Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
(23100236)
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nilai pH sangat perlu diketahui dalam ilmu pangan. pH dapat menentukan sifat suatu
produk pangan seperti penggunaan pengawet apa yang cocok, perkiraan umur simpannya
secara kasar, perlakuan yang harus diterapkan selama pengolahan dan penyimpanan,
implikasi terhadap kesehatan, dan lainnya. Pengukuran pH menjadi penting di awal
pengolahan bahkan hingga produk yang siap dipasarkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami konsep pH, baik pH asam, basa
maupun netral. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk dapat melakukan pengukuran
pH produk padat maupun cairan dan dapat memilih kapan dapat menggunakan kertas lakmus,
kertas pH universal, maupun pH meter, serta dapat memahami dan membuat larutan
penyangga sederhana.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass berukuran 100 ml
dan 400 ml, pengaduk gelas, pipet tetes, gelas ukur 50 ml, kertas lakmus biru dan merah,
kertas pH universal, pH meter, serta tabung reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah indikator merah metil,
larutan A, B, C, yang belum diketahui isinya, minuman berkarbonasi, minuman isotonik, teh
dalam kemasan, air mineral dalam kemasan, aquades, NaOH 0,1N, dan CH3COOH 0,1N.
Suatu produk minuman dicek Ph-nya menggunakan kertas Ph universal dan Ph meter.
Diamati, dan dicatat hasilnya. Produk minuman yang dianalisis antara minuman
berkarbonasi, minuman isotonik, teh dalam kemasan, dan air mineral dalam kemasan.
pH
Lakmus Lakmus Indikator
Larutan pH
merah Biru MM pH-meter
universal
A Agak kebiruan Biru Kuning 6 5,477
pH
Jenis produk pH universal pH-meter
Air mineral 6 7,672
pH-meter
+ 5 tetes + 5 tetes + 5 mL
NaOH 0,1 N HCl 0,1 N Aquades
4,750 4,633 4,642
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilaksankan pengukuran pH dari beberapa larutan. pH dapat
dijelaskan sebagai "kekuatan hidrogen" dan berasal dari banyak sumber pH disebut “potensi
hidrogen”, namun yang perlu ditekankan di sini adalah nilai pH adalah ukuran konsentrasi
ion hidrogen dalam suatu larutan, cairan, atau zat lain, yang masih ada air di dalamnya.
Kisaran
pH adalah 0-14, titik tengahnya berada di angka 7 yang merupakan titik netral. Nilai pH yang
lebih besar dari 7 diklasifikasikan sebagai basa dan nilai pH kurang dari 7 diklasifikasikan
asam (Kohlmann, 2003).
Dalam praktikum ini untuk mengetahui sifat dan nilai pH dari suatu larutan digunakan
dua cara umum untuk mengukur pH suatu cairan atau larutan yaitu, menggunakan kertas
lakmus dan menggunakan pH meter, selain itu juga digunakan pH universal untuk melakukan
pengukuran. Kertas lakmus akan memperlihatkan perubahan warna setiap kali pengukuran
pH dilakukan. Cara ini kurang akurat karena keluarannya merupakan perkiraan nilai pH
standar. pH universal juga akan berubah warna setiap pengukuran pH dilakukan. Nilai dari
pH-nya dapat dicari dengan mencocokan pada warna yang tertera pada kemasan pH
universal. Sedangkan pH meter merupakan alat pengukur pH modern yang keluarannya
berupa tampilan digital. Namun umumnya pH meter harus dikalibrasi sebelum digunakan.
Kalibrasi dilakukan dengan menyesuaikan pH meter dengan standar pH cairan yang diukur
(larutan buffer) (Parning, 2006).
Percobaan pengukuran dilakukan dengan tiga jenis larutan yang berbeda, yaitu dengan
mengukur larutan pH yang belum diketahui pH-nya, pH suatu produk, dan pH campuran dua
larutan. Pada percobaan pengukuran pertama, larutan A, B, dan C yang belum diketahui nilai
pH-nya diukur dengan menggukan lakmus merah, lakmus biru, pH universal, pH meter, dan
indikator MM sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut.
pH
Lakmus Lakmus Indikator
Larutan pH
merah Biru MM pH-meter
universal
A Agak kebiruan Biru Kuning 6 5,477
Dari hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwa, larutan A bersifat asam. Namun,
karena saat percobaan pada lakmus biru kertas lakmus tidak berubah warna atau tetap biru,
dimana biru seharusnya adalah basa, maka larutan A bersifat asam lemah, sebab kertas
lakmus lebih sensitif terhadap asam kuat dibandingkan asam lemah. Selanjutnya larutan B,
dari hasil percobaan menunjukan bahwa larutan B bersifat asam, karena pada saat larutan
dicoba pada lakmus biru dan lakmus merah keduanya menunjukan warna merah, dan juga
pengukuran pada pH meter yang nilainya <7, maka dapat dipastikan bahwa larutan B bersifat
asam kuat. Terakhir
pada larutan C, dapat dilihat dari tabel di atas bahwa hasil pengukuran dari larutan C tidak
jauh berbeda dengan larutan B dimana pH-nya <7, maka larutan C juga bersifat asam kuat.
pH
Jenis produk pH universal pH-meter
Air mineral 6 7,672
Pada pengukuran air mineral dalam kemasan didapatkan hasil pengukuran 6 dengan
menggunakan pH universal dan 7,672 dengan menggunakan pH-meter. Dari nilai tersebut
dapat diketahui bahwa air mineral tersebut bersifat basa karena memiliki pH >7. Pada
minuman isotonik hasil pengukuran yang didapat dari pH universal adalah 3 dan 3,748 dari
pH meter, dimana pH <7 merupakan asam. Maka, minuman isotonik bersifat asam.
Pada percobaan terakhir dilakukan pengukuran terhadap dua larutan yang dicampur.
Dua larutan tersebut ialah NaOH 0,1N 50 ml dan larutan CH3COOH 0,1N 50 ml, kedua
larutan yang sudah dicampurkan ini dibagi kedalam tiga tempat yang berbeda, dimana
masing-masing dari larutan tersebut ditetesi larutan yang berbeda pula. Satu bagian ditetesi
NaOH 0,1N, satu bagian ditetesi HCI 0,1N, dan satu bagian terakhir ditambahkan aquades,
dan mendapatkan hasil sebagai berikut.
pH-meter
+ 5 tetes + 5 tetes + 5 mL
NaOH 0,1 N HCl 0,1 N Aquades
4,750 4,633 4,642
Dari hasil pengamatan tiga pengukuran dengan jenis yang berbeda dapat diketahui
bahwa, kertas lakmus dan pH universal kurang akurat hasil perhitungannya dibanding pH
meter. Kurangnya akurat penggunaan kertas lakmus dan pH universal dapat disebasbkan
karena kurang telitinya saat pembacaan hasil pengukuran, seperti salah membaca warna atau
tidak membandingkan warna dengan benar. Sebagian kertas lakmus juga ada yang lebih
sensitif terhadap asam atau basa kuat sedangkan yang lainnya lebih sensitif terhadap asam
atau basa lemah, yang menyebabkan kurang akuratnya pengkuran.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo & Ali, 2019, “ALAT PENGUKUR WARNA DARI TABEL INDIKATOR
UNIVERSAL PH YANG DIPERBESAR BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO”.