Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PEMBUATAN TAPE SINGKONG

GURU MATA PELAJARAN:


Citra Marina, S.Pd

Disusun Oleh:
Dina kamalia
Muhammad Dwi Noviyanur
Naila Syafa Maulida Nurhafizah
Siti Rokayyah

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI
I. KATA PENGANTAR..................................................................................................................3
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan Praktikum............................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

2.1 Ciri-Ciri Bakteri..............................................................................................................6


2.2 Siklus Hidup Bakteri.......................................................................................................6
2.3 Pengertian Fermentasi.....................................................................................................6
2.4 Proses Fermentasi pada Pembuatan Tape Singkong.......................................................7

BAB III....................................................................................................................8

3.1 Alat dan Bahan................................................................................................................8


3.2 Cara Kerja.......................................................................................................................8
3.3 Dokumentasi Pembuatan Tape Singkong.......................................................................9

BAB IV..................................................................................................................10

4.1 PEMBAHASAN...........................................................................................................10
4.2 HASIL...........................................................................................................................10

BAB V....................................................................................................................11

5.1 KESIMPULAN.............................................................................................................11
5.2 SARAN.........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa
Indonesia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan laporan “Pembuatan Tape Singkong” dapat diselesaikan karena bantuan


banyak pihak. Kami berharap laporan ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk
semua, agar dapat melestarikan makanan tradisional ini.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan


penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan
saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata,

semoga makalah bahasa Indonesia ini dapat bermanfaat.

Penulis

Siti rukayah

Dina kamalia

Muhammad Dwi Noviyanur

Naila Syafa Maulida Nurhafizah


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fermentasi merupakan sebuah langkah atau cara yang dikenal dan telah
digunakan sejak lama pada masa kuno. Fermentasi juga dapat diartikan sebagai
suatu teknik untuk mengubah substrat agar menjadi suatu produk dengan bantuan
mikroba. Fermentasi mengaplikasikan metabolism mikroba untuk mengubah
bahan baku menjadi sebuah produk yang memiliki nilai yang lebih tinggi, seperti
asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Pada hakikatnya,
proses fermentasi telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk-produknya yang sampai masa kini masih ditemukan seperti tape,
oncom, tempe, dan lain-lain.

Kali ini, kelompok kami akan membahas mengenai proses fermentasi pada
salah satu bahan baku yang diolah menjadi suatu produk yaitu tape singkong.
Tape singkong merupakan olahan fermentasi khas Indonesia yang diolah dari
bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu dan
diolah melalui bioteknologi konvensional. Prosesnya melibatkan aktifitas
mikroorganisme dalam pengolahan karbohidrat menjadi etanol hingga bahan
makanan yang difermentasi menjadi lebih enak rasanya. Dalam pembuatan tape
singkong, mikroorganisme yang berperan adalah Saccharomyces Cerevisiae. Tape
memiliki cita rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aromanya
semerbak khas. Tektsturnya lunak dan berair serta menghasilkan cairan yang
merupakan efek dari efek fermentasi. Namun, kadang-kadang dalam tape juga
timbul rasa asam yang sedikit menyengat. Hal tersebut dipicu karena pembuatan
yang kurang teliti, seperti penambahan ragi yang terlalu banyak, penutupan yang
kurang sempurna selama proses fermentasi berlangsung atau sebab proses
fermentasi terlalu lama.

Kemudian, pada laporan praktikum ini akan kami uraikan hasil dari praktik
membuat tape singkong yang telah dilaksanakan. Hal tersebut mencakup langkah-
langkah pembuatan tape singkong mulai dari persiapan bahan hingga proses
fermentasi, serta alat dan bahan yang diperlukan. Selain itu, kami juga akan
membahas tentang ciri-ciri dan siklus hidup bakteri.
1.2 Rumusan Masalah
Pada bagian ini, akan diangkat beberapa poin pertanyaan penting sebagai
acuan dalam pembahasan proses fermentasi tape singkong, yakni:

1. Bagaimana proses fermentasi tape singkong?


2. Bagaimana dapat terjadinya proses terjadinya fermentasi?
3. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan tape
singkong?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan sekaligus jawaban untuk persoalan pada rumusan masalah dari
praktikum ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan tape.


2. Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi.
3. Agar dapat mendeskripsikan langkah-langkah pembuatan tape singkong.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ciri-Ciri Bakteri
Menurut Subandi, bakteri merupakan organisme dengan ciri-ciri sebagai
berikut:

1. Prokariot, yaitu mikroorganisme yang tidak memiliki membrane inti.


2. Sel tunggal, mikroorganisme mikroskopik.
3. Umumnya berukuran lebih kecil daripada sel eukariot.
4. Sangat kompleks meskipun ukurannya kecil. (Subandi: 2014)

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain


yaitu :

 Organisme multiselluler.
 Prokariot (tidak memiliki membran inti sel ).
 Umumnya tidak memiliki klorofil.
 Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
 Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.
 Hidup bebas atau parasit.
 Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
 Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan.
 Ciri umum bakteri yang pertama, mereka adalah Organisme prokariota
(inti sel tidak diselimuti membran khusus) juga uniseluler (atau bersel
tunggal)
 Bakteri memiliki dinding sel seperti tumbuhan yang tersusun atau
peptidoglikan dan mukopolisakarida.
 Bakteri mamiliki endospora yaitu kapsul yang muncul jika kondisi yang
tidak menguntungkan sebagai perisai terhadap panas dan gangguan alam.
 Dari segi ukuran, bakteri pada umumnya bakteri terlalu kecil seperti
Mycoplasma untuk dilihat mata telanjang yakni sekitar 0,5 mikrometer
tapi dan ada juga yang sedikit lebih besar yakni Epulopiscium fishelsoni
mencapai ukuran yaitu sekitar 10-100 mikrometer.
 Ciri umum lainnya dari bakteri hidup adalah mereka makhluk yang parasit
(membutuhkan inang seperti manusia atau hewan) tapi ada juga yang
hidup bebas.
 Secara umum bakteri tidak berklorofil.
 Habitat bakteri dapat tinggal dilingkungan yang keras seperti air panas,
kawah, gambut.

Dilihat dari bentuk penampakan, sel bakteri bisa terlihat seperti basil (atau
batang), kokus (berbentuk bola), spirilum (spiral seperti pembuka tutup botol),
kokobasil (bulat dan batang), dan Vibrio (seperti koma).Sebagai bagian dari
perlindungan, bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel.
8-10 % fosfolipid dan protein adalah penyusun membran sitoplasma dan
bakteri. Bakteri ada yang memiliki ekor juga disebut dengan flagela untuk
bergerak sedangkan bakteri yang tidak memiliki flagela bergerak dengan cara
seperti berguling (Rosihan, 2015).

2.2 Siklus Hidup Bakteri


Pertumbuhan bakteri dalam suatu medium mengalami fase yang berbeda-beda,
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase
kematian. Dalam pertumbuhan setiap makhluk hidup memerlukan nutrisi yang
cukup serta kondisi lingkungan yang mendukung demi keberlangsungan
pertumbuhan tersebut, sama halnya pada pertumbuhan bakteri

Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dibedakan dalam dua


kategori, yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi. Aspek fisik mencakup
suhu, pH dan tekanan osmotic. Sedangkan kebutuhan kimiawi meliputi air,
sumber karbon, nitrogen, oksigen, mineral dan factor penumbuh.

Mikroorganisme tumbuh sangat cepat dibandingkan hewan dan tumbuhan.


Karena ukurannya yang sangat kecil, maka pengukuran petumbuhan
mikroorganisme sangat sulit dilakukan. Oleh karena itulah pengukuran
pertumbuhan mikroorganisme dihitung berdasarkan jumlah sel atau jumlah partikel
dalam suatu populasi. ( Muchlisin Riadi: 2016)
Siklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitu fase lag, fase
eksponensial atau log, fase stasioner dan fase kematian. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri akan dijelaskan secara singkat pada pstingan
kali ini.

