DI SUSUN OLEH :
Kelompok 7
Hemalya Ayu Choirun Nisa (2120603169)
Nadia Garneta (2130603189)
Riski Melati (2130603198)
Sidiq Triwilky (2130603190)
Supadil Almunawar (2120603165)
Dosen Pengampu:
Tariza Putri Ramayanti, SE,M.Si
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DAN FUNGSI MEMIMPIN ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Tariza Putri
Ramayanti, SE, M.Si. pada mata kuliah pengantar bisnis dan manajemen. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Manajemen SDM dan Fungsi
Memimpin bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tariza Putri Ramayanti, SE, M,Si, selaku dosen
pengantar bisnis dan manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
C. Pengertian Kepemimpinan.................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................................... 24
B. Saran...................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan managemen sumber daya manusia?
2. Bagaimana cara mengatur perencanaan sumber daya manusia?
3. Apa pengertian kepemimpinan?
4. Apa saja hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin?
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia.
2. Mendeskripsikan cara mengatur perencanaan sumber daya manusia.
3. Mendeskripsikan pengertian kepemimpinan.
4. Mendeskrpsikan hal-hal yang harus dimiliki seorang pemimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia merupakan sumber daya yang unik. Pada diri manusialah melekat
aktivitas yang didefinisikan oleh zimmerer dan scarborough (1996) sebagai
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dari mana kreativitas manusia
tersebut berasal? Manusia memiliki kreativitas karna ecara genetik Tuhan telah
menanamkan pada diri Adam dan keturunannya kemampuan untuk mengenali nama-
nama benda secara keseluruhan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Dan kami
telah mengajarkan nama-nama benda kepada Adam secara keseluruhan” (Surat Al
Baqarah ayat 31). Tuhan pun telah memerintahkan manusia untuk meniru prilaku
Tuhan dalam kehidupan mereka. Bila Tuhan menciptakan sesuatu dari yang tidak ada
menjadi ada, maka manusia pun pada kadar yang berbeda belajar meniru Tuhan
dengan menciptakan sesuatu dari yang ada menjadi sesuatu yang baru.
Isu manajemen sumber daya manusia sudah mulai mengemuka dalam ilmu
manajemen sejak tahun 1960-an. Tetapi isu manajemen sumber daya manusia
menjadi semakin penting saat ini karna berbagai bukti empiris menunjukan bahwa
manusialah sebagai salah satu unsur sumber daya di dalam perusahaan yang dapat
melakukan pembelajaran (learning) dan perubahan (change). Kesadaran ini telah
memunculkan konsep baru di dalam ranah manajemen sumber daya manusia dengan
diperkenalkannya konsep human capital (modal manusia). Menurut Bollander dkk.
(2001) human capital adalah ”economic value of the combined knowledge,
experience, skills and capabilities of employees” (nilai ekonomi yang berasal dari
kombinasi pengetahuan, pengalaman, keahlian, dan kemampuan para karyawan).
Pengembangan
Berbeda halnya dengan pelatihan, aktivitas pengembangan lebih ditujukan
untuk meningkatkan keahlian konseptual dan pengembangan pribadi yang dibutuhkan
manajer untuk menempati jabatan yang lebih tinggi di masa mendatang.
Meskipun terdapat perbedaan penekanan antara pelatihan dan pengembangan,
tetapi baik pelatihan maupun pengembangan kedua-duanya membutuhkan adanya
suatu proses pembelajaran dari para tenaga kerja yang menjalani proses pelatihan
maupun pengembangan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seorang
individu memperoleh keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang akan
mendatangkan perubahan secara relative permanen dalam pelakunya.
Kompensasi Nonfinansial
C. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) adalah suatu proses yang dilakukan manajer
perusahaan untuk mengarahkan (directing) dan memengaruhi (influencing) para
bawahannya dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas (task-related activities),
agar para bawahannya tersebut mau mengerahkan seluruh kemampuannya–baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu tim, untuk mencapai tujuam yang telah
ditetapkan perusahaan.
