Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


PEMBANGUNAN NASIONAL

DISUSUN OLEH:

PAULINUS NONO 2302020011


LALU ATMADIA ADIAKSA WIJAYA 2302020026
SUSI INDRASARI 2302020027
ARDIAN AWAN FIRDAUS 2302020045
ASTRID EKANINGSIH 2302020046
ELMI ITAMALA 2302020050
IDATUL HUSNA 2302020064

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS BUMIGORA 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Pengertian Paradigma...............................................................................2
2.2 Pengertian Pancasila..................................................................................4
2.3 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Politik dan Hukum...7
2.4 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Bidang Sosial dan
Budaya..................................................................................................................8
2.5 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Bidang Pertahanan
dan Keamanan......................................................................................................9
2.6 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Reformasi..............10
2.7 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Bidang Agama......11
2.8 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan...........................................12
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filasafat ilmu
pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali
mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa paradigm merupakan
suatu kerangka teoritis, cara memandang, dan memhami alam yang telah
di gunakan oleh sekelmpok ilmuwan sebagai cara pandang dunia.
Paradigma dapat di katakana sebagai alat bantu dalam memhamai dasar
suatu perkara untuk di pecahkan.
Pancasila di jadikan sebagai paradigma pembangunan, hal tersebut di
karenakan Pancasila merupakan dasar dari negara Indonesia. Pancasila di
jadikan sebagai pedoman bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup dan
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
Pancasila mengandung nilai-nilai dasar yang bersifat uvinersal
sehingga mengandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dalam
setiap sila. Hal tersebut menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam
membangun negara menjadi lebih baik dan maju.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusa masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Mengapa pembangunan membutuhkan paradigma?
2. Apa keterkaitan pembangunan dengan paradigma pancasila?

1.3 Tujuan
Penulis membuat makalah dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui pengertian paradigma dan pancasila
2. Untuk mengetahui keterkaitan pembangunan dengan paradigma
pancasila.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma


Paradigma adalah pandangan mendasar mengenai suatu persoalan
sebagai acuan dalam berpikir dan bertindak. Dengan demikian paradigma
digunakan sebagai alat bantu dalam menjalankan aturan-aturan yang
berlaku. 1Suatu paradigama mengandung sudut pandang dan kerangka acuan
yang harus di jalankan mengikuti suatu persoalaan yang ada.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di
bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik,
hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam
pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan,orientasi,
sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berartisesuatu itu dijadikan sebagai
kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan darisebuah
kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting
dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.
Ketika pertama kali diperkenalkan, istilah ini tidak dijelaskan secara
gamblang oleh Thomas Khun. Pada saat itu, paradigma hanya dijelaskan
sebagai terminologi kunci yang digunakan dalam model perkembangan ilmu
pengetahuan. Hingga beberapa saat kemudian, barulah istilah paradigma
terdefinisi dengan jelas oleh Robert Friedrichs yang merupakan orang
pertama yang mengungkapkan apa itu paradigma secara jelas.
Paradigma adalah sebuah istilah yang sering kali digunakan dalam
disiplin intelektual. Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi,
konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas pada
sebuah komunitas yang sama, khususnya dalam disiplin
intelektual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma
adalah model dalam teori ilmu pengetahuan. Tak hanya itu saja, dalam

