Laporan - Praktikum - Fermentasi - Tape - Singkong Revisi
Laporan - Praktikum - Fermentasi - Tape - Singkong Revisi
Disusun Oleh:
Dina kamalia
Muhammad Dwi Noviyanur
Naila Syafa Maulida Nurhafizah
Siti Rokayyah
BAB I.......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
4.1 PEMBAHASAN...........................................................................................................10
4.2 HASIL...........................................................................................................................10
BAB V....................................................................................................................11
5.1 KESIMPULAN.............................................................................................................11
5.2 SARAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa
Indonesia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis
Siti rukayah
Dina kamalia
Kali ini, kelompok kami akan membahas mengenai proses fermentasi pada
salah satu bahan baku yang diolah menjadi suatu produk yaitu tape singkong.
Tape singkong merupakan olahan fermentasi khas Indonesia yang diolah dari
bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu dan
diolah melalui bioteknologi konvensional. Prosesnya melibatkan aktifitas
mikroorganisme dalam pengolahan karbohidrat menjadi etanol hingga bahan
makanan yang difermentasi menjadi lebih enak rasanya. Dalam pembuatan tape
singkong, mikroorganisme yang berperan adalah Saccharomyces Cerevisiae. Tape
memiliki cita rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aromanya
semerbak khas. Tektsturnya lunak dan berair serta menghasilkan cairan yang
merupakan efek dari efek fermentasi. Namun, kadang-kadang dalam tape juga
timbul rasa asam yang sedikit menyengat. Hal tersebut dipicu karena pembuatan
yang kurang teliti, seperti penambahan ragi yang terlalu banyak, penutupan yang
kurang sempurna selama proses fermentasi berlangsung atau sebab proses
fermentasi terlalu lama.
Kemudian, pada laporan praktikum ini akan kami uraikan hasil dari praktik
membuat tape singkong yang telah dilaksanakan. Hal tersebut mencakup langkah-
langkah pembuatan tape singkong mulai dari persiapan bahan hingga proses
fermentasi, serta alat dan bahan yang diperlukan. Selain itu, kami juga akan
membahas tentang ciri-ciri dan siklus hidup bakteri.
1.2 Rumusan Masalah
Pada bagian ini, akan diangkat beberapa poin pertanyaan penting sebagai
acuan dalam pembahasan proses fermentasi tape singkong, yakni:
Organisme multiselluler.
Prokariot (tidak memiliki membran inti sel ).
Umumnya tidak memiliki klorofil.
Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.
Hidup bebas atau parasit.
Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan.
Ciri umum bakteri yang pertama, mereka adalah Organisme prokariota
(inti sel tidak diselimuti membran khusus) juga uniseluler (atau bersel
tunggal)
Bakteri memiliki dinding sel seperti tumbuhan yang tersusun atau
peptidoglikan dan mukopolisakarida.
Bakteri mamiliki endospora yaitu kapsul yang muncul jika kondisi yang
tidak menguntungkan sebagai perisai terhadap panas dan gangguan alam.
Dari segi ukuran, bakteri pada umumnya bakteri terlalu kecil seperti
Mycoplasma untuk dilihat mata telanjang yakni sekitar 0,5 mikrometer
tapi dan ada juga yang sedikit lebih besar yakni Epulopiscium fishelsoni
mencapai ukuran yaitu sekitar 10-100 mikrometer.
Ciri umum lainnya dari bakteri hidup adalah mereka makhluk yang parasit
(membutuhkan inang seperti manusia atau hewan) tapi ada juga yang
hidup bebas.
Secara umum bakteri tidak berklorofil.
Habitat bakteri dapat tinggal dilingkungan yang keras seperti air panas,
kawah, gambut.
Dilihat dari bentuk penampakan, sel bakteri bisa terlihat seperti basil (atau
batang), kokus (berbentuk bola), spirilum (spiral seperti pembuka tutup botol),
kokobasil (bulat dan batang), dan Vibrio (seperti koma).Sebagai bagian dari
perlindungan, bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel.
8-10 % fosfolipid dan protein adalah penyusun membran sitoplasma dan
bakteri. Bakteri ada yang memiliki ekor juga disebut dengan flagela untuk
bergerak sedangkan bakteri yang tidak memiliki flagela bergerak dengan cara
seperti berguling (Rosihan, 2015).
