HUMAN CAPITAL
Dosen Pengampu :
Arga Sutrisna, SE., M.M.
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan
serta rahmat-Nya kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia II.
Makalah dengan judul “Human Capital” ini telah Tim Penulis susun secara maksimal
dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, Tim Penulis banyak berterima kasih kepada
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungannya
selama ini.
Karena keterbatasan pengetahuan yang Tim Penulis miliki, Tim Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata Tim Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima Kasih.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Pengertian Human Capital....................................................................................... 3
B. Peran Human Capital............................................................................................... 6
C. Konsep Human Capital............................................................................................ 7
D. Komponen Human Capital...................................................................................... 8
E. Pengukuran Human Capital..................................................................................... 9
F. Pentingnya Human Capital bagi Organisasi............................................................ 9
G. Hubungan Human Capital dengan Kinerja Perusahaan........................................... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human capital merupakan salah satu komponen utama dari aset tidak nyata
(intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Selama ini penilaian terhadap kinerja
perusahaan lebih banyak menggunakan sumber daya yang bersifat fisik (tangible asset).
Penyebutan human capital untuk sumber daya manusia (SDM) sepertinya belum banyak
dianut oleh kalangan pelaku bisnis, padahal peran SDM terhadap masa depan perusahaan
sangat menentukan. SDM adalah capital yang dapat terus berkembang seiring dengan
waktu dan dinamika lingkungan bisnis serta kemajuan dalam ilmu pengetahuan.
Keunggulan SDM dibanding faktor produksi lainnya dalam strategi bersaing suatu
perusahaan antara lain meliputi: kemampuan inovasi dan entrepreneurship, kualitas yang
unik, keahlian yang khusus, pelayanan yang berbeda dan kemampuan produktivitas yang
dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
Perhatian terhadap sumber daya manusia atau human capital sebagai salah faktor
produksi utama bagi kebanyakan perusahaan sering dinomor- duakan dibandingkan
dengan faktor-faktor produksi yang lain seperti modal, teknologi, dan uang. Banyak para
pemimpin perusahaan kurang menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan
sebenarnya berasal dari human capital, hal ini disebabkan aktivitas perusahaan lebih
dilihat dari perspektif bisnis semata.
Para pemimpin perusahaan tidak melihat perusahaannya sebagai sebuah unit yang
berisi pengetahuan dan ketrampilan yang unik, atau seperangkat keunikan dari aset
usahanya yang dapat membedakan produk atau jasa dari para pesaingnya. Oleh karena itu,
mengingat peran SDM yang begitu besar dalam perusahaan, maka manajemen perusahaan
sudah seharusnya lebih proaktif menjadikan SDM sebagai human capital yang harus diberi
perhatian serta pengembangan secara terus menerus sesuai dengan perubahan dinamis
lingkungan bisnis.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Schermerhorn menjelaskan human capital sebagai nilai ekonomi dari manusia yang
relevan dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, energi dan komitmennya (Purba,
2008). Organisasi yang dapat mengelola SDM dengan benar dan efektif secara langsung
dapat pula meningkatkan nilai organisasi secara simultan karena apa yang dihasilkan oleh
tiap SDM akan memberi sumbangan terhadap nilai organisasi dalam jangka panjang.
Human Capital mengacu pada atribut yaitu adanya kompetensi, pengetahuan dan
kepribadian yang diwujudkan dalam kemampuan untuk melakukan kerja sehingga
menghasilkan nilai ekonomi. Ini adalah atribut yang diperoleh oleh pekerja melalui
pendidikan dan pengalaman.
Pengertian Human Capital merujuk pada seluruh sumber daya yang dikontribusikan
secara utuh untuk keberlangsungan organisasi. Sumber dayatersebut antara lain sumber
daya fisik, knowledge, sosial dan juga reputasi atau image organisasi. Pada era industri,
sumber daya manusia dihargaikarena kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk
mencapai target suatuorganisasi atau perusahaan.