1
Rohmawati, T. (2010). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional.

2
percakapan sehari-hari, istilah paradigma adalah berpikir. Sebab, paradigma
merupakan model utama, pola, ataupun metode untuk meraih beberapa jenis
tujuan. Kata paradigma berasal dari abad pertengahan di Inggris yang
merupakan serapan dari bahasa Latin pada tahun 1483 yaitu paradigma yang
berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai)
yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan
memperlihatkan (deik).
Selain itu, paradigma juga bisa berarti seperangkat asumsi, konsep,
nilai dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah
komunitas yang sama, terlebih dalam disiplin intelektual.
Contoh Paradigma mengacu pada pengertiannya yang sudah
dijelaskan di atas, berikut ini beberapa contoh paradigma yang perlu
dipahami, antara lain:
a. Paradigma Rekonstruksi
Teori di dalam paradigma ini, sebuah teori atau metode yang sudah
ada digunakan lagi dalam penelitian beru tapi metode lama itu harus
relevan supaya terjadi kesinambungan yang jelas.
b. Paradigma Piramida
Di dalam paradigma ini, sebuah konsep ataupun metode dilakukan
secara bertahap seperti halnya berbagai jenis piramida, mulai dari
piramida terbalik, berlapis, atau ganda.
c. Paradigma Kualitatif
Paradigma yang satu ini seringkali digunakan dalam studi para
mahasiswa, baik itu di dalam tugas ataupun skripsi dengan metode
kualitatif. Selain itu, paradigma tersebut digunakan untuk menemukan
gambaran teori sosial teori induktif.
d. Paradigma Siklus Empiris
Paradigma yang satu ini adalah suatu metode ataupun konsep yang
bisa menjelaskan mengenai fenomena ilmiah dimana wujudnya yaitu
sebuah siklus.
e. Paradigma Deduksi-Induksi

3
Di dalam paradigma ini lebih fokus pada metode kualitatif untuk
deduksi, sedangkan metode kuantitatif untuk induksi, yang mana
tahapannya melalui pengumpulan data sampai pembuatan kesimpulan.

2.2 Pengertian Pancasila


Pancasila adalah ideologi dasar bagi bangsa Indonesia. Ideologi
adalah bagaimana cara pandang kita terhadap suatu persoalaan. Pancasila
berasal dari bahasa sansekerta yaitu penggalan kata Panca yang berarti
“Lima” dan Sila yang berarti “Dasar”. Berarti secara harafiah kata Pancasila
bisa diartikan sebagai Lima Dasar.
Pancasila sebagai landasan dalam pembangunan dan kehdupan
berbangsa dan bernegara. Lima sendi penyusun utama Pancasila adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyataan yang dipimpin oleh hidmat kebijaksaaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kelima sila dalam Pancasila tentu sebaiknya dimaknai lebih jelas,
maka dari itu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP merangkum
nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup, seperti berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini mengartikan bahwa warga negara Indonesia
mempercayai dan bertakwa pada Tuhan, dan disesuaikan dengan agama
serta kepercayaan masing-masing orang.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki
derajat yang sama, saling menjaga, dan bekerja sama untuk kedamaian
negara.
3. Persatuan Indonesia
Warga negara harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan
negara dari kepentingan masing-masing.

4
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Warga negara tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain dan
harus mengutamakan kepentingan orang lain. Perbedaan cara pandang
harus diselesaikan dengan cara bermusyawarah.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Warga negara mengembangkan perbuatan luhur dengan cara
kekeluargaan, gotong-royong, dan bersikap adil. Warga negara harus
menyeimbangkan hak dan kewajiban diri, dan orang lain.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional


sebagaimana dikutip
1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri
sebagai bangsa. Pancasila harus diletakkan sebagai kerangka berfikir
yang objektif rasional dalam membangun kepribadian bangsa. Oleh
sebab itu perlu dikembangkan budaya ilmu pengetahuan dalam
memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang
terjadi dalam masyarakat dan bangsa akibat dari pembangunan harus
semakin menempatkan nilai-nilai Pancasila yang dapat dirasakan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, proses pembangunan
nasional tidak terlepas dari control nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu,
kemana arah pembangunan melalui tahap-tahapnya tidak dapat
dilepaskan dari usaha mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila,
sehingga pembangunan adalah pengamanan Pancasila.
4. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, mewujudkan visi
bangsa Indonesia masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila
secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Konsistensi antara teori dan kenyataan dan ucapan dengan
tindakan, merupakan paradigma baru dalam menjadikan Pancasila
sebagai etika pembangunan nasional.