1. Fase Lag (Lag Phase)


Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan
adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara,
menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk untuk pembelahan.
Selanjutnya, bakteri memulai proses penyalinan DNA mereka, dan jika
lingkungan baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang sesuai dan banyak, fase
lag dapat terjadi dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan ke fase
berikutnya dalam siklus hidup mereka.
2. Fase eksponensial atau log (Log or Exponential Phase)
Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat,
bahkan secara eksponensial.Waktu yang dibutuhkan Kultur untuk menggandakan
diri disebut "Generation Time," dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri
dapat menggandakandirinya dalam waktu sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain
yang membutuhkan waktu berhari-hari.
Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari membran. ujung
dari bakteri kemudian tertarik untuk berpisah, yang menciptakan dua "sel anak,"
yang identik dan siap memulai kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan
biner (binary fission).
3. Fase stasioner ( Stationary Phase)
Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat
sisa dan semakin menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat
mempertahankan wilayah yang terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri
mampu bergerak menuju kultur yang lain, maka pertumbuhannya dapat
dilanjutkan.
4. Fase Kematian (Death Phase)
Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk
mereproduksi, yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti
pada fase log atau fase eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat
pertumbuhan mereka. (Hendra Yulisman :2011)
2.3 Pengertian Fermentasi

Fermentasi merupakan sebuah langkah atau cara yang dikenal dan telah
digunakan sejak lama pada masa kuno. Fermentasi juga dapat diartikan sebagai
suatu teknik untuk mengubah substrat agar menjadi suatu produk dengan bantuan
mikroba. Fermentasi mengaplikasikan metabolism mikroba untuk mengubah
bahan baku menjadi sebuah produk yang memiliki nilai yang lebih tinggi, seperti
asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Pada hakikatnya,
proses fermentasi telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk-produknya yang sampai masa kini masih ditemukan seperti tape,
oncom, tempe, dan lain-lain. (Riadi, Lieke :2007)

Fermentasi adalah salah satu teknologi pengolahan substrat untuk


menghasilkan suatu produk dengan penggunaan jasad renik atau mikroba tertentu.
(Muhiddin :2002)

Fermentasi merupakan teknologi penguraian senyawa organik yang terjadi


dengan bantuan mikroba melalui proses perubahan substrat menjadi produk baru
dan menghasilkan energi. (Mandigan :2011)

Fermentasi merupakan suatu proses yang mempunyai hasil akhir berupa asam
laktat yang disebut fermentasi homofermentatif, serta asam laktat dan etanol
dengan porsi sama banyak yang dikenal dengan nama fermentasi
heterofermentatif. (Belitz : 2009)

Fermentasi adalah suatu bioteknologi yang sederhana untuk merubah suatu


bahan menjadi produk lain melalui bantuan mikroba. (Hery :2008)

Fermentasi adalah proses untuk memproduksi energi yang terjadi di dalam


sebuah sel ketika tidak ada oksigen atau anaerob. (Taufik :2014)

Fermentasi didefinisikan sebagai bentuk perubahan senyawa kompleks


menjadi lebih sederhana dalam suatu proses kimia dengan bantuan enzim yang
berasal dari suatu mikrobia. (Jay :2005)
Fermentasi adalah perubahan biokimia pada suatu substrat dibantu oleh enzim
yang dikeluarkan mikroba tertentu dengan hasil akhir berupa peningkatan nutrisi.
(John w.Von :2008)

Fermentasi yaitu suatu proses yang mengubah suatu substrat menjadi produk
tertentu dengan memanfaatkan peran mikroba. (MGMP :2005)

Fermentasi ialah upaya untuk memperoleh suatu produk baru yang berasal
dari bahan makanan untuk meningkatkan kegunaan dan memperpanjang daya
simpannya. (farnworth :2008)