Human Capital dalam suatu organisasi terdiri dari individu- individuyang bekerja di
dalamnya. Human Capital jugalah yang menjadi dasar kegiatan bisnis organisasi untuk
mencapai tujuannya. Oleh karena itu keberhasilan dari suatu organisasi amat tergantung
dari kemampuan organisasi dalam merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengukur kegiatan sumber daya manusia.
Drucker menyatakan bahwa tantangan organisasi masa kini adalah merespon
pergesaran dari yang terfokus pada masalah industri ekonomi kearah knowledge ekonomi.
Pergesaran ini meliputi seluruh aspek dalam manajemen organisasi yaitu efisiensi operasi,
marketing, struktur organisasi yang akan menghasilkan keuntungan bisnis yang lebih
tinggi. Secara kualitatif kontribusi human capital terhadap keuntungan perusahaan diukur
dari biaya kapasitas dan waktu. Secara kualitatif pengukuran human capital dipusatkan
pada nilai dan tindakan manusia.
Menurut pendapat para ahli, pengertian human capital adalah sebagai berikut:
3
Menurut Lengnick Hall dan Cynthia A. Lengnick Hall human capital “…is the know
how, skill, and capabilities of individual in organization. Human capital reflect the
competencies people bring to their work (2003:3). Dengan melihat pengertian tersebut
nampak bahwa human capital merupakan faktor penting dalam organisasi, karena
dapat memberikan sumbangan besar bagi kemajuan dan perkembangan organisasi
baik organisasi bisnis.
Menurut Becker, human capital adalah bahwa manusia bukan sekedar sumber daya
namun merupakan modal (capital) yang menghasilkan pengembalian (return) dan
setiap pengeluaran yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kualitas dan
kuantitas modal tersebut merupakan kegiatan investasi. Menurut Davenport human
capital sebagai seluruh usaha yang dibawa tenaga kerja untuk diinvestasikan dalam
pekerjaan mereka. Termasuk juga didalamnya kemampuan, tingkah laku, semangat
dan waktu.
Menurut Stewart mengatakan bahwa human capital merupakan lifeblood dalam modal
intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen
yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif
perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut, dimana akan meningkat jika
perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
a. Human capital is “the knowledge, skills and capabilities of individual that have
economic value to an organization” (Bohlander, Snell & Sherman, 2001).
b. Human capital is “ the collective value of an organization’s know-how. Human
capital refers to the value, usually not reflected in accounting system, which
results from the investment an organization must make to recreate the knowledge
in its employee” (Cortada & Woods, 1999)
c. Human capital is “all individual capabilities, the knowledge, skill, and experience
of the company’s employee and managers” (Edvinson & Malone, 1997).
Dari tiga pengertian di atas nampak sekali adanya kesamaan esensi yang
menunjukkan bahwa modal manusia merupakan sesuatu yang melekat dalam diri
invidivu. Hal yang menonjol dari defenisi atas adalah dimensi ekonomi yang menjadi
acuan kebermanfaatnya.
Menurut Fitz-ens, (2000:xii) pengertian human capital dapat dijelaskan sebagai suatu
kombinasi dari faktor-faktor sebagai berikut:
4
Son (2010) dalam Sanerya Hendrawan et.al (2012) menyatakan bahwa human capital
berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Secara
makro, akumulasi human capital meningkatkan produktivitas tenaga kerja, memfasilitasi
inovasi teknologi, meningkatkan returns to capital, menciptakan pertumbuhan
berkesinambungan, dan pada gilirannya mendukung pengentasan kemiskinan. Secara
mikro, human capital yang dibangun melalui pendidikan berpotensi meningkatkan
kemungkinan seseorang mendapatkan pekerjaan di pasar tenaga kerja dan meningkatkan
kapasitas memperoleh penghasilan yang lebih besar.