5
5. Pancasila sebagai moral pembangunan, sebutan ini mengandung
maksud agar nilai-nilai luhur Pancasila (norma-norma Pancasila yang
tercantum dalam pembukan UUD 1945) dijadikan tolak ukur dalam
melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam melaksanakan
pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya.
Sebagai dasar negara republik Indonesia ( way of life ), pancasila nilai
nilai nya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Nilai-nilai
tersebut meliputi nilai budaya, Adat-istiadat dan religiusitas yang
diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa indonesia
melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindak-tanduk serta perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah
tercermin dalam nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik Indonesia
berusaha merumuskan nilai-nilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama
pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia
mengandung arti yang sangat penting dalam membentuk identitas, karakter,
dan arah pembangunan negara tersebut.
Pancasila adalah pandangan filosofis yang mengandung nilai-nilai
moral, etika, dan sosial yang menjadi pedoman bagi kehidupan individu dan
masyarakat Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan pijakan
utama bagi penyusunan konstitusi dan sistem pemerintahan
Indonesia.Pancasila sebagai pandangan hidup memiliki lima sila atau
prinsip dasar yang menyatakan nilai-nilai fundamental yang harus dipegang
teguh oleh seluruh warga negara Indonesia.
Sebagai pandangan hidup, Pancasila adalah seperangkat nilai dan
prinsip yang membimbing perilaku, moralitas, dan etika hidup individu dan
masyarakat Indonesia. Kelima sila dalam Pancasila menjadi dasar bagi nilai-
nilai kebenaran, kejujuran, persatuan, dan keadilan. Pancasila mengajarkan
untuk hidup berdasarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menghormati martabat kemanusiaan, dan berlaku adil serta beradab dalam
segala aspek kehidupan.

6
Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki kedudukan yang istimewa
dalam sistem hukum dan tatanan pemerintahan Indonesia. Pancasila diakui
sebagai ideologi negara dan menjadi landasan utama bagi penyusunan
konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia (UUD NRI) 1945. Konstitusi ini menyatakan komitmen
pemerintah dan seluruh warga negara untuk hidup berdasarkan nilai-nilai
Pancasila
Pancasila memiliki dua peran penting dalam kehidupan Indonesia,
yaitu sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Pancasila memainkan
peran sentral dalam membentuk identitas bangsa Indonesia dan menentukan
arah pembangunan negara. Sebagai pandangan hidup, Pancasila
membimbing individu untuk hidup dengan nilai-nilai luhur.
Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi pijakan utama dalam
menjalankan pemerintahan dan mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan menghargai, memahami, dan mengamalkan Pancasila,
Indonesia berusaha untuk mencapai cita-cita sebagai negara yang adil,
makmur, dan berdaulat.

2.3 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Politik dan Hukum


Dalam konteks Indonesia sebagai negara hukum, hukum harus
dijadikan sebagai landasan pemerintah dalam menjalankan roda
pemerintahan. Dalam hal ini terjadi proses interaksi pengaruh dan
mempengaruhi yang intensif antara hukum dan berbagai proses yang
berlangsung dalam masyarakat.
Dalam Politik Hukum nasional ditegaskan bahwa sasaran
pembangunan hukum adalah terbentuknya sistem hukum nasional yang
bersumberkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan memperhatikan tatanan
hukum yang berlaku sehingga mampu menjamin kepastian, ketertiban,
penegakan, dan perlindungan hukum yang berlandaskan keadilan dan
kebenaran serta mampu mengamankan dan mendukung pembangunan
nasional, yang didukung oleh aparat hukum, sarana dan prasarana yang
memadai serta masyarakat yang sadar dan taat hukum. Dengan demikian

7
terlihat bahwa pembangunan hukum merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional secara keseluruhan.