2.4 Proses Fermentasi pada Pembuatan Tape Singkong


singkong yang telah dikupas dan dicuci hingga bersih. dikukus hingga matang

dan ditaburi dengan ragi tape. Dalam proses fermentasi tape singkong, ragi tape

mengubah pati dalam singkong menjadi glukosa yang tersimpan di dalam

singkong. Glukosa ini menjadi makanan bagi mikroba yang mendukung

pertumbuhannya. Proses fermentasi selanjutnya yaitu pengubahan glukosa

menjadi alkohol. Tekstur tape juga akan berubah dari keras menjadi lunak dan

manis. Mikroba pada ragi memproduksi enzim yang memecah karbohidrat

menjadi gula sederhana. Hal ini menimbulkan rasa manis pada singkong yang

terfermentasi tanpa perlu menambahkan gula. Hanya saja, proses pembuatan tape

kadang gagal. Pemicunya yaitu kehadiran udara yang mengganggu proses

pemecahan karbohidrat oleh enzim. Dengan adanya perubahan zat dan sifat kimia

ini, maka fermentasi tape singkong termasuk dalam perubahan kimia. Singkong

yang keras menjadi lembut serta memiliki kandungan gula sederhana dan alkohol

(etanol) dari hasil fermentasi.1

1
Winarno, F. G. & Ahnan, Sergio A. (2023)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Berikut bahan-bahan yang perlu disiapkan:
1) Singkong 2 Kg
2) Ragi secukupnya
3) Daun pisag
4) Gunting/pisau
5) Ayaan teh
6) Tissue
7) Wadah yang bersih/toples
8) Panci kukusan
9) Air secukupnya
10) Garpu
3.2 Cara Kerja
1) Potong singkong menjadi bagian yang lebih kecil agar lebih mudah saat
mengolahnya.
2) Rebus singkong hingga matang selama kurang lebih 20 menit. Kamu bisa
mengecek kematangannya dengan menusuk daging singkong dengan garpu.
Singkong yang sudah matang akan empuk dan garpu yang ditusuk mudah
diangkat kembali.
3) Tiriskan singkong
4) Siapkan ragi tape, lalu haluskan dengan menggerusnya atau menumbuknya.
5) Siapkan wadah yang memiliki penutup di bagian atasnya dan alasi dengan
plastik.
6) Proses Perendaman
rendam dalam air bersih hingga terendam selama kurang lebih 12 jam.
Perendaman ini untuk meminimalisir kandungan hidrogen sianida atau HCN
yang ada dalam singkong, dimana zat ini bersifat racun jika dikonsumsi.
Berikut tata cara perendaman

a) Taburi dengan ragi tape di atasnya secara merata, tutup rapat, dan
simpan di tempat hangat.
b) Biarkan selama 2—3 hari dan jangan sekali-sekali membuka wadah
tersebut selama proses fermentasi berlangsung
c) Jika sudah mencapai kematangan yang diinginkan, buka wadah tertutup
dan pindahkan ke tempat lainnya. Simpan di dalam kulkas agar proses
fermentasi berhenti
3.3 Dokumentasi Pembuatan Tape Singkong
BAB IV

PEMBAHASAN & HASIL


4.1 PEMBAHASAN
Tapai singkong adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat
dari singkong yang difermentasi. Tapai singkong memiliki rasa yang khas dan
tekstur yang lembut. Selain itu, tapai singkong juga memiliki nilai gizi yang tinggi
karena mengandung banyak vitamin dan mineral. Oleh karena itu, tapai singkong
menjadi salah satu makanan yang sangat populer di Indonesia. Bahan yang di
perlukan dalam pembuatan tape singkong pun sangat sederhana yakni:
1) Singkong 2 Kg
2) 4 butir ragi
3) Daun pisag
4) Gunting/pisau
5) Ayaan teh
6) Tisu
7) Wadah yang bersih
8) Panci
9) Kukusan
10) Garpu

Setelah menyiapkan bahan-bahan yang terlampir diatas maka, Untuk membuat


tape singkong, pertama-tama singkong dikupas dan dicuci hingga bersih.
Kemudian, singkong dikukus hingga matang dan ditaburi dengan ragi tape.
Setelah itu masuk ke tahap fermentasi, yang mana fermentasi singkong dilakukan
dengan cara membungkus singkong menggunakan daun pisang atau menempatkan
singkong pada wadah yang kedap udara selama 2 sampai 3 hari. Setelah
fermentasi di lakukan, maka tape singkong siap di konsumsi.