Fermentasi merupakan sebuah langkah atau cara yang dikenal dan telah
digunakan sejak lama pada masa kuno. Fermentasi juga dapat diartikan sebagai
suatu teknik untuk mengubah substrat agar menjadi suatu produk dengan bantuan
mikroba. Fermentasi mengaplikasikan metabolism mikroba untuk mengubah
bahan baku menjadi sebuah produk yang memiliki nilai yang lebih tinggi, seperti
asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Pada hakikatnya,
proses fermentasi telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk-produknya yang sampai masa kini masih ditemukan seperti tape,
oncom, tempe, dan lain-lain. (Riadi, Lieke :2007)
Fermentasi merupakan suatu proses yang mempunyai hasil akhir berupa asam
laktat yang disebut fermentasi homofermentatif, serta asam laktat dan etanol
dengan porsi sama banyak yang dikenal dengan nama fermentasi
heterofermentatif. (Belitz : 2009)
Fermentasi yaitu suatu proses yang mengubah suatu substrat menjadi produk
tertentu dengan memanfaatkan peran mikroba. (MGMP :2005)
Fermentasi ialah upaya untuk memperoleh suatu produk baru yang berasal
dari bahan makanan untuk meningkatkan kegunaan dan memperpanjang daya
simpannya. (farnworth :2008)
dan ditaburi dengan ragi tape. Dalam proses fermentasi tape singkong, ragi tape
menjadi alkohol. Tekstur tape juga akan berubah dari keras menjadi lunak dan
menjadi gula sederhana. Hal ini menimbulkan rasa manis pada singkong yang
terfermentasi tanpa perlu menambahkan gula. Hanya saja, proses pembuatan tape
pemecahan karbohidrat oleh enzim. Dengan adanya perubahan zat dan sifat kimia
ini, maka fermentasi tape singkong termasuk dalam perubahan kimia. Singkong
yang keras menjadi lembut serta memiliki kandungan gula sederhana dan alkohol
1
Winarno, F. G. & Ahnan, Sergio A. (2023)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Berikut bahan-bahan yang perlu disiapkan:
1) Singkong 2 Kg
2) Ragi secukupnya
3) Daun pisag
4) Gunting/pisau
5) Ayaan teh
6) Tissue
7) Wadah yang bersih/toples
8) Panci kukusan
9) Air secukupnya
10) Garpu
3.2 Cara Kerja
1) Potong singkong menjadi bagian yang lebih kecil agar lebih mudah saat
mengolahnya.
2) Rebus singkong hingga matang selama kurang lebih 20 menit. Kamu bisa
mengecek kematangannya dengan menusuk daging singkong dengan garpu.
Singkong yang sudah matang akan empuk dan garpu yang ditusuk mudah
diangkat kembali.
3) Tiriskan singkong
4) Siapkan ragi tape, lalu haluskan dengan menggerusnya atau menumbuknya.
5) Siapkan wadah yang memiliki penutup di bagian atasnya dan alasi dengan
plastik.
6) Proses Perendaman
rendam dalam air bersih hingga terendam selama kurang lebih 12 jam.
Perendaman ini untuk meminimalisir kandungan hidrogen sianida atau HCN
yang ada dalam singkong, dimana zat ini bersifat racun jika dikonsumsi.
Berikut tata cara perendaman
a) Taburi dengan ragi tape di atasnya secara merata, tutup rapat, dan
simpan di tempat hangat.
b) Biarkan selama 2—3 hari dan jangan sekali-sekali membuka wadah
tersebut selama proses fermentasi berlangsung
c) Jika sudah mencapai kematangan yang diinginkan, buka wadah tertutup
dan pindahkan ke tempat lainnya. Simpan di dalam kulkas agar proses
fermentasi berhenti
3.3 Dokumentasi Pembuatan Tape Singkong
BAB IV
4.2 HASIL
Dari Hasil pengamatan kami, Sebelum diberi ragi, Singkong memiliki tekstur
yang keras serta rasa yang tawar dan aromanya yang tidak berbau. Setelah di beri
ragi dan di diamkan selama 3 hari, Tekstur tapai berubah menjadi lebih lunak,
untuk rasanya dalam proses fermentasi kami yaitu sedikit asam dan berbau agak
menyengat. Kegagalan dalam pembuatan tapai ini kemungkinan di karenakan
wadah yang kurang tertutup rapat dalam penyimpanan proses fermentasi
pembuatan tape.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Dalam cara membuat tape singkong, terkadang tape bisa gagal terfermentasi.
Untuk mencegah kondisi ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
November 2023.
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=6281fd64555f00b2JmltdHM9MTY5ODc5NjgwMCZpZ3VpZD0wNWMwMTA3MC0
0ODZhLTY3ZjQtMjQ3YS0wMWVkNDkzYzY2YzcmaW5zaWQ9NTI1Ng&ptn=3&hsh=3
&fclid=05c01070-486a-67f4-247a-
01ed493c66c7&psq=pengertian+fermentasi&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cuc2VsYXNhci5jb20v
Hendra Yulisman,2011https://www.jakbelajar.com/2011/11/siklus-hidup-bakteri-