Definis kepemimpinan tersebut di atas menyiratkan beberapa hal; Pertama,
kepemimpinan memiliki sifat mengarahkan (directing) yaitu mengarahkan orang-
orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Hal ini dilakukan para pemimpin
dengan terlebih dahulu menetapkan tujuan yang jelas, yang berisi arahan ke mana
usaha para bawahan akan dibawa/diarahkan. Tanpa adanya tujuan yang jelas, akan
sangat sulit bagi pemimpin untuk mengarahkan para bawahannya untuk mecapai
tujuan.
Selain itu dalam mengarahkan para bawahannya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, para pemimpin harus mengembangkan mekanisme ganjaran/imbalan
dan hukuman (reward and punishment). Ganjaran/imbalan diberika bagi karyawan
yang memiliki kinerja pekerjaan yang baik sedangkan hukuman dierikan kepada
karyawan yang memiliki kinerja pekerjaan yang buruk.
Kedua kepemimpinan memiliki sifat memengaruhi (influencing), yakni
dalam hal ini pemimpin harus mampu memengaruhi bawahannya baik dengan
perkataan, sikap, kepribadian dan perbuatannya agar para bawahannya mau bekerja
sama dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.
Ketiga, pemimpin memiliki wewenang (authority) yaitu hak yang dimiliki
pemimpin untuk memerintah orang lain (bawahannya) dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan tugas/pekerjaan. Wewenang ini berasal dari kekuasaan (power)
yang dimiliki seorang pemimpin.
D. Hal-hal yang Harus Dimiliki oleh Seorang Pemimpin.
Penggunaan Kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan (ability) yang dimiliki seseorang untuk
menguasai sumber daya manusia, informasi dan material agar suatu pekerjaan dapat
dilaksanakan. Kekuasaan memiliki tiga dimensi, yaitu kemampuan untuk
mendominasi (power over), kemampuan untuk berbuat sesuatu (power to) dan
kemampuan untuk menolak pihak lain (power from).
Hubungan Kekuasaan dengan Wewenang
Karna kekuasaan merupakan suatu kemampuan sedangkan wewenang atau
otoritasmerupakan suatu hak, maka bisa terjadi 3 kemungkinan situasi dalam
kaitannya dengan kepemimpinan, yaitu:
SITUASI DIMANA SESEORANG MEMILIKI WEWENANG TETAPI TIDAK
MEMILIKI KEKUASAAN Hal ini bisa terjadi karna orang tersebut tidak memiliki
kemampuan untuk menggunakan wewenang yang dimilikinya sehingga wewenagng
yang dimilikinya tidak bisa memengaruhi pihak lain.
SITUASI DI MANA SESEORANG MEMILIKI WEWENANG DAN
SEKALIGUS JUGA MEMILIKI KEKUASAAN Hal ini disebabkan karena
orang tersebut memiliki kemapuan untuk menggunakan wewenangnya. Sebagai
contoh Presiden Seoharto adalah pemimpin yang memiliki wewenang dan juga
memiliki kemampuan untuk menggunakan wewenang tersebut sehingga dia
memiliki pengaruh dan dapat mempertahankan kekuasaannya selama 32 tahun.
SITUASI DI MANA SESEORANG MEMILIKI KEKUASAN TETAPI TIDAK
MEMILIKI WEWENANG Hal ini terjadi karena orang tersebut dapat
memanfaatkan wewenang yang dimiliki orang lain untuk kepentingannya. Sebagai
contoh, seorang istri pejabat meskipun tidak memiliki wewenang formal, biasanya
memiliki kekuasaan kepada para bawahan suaminya.
Sumber-sumber Kekuasaan
Seorang pemimpin sring kali tidak hanya memperoleh kekuasaan dari satu
sumber kekuasaan, melainkan dari beberapa sumber kekuasaan secara simultan.
