1
Abstrak
I. Pendahuluan
Amerika Serikat saat ini sedang mengalami restrukturisasi fundamental
terhadap perekonomiannya. Khususnya, ekonomi tersebut sedang dalam proses
transformasi kualitatif dari ekonomi industrial menjadi ekonomi berbasis jasa.
Transformasi yang dimulai pada akhir Perang Dunia II telah mengarah pada
perubahan dalam komposisi dari angkatan kerja tidak hanya pada sektor-sektor di
mana manusia dipekerjakan, tetapi juga dalam jenis dan tingkatan keahlian yang
diminta.
Oleh karena itu, Akuntansi sumber daya manusia (ASDM) adalah sebuah
pendekatan baru dalam mengevaluasi sumber daya manusia yang
merepresentasikan konsep penilaian terhadap sumber daya manusia saat ini.
ASDM saat ini mulanya berkembang di negara barat dan saat ini terus
dikembangkan. ASDM membantu manajemen perusahaan untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi atribut sumber daya manusia yang dapat membuat perusahaan
menjadi lebih untung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, persoalan yang akan dibahas
dalam paper ini yaitu :
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
Metode Penelitian
Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan dalam paper ini lebih terarah dan sistematis, maka
diperlukan sistematika yang dibagi menjadi beberapa pokok bahasan:
II. ISI
4
I.1.1 Definisi
“Proses identifikasi dan pengukuran data tentang Sumber Daya Manusia (SDM)
dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan”
ASDM mencoba mencatat pengeluaran untuk SDM sebagai investasi atau aktiva
bukan sebagai biaya (terkecuali pengeluaran minor tertentu yang dikelompokkan
langsung sebagai biaya). Pengeluaran yang dicatat sebagai investasi adalah
pengeluaran rekrutmen, hiring, formal dan informal training, orientasi,
pengembangan, dan lain sebagainya. Jumlah investasi ini dikapitalisasi dan
diamortisasi secara periodik menurut taksiran tenure dari staf yang bersangkutan.
Dalam hal ini pengunduran diri staf dicatat sebagai kerugian.
5
1. Untuk melengkapi informasi tentang nilai SDM untuk digunakan dalam
proses pengambilan keputusan tentang perolehan, alokasi, pengembangan,
pemeliharaan SDM agar tercapai efektivitas tujuan organisasi
2. Untuk memberikan informasi kepada manajer personalia agar dia dapat
secara efektif memonitor dan menggunakan SDM
6
dan swasta perusahaan tersebut.
Faktor yang paling sulit dari isu Akuntansi Sumber Daya Manusia
(ASDM) adalah bagaimana menilai sumber daya manusia itu secara kuantitatif
jika diakui bahwa sumber daya manusia itu merupakan aset perusahaan.
Berikut ini adalah dua pendekatan penilaian utama yang biasanya digunakan :
8
tersebut. Biaya langsung seperti biaya training, orientasi, on he job
training. Sementara itu biaya tidak langsung adalah kerugian yang
ditimbulkan berkurangnya produktivitas selama pelatihan.
Kelemahannya :
9
- Setiap appreciation (peningkatan nilai) amortization bersifat subjektif,
tanpa mesti ada hubungannya dengan naik turunnya produktivitas HA ;
karena cost yang berhubungan dengan recuriting, hiring, training,
planing, placing dan developing berbeda antara satu pegawai dengan
pegawai lain, maka historical cost tidak memberikan nilai human
resource yang dapat dibandingkan
The Replacement Cost Method, oleh : Rensis Likert and Eric Flamholtz
Dalam metode ini nilai Sumber Daya Manusia diukur dengan menaksir
berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk mendapat pegawai yang sama.
Mulai dari biaya rekrutmen sampai biaya pelatihan untuk mendapatkan
pegawai yang sama dengan pegawai yang ada sekarang
10
bidding yang didasarkan atas opportunity cost method. Seorang Investment
Center Manager mengajukan bidang untuk karyawan yang langka saja
yang harus direkrut. Apabila karyawan untuk jenis tugas tertentu tidak
langka jumlahnya, ia dapat diabaikan dari human asset base.
11
Metode ini berdasarkan penilaian atas nilai ekonomi dari sumber daya
manusia dan kontribusi SDM tersebut terhadap laba perusahaan. Pendekatan
ini melihat SDM sebagai aset.
Ada dua metode dalam pengukuran HRVA yaitu : a). Metode moneter. Tujuan
utama metode ini adalah menyediakan sebuah cara untuk pengukuran dua
dimensi utama dari harga perseorangan pada suatu organisasi perusahaan
(expected conditional value dan reliziable value) b). Metode non moneter.
Seperti inventarisasi kemampuan dan keahlian seseorang, rating atau rangking
hasil kerja karyawan, pengukuran mengenai sikap tingkah laku (measurement
of attitude).
