Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL

DAN POLITIK
DOSEN PENGAMPU
Dedeng, S.H, M.H.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. Arqan Al Rizky (01011382126227)


2. Azib Azandi (01011382126172)
3. M. Amin Bintang Albari (01011382126171)
4. M. Gennta Alvaro (01011382126179)
5. Rachmi Falicha (01011382126149)
6. Yumi Lestari (01011382126199)

PANCASILA MANAJEMEN B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pancasila, dengan judul“
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL
DAN POLITIK ”.
Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dedeng, S.H,
M.H.selaku dosen dari mata kuliah Pancasila. Dalam penulisan makalah ini,
kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik
yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan.
Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis. Semoga
dalam makalah ini, para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Palembang, 18 April 2022

i
DAFTAR ISI

Contents
Dedeng, S.H, M.H...........................................................................................................................1
.......................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
3. TUJUAN......................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
1. PENGERTIAN PARADIGMA.........................................................................................................2
2. UNSUR-UNSUR PARADIGMA.....................................................................................................3
3. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBAGUNAN POLITIK.......................................................3
BAB III....................................................................................................................................................6
1. KESIMPULAN..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu
pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali
mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu
tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan
mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan
suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, paradigma sebagai
alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari,
apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan
aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui
persoalan tersebut.Suatu paradigma mengandung sudut pandang,
kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti
paradigma tersebut
Istilah paradigma makin lama makin berkembang dan biasa
dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan.
Misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya. Dalam kehidupan sehari-hari,
paradigma berkembang menjadi terminology yang mengandung
pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas,
tolak ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan,
perubahan, maka dalam penulisan ini akan diberi judul “ Pancasila
Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional dan Politik”
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Nasional dan Politik” ?
2) Bagaimana Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
dan Politik mempengaruhi kehidupan sehari hari?
3) Apa karakteristik Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Nasional dan Politik ?
3. TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Nasional dan Politik
2) Untuk mengetahui dampak Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Nasional dan Politik

1
3) Untuk mengetahui karakteristik Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Nasional dan Politik

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PARADIGMA
Dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada
suatuhasil penelitian ilmiah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang
mengkaji manusiadanmasyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial,
terukur, korelatif, dan positivistik, maka hasil dari ilmu pengetahuan tersebut
secara epistemologis hanya mengkaji satuaspek saja dari objek ilmu
pengetahuan yaitu manusia. Dalam masalah yang populeristilah paradigma
berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian
sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta tujuandari
suatu perkembangan, perubahan serta proses dari suatu bidang tertentu
termasukdalambidang pembangunan & pendidikan.

Pada pidato pengukuhan Guru Besarnya, Erlyn Indarti (2010)


menguraikanbahwaparadigma sejatinya merupakan suatu sistem filosofis
payung yang meliputi ontologi, epistemologi, dan metodologi tertentu yang
masing-masing terdiri dari serangkaian‘belief dasar’ atau worldview yang
tidak dapat begitu saja dipertukarkan. Makna paradigmameliputi keseluruhan
koleksi, kombinasi, gabungan, atau campuran komitmenyangdianut oleh
anggota-anggota suatu komunitas ilmu pengetahuan secara bersama-semayang
untuk waktu tertentu menawarkan model permasalah berikut pemecahannya
kepadakomunitas dimaksud.

Nomenkelatur Paradigma berasal dari bahasa latin, yakni kata para dan
deigma. Paraberarti disamping, di sebelah dan dikenal sedangkan deigma
berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal. Dalam masalah populer, istilah
paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengadung konotasi
pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber, asas, serta
arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, sertaproses dalam suatu
bidang tertentu (Kealan, 2002).

