diabetes √ √ √
Melitus
H. SUMBER BIAYA
Pendanaan Kegiatan Pelayanan Diabetes Melitus dibiayai oleh dana BOK (Bantun
Operasional Kesehatan)
1. Program
2. Proses
3. Hasil
b. Pelaporan dilakukan setiap 1 bulan sekali dan di input dalam laporan PTM dan
Aplikasi ASIK.