2.4 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Bidang Sosial dan


Budaya
Pembangunan bidang sosial budaya harus dilaksanakan atas dasar
kepentingan nasional yaitu terwujudnya kehidupan masyarakat yang
demokratis, aman, tentram, dan damai. Pertimbangan ini menjadi sangat
strategis ketika kita dihadapkan pada kenyataan bahwa masyarakat
Indonesia memiliki kepentingan yang beragam sesuai dengan kemajemukan
etnis, agama, ras, dan sistem nikai yangtercakup dalam kebudayaannya.
Pemikiran tersebut bukan berarti bahwa bangsa Indonesia harus steril
dari pengaruh budaya asing artinya, pengaruh budaya asing perlu di saring
seusai dengan apa yang diperlukan dalam membangun masyarakat
Indonesia yang modem. Namun, perlu diingat bahwa masyarakat modem
bukan berarti masyarakat yang berbudaya barat, melainkan masyarakat yang
tetap berpijak pada akar budayanya. Nilai-nilai kehidupan yang telah lama
hidup dalam masyarakat Indonesia.
1. Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun suku bangsa ataupun golongan
sosial dan masyarakat lokal di Indonesia yang tidak beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh semua
warga negara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan,
kedaerahan, maupun golongannya.
3. Sila Ketiga, mencerminkan nilai-nilai budaya yang menjadi kebulatan
tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk
mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat.
4. Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di
kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk mehkukan kesepakatan
melahi musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-
nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan.

8
5. Sila Kelima, nilai-nilai keadilan social menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

2.5 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Bidang Pertahanan


dan Keamanan
Salah satu tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia adalah
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia". Pemerintah berkewajiban membangun sistem pertahanan dan
keamanan yang mampu mewujudkan tujuan atau cita-cita tersebut. Namun,
para pendiri negara menyadari bahwa tugas tersebut bukan pekerjaan yang
ringan. Oleh karena itu, tugas ini bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah atau sekelompok orang saja, melainkan menjadi tanggung jawab
seluruh rakyat Indonesia.
Atas pemikiran tersebut, pemerintah menyusun dan memperkenalkan
sistem "pertahanan dan keamanan rakyat semesta" (hankamrata). Sistem ini
pada dasarnya sesuai dengan nilai nilai Pancasila, dimana pemerintah dan
rakyat (baik perseorangan maupun kelompok) memiliki hak dan kewajiban
yang sama dalam usaha bela negara. Pancasila juga menganjurkan agar
bangsa Indonesia dapat hidup berdampingan secara damai saling membantu,
menolong menjaga perasaan orang atau kelompok lain, mengembangkan
sikap saling menghargai dan menghormati sehingga terbentuk kebersamaan
dalam kesatuan dan persatuan.
Pengembangan Hankam negara tetap bertumpu dan berpegang pada
pendekatan historis Sishankamrata. Sishankamrata yang kita anut selama ini
adalah sistem pertahanan dan keamanan negara yang hakikatnya adalah
perlawanan rakyat semesta. Dalam arti bahwa kemampuan penangkalan
yang diwujudkan oleh sistem ini, sepenuhnya disandarkan kepada
partisipasi, semangat dan tekat rakyat yang diwujudkan dengan kemampuan
bela negara yang dapat diandalkan. Kesemestaan harus dibina sehingga
seluruh kemampuan nasional dimungkinkan untuk dilibatkan guna

9
menanggulangi setiap bentuk ancaman, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri.
Seluruh wilayah merupakan tumpuan perlawanan dan segenap
lingkungan harus dapat didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk dan
kesemestaan, memang menuntut pemanduan upaya fintas sektoral serta
pemahaman dari semua pihak, baik yang berada di suprastruktur politik
maupun di infrastruktur politik. Corak perlawanan rakyat semesta tersebut
dengan sendirinya merupakan kebutuhan, baik konteks kesiapan
menghadapi konsekuensi sosial yang setiap saat bisa terjadi, maupun
menghadapi konsekuensi bidang hankam. Disamping itu TNI juga mendapat
tugas bantuan yang meliputi pertama, membantu penyelenggaraan kegiatan
kemanusiaan. Kedua, memberikan bantuan kepada kepolisian atas
permintaan. Ketiga, membantu tugas pemeliharaan perdamaian dunia