Paradigma juga didefenisikan sebagai paradigma adalah satu set


asumsi-asumsi penyederhanaan dan teori informal yang menggambarkan
bagaimana dunia bekerja, danyang menyediakan kerangka acuan bagi manusia
untuk memandang kehidupan duniadi sekelilingnya

2
2. UNSUR-UNSUR PARADIGMA
1. Asumsi-asumsi/Anggapan-anggapan Dasar (Basic Assumptions)
Asumsi atau anggapan dasar adalah pandangan-pandangan mengenai suatu hal
(bisabenda, ilmu pengetahuan, tujuan sebuah disiplin, dan sebagainya) yang
tidakdipertanyakan lagi kebenarannya atau sudah diterima kebenarannya.
2. Nilai-nilai (Values)
Nilai-nilai adalah sejumlah kriteria atau patokan yang digunakan untuk
menentukanapakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, bermanfaat atau
tidak.
3. Model-model (Models)
Model adalah perumpamaan, analogi, atau kiasan tentang gejala yang dipelajari.
Seringkali model juga terlihat seperti asumsi dasar. Meskipun demikian, model
bukanlah asumsi dasar.
4. Masalah yang Diteliti/yang Ingin Dijawab
Ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab atau hipotesa yang ingindiuji
kebenarannya dalam hal mana setiap paradigma memiliki masalah-masalahnyasendiri,
yang sangat erat kaitannya dengan asumsi-asumsi dasar dan nilai-nilai.
5. Konsep-konsep Pokok (Main Concepts, Key Words)
Konsep didefinisikan sebagai istilah-istilah atau kata-kata yang diberi makna
tertentusehingga membuatnya dapat digunakan untuk menganalisis, memahami,
menafsirkan, dan menjelaskan peristiwa atau gejala sosial-budaya yang dipelajari.
6. Metode-metode Penelitian (Methods of Research)
Metode adalah cara, sedang penelitian adalah kegiatan mengumpulkan data. Jadi
metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
7. Metode-metode Analisis (Methods of Analysis)
Metode analisis data pada dasarnya adalah cara-cara untuk memilah-milah,
mengelompokkan data -kualitatif maupun kuantitatif- agar kemudian dapat ditetapkan
relasi-relasi tertentu antara kategori data yang satu dengan data yang lain
8. Representasi (Etnografi)
Representasi atau penyajian adalah karya ilmiah yang memaparkan
kerangkapemikiran, analisis dan hasil analisis yang telah dilakukan, yang
kemudianmenghasilkan kesimpulan atau teori tertentu.

3. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBAGUNAN


POLITIK
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil
danmakmur. Pembangunan nasional merupakan perwujudan nyata
dalammeningkatkanharkat dan martabat manusia Indonesia sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan dantujuannegara yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 denganrinciansebagai berikut :

3
1) Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpahdarah Indonesia
2) Tujuan negara hukum material dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional,
adalah memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3) Tujuan internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang
perwujudannya terletakpada tatanan pergaulan masyarakat internasional.
4) Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat
nilai sila-sila Pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai
subjekpendukung pokok negara. Dalam mewujudkan tujuan negara melalui
pembangunannasional yang merupakan tujuan seluruh warganya maka
dikembalikanlah pada dasarhakikat manusia “monopluralis” yang unsurnya meliputi :
kodrat manusia yaiturokhani (jiwa) dan raga, sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluksosial, dan kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi
berdiri sendiri dansebagai makhluk TuhanYME.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional


harusmemperlihatkan konsep berikut ini :
1) Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai
bangsa
2) Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional
3) Pancasila merupakan arah pembangunan nasioanal
4) Pancasila merupakan etos pembangunan nasional
5) Pancasila merupakan moral pembangunan masyarakat Indonesia yang
sedangmengalami perkembangan yang amat pesat karena dampak
pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman
bersama dalammenanggapi tantangan demi keutuhan bangsa
Selaras dengan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan,
menempatkanPancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik dapat diartikan
sebagai menjadikanPancasila sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar,
sumber asas serta arahtujuan dari sistem perpolitikan Negara Indonesia. Konsepsi
ini mengukuhkan prinsipdemokrasi yang dianut oleh Pancasila yakni rakyat
pemegang kedaulatan tertinggi padasistem kenegaraan, sedangkan pemerintah,
parlemen (MPR, DPD, DPR), dan lembagalembaga negara lainnya adalah
perpanjangan tangan yang menerima pelimpahankekuasaan dari rakyat.
Relasi antara rakyat dengan negara kemudian menempatkan rakyat sebagai asal
mula kekuasaan negara, oleh karenanya paradigma pembangunan politik
yangberlandaskan Pancasila harus menempatkan kepentingan terbaik rakyat
sebagai titiksentral dan dasar berpijak dalam kerangka bernegara. Arah kebijakan
politik negara, tidakboleh sampai mengabaikan kepentingan rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi
Pada RPJP Nasional terkait misi mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskanhukum
dan berkeadilan, sasaran pokok pembangunan nasional dinyatakan sebagai berikut:

4
1) Terciptanya supremasi hukum dan penegakkan hak-hak asasi manusia yangbersumber
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 serta
tertatanya sistem hukum nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan
aspiratif. Terciptanya penegakan hukumtanpamemandang kedudukan, pangkat, dan jabatan
seseorang demi supremasi hukumdanterciptanya penghormatan pada hak-hak asasi manusia.
2) Menciptakan landasan konstitusional untuk memperkuat kelembagaan demokrasi
3) Memperkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan politik
4) Memantapkan pelembagaan nilai-nilai demokrasi yang menitikberatkan padaprinsip-
prinsip toleransi, non-diskriminasi, dan kemitraan.
5) Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politikyangdapat
diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum, birokrasi yangprofessional dan
netral, masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta
adanya kemandirian nasional.
Pancasila sebagai pradigma pembangunan dapat diartikan sebagai menjadikan
Pancasilasebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah
tujuandari pembangunan. Oleh karena itu, penggalian terhadap nilai-nilai Pancasila menjadi
dasar menjadi syarat utama dalam perencanaan program-progran pembangunan yang
dilakukan.
Kaelan menyatakan bahwa landasan aksiologis (sumber nilai) bagi sistempolitikIndonesia
terkandung dalam deklarasi bangsa Indonesia melalui pembukaan UUDNRItahun 1945 alinea
ke empat. Konsepsi ini menunjukan bahwa dasar politik Indonesiaterdiri dari keterjalinan
bentuk bangunan kehidupan masyarakat yang bersatu (silaIII), demokrasi (sila IV),
berkadilan dan berkemakmuran (sila V) serta negara yang memiliki dasar moral Ketuhanan
dan kemanusiaan
Pada arah pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan politik sebagai penjabaran dari
misi mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukumdanberkeadilan dinyatakan
bahwa demokratis yang berlandaskan hukummerupakan landasanpenting untuk mewujudkan
pembangunan Indonesia yang maju, mandiri danadil. Demokrasi dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatanpembangunan, dan memaksimalkan potensi
masyarakat, serta meningkatkan akuntabilitasdan transparansi dalam penyelenggaraan
negara. Hukum pada dasarnya bertujuanuntukmemastikan munculnya aspek-aspek positif dan
menghambat aspek negatif kemanusiaanserta memastikan terlaksananya keadilan untuk
semua warga negara tanpa memandangdan membedakan kelas sosial, ras, etnis, agama,
maupun gender.

5
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin
lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang
lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila


bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana
tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,
pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial
budaya yang menghasilkan manusiamanusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis
jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.

Keanekaragaman suku, adat-istiadat, dan agama serta berada pada ribuan


pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi
keanekaragaman kehendak dalam kehidupan bermasyarakat, karena tumbuhnya sikap
premordalisme sempit, yang akhirnya dapat terjadi konflik yang negative, oleh karena
itu dalam kehidupan dilingkungan bermasyarakat dibutuhkan alat perekat antar
masyarakat dengan adanya kesamaan cara pandang tentang misi dan visi yang ada di
lingkungan masyarakat. Dengan adanya Pancasila dapat dijadikan sebagai suatu
elemen mampu menahan emosi dari banyaknya perbedaaan kebudayaan di
lingkungan masyarakat. Agar dapat mewujudkan kehidupan yang demokratis, aman,
tentram, nyaman, dan adil di lingkungan masyarakat.

6
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.academia.edu/34739837/
Makalah_Pancasila_sebagai_paradigma_pembangunan_Polekso
sbudhankam_1
 BUKU AJAR BERSAMA PENDIDIKAN PANCASILA

Anda mungkin juga menyukai