6
Human capital tentunya perlu dikelola sehingga organisasi benar-benar dapat
menggunakan asset yang berharga tersebut. Human capital management berkaitan dengan
mendapatkan, menganalisis, dan melaporkan nilai tambah dari modal intelektual, serta
pengelolaan human capital dengan menganggap mereka sebagai asset dan menekankan
bahwa keunggulan kompetitif dicapai dengan investasi strategis dalam asset melalui
keterlibatan karyawan, manajemen bakat, pembelajaran dan pengembangan program
(Amstrong, 2012). Peran human capital dalam penciptaan kekayaan intelektual
(intellectual assets) sangat strategis, karena hanya huntur capital (SDM) yang dapat
menciptakan pengetahuan dan sekaligus memiliki pengetahuan. Sedangkan pengetahuan
itu sendiri merupakan unsur terpenting dalam proses penciptaan nilai
organisasi/perusahaan, sehingga penciptaan nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh
modal manusia (SDM strategik). Pendapat tersebut senada dengan pandangan Edvinsson
dan Malone (1977) yang menyatakan bahwa human capital (SDM strategik) merupakan
kombinasi pengetahuan, keterampilan, keinovasian, dan kemampuan karyawan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya termasuk nilai- nilai perusahaan, kultur dan filosofi.
Human capital adalah unsur yang sangat penting dari modal intelektual, karena dapat
menciptakan daya saing bagi organisasi/perusahaan. Karena human capital merupakan
kemampuan yang dimiliki setiap anggota organisasi untuk digunakan dalam proses
penciptaan aset intelektual (Sangkala., 2006). Karenanya, human capital memiliki peran
sangat urgen sebagai komponen kunci yang mempengaruhi tinggi-rendahnya tingkat
kinerja sebuah organisasi/perusahaan. Pernyataan serupa dikemukakan oleh Ancok (2008)
bahwa manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan
menghasilkan kinerja yang luar biasa. Kemampuan tersebut sangat penting dalam proses
inovasi.
Human capital memiliki daya dorong yang kuat guna perbaikan produktivitas
individual karyawan, sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan melalui kemampuan
sumber daya manusia (SDM) mengkomunikasikan pengetahuan (soft skills), terampil dan
profesional dalam bekerja dan mampu membangun nilai relasional berkesinambungan
dalam bentuk kemitraan antara perusahaan sebagai stakeholder internal dan pelanggan
sebagai stakeholder eksternal (Usup R. C., 2011). Ulrich (1997) menjelaskan empat peran
human capital dalam membangun organisasi yang kuat, diantaranya :
4. Management of Strategic human resources. Strategi ini membahas tentang proses
masa depan
5. Management of Transformation and Change. Kegiatan utamanya adalah membawa
organisasi ke arah yang lebih produktif dengan tingkat keuntungan yang tumbuh
secara berkesinambungan.
6. Management of Firm Infrastructure. Kegiatan pokoknya adalah melakukan suatu
rekayasa ulang untuk menuju ke arah perbaikan organisasi
7. Management of Employee Contribution, merupakan suatu usaha untuk meningkatkan
loyalitas kemampuan karyawan.
Pendidikan dan Pelatihan: Tingkat pendidikan formal dan pengalaman pelatihan yang
dimiliki karyawan akan meningkatkan pengetahuan dan keahlian mereka.
Keterampilan (Skills): Kemampuan untuk melakukan tugas tertentu secara efisien dan
efektif.
Pengetahuan (Knowledge): Pemahaman teoretis dan praktis tentang bidang pekerjaan
tertentu.
Pengalaman (Experience): Pembelajaran yang diperoleh melalui keterlibatan langsung
dalam pekerjaan.
Kesehatan (Health): Kondisi fisik dan mental yang baik akan mempengaruhi
produktivitas karyawan.
Motivasi (Motivation): Keinginan dan semangat untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan (Leadership): Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain.
Kreativitas (Creativity): Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif.
8
Pemecahan Masalah (Problem-Solving): Kemampuan untuk mengidentifikasi dan
mengatasi permasalahan yang muncul di tempat kerja.
Human capital memiliki peran yang sangat penting bagi organisasi karena:
Meningkatkan produktivitas karyawan yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang
baik dapat bekerja lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih tinggi.