2.6 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Reformasi


Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation. Secara
harfiah reformasi memiliki makna yakni suatu gerakan untuk memformat
ulang, menata ulang hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada
format atau dibentuk kembali sesuai dengan nilai-nilai ideal yang
diciptakan oleh masyarakat
Gerakan reformasi biasanya dilandasi oleh nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam ideologi nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, gerakan
reformasi yang sedang dijalankan di Indonesia tentu saja tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai fundamental negara yang terkandung dalam
pancasila.
Dengan kata lain, gerakan reformasi di Indonesia harus tetap
diletakkan dalam kerangka perspektif pancasila sebagai landasan dan cita-
cita Ideologi. Hal ini dikarenakan, tanpa ada suatu dasar nilai yang jelas,
maka suatu gerakan reformasi akan mengarah pada suatu disintegrasi,
anarkisme, brutalisme, serta pada akhirnya menuju kehancuran bangsa dan
negara Indonesia. Oleh karena itu, gerakan reformasi yang berlangsung di
Indonesia merupakan gerakan reformasi yang berperspektif pancasila, yaitu:
o Reformasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.

10
o Reformasi yang manusiawi, adil dan beradab. Semangat reformasi
harus dilandasi oleh nilai persatuan.
o Semangat dan jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan.

2.7 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam Bidang Agama


Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia mengalami adanya
suatu kemunduran, yaitu kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan,
hal ini dapat kita lihat adanya suatu kenyataan banyak terjadinya konflik
sosial pada masalah- masalah SARA, terutama pada masalah agama,
sebagai contoh tragedi di Ambon, Poso, Medan, Mataram, Kupang, dan
masih banyak lagi daerah yang lain yang terlihat semakin melemahnya
toleransi dalam kehidupan beragama sehingga menyimpang dari asas
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi
umat bangsa untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama di
negara Indonesia tercinta ini. Sebagni makhlak Tuhan YME manusia wajib
untuk beribadah kepada Tuhan YME dimanapun mereka hidup. Akan tetapi
Tuhan menghendaki kehidupan manusi yang penuh kedamaian dengan
hidup berdampingan, saling menghormati, meskipun berbeda beda.
Tuhan menciptakan adanya perbedaan, berbangsa-bangsa, bergoking-
golong berkelompok. bak sosial, politik, budaya maupun etnis tidak hin
untuk kehidupan yang dami berdasar pada kemanusiaan.Dalam Pokok Piran
IV, negara menegaskan bahwa, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini berarti bahwa
kehidupan dalam negara berdasar pada nilai-nilai ketutunan, dengan
memberikan kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan menjamin
atas demokrasi dibidang agama.
Setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran yang sesuai dengan
keyakinan masing-masing dengan mendasarkan pergaulan kehidupan dalam
beragama atas nilai-nilai kemanusian yang beradab dan berdasar bahwa
pemeluk agama adalah bagian dari umat manusi di dunia. Maka sudah
seharusnya negara Indonesia mengembangkan kehidupan beragama ke arah

11
terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi, saling menghargai
berdasar pada nilai kemanusiaan yang beradab.

2.8 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan


Pancasila sebagai paradigma pembangunan Mengutip buku Modul
Pelatihan Guru Mata Pelajaran PPKn SMA/SMK yang ditulis Mukiyat dkk
(2016: 12), Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki
arti segala aspek pembangunan nasional harus berlandaskan nilai-nilai
Pancasila. Oleh sebab itu, pembangunan nasional ditujukan untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek rohani,
jasmani, aspek individu, sosial, dan ketuhanan.
Sementara itu, melansir bpkad.banjarkab.go.id, Pancasila sebagai
paradigma artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi
kerangka acuan setiap aspek pembangunan nasional di Indonesia. Ini
merupakan konsekuensi pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai
dasar negara.Pelaksanaan pembangunan tidak terlepas dari perubahan dan
perkembangan kondisi ekologi administrasi publik, terutama yang terjadi di
Indonesia saat ini sebagai tantangan yang perlu mendapatkan perhatian dan
penyesuaian dalam penerapan strategi pembangunan.
Dalam hubungan ini, tantangan yang dimaksudkan meliputi :
a. Penerapan Otonomi Daerah
b. Globalisasi informas
c. Netralitas Pegawai Negeri
d. Penerapan multi partai dalarn sistem politik
e. Perdagangan bebas
f. Semangat reformasi dengan segala implikasinya Pancasila