Sampai dengan saat ini profesi akuntan atau General Accepted Accounting
Standard belum sepakat untuk memasukkan sumber daya manusia sebagai pos on
Balanced Sheet. Alasannya adalah sebagai berikut :
1. Definisi
Jika menggunakan definisi aset yang saat ini berlaku dalam akuntansi,
sumber daya manusia dinilai tidak dapat digolongkan sebagai aset karena
perusahaan tidak dapat mengontrol para pemiliknya (perusahaan bukanlah
pemilik atas diri karyawan)
2. Pengukuran
12
- Akan sulit pula untuk mengukur tingkat kemampuan manusia yang
bisa berubah karena hal-hal diluar kuasa manusia itu sendiri seperti
sakit, kecelakaan, bertambah usia, dan lain-lain.
3. Relevance
Agar dapat berguna, informasi harus punya sifat utama : relevance dan
relibiality. Suatu innformasi dikatakan relevan, jika informasi itu dapat
memiliki kapasitas untuk membuat suatu perbedaan keputusan antara para
investor, kreditor dan pengambil keputusan lain.
Agar informasi itu relevan, maka harus memenuhi 3 sifat yang merupakan
kualitas utama relevansi, yaitu mempunyai nilai prediksi, punya nilai
umpan balik (feedback value) dan tepat waktu. Dalam hal ini akuntansi
sumber daya manusia mengalami kendala berupa subjektivitas dalam
pengukuran nilai prediksi serta estimated useful life.
4. Reliability
13
II.2 Islam Sebagai Pandangan Hidup
Definisi Islam
“Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi
Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan
dirinya dan dengan sesamanya.” (Islam Politik dan Spiritual, Hafidz
Abdurrahman).
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Q.s. Ali
Imrân: 19).
Ayat ini menjelaskan kedudukan Islam sebagai agama samawi yang diturunkan
oleh Allah kepada manusia. Namun ketika Allah menjelaskan “sesungguhnya
agama di sisi Allah hanyalah Islam” berarti bahwa agama lain, yang pernah
diturunkan oleh Allah tidak diakui setelah diturunkannya Islam.
“Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Aku
cukupkan untuk kamu nikmat-Ku, serta Aku ridhai Islam sebagai agama kamu.”
(Q.s. Al-Mâidah: 3).
14
Akidah Islam memerintahkan setiap individu untuk menyembah Allah
SWT sebagaimana yang telah diperintahkan dan ditunjukkan oleh Rasulullah saw.
Penyembahan (ibâdah) kepada Allah SWT ini tidak hanya termanifestasikan
dalam tingkah laku pribadi. Karena, akidah Islam bukan saja mendorong
terbentuknya akhlak Islam, tetapi juga memberikan penyelesaian yang
menyeluruh terhadap semua urusan kemasyarakatan dan pemerintahan. Dalam hal
ini, akidah Islam hanya membenarkan aspek kehidupan seorang muslim
dijalankan mengikuti aturan Islam, di mana syariat dan sistem Islam dilaksanakan
untuk tujuan ini.
“Dan carilah apa yang telah diberikan Allah kepadamu dari kehidupan
akhirat, dan janganlah engkau melupakan bagian dari kehidupanmu di dunia.
Dan berbuat baiklah engkau sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
Dan janganlah engkau mencari kerusakan di muka bumi ini.” (Q.s. Al-Qashash:
77)
15
Karena itu islam telah menjadikan falsafah ekonominya berpijak pada
upaya untuk menjalankan aktivitas perekonomian dengan berpegang kepada
perintah dan larangan Allah yang didasarkan pada kesadaran adanya hubungan
manusia dengan Allah Swt. Dengan kata lain, Islam telah menjadikan ide yang
dipergunakan untuk membangun “pengaturan urusan kaum muslimin” dalam
suatu masyarakat, dalam kehidupan adalah menjadikan aktivitas perekonomian
tersebut sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh hukum-hukum syara, sebagai
suatu aturan agama. Islam juga telah menjadikan aktivitas perekonomian, harus
terikat dengan hukum-hukum syara sebagai suatu perundang-undangan. Allah
berfirman :
“Dan apa saja yang dibawa untuk kalian oleh Rasul, maka ambillah. Dan
apa saja yang dilarang untuk kalian, maka tinggalkanlah.” (Q.s. Al Hasyr: 7)
“Dan hendaklah engkau hukumi diantara mereka dengan apa yang Allah
turunkan.” (Q.s. Al Maidah: 48)
16
( disebut dengan Musta'jir ) dengan orang yang dikontrak atau pemberi
jasa/tenaga ( disebut dengan Ajiir ). Kelayakan tersebut meliputi :
( QS.Az-Zukhruf : 32 )
Ibnu Shihab meriwayakan dengan mengatakan : Aku diberitahu oleh Urwah bin
Zubeir bahwa Aisyah r.a berkata : " Rosulullah SAW dan Abu Bakar pernah
mengontrak (tenaga )orang dari Bani Dail sebagai penunjuk jalan, sedangkan
orang tersebut beragama seperti agamanya orang kafir Quraisy. Beliau kemudian
memberikan kedua kendaraan beliau kepada orang tersebut. Beliau lalu
mengambil janji dari orang tersebut ( agar berada ) di gua Tsur setelah tiga
malam, dengan membawa kedua kendaraan beliau pada waktu subuh di hari yang
ketiga".