Semakin banyak sumber kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, maka akan
semakin besar pula pengaruh yang bisa diberikan oleh pemimpin tersebut. Sebagai
contoh John F. Kennedy berkuasa selain sebagai presiden terpilih Amerika Serikat
(memperoleh legitimate power), ia juga dikenal memiliki wibawa dan kepemampuan
retorika yang sangat baik–Ada lima macam sumber kekuasaan seorang pemimpin–
yaitu legitimate ower, expert power, reward power, coercive power, dan referrent
power–yang akan dijabarkan berikut ini.
LEGITIMATE POWER Dalam hal ini pemimpin memiliki kekuasaan karena ia
diberi kewenangan oleh otoritas/ pemegang kekuasaan yang lebih tinggi. Sebagai
contoh, direksi perusahaan memiliki kekuasaan yang sah (legitimate) karena mereka
diangkat oleh rapat umum pemegang saham (RUPS). Presiden Republik Indonesia
memiliki kekuasaan yang sah karena ia dipilih oleh rakyat indonesia.
EXPERT POWER Keahlian yang sangat menonjol dapat menjadikan seorang ahli
memiliki kekuasaan berdasarkan otoritas keilmuan di bidangnya. Para ahli seperti
Ibnu Khaldun, Adam Smith, John Maynard, Milton Friedman, Einstein, Newton,
Keontjaraningrat, Wijoyo Nitisastro memperoleh kekuasaan/otoritas karena keahlian
di bidang ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
REWARD POWER Kekuasaan ini dimiliki seorang pemimpin karena pemimpin
tersebut tersebut gemar memberikan hadiah/imbalan terutama dalam bentuk materi.
COERCIVE POWER Kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin karena ia
memiliki kemampuan untuk memaksa orang agar patuh terhadap perintahanya.
Kekuasaan jenis ini terutama banyak ditemukan dalam organisasi mafia memiliki
coercive power karena ia bisa memaksa para anggota keluarga untuk memenuhi
perintahnya.
REFERRENT POWER Kekuasaan ini adalah yang dimiliki seorang pemimpin
karena wibawa yang ia miliki. Kewibawaan seorang pemimpin ini diperoleh dari
keselarasan antara perkataan (kemampuan retorika) dan perbuatan seorang pemimpin.
Sebagai contoh, Muhammad Hatta merupakan seorang pemimpin yang berwibawa
karena perketaannya sejalan dengan perbatannya.
Taktik Memengaruhi
Konsultasi
Persuasi Rasional
Taktik Menjilat
Manusia pada dasarnya ingin dihargai. Pihak yang mencari pengaruh dapat
memanfaatkan kebutuhan manusia akan penghargaan ini dengan menjadikan pihak
lain yang ingin dipengaruhi merasa dibutuhkan atau diperhatikan. Selain itu pihak
yang mencari pengaruh dengan taktik menjilat sering kali menyajikan berbagai fakta
yang ingin didengar oleh atasan dan bukan fakta yang perlu diketahui sesungguhnya
oleh atasan. Hal ini menjadikan orang yang menjilat terlihat kompeten di dalam
menjalankan tugasnya dan bisa memperoleh dukungan dari atasan. Sebagai contoh,
beberapa kepala daerah di Indonesia tidak pernah memberikan prediksi akan adanya
penduduk di wilayah mereka yang mengalami gizi buruk, bahkan menderita busung
lapar. Laporan yang mengindikasikan adanya kemungkinan penduduk bisa
mengalami gizi buruk maupun busung lapar akan menurunkan kredibilitas kepada
daerah di mata Presiden.
Taktik Koalisi
Taktik menekan
Dalam taktik ini dapat memperoleh kepatuhan dari pihak lain. Contoh
penyekapan para buruh perusahaan pembuat wajan/katel di Tangerang oleh
majikannya merupakan bentuk penerapan taltik menekan yang mengeksploitasi buruh
agar mau bekerja sesuai perintah majikan.
Taktik pertukaran
Mentoring
Salah satu faktor yang menyebabkan mengapa pemimpin yang satu memimpin
lebih baik dibanding pemimpin yang lain adalah kesediaan pemimpin untuk menjadi
mentor. Mentor adalah seorang individu yang secara sistematis mengembangkan
kemampuan orang lain melalui pelatihan dan pembimbingan yang intensif.
Dalam kaitannya dengan hubungan antara manajer senior Dengan manajer junior
dalam proses mentoring. Menajer senior sebagai mentor dapat menjalankan dua
fungsi yang sangat penting.
Modifikasi Perilaku
Memotivasi
Unsur-unsur motivasi
Upaya
Unsur upaya akan menunjukkan ukuran intensitas dari dorongan yang dimiliki
seseorang. Dalam hal ini orang yang termotivasi akan menunjukkan upaya yang lebih
besar untuk mencapai sesuatu, dibandingkan orang yang tidak termotivasi.
Tujuan Organisasional
Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa kerja keras yang dilakukan seorang
karyawan harus selaras dengan tujuan organisasional , tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Kerja keras yang tidak selaras dengan tujuan perusahaan malah dapat
menimbulkan sesuatu yang bersifat kontraproduktif bagi perusahaan. Sebagai contoh,
buruh yang tidak puas terhadap kompensasi yang diterimanya selama ini dari
perusahaan tempat mereka bekerja akan memiliki motivasi yang besar untuk
melakukan berbagai Gerakan yang mereka anggap dapat meningkatkan daya tawar
mereka terhadap perusahaan, bahkan bila perlu melakukan pemogokan. Pemogokan
buruh sebagai wujud motivasi yang kaut malhah dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
Kebutuhan
Proses motivasi
Interaksi dari ketiga unsur motivasi organizational goals dan needs dapat
digambarkan dalam suatu proses motivasi sebagaimana. Proses motivasi dimulai dan
adanya suatu kebutuhan yang tidak dipenuhi unstash vignette misalnya seseorang
karyawan menerima teks kompleks yang kecil sehingga tidak dapat menutupi jumlah
kebutuhan dasar setiap bulan keadaan ini menjadikan karyawan tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs).
Komunikasi
1. Komunikasi informasi
Dalam komunikasi ini pengirim pesan (sender)/ komunikator melakukan
kegiatan komunikasi dengan tujuan agar penerima pesan memperoleh informasi yang
relevan. Sebagai contoh manajer perusahaan memberikan briefing kepada para
bawahannya, agar para bawahannya memiliki pemahaman yang sama mengenai apa
yang ingin dicapai perusahaan.
2. Komunikasi Rekreatip
Jenis informasi persuasif merupakan salah satu jenis informasi yang sering
muncul pada saat melakukan komunikasi persuasif. akan berisi pesan ajakan bagi
penerima pesan. Bentuk informasi ini biasa juga diterapkan pada komunikasi bisnis,
terutama pada bagian strategi marketing komunikasi bisnis. .
3. Komunikasi persuasif
Proses komunikasi
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diartikan secara berbeda oleh
penerima pesan (receiver) karena adanya pengaruh faktor gangguan komunikasi
(noise). Gangguan komunikasi dapat terjadi baik pada tahap penyandian (encoding)
pesan, misalnya komunikator menggunakan kata-kata yang memiliki arti
ganda/ambigu (ambigous).
Noise juga dapat mengganggu media komunikasi yang digunakan (misalnya
pada saat berkomunikasi denga menggunakan telepon seluler (handphone) tiba-tiba
pembicaraan salah satu pihak terhenti karena berada di area yang tidak ada sinyal
(blank spot area) sehingga komunikasi menjadi tidak tuntas; maupun gangguan
komunikasi yang terjadi pada saat pesan diterima oleh penerima pesan, karena
penerima pesan memiliki persepsi selektif (selective perception) sehingga
memengaruhi cara penerima pesan dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh
sender.
Kategori Komunikasi Terkait dengan Struktur Organisasi
Apabila aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh anggota organisasi
perusahaan dihubungkan dengan struktur organisasi yang terdapat di perusahaan
tersebut, maka aktivitas komunikasi yang terjadi dapat dikategorikan ke dalam empat
jenis komunikasi, yaitu: downward communication, upward communication, lateral
communication dan diagonal communication.
Downward Communication
Downward communication adalah segala bentuk komunikasi yang mengalir
dari pimpinan/manajer kepada bawahannya mengikuti garis komando yang terdapat
dalam suatu struktur organisasi. Sebagai contoh, pada saat manajer menetapkan tujuan
yang harus dicapai oleh departemennya maka ia melakukan downward
communication.
Komunikasi downward dapat dilakukan pula oleh manajer dengan menetapkan
secara spesifik uraian kerja (job description) yang harus dikerjakan oleh para
bawahannya.
Upward Communication
Upward communication merupakan komunikasi yang mengalir dari bawahan
kepada atasannya. Sebagai contoh pada saat supervisor menyampaikan kendala
penjualan yang harus mendapatkan perhatian manajer, maka supervisor tersebut
tengah menggunakan upward communication.
Lateral Communication
Lateral communication adalah komunikasi yang terjadi antara personel dalam
suatu jenjang manajemen, tetapi berasal dari departemen yang berbeda. Sebagai
contoh manajer pemasaran melakukan komunikasi lateral dengan manajer produksi
pada saat mereka merumuskan cara-cara meningkatkan citra produk perusahaan
dengan cara memperbaiki mutu dan ciri-ciri produk (product attributes).
Diagonal Communication
Diagonal communication adalah komunikasi yang dilakukan oleh personel-
personel yang memiliki jenjang manajemen yang berbeda serta berasal dari
departemen yang berbeda. Sebagai contoh, manajer pemasaran dapat melakukan
komunikasi dengan personnel and general affair supervisor untuk meminta tambahan
gugus wiraniaga yang akan dipekerjakan sebagai sales promotion girls (SPG).
Jenis-jenis komunikasi tersebut termasuk dalam kelompok formal
communication karena komunikasi-komunikasi tersebut terjadi dalam kerangka
hubungan tugas antar jenjang manajemen perusahaan. Di dalam perusahaan terdapat
pula komunikasi jenis ini muncul akibat kebutuhan manusia sebagai makhul sosial
untuk berkomunikasi satu sama lain, dan tidak diarahkan oleh suatu hubungan formal
atasan-bawahan sebagaimana formal communication. Misalnya, komunikasi yang
dilakukan karyawan perusahaan pada saat mereka bertemu di tempat makan siang
atau komunikasi yang dilakukan personel perusahaan pada saat mereka saling
bertemu di jalan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sangat diperlukan terutama dalam sebuah organisasi atau
perusahaan. Dengan adanya manajemen yang baik, maka kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, sampai pada penghasilan suatu tujuan ataupun barang akan dicapai
dengan baik dan dengan adanya manajemen maka perusahaan akan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan dengan Langkah yang tepat. Selain itu, pemimpin dalam
sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi
para bawahannya. Oleh sebeb itu, diperlukan figure seorang pemimpin untuk dapat
mengelola dan mengatur organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran atau kritik yang membangun yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
Dan apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karna kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa
dan lupa.
Daftar Pustaka
Ismail Solihin, 2004. Pengantar Bisnis: penerbit Erlangga.
Ebert | Griffin, 2014. Pengantar Bisnis Edisi Kesepuluh. Jakarta. Penerbit Erlangga.
R.W. Suparyanto, S.E.,M.M. | Abdul Bari, S.K.M., M.M., AAAK., 2014. Pengantar Bisnis
(Konsep, Realita, dan Aplikasi pada Usaha Kecil): Pustaka Mandiri.