Pancasila dijadikan sebagai paradigma pembangunan nasional karena


Pancasila sendiri merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur yang sesuai dengan
lingkungan sosial dan budaya bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan

12
hasil perjuangan dan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang
mencerminkan cita-cita dan tujuan nasional.2
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional berarti bahwa
segala aspek pembangunan nasional harus berlandaskan nilai-nilai
Pancasila. Hal ini berarti bahwa pembangunan nasional memiliki tujuan
untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek
rohani, jasmani, aspek individu, sosial, dan ketuhanan³.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Bangsa Indonesia memiliki
watak, karakter, dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Watak
dan karakter ini membentuk kepribadian bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan kepribadian bangsa-bangsa lain. Pancasila sebagai
kepribadian bangsa mesti tercermin dalam sikap, mental, dan perilaku sehari-
hari masyarakatnya, termasuk tidak mudah terpengaruh oleh kepribadian
bangsa lain. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa.
Pancasila memiliki fungsi sebagai cita-cita dan tujuan bangsa karena
Pancasila memberikan arah dan tujuan hendak dibawa ke mana bangsa dan
negara Indonesia. Selain itu, Pancasila merupakan alat pemersatu
bangsa.Tujuan tersebut adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, baik material dan spiritual
berdasarkan Pancasila. Hal ini juga tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya, cita-cita dan tujuan bangsa diterjemahkan dalam
program-program pembangunan di berbagai sektor kehidupan, mulai dari
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, hingga keamanan.Pancasila
berfungsi sebagai sumber hukum yang mengatur tata kelola berbangsa dan
bernegara serta menjadi acuan dalam merumuskan aturan dan hukum yang
berlaku di Indonesia.
Pancasila sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia tertuang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.Oleh karena itu, setiap produk hukum yang dihasilkan
negara tidak boleh bertentangan dengan nilai dasar Pancasila. Setiap sila
2
Bahar, S. (2001). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional Bidang Sosial
Politik. Jurnal Ketahanan Nasional, 7(2), 53-75.

13
Pancasila menjadi nilai dasar atau prinsip.Sementara hukum adalah nilai
instrumental atau penjabaran dari nilai dasar. Maka dari itu, perumusan
hukum dan peraturan negara mesti bernapaskan pada sila-sila dalam
Pancasila.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa
yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah

14
paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu
pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial
dan ekonomi.
Pancasila pada hakikatnya bersifat universal yang mengandung
cita-cita dan tujuan dari bangsa Indonesia. Dengan adanya Pancasila sebagai
dasar negara yang menjadi paradigma pembangunan menajdi pendorong
perkembangan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki
makna bahwa Pancasila menjadi landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan
yang ingin dicapai dalam setiap program pembangunan nasional. Hal ini
dilakukan karena Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur yang sesuai dengan
lingkungan sosial dan budaya bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan
hasil perjuangan dan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang
mencerminkan cita-cita dan tujuan nasional. Penerapan Pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional dapat dilihat di berbagai bidang, seperti
ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

3.2 Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat
mengetahui bahwa pancasila sangat penting bagi kehidupan kita dan agar
pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan pancasila di masyarakat
Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana
yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat
maupun tersurat.

DAFTAR PUSTAKA

Hanum, F. F. (2019). Pancasila sebagai paradigma pembangunan industri


4.0. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 19(1), 30-42.

15
Prasetyo, H. (2016). Konsep poros maritim sebagai paradigma baru dalam
pembangunan nasional (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Malang).

Bahar, S. (2001). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional


Bidang Sosial Politik. Jurnal Ketahanan Nasional, 7(2), 53-75.

Rohmawati, T. (2010). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan


Nasional.

16
17

Anda mungkin juga menyukai