4.2 HASIL

Dari Hasil pengamatan kami, Sebelum diberi ragi, Singkong memiliki tekstur
yang keras serta rasa yang tawar dan aromanya yang tidak berbau. Setelah di beri
ragi dan di diamkan selama 3 hari, Tekstur tapai berubah menjadi lebih lunak,
untuk rasanya dalam proses fermentasi kami yaitu sedikit asam dan berbau agak
menyengat. Kegagalan dalam pembuatan tapai ini kemungkinan di karenakan
wadah yang kurang tertutup rapat dalam penyimpanan proses fermentasi
pembuatan tape.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tape singkong dibuat


melalui fermentasi yang melibatkan ragi tape dan mikroorganisme lainnya.
Fermentasi ini mengubah pati dalam singkong menjadi alkohol. Dari Hasil
pengamatan kami, Sebelum diberi ragi, Singkong memiliki tekstur yang keras
serta rasa yang tawar dan aromanya yang tidak berbau. Setelah di beri ragi dan di
diamkan selama 3 hari, Tekstur tapai berubah menjadi lebih lunak, untuk rasanya
dalam proses fermentasi kami yaitu sedikit asam dan berbau agak menyengat.
Kegagalan dalam pembuatan tapai ini kemungkinan di karenakan wadah yang
kurang tertutup rapat dalam penyimpanan proses fermentasi pembuatan tape.

5.2 SARAN

Sebaiknya pada proses fermentasi tape ini, praktikum harus benar-benar


memperhatikan proses pembuatan tape, sehingga praktikum berikutnya menciptakan
hasil yang lebih baik.

Dalam cara membuat tape singkong, terkadang tape bisa gagal terfermentasi.
Untuk mencegah kondisi ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1) Setelah tape dikukus dan menjadi ¾ matang, hindari menyentuh singkong


dengan tangan. Ini untuk mencegah singkong tekontaminasi bakteri yang
dapat menggagalkan proses fermentasi. Coba gunakan sarung tangan steril,
penjepit makanan atau garpu untuk memindahkan singkong.
2) Jika ingin memastikan singkong sudah matang atau belum saat sudah
dikukus, gunakan tusuk sate atau garpu.
3) Setelah tape mencapai kematangan yang diinginkan, simpan di kulkas.
4) Pastikan singkong benar-benar dingi sebelum ditata dan ditaburi ragi.
DAFTAR PUSTAKA
( Berlian, Z. (2016). Uji Kadar Alkohol Tapai Ketan Putih Singkong

Melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda.)

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Hidayati, D. (2013). Pola Pertumbuhan Ragi pada Fermentasi Kulit Singkong.

Argointek . 7(1): 89-100 hall

Rosihan,2015 https://www.gurupendidikan.co.id/ciri-ciri-bakteri/ . Diakses tanggal 1

November 2023.

https://www.bing.com/ck/a?!

&&p=6281fd64555f00b2JmltdHM9MTY5ODc5NjgwMCZpZ3VpZD0wNWMwMTA3MC0

0ODZhLTY3ZjQtMjQ3YS0wMWVkNDkzYzY2YzcmaW5zaWQ9NTI1Ng&ptn=3&hsh=3

&fclid=05c01070-486a-67f4-247a-

01ed493c66c7&psq=pengertian+fermentasi&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cuc2VsYXNhci5jb20v

cGVuZ2VydGlhbi1mZXJtZW50YXNpLw&ntb=1. Diakses tanggal 1 November 2023

Hendra Yulisman,2011https://www.jakbelajar.com/2011/11/siklus-hidup-bakteri-

terdiri-dari-4.html?m=1. Diakses tanggal 1 November 2023

Anda mungkin juga menyukai