9
Mendorong inovasi human capital yang kreatif dapat melahirkan ide-ide baru yang
dapat membantu organisasi untuk mengembangkan produk dan jasa yang inovatif.
Meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan human capital yang unggul
akan lebih mampu bersaing di pasar.
Meningkatkan kepuasan pelanggan karyawan yang kompeten dan termotivasi akan
mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Menurunkan tingkat turn over karyawan yang merasa dihargai dan memiliki
kesempatan untuk berkembang cenderung akan bertahan lebih lama di perusahaan.
Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan menghasilkan kinerja yang berbeda
jika dikelola oleh orang yang berbeda, artinya SDM yang berbeda dalam mengelola aset
perusahaan yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tangible aset yang dimiliki perusahaan bersifat pasif tanpa sumber
daya manusia yang dapat mengelola dan menciptakan nilai bagi suatu perusahaan.
Beberapa penelitian terakhir telah membuktikan keterkaitan antara kinerja perusahaan
dengan proses pengelolaan SDM di perusahaan.
Studi-studi empiris tahun 1980-an memberikan hasil yang mixed terhadap hubungan
antara human capital dengan kinerja perusahaan. Nkomo (1986, 1987) menguji hubungan
antara perencanaan SDM dengan kinerja bisnis, dan menemukan tidak ada korelasi
diantaranya. Hasil ini juga didukung oleh studi yang didasarkan atas survei (Delaney,
Lewin and Ichniowski 1988, 1989) yang menyimpulkan tidak ada hubungan antara
praktek SDM dengan kinerja keuangan perusahaan. Sementara studi-studi empiris tahun
1990-an sekarang lebih banyak membuktikan hubungan yang positif dan signifikan antara
human capital dengan kinerja Perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sudah saatnya organisasi atau perusahaan mengubah cara pandang mereka terhadap
aspek SDM dalam organisasi atau perusahaan, bila menginginkaan perusahaan atau
organisasinya menjadi lebih unggul dan semakin besar. Untuk itu, sumber daya manusia
yang juga disebut sebagai tenaga kerja saatnya diperlakukan sebagai human capital.
Human capital adalah orang-orang yang tidak terlepas dari nama besar perusahaan atau
organisasi, sulit digantikan, tetapi dapat dibangun melalui suatu proses kapitalisasi
individual knowledge menjadi asset organisasi.
Human capital tidak didapat dengan mudah tanpa proses, namun proses manajemen
SDM dapat diarahkan kepada pembangunan SDM yang memberi nilai tambah baik bagi
pelanggan, organisasi, maupun SDM itu sendiri (human capital). Proses manajemen SDM
meliputi perencanaan SDM serta fungsi-fungsi lainnya sesuai dengan misi dan tujuan
organisasi atau perusahaan.
Perubahan lingkungan yang begitu cepat dan dan dinamis menuntut pelaku organisasi
untuk melakukan penyesuaian strategi pengelolaan terutama terkait dengan SDM.
Investasi terhadap SDM melalui programprogram pelatihan dan pengembangan SDM
membutuhkan biaya yang besar namun pada akhirnya akan memberi nilai tambah yang
berlipat ganda bagi organisasi dan hasilnya seringkali akan dirasakan untuk jangka
panjang.
B. Saran
Demikian makalah yang Tim Penulis buat semoga dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Akan tetapi memohon maaf jika Makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan baik itu kesalahan dalam penulisan dan kesalahan dalam pembahasan
karena kurangnya pengetahuan Tim penulis. Oleh karena itu Tim penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, terutama dari Dosen Pengajar Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia II, Bapak Arga Sutrisna, SE., M.M. demi
kesempurnaan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/JABE/article/download/1781/1393
https://id.scribd.com/document/407361610/Makalah-Human-Capital-docx
https://media.neliti.com/media/publications/72131-ID-peran-human-capital-dalam-
meningkatkan-k.pdf
https://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/Diversity/article/download/5880/3785/20610