Berikut ini adalah ketentuan-ketentuan syariah yang muncul akibat kontrak kerja
Bila keempat hal pokok dalam kontrak kerja ini tidak dijelaskan sebelumnya ,
maka transaksinya menjadi fasid ( rusak ).
" Apabila salah seorang diantara kalian, mengontrak ( tenaga ) seseorang ajiir
maka hendaknya diberitahu upahnya ".
Termasuk yang harus ditentukan adalah tenaga yang harus dicurahkan oleh
pekerja, sehingga para pekerja tersebut tidak dibebani dengan pekerjaan yang di
luar kapasitasnya. Allah SWT berfirman :
" Allah tidak akan membebani seseorang , selain dengan kemampuannya ". ( QS.
Al Baqarah: 286 )
" Apabila aku telah memerintahkan kepada kalian suatu perintah, maka
tunaikanlah perintah itu semampu kalian ". ( HR.Imam Bukhari dan Muslim )
Karena tenaga tidak mungkin dibatasi dengan takaran yang baku, maka
membatasi jam kerja dalam sehari adalah takaran yang lebih ideal. Sehingga
pembatasan jam kerja bisa mencangkup pembatasan tenaga yang harus
dikeluarkan. Misalnya buruh harian, mingguan atau bulanan.
2. Dalam salah satu kaidah fiqh islam : hukum asal benda adalah boleh
sementara hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara.
Oleh karena itu, terkait Akuntansi Sumber Daya Manusia ini, jika ASDM
telah diterapkan tentunya akan melahirkan suatu perbuatan turunan dari
pencatatan ASDM tersebut. Hal inilah yang perlu dicermati dan dikaji
lebih jauh. Apakah aktivitas turunan akibat pencatatan sumber daya
manusia merupakan aktivitas yang baik (memberi keadilan, mendatangkan
kebaikan) atau sebaliknya. Contohnya : apabila perusahaan menerapkan
perhitungan nilai sumber daya manusia dengan pendekatan Historical
Cost, maka nilai karyawan dihitung berdasarkan biaya yang telah
dikeluarkan perusahaan untuk karyawan tersebut sehingga karyawan itu
pun dicatat untuk mengembalikan investasi yang telah ditanamkan dalam
dirinya sebesar suatu perhitungan tertentu yang telah diperhitungkan
sesuai dengan investasi yang telah ditanamkan padanya.
Hal ini tidak sesuai dengan perspektif Islam, dimana Islam tidak
membeda-bedakan semua manusia. Manusia adalah sama dimata Allah,
tinggi rendahnya manusia hanya bergantung kepada ketaqwaannya.
21
Ada beberapa hal dilihat dari sudut pandang islam, yang perlu menjadi
perhatian atas konsep akuntansi sumber daya manusia :
Saran yang dapat penulis berikan adalah agar para akademisi Islam
mengkaji lebih lanjut tentang kendala utama penerapan akuntansi sumber daya
manusia dari sudut keilmuan. Permasalahan mendasar dari akuntansi sumber daya
manusia ini adalah apakah manusia dapat dikategorikan sebagai asset sesuai
definisi asset yang saat ini diterapkan. Sebab kita tidak dapat mengatakan setuju
terhadap akuntansi sumber daya manusia hanya karena kita senang dengan
perlakuan akuntansi sumber daya manusia yang tidak men-underestimate
karyawan dan menempatkannya sebagai asset. Perlu dikaji lebih jauh apakah
dampak yang mungkin timbul dari penilaian sumber daya manusia sehingga dapat
dirumuskan konsep yang tepat atau dapat ditentukan sikap yang tepat terkait
penilaian sumber daya manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2008
22
An Nabhani, Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, Risalah Gusti,
2002
Idrus, Che katrina, Benefit and Limitation of human resource accounting, paper,
1992
http://finance.groups.yahoo.com/group/ekonomi-syariah/
http://kiamifsifeui.wordpress.com/2008/04/18/essai-4-akuntansi-syariah-vs-
akuntansi-konvensional/
http://www.nofieiman.com
www.wikipedia.com/humanresourceaccounting
23
Charteredclub, what is human